Kecurigaan Uminya Alif

Di rumah,Alif tampak sedang menceritakan tentang teman barunya yang tak lain adalah Nayla kepada abinya.

"Bi,tadi pas Alif pulang dari mengaji Alif bertemu dengan Nayla." Ucap Alif mulai bercerita

"Nayla?" lelaki itu mengerutkan keningnya,karena tidak pernah mendengar nama tersebut.

"Nayla itu anak perempuan yang tinggal bersama pak Arman dan istrinya." Jawab bu Fitri menjelaskan.

"Owh,anaknya siapa ya?" pak Jufri kembali bertanya.

"Katanya sih anak pembantunya yang pernah bekerja di sana dulu,sekarang wanita itu sudah meninggal,jadi Nayla tinggal bersama mereka." Kata Alif menerangkan.

"Tapi kan bi,umi ngerasa kasihan saat melihat Nayla," ungkap bu Fitri.

"Loh,kenapa?"

"Kayak anak nggak ke urus gitu."

"Ih,umi nggak boleh ngomong gitu,kasihan Nayla," ucap Alif tidak terima dengan ucapan uminya.

"Umi kenapa ngomong kayak gitu?'' tanya pak Jufri penasaran.

"Baju yang di pakainya itu sudah tidak bagus,jilbabnya pun terlihat dekil gitu,umi cuma kasihan saja melihatnya,takutnya pak Arman sama bu Amel tidak benar-benar mengurus dia." Ujar istrinya memberi alasan.

"Nggak baik berburuk sangka sama orang mi,bisa aja kan dia lebih nyaman memakai pakaian yang begituan kita kan nggak tahu." Pak Jufri tidak mau istrinya berpikir yang bukan-bukan.

"Ya,abi benar. Alif setuju sama apa yang abi bilang," tambah Alif.

Tapi bu Fitri tetap pada pendiriannya,dia tetap masih belum yakin kalau keluarga pak Arman mengurus Nayla dengan baik.

"Abi tahu nggak kalau kaki Nayla itu sebelahnya cacat."

"Cacat?" pak Jufri kembali mengulang perkataan istrinya,sepertinya lelaki itu teringat sesuatu.

"Kenapa kaget begitu bi?" tanya Alif penasaran.

"Nggak,nggak kenapa-napa abi cuma teringat soal anak ketiganya pak Arman yang katanya waktu itu meninggal sehari setelah di lahirkan." Jawab lelaki itu,bu Fitri kemudian berkata. "Apa menurut abi Nayla itu anak mereka.?"

"Nggak mungkinlah,masa sudah meninggal hidup lagi,umi ini ada-ada aja," jawab pak Jufri.

\*\*\*\*\*\*\*

Sudah berhari-hari Nayla merasakan sakit yang teramat sangat di punggungnya,dia bahkan tidak nafsu makan,tubuhnya yang memang kurus semakin terlihat kurus,anak itu sakit dan sudah dua hari tidak keluar kamar,hanya minum air putih dan kadang mengambil sisa makanan yang ada di dapur untuk mengganjal perutnya yang kelaparan. Itupun cuma nasi putih doang sama di campur sedikit garam dan kecap,menderita benar kehidupannya,tinggal dalam istana tapi makanannya bahkan lebih menyedihkan dari pada pengemis di jalanan.

"Nayla kemana ya,tumben itu anak dua hari ini nggak kelihatan sama sekali." Tanya Tina pada kakaknya David,saat itu mereka baru selesai makan siang dan kebetulan hari ini tidak ada mamanya di rumah,karena sedang menghadiri acara pernikahan anak temannya.

"Mungkin masih tidur di kamarnya,kita gangguin yuk!!" ajak David.

"Ayo!!"tina dengan senang hati menerima ajakan kakaknya,toh itu sudah menjadi pekerjaan sehari-hari mereka.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Mereka melangkah perlahan-lahan dan melihat Nayla sedang duduk di bawah lantai di tepi ranjang,dengan wajah pucat juga tubuh yang tampak menggigil.

"Kamu kenapa?" tanya Tina.

"Kak,Nayla boleh minta obat oles nggak,buat ngobatin luka ini,sudah sangat sakit" pinta Nayla dia hanya berani meminta sama kakaknya,meski mereka sama-sama tidak perduli terhadap dirinya.

"Coba aku lihat!" Tina sebenarnya penasaran saja saat itu,seperti apa pukulan papa hingga membuat punggungnya sampai terluka.

Nayla segera membelakangi mereka berdua agar mudah melihat lukanya.

"Ya ampun!" ucap Tina,dia menutup mulut dengan kedua tangannya,merasa ngeri saat melihat bekas cambuk di atas punggung adiknya.

"Wah harus segera di kasih obat itu,nanti tambah parah." Ucap David ngeri.

"Ah,kakak saja yang kasih obatnya!" suruh Tina. Dia tidak mau membantu mengolesi obat pada punggung Nayla,gadis itu sebenarnya jijik.

"Kamu saja,aku juga tidak mau!" mereka terus berdebat hingga akhirnya Nayla menghentikan perdebatan mereka.

"Aku bisa mengolesinya sendiri,tapi apa obatnya ada?" tanya Nayla.

"Ada,aku ambil dulu." Tina buru-buru pergi ke kamarnya untuk mengambil obat.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Nayla mengobati lukanya sendiri,tidak ada yang mau membantunya,tapi anak itu juga sangat berterima kasih pada kedua kakaknya karena sudah mau memberinya obat

"Semoga saja sakitnya bisa sedikit berkurang." Harap Nayla dalam hati.

Dia tidak di pedulikan sama sekali,orang tuanya tidak pernah sekalipun menanyakan keadaannya,dia sudah makan atau belum makan,itu tidak menjadi masalah,Nayla tahu kekurangannya itulah yang membuat dia tidak pernah di cintai oleh keluarganya.

Malamnya setelah shalat maghrib Nayla keluar dari kamarnya,dia sudah lapar tapi ada rasa ragu-ragu di hatinya,apa mama dan papanya akan mengizinkan dia makan malam saat itu. Ya,untuk makan pun dia susah,terkadang harus makan makanan sisa mereka dan sekali-kali nasi yang hampir basi pun terpaksa harus dia makan karena tidak ada makanan lain.

Nayla terlebih dulu melihat makanan di dapur,ternyata semuanya sudah habis di bawa ke meja makan,tidak ada sisa lagi di dapur,akhirnya anak itu pergi ke ruang makan untuk mengambil makanan,dengan susah payah dia berjalan karena tongkatnya sudah tidak ada,sudah di bakar oleh papanya yang kejam.

"Si pincang itu lagi!" umpat pak Arman penuh kebencian di wajahnya,lelaki itu hatinya benar-benar seperti batu,bahkan mungkin lebih dari pada batu.

"Kamu mau minta nasi lagi?" tanya bu Amel,wanita itu masih fokus dengan makanan di depannya.

"Sedikit saja ma." Ucap Nayla.

"Nih ambil!" bu Amel memberikannya sedikit nasi,benar-benar sedikit,kalau di lihat sih sepertinya hanya tiga suap langsung habis di makan.

David dan Tina hanya diam saja saat itu,biasanya mereka paling suka mengejek Nayla. Tapi entah kenapa malam ini mulut tajam mereka itu terkunci rapat.

Nayla mulai berpikir untuk mencari uangnya sendiri besok,tapi biar tidak ketahuan dia harus pergi lewat gerbang belakang,jika sudah punya uang sendiri dia tidak perlu membuat ibunya kesal tiap hari kepadanya,karena selalu meminta makanan pada mereka.

\*\*\*\*\*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!