Terjerat Pesona Mantan Istri
"Berapa bang?" tanya seorang gadis cantik yang baru saja turun dari motornya.
"Dua puluh ribu saja neng."
"Yaudah ini uangnya bang." gadis itu menyerahkan selembar uang berwarna hijau ketangan siabang ojek.
"Makasih neng, abang duluan ya."
"Iya bang hati-hati." sahutnya.
Setelah kepergian si abang ojek, ia melangkahkan kakinya mendekati gerbang hitam berlist gold yang tak lagi asing baginya.
"Pak Ridwan, ibu ada?" ucapnya memanggil pria bersetelan navy yang sedang menikmati segelas kopi hitam ditangannya.
"Eh non Alsha, ada non, ibu didalam! non Alsha masuk saja." balasnya sembari membuka pintu gerbang.
"Terimakasih pak."
"Iya non, lama nggak ketemu si non tambah bening aja."
Gadis itu terkekeh, "Bapak bisa aja nih, saya kedalam dulu ya."
"Iya non, silahkan!"
Sebelum melangkahkan kakinya kedalam rumah gadis itu beberapa kali menghela napas, sebelum kemudian mengucap salam saat melihat wanita yang selama ini merawatnya tengah duduk santai diatas sofa.
"Ibu?" sapanya lirih penuh rindu.
"Kau, siapa yang menyuruhmu masuk?"
"Maafkan saya Bu, saya sudah lancang."
"Untuk apa kemari, kau tahu kan disini sudah tak ada lagi tempat untukmu."
"Saya tahu."
"Saya kesini ingin meminta maaf untuk yang kesekian kalinya."
"Sudah kukatakan, aku tidak akan memaafkanmu."
Gadis itu tersungkur menjatuhkan tubuhnya dihadapan wanita yang sangat ia hormati itu.
"Tolong Bu, beritahu dimana ayah."
"Harus berapa kali kukatakan, Ayahmu sudah mati! kau tuli?"
"Tapi, Bu?"
"Anggap saja dia sudah mati, dan kau tidak perlu lagi mencarinya."
"Tidak Bu, aku ingin bertemu dengannya apapun keadaannya dan bagaimanapun dia."
Wanita itu tampak terdiam, lalu menghela napasnya.
"500 juta, dan kembalikan nyawa Vivian, atau menikah dengan laki-laki pilihan saya, maka saya akan mempertemukan kau dengan ayahmu." ujar wanita itu dengan wajah datarnya.
"500 juta, Vivian?" ucap gadis berumur 18 tahun yang kini berlutut dihadapannya itu.
"Ya, kau tidak akan sanggup bukan?"
"Ibu, ini sungguh tidak masuk akal, bagaimana bisa aku menghidupkan kembali seseorang yang sudah mati, lalu darimana aku mendapatkan uang sebanyak itu? Apalagi untuk menikah, itu tidak mungkin ibu."
"Itu urusanmu, bukan urusanku." wanita itu beranjak dari duduknya.
"Tapi Bu?"
"Keluar! dan jangan coba-coba kembali, sebelum kau bisa memenuhi apa yang aku inginkan, atau tidak akan pernah bertemu dengan ayahmu sama sekali.
*
Alsha Zanitha Batari, gadis cantik yang memiliki rambut panjang hitam legam, yang seringkali menjadi perhatian beberapa kaum pria yang melihatnya.
Sebulan yang lalu gadis itu baru saja lulus dari salah satu sekolah SMA ternama di Jakarta, dan tidak berniat melanjutkan kuliahnya dengan alasan tidak memiliki uang.
Dibawah guyuran air hujan yang begitu deras, Alsha berdiri menatap nanar rumah mewah yang baru saja ia masuki beberapa detik yang lalu, sekaligus rumah yang pernah menjadi tempat tinggalnya selama kurang lebih tujuh tahun.
Rumah luas berlantai dua dengan gaya arsitektur klasik itu adalah rumah milik sang Ayah yang sampai hari ini tidak pernah ia temui dan ia lihat keberadaannya.
Ia hanya mendengar jika sang Ayah memiliki tiga orang istri dengan tempat tinggal yang berbeda, dan wanita yang baru saja ia temui adalah Rosalinda yang merupakan ibu tiri pertamanya yang ia kenal sejak ia masih kecil, sedangkan ibu kandungnya Lestari mengalami gangguan kejiwaan sejak Alsha beranjak memasuki usia 7 tahun.
dan Lestari dinyatakan telah meninggal, karena terjatuh dari tangga.
Alsha tidak pernah tahu cerita yang sebenarnya, mengenai kerumitan dalam keluarganya, karena baik sang ibu maupun Rosalinda tidak pernah bercerita apapun kepada Alsha.
Sejak Lestari dinyatakan sakit, Alsha diambil dan dirawat oleh Rossa yang sejatinya hanya berstatus sebagai ibu tirinya.
Bahkan Rossa tidak pernah membeda-bedakan antara Alsha dan ketiga anak kandungnya.
Rossa membagi kasih sayang dengan sangat adil pada keempat anak tersebut, sebelum akhirnya kematian Vivian putri bungsunya membuat Rossa sangat murka dan membenci Alsha.
Bukan hanya itu, Rossa pun dengan tega mengusir Alsha dari rumah mewah tersebut, namun meski begitu Alsha tetap datang dan menemuinya beberapa kali.
Alsha juga tidak berhenti untuk bertanya mengenai dimana keberadaan sang ayah yang bahkan tidak ia tahu seperti apa bentuk wajahnya.
Dan akhir-akhir ini Alsha dikejutkan dengan fakta baru, bahwa selain, Miko, Anya, dan Vivian, ia memiliki tiga orang kakak lain yang bernama Bima, Jessy, dan Damon.
Mereka mengatakan jika mereka sering bertemu dengan sang ayah dibeberapa waktu, lalu mengapa hanya dirinya yang tidak pernah ditemui oleh sang ayah.
Benarkah yang diucapkan Damon, bahwa dirinya bukanlah putri yang diinginkan.
*
"Lho, kok hujan-hujanan begini Sha, darimana?" ujar wanita tua yang baru saja membukakan pintu untuk Alsha, setelah gadis itu mengetuknya beberapa kali, raut wajahnya tampak khawatir melihat keadaan Alsha yang jauh dari kata baik-baik saja.
"Dari rumah ibu nek."
"Yaampun Sha, tapi nggak harus hujan-hujanan begini juga kan? lihat, kaki kamu juga terluka Sha, lukamu harus diobati segera, jika tidak! kaki kamu akan terkena infeksi, ayok ganti baju dulu, setelah itu kita obati lukanya."
"Iya nek."
Tak lama Alsha kembali menemui sang nenek dengan berpakaian serba panjang yang cukup menghangatkan tubuhnya, tak lupa ia juga melilitkan handuk menutupi rambutnya yang basah.
"Duduklah, biar nenek obati."
"Alsha bisa sendiri nek." protesnya.
"Duduklah Alsha, kamu tahu nenek tidak suka dibantah bukan?"
Dengan terpaksa akhirnya Alsha hanya bisa menurut, benar! yang ia tahu selama ini sang nenek tak pernah ingin di bantah.
Wanita tua yang akrab disapa dengan sebutan nenek Diah itu berjongkok dihadapan Alsha yang duduk disofa, mengobati luka gadis itu dengan obat sederhana yang ia miliki dirumahnya.
"Sha, sepertinya lukanya cukup dalam, apa tidak sebaiknya kita periksakan ke Dokter saja?"
"Tidak usah nek, ini hanya luka kecil, Alsha rasa cukup diolesi obat merah saja lukanya akan segera sembuh."
"Baiklah, tapi setelah ini kamu juga harus meminum obat Sha, nenek akan siapkan untukmu."
"Terimakasih nek."
"Sama-sama sayang."
Alsha menatap nanar punggung sang nenek yang perlahan menghilang dibalik pintu pembatas antara ruang tengah dan dapur, hanya dia satu-satunya orang yang ia miliki saat ini.
Ia memiliki keluarga, memiliki saudara dan seorang Ayah, namun ia merasa seperti benalu yang tak diinginkan kehadirannya.
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Yani Cuhayanih
Semoga aku kuat membaca baru baca dah nyeseek
2024-09-07
0
Sutiah
baru hadir di sini ☝️🧡
2023-09-08
0
Kamiem sag
ish... nasibanak tiri apalagi ibunya pelakor yg kelahirannya tak dinginkan😪
begitupun tak menutup kemungkinan jadi anak berbakti lo gaes
2023-07-29
0