Disebuah ruangan besar, yang sudah disulap menjadi bak taman bunga, sepasang pengantin yang baru saja menyelesaikan janji suci dihadapan sang pencipta saling melempar senyum kearah para tamu undangan yang hadir diacara resepsi pernikahan tersebut.
Tak sedikit dari mereka yang merasa iri dan tak sedikit juga dari mereka yang memuji betapa serasinya sepasang pengantin yang kini tengah tersenyum kearah fotografer yang sedang mengabadikan moment indah mereka dihari itu.
Tanpa mereka sadari, senyum menawan itu hanyalah sebuah topeng belaka untuk menutupi ekspresi wajah mereka yang sesungguhnya.
The Wedding, Alsha Zanitha Batari dengan Davin Anggara Samudera.
Begitulah dua nama yang terpampang jelas dari luar gedung hingga area pelaminan.
Davin Anggara Samudera yang terkenal dengan pengusaha yang sukses di usianya yang terbilang masih sangat muda menuai banyak sekali pujian sekaligus menjadi pria idaman banyak wanita dari berbagai kalangan.
Namun, hari ini hati mereka seolah terpatahkan dengan kehadiran gadis cantik yang sama sekali tidak mereka ketahui asal usulnya.
Pernikahan Davin dan Alsha terbilang sangat mendadak, bahkan mereka tidak menyangka bahwa gadis yang akhirnya menyandang status istri dari seorang Davin Anggara Samudera adalah Alsha, bukan Sera gadis yang mereka kenal telah lama menjalin hubungan dengan Davin.
*
Didepan sebuah cermin yang besar, Alsha tampak berdiri mematung, memandangi diri seolah tak percaya bahwa tepat di usianya yang ke 18 tahun ia mengenakan sebuah gaun pengantin yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Ya, pada akhirnya Alsha menerima tawaran Rossa untuk menikah dengan Davin, demi sejumlah uang sebesar lima ratus juta.
Alsha menunduk lesu, kemudian ia tersenyum getir, seolah mengejek dirinya sendiri yang rela mengorbankan segalanya hanya demi sejumlah uang, dan kini ia merasa bahwa dirinya tidak lagi memiliki harga diri sedikitpun.
Derap langkah seseorang mengejutkan Alsha, gadis itu mendongak, menatap kearah cermin, bertepatan dengan pintu kamar yang terbuka menampilkan sosok pria tampan berwajah dingin yang beberapa jam lalu telah resmi menjadi suaminya.
Didalam pantulan cermin yang sama, keduanya saling tatap dengan tatapan yang berbeda-beda, jika Alsha menatapnya dengan takut, maka berbeda dengan Davin yang justru menatapnya penuh kilatan amarah dan kebencian.
Tak ingin lebih lama bersitatap dengan sepasang netra yang menakutkan sekaligus menghanyutkan itu, Alsha pun memutus diri kembali menunduk sembari memilin bagian payet mutiara yang menempel didepan gaun yang ia kenakan.
"Kau."
"I-iya." Alsha memutar tubuhnya menghadap Davin, menunggu apa yang akan pria itu ucapkan selanjutnya.
Tak..tak..tak..
Bunyi dari sepatu Davin yang beradu dengan lantai menggema seiring langkah Davin yang semakin mendekat kearah Alsha.
Pria itu memicingkan mata, menatap Alsha dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"CK, Alsha Zanitha Batari." Davin berjalan pelan mengelilingi tubuh Alsha dengan satu tangan yang memegangi dagu dan satu tangannya lagi ia masukkan kedalam saku celananya.
"Saya pikir mama saya akan menikahkan saya dengan gadis bangsawan, atau setidaknya yang sederajat dengan kami, tapi ternyata_ CK!"
"Hanya gadis biasa, dan masih ingusan." lanjut Davin, membuat Alsha mendongak seketika.
Ingusan dia bilang, batin Alsa dengan kedua tangan terkepal erat, namun ia tidak berniat untuk melawan, ia masih mengingat dengan begitu jelas ketika sebelum memutuskan untuk menikah dengan Davin, Rossa beberapa kali mengingatkan agar dirinya hanya cukup mengatakan 'ya' dan menjawab seperlunya jika sewaktu-waktu Davin berbicara.
Jangan tinggikan suaramu didepan Davin, karena dia bukan seseorang yang suka dibantah, cukup katakan iya dan jawab seperlunya saja! ucap Rossa kala itu.
"Berapa banyak?"
Alsha mematung tak mengerti.
"Alsha, Alsha.. jangan berpura-pura bodoh! saya tahu kamu dibayar untuk ini kan? CK, racun apa yang sudah kamu berikan terhadap mama saya sehingga kamu begitu mudahnya dapat mempengaruhi dia."
"Uang? kamu butuh uang kan, katakan berapa banyak uang yang kamu inginkan? satu Milyar dua, tiga atau sepuluh, tidak usah malu, katakan saja! saya pasti akan memberikannya, tapi dengan satu syarat, pergi! dan tinggalkan keluarga saya."
"Saya tidak membutuhkan uang Anda."
"Munafik!" Davin berdecih.
Ya, Alsha membenarkan ucapan Davin, dia memang munafik, hanya demi uang ia bahkan rela harga dirinya diinjak-injak seperti sekarang ini, tapi mau bagaimana dia tidak memiliki pilihan lain.
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Yani Cuhayanih
tambah lagi penderitaan alsha
2024-09-07
0
Kamiem sag
Thor... aku sedih
2023-07-29
0