Ep.18

"Aduh......", 'Ucap Bela'.

"Mbak ini gimana sih, ngak punya mata apa, Liat nih kerjaan saya jadi berantakan kan", 'Omel seorang pelayan cafe yang tadinya di tabrak oleh Bela'.

"Maaf-maaf mas, saya ngak sengaja", 'Ucap Bela memohon maaf'.

"Makanya kalau jalan itu pake mata, terus ini kerjaan saya gimana?", 'ucap pelayan kembali mengomeli Bela'.

"Iya mas saya minta maaf, kan saya udah bilang kalau saya ngak sengaja", 'Ucap Bela yang kembali minta maaf'.

"Ngak sengaja ngak sengaja, emang kamu pikir ini semua bakalan balik lagi seperti semula kalau hanya dengan permintaan maaf kamu itu", 'Bentak pelayan'.

"Ya kan saya udah minta maaf, terus apa lagi?", 'Tanya Bela yang juga dengan nada tinggi'.

"Ya kamu ganti rugi lah semua ini, emang kamu pikir permintaan maaf kamu doang ini semua bakalan balik lagi. Enggak ya, gaji saya bisa di potong gara-gara kamu ini", 'Bentak pelayan itu lagi'.

"Ta.. tapi mas, saya ngak bawa uang", 'Ucap Bela'.

"Buat apa kamu ke sini kalau ngak bawa uang, apa jangan-jangan kamu mau maling", 'Bentak pelayan itu lagi dan membuat kegaduhan'.

Bela memang tidak membawa uang lebih, kalau sekedar untuk beli minuman di cafe ini doang mah bawa. Karena niat dia pertama kalinya bukan untuk ke cafe ini, tetapi beli seblak yang ada di depan cafe ini. Karena Bela melihat Angga, Jeni, dan satu orang cewek yang sebaya dengan jeni akhirnya dia mengikuti mereka sampai masuk ke dalam cafe. Karena Bela ingin tahu apa yang sedang mereka rencanakan, waktu itu Bela sempat mendengar percakapan antara Ibu nya dengan Jeni.

Flashback

"Kita harus gimana nih Tante, untuk membuktikan bahwa sesungguhnya Fitri itu tidak mau kehilangan Angga", 'Tanya Jeni meminta Ide kepada Rina'.

"Gimana ya Jen?, Nanti coba Tante tanya deh kepada Fitrinya, gimana perasaan dia sesungguhnya kepada Angga", 'Jawab Rina'.

"Kalau seperti itu mah, Fitri nya ngak bakalan ngaku Tante. Orang aku aja sering nanya sama dia jawabnya hanya teman anggap sebagai teman doang", 'Ucap Jeni'.

"Terus gimana dong Jen?", 'Tanya Rina balik'.

"Itu yang aku lagi binggung sekarang Tante", 'Jawab Jeni'.

"Gimana kalau kita suruh Angga buat menjauh beberapa waktu dari Fitri, agar kita bisa melihat gimana reaksi Fitri ketika Angga menjauh dari dia. Apakah Fitri akan merasakan kehilangan?, Kalau seandainya Fitri merasakan kehilang berarti itu tandanya Fitri juga ada rasa kepada Angga", 'Ucap Rina memberi usul'.

"Hallo bel, aku udah di depan rumah kamu nih", 'Ucap Ina melalui sambungan telepon kepada Bela'.

"Oke-oke Na, aku keluar nih", 'Ucap Bela dan memutuskan sambungan telepon tersebut'.

Bela pun buru-buru pamit dan keluar dari rumahnya, karena dia udah ada janji dengan Ina.

"Ina pakai datang cepat segala lagi, jadi ngak bisa nguping lebih deh", 'Gurutu Bela keluar rumah'.

Flashback selesai

Angga, Jeni, dan Rara pun menoleh ke arah kegaduhan itu terjadi, dan Angga pun mendatangi tempat kegaduhan yang tidak jauh dari tempat duduknya itu. Dia mendatangi tempat tersebut karena Angga melihat sosok yang membuat kegaduhan itu adalah seorang yang mirip dengan Bela dan seorang pelayan cafe tempat mereka sedang berada sekarang.

"Bel, ada apa ini?", 'Tanya Angga dan memanggil bela yang sedang membelakangi nya'.

"Ini mas, mbaknya tadi nabrak saya dan buat pekerjaan saya jadi berantakan begini. Dan lagi dia juga tidak mau tanggung jawab atas perbuatannya itu, dia ngak mau ganti rugi juga mas", 'Jawab Pelayan yang di tabrak oleh bela tadi'.

"Ta...tapi mas saya kan udah minta maaf", 'Ucap Bela yang sedang menunduk'.

"Emang mbak pikir minta maaf doang bisa balikin semuanya lagi, nanti yangdi omelin atasan itu saya mbak dan gaji saya juga di potong", 'Omel pelayan itu lagi'.

"Yasudah gini mas, biar saya aja yang ganti kerugian di semua. Segini cukup?", 'Tanya Angga dan mengeluarkan uang 300rb dari dalam dompetnya'.

"Gitu dong dari tadi kan enak, ngak capek-capek juga saya marah-marah", 'Jawab pelayang itu lagi dan mengambil uang yang tadinya di tangan Angga'.

"Terimakasih ya kak, ntar uang Kakak aku ganti ya. Soalnya tadi aku ngak bawa uang lebih", 'Ucap Bela'.

"Iya bel sama-sama, udah uangnya ngak apa-apa ngak perlu kamu ganti juga. Kamu lagi ngapain di sini bel?", 'Tanya Angga'.

"Hhmmm itu kak, aku janjian sama teman aku", 'Jawab Bela asal karena binggung mau jawab apa'.

"Terus teman kamu mana?", 'Tanya Angga lagi'.

"Ngak tahu juga kak, belum datang kali kak", 'Jawab Bela'.

"Yasudah kalau gitu kamu duduk bareng kita aja dulu", 'Ajak Angga'.

"Ngak udah kak, nanti yang ada aku ngerepotin dan ganggu Kakak lagi. Aku pulang aja kak", 'Ucap Bela menolak ajak Angga'.

"Ngak apa-apa Bel, sambil nunggu teman kamu datang", 'Ucap Angga'.

"Ngak usah kak, aku pulang duluan aja kak", 'Jawab Bela'.

"Terus teman kamu gimana?", 'Tanya Angga balik'.

"Ntar aku kabari dia lagi aja kak, kalau seandainya aku pulang duluan", 'Jawab Bela pun pamit kepada Angga'.

Bela akhirnya memutuskan untuk pulang, karena dia udah merasa malu untuk berada di Cafe itu lagi.

"Sial bangat sih gua hari ini, di dalam sana ribut sama pelayan, dan sekarang tiba-tiba ban motor gua kempers lagi. Gara-gara pelayan sialan itu tu, gua jadi gagal mengetahui apa rencana mereka", 'Gerutu Bela yang mengetahui ban motornya tiba-tiba kempes saat berada di parkiran'.

"Duh ini tambal ban di mana ya?", 'Ucap Bela celengak-celinguk mencari tambal ban'.

"Bang-bang numpang tanya dong, tambal ban di dekat sini di mana ya?", 'Tanya Bela kepada tukang parkir di sana'.

"Biasanya di sebrang sana ada neng, tapi hari ini dia tutup kayaknya", 'Jawab Tukang parkir'.

"Terus adanya di mana lagi bang?", 'Tanya Bela'.

"Ada neng di ujung sana, lumayan jauh juga dari sini, sebelah bank itu loh neng", 'Jawab Tukang parkir'.

"Sebelah bank?, Jauh amat bank. Emang ngak ada yang dekat-dekat sini lagi emang bang?", 'Tanya Bela lagi'.

"Yang dekat sini mah cuman itu doang neng", 'Jawab tukang parkir'.

*

"Ada apa itu tadi ngga?", 'Tanya Jeni saat Angga kembali ke tempat duduknya tadi'.

"Itu si Bela ribut Ama pelayan, katanya Bela nabrak dia dan buat pekerjaan berantakan karena makanan yang dia bawa tadi tumpah semua gara-gara di tabrak bela", 'Jawab Angga'.

"Bela adiknya Fitri?", 'Tanya Jeni lagi'.

"Iya terus bela siapa lagi, kalau bukan adiknya Fitri mah ngak bakalan gua datengin juga kali tadi Jen", 'Jawab Angga'.

"Iya lah ya, calon adik ipar. Buat dapetin kakaknya, harus baik-baik in adek dulu", 'Ledek Jeni'.

"Apaan sih lu Jen", 'Ucap Angga'.

Mereka bertiga pun kembali melanjut diskusi tentang rencana mereka. Apakah rencana yang sedang mereka diskusikan?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!