Ep. 16

"Assalamualaikum", 'Ucap Fitri membuka pintu rumahnya'.

"Waalaikumusalam", 'Jawab Rina yang sedang menata makanan untuk makan siang di meja makan'.

"Makan dulu fit", 'Ucap Rina'.

"Ntar aja Bu, aku mau ke atas dulu istirahat capek bangat soalnya", 'Ucap Fitri dan langsung menaiki anak tangga'.

"Yasudah istirahat gih, ntar ibu antar makanannya ke atas", 'Ucap Rina'.

"Iya Bu", 'Jawab Fitri kembali kenaiki anak tangga, yang tadi sempat terhenti langkah kakinya karena sang ibu berbicara dengannya'.

"Huffft capek bangat ini", 'Ucap Fitri menghempaskan badannya di atas kasur empuk miliknya'.

"Ini kok badan aku rasanya capek bangat ya, padahal tadi di sekolah aku ngak ngapain-ngapain. Dan juga kepala aku pusing bangat lagi", 'Ucap Fitri yang memegang kepala nya'.

"Aku coba tidur dulu deh, mana tahu ntar bangun badan udah agak mendingan", 'Ucap Fitri yang membenarkan posisi tidurnya'.

Fitri pun mencoba memejamkan mata, agar badannya tidak terasa capek lagi dan juga pusing di kepala mendingan.

Tetapi mata Fitri tetap tidak mau terpejam, dan dia masih kepikiran Angga terus menerus. Semenjak Angga mulai menjauhi Fitri, semenjak itu juga Fitri susah tidur dan bahkan mood untuk makannya pun berkurang.

*

"Jen, ini mau sampai kapan aku begini?", 'Tanya Angga'.

"Sampai kapannya gua ngak tahu pasti juga sih ngga, tapi yang lebih tepatnya itu sampai Fitri merasakan kehilangan lu dan dia akhirnya mengakui perasaannya sendiri", 'Jawab Jeni'.

"Tapi Jen, gua ngak bisa kaya gini lama-lama. Gua takut Fitri emang marah beneran sama gua, dan dia ngak mau temanan lagi sama gua", 'Ucap Angga'.

"Lu tenang aja ngga, gua jamin Fitri ngak bakalan marah sama lu", 'Jawab Jeni'.

"Tapi kalau kenyataan nya iya gimana?. Gua rela Jen, kalau seandainya Fitri nolak gua dan dia milih laki-laki lain. Dari pada harus kaya gini, gua ngak tega sama dia", 'Ucap Angga lagi'.

"Lu ngak usah muna deh ngga, sebenarnya lu itu ngak relakan kalau seandainya Fitri milih laki-laki lain. Dan gua nyuruh lu ngelakuin ini semua itu juga demi kebaikan lu juga", 'Ucap Jeni lagi'.

"Tapi mau sampai kapan Jen?", 'Tanya Angga lagi'.

"Ntar tunggu aja waktunya Angga Wijaya", Jawab Jeni'.

"Nih ya gua lihat tadi pas di kantin, Fitri itu ngeliatin ku terus. Dan sampai betenya dia ngak jadi makan makanannya, karena liat lu dekat sama anak baru itu", 'Ucap Jeni'.

"Tapi kan itu sepupu gua Jen", 'Ucap Angga'.

"Sepupu lu pindah sekolah, tepat bangat ya ngga waktunya dengan rencana kita buat Fitri Jealous", 'Ucap Jeni tertawa'.

FLASHBACK

"Gua ada ide nih ngga, gimana kalau lu itu juga pura-pura deketin cewek lain", 'Ucap Jeni dengan Idenya'.

"Maksud lu gimana sih Jen?", 'Tanya Angga lagi yang mencerna kata-kata Jeni satu persatu'.

"Maksud gua itu, lu itu pura-pura jadian atau dekat lah gitu sama cewek lain. Biar Fitrinya tambah Jealous", 'Jawab Jeni menjelaskan lebih detail'.

"Ngak ah, ntar kalau itu cewek baper gimana?. Dan juga kan gua selama ini ngak pernah dekat sama cewek lain, selain Fitri, elu dan Nani", 'Ucap Angga'.

"Ya kita atur skenario nya dulu Bambang, kalau tiba-tiba aja lu deketin cewek atau nembaknya ya iya lah dia baper", 'Ucap Jeni ngedumel'.

"Eh ntar tunggu dulu ya, handphone gua bunyi deh kayanya", 'Ucap Angga mengambil handphone di sakunya, dan menepikan motornya'.

"Hallo.....", 'Ucap Angga mengangkat teleponnya'.

"Ya iya ma, aku pulang ntar lagi ya ma", 'ucap Angga lagi yang sedang berbicara dengan seseorang lewat sambungan telepon dan Jeni pun tidak tahu orang nya itu siapa'.

Angga pun menutup sambungan telepon nya, dan kembali melajukan motornya kearah rumah Jeni sudah mulai keliatan.

"Siapa ngga?", 'Tanya Jeni'.

"Oh ini nyokap gua", 'Jawab Angga'.

"Lu udah di suruh pulang?", 'Tanya Jeni lagi'.

"Iya soalnya ada sepupu gua kerumah, dia baru balik dari kota dan katanya mau tinggal di rumah gua dan juga mau pindah ke sekolah sekolah tempat kita juga", 'Jawab Angga'.

"Kenapa dia pindah ke sini ngga, padahal mah di kota kan enak?", 'Tanya Jeni lagi'.

"Ngak tahu juga sih gua Jen, tapi waktu itu dia pernah bilang mau tinggal di sini aja soalnya udaranya segar dan nyaman. Ngak kayak di kota polusi dan juga sumpek, di tambah lagi pergaulan yang tidak sehat", 'Jawab Angga'.

"Tumben-tumbennya ya anak kota, anak yang mau pindah ke desa kaya gini", 'Ucap Jeni'

"Ya gitu deh, gua ngak ngerti juga", 'Ucap Angga yang menghentikan motornya tepat di depan rumah Jeni'.

"Jen gua balik dulu ya", 'Ucap Angga setelah Jeni turun dari motornya'.

"Oke terimakasih ya, hati-hati", 'Jawab Jeni' dan melambaikan tangannya kearah Angga yang sudah melajukan motornya kembali'.

Saat hendak masuk kedalam rumahnya, Jeni kembali kepikiran soal obrolannya dengan Angga tadi.

"Siapa ya cewek yang kira-kira bisa di ajak kerja sama?", 'Ucap Jeni sambil berpikir'.

"Nani ngak mungkin, gua apalagi yang ada ntar di amuk sama Fitri. Tapi siapa ya?", 'Ucap Jeni yang masuk kedalam rumahnya sambil berpikir siapa cewek itu'.

Rumah Jeni siang hari begini emang tampak sepi, karena ayah sama Ibunya berada di kebun. Dan juga Jeni adalah anak satu-satunya di keluarganya, jadi kalau siang begini dia akan sendirian kalau tidak sekolah, dulu sih ada neneknya yang Nemani, tetapi semenjak nenek Jeni meninggal jadi Jeni sendirian. Oleh karena itu, dia sering main di rumahnya Fitri, sampai sore harinya atau waktu dimana ayah sama Ibunya sudah pulang dari kebun dan Jeni juga sudah bilang sama orang tuanya di pagi hari atau lewat sambungan telepon kalau dia main di rumahnya Fitri.

Saat Jeni sedang membuka sosmednya, dan dia melihat ada seorang cewek yang menandai Angga di sebuah unggahan foto keluarga gitu.

Jeni pun langsung mengambil gambar itu dan menanyakan kepada Angga.

"Ngga itu sepupu lu yang akan pindah ke sekolah tempat kita yang cewek/cowok?", 'Tanya Jeni dan Mengirimkan gambar yang tadi di ambilnya'.

"Yang cewek Jen, kenapa emangnya?", 'Tanya Angga balik'.

"Ngak apa-apa kok, cumannya aja. Kirain gua yang cowok, hehehe", 'Jawab Jeni'.

"Cowok aja yang ada di pikiran lu itu", 'Ucap Angga lagi membalas pesan Jeni'.

"Ya iya lah, apalagi itu ganteng, putih, tinggi lagi. Idaman gua bangat", 'Balas Jeni'.

"Terserah lu lah Jen", 'Balas Angga lagi'.

"Oh iya ngga, gimana kalau sepupu lu itu aja untuk bikin fitri jealous?", 'Tanya Jeni lagi'.

"Tapi sepupu gua mau ngak?", 'Tanya Angga balik'.

"Ya coba tanya aja Bambang", 'Jawab Jeni'.

Angga dan Jeni pun janjian buat ketemuan ntar malam, di tempat biasa mereka nongkrong. Dan Angga nanti bakalan bawa sepupunya juga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!