I Love You Ketos
Bahagia mu duka ku
Zafira Aulianana Dananta
_______________________________________
Perempuan cantik dengan wajah sayu sedang memikirkan kejadian makan malam yang di langsungkan di rumahnya beberapa jam yang lalu. Saat ini dia berada di balkon kamarnya yang berada di lantai dua. Fikirannya saat ini benar - benar kacau, sangat kacau, ia mengadahkan pandangannya ke atas langit, di tambah awan yang menghitam menandakan akan turun hujan.
Dan benar saja hujan mulai turun membasahi bumi, bahkan hingga mengenai wajah cantik nya itu.
~~

Di kediaman Dananta, malam ini sedang mengadakan makan malam untuk menyambut tamu yang tak lain adalah sahabat nya sendiri.
Kini tuan rumah sudah siap menyambut tamunya itu.
"Pah, sebenarnya ada apa si? Kenapa hanya makan malam saja harus se ribet ini" ujar Zafira, " pake baju formal segala" gerutunya, karna sebal ingin malam minggu dengan teman- temannya tergannggu karna acara malam minggu yang keluarganya adakan ini
Haris sang papah hanya mengulas senyum menjawab pertanyaan sang putri.
Alqiya sang kakak pun sama mengulas senyum mendengar pertanyaan yang di lontarkan sang adik.
Rasanya qiya sangat bahagia malam ini sangat - sangat bahagia, karna moment ini adalah moment yang ia tunggu - tunggu selama ini.
"Nanti kamu tau sendiri sayang" sahut sang mamah sambil tersenyum ke arah ke dua putri kembarnya.
Ah rasanya ia masih tidak percaya salah satu putri tersayang nya itu telah menemukan tambatan hati nya, ada rasa haru melihat salah satu putrinya terlihat sangat bahagia.
" Ck" Zafira hanya berdecak sebal
"Kak ... " Zafira yang ingin bertanya pun tidak jadi karna terdengar suara bel berbunyi di depan rumahnya, yang menandakan ada tamu.
ting tong
" Bi ratmi, tolong bukain pintunya ya" ujar Dita sang nyonya
" Baik nyonya " sahut bi ratmi
" Haris" sapa wira sahabatnya
" Hallo Wira, lama kita tidak jumpa ya" jawab haris sambil terkekeh ringan
" Hai jeng Dita" sapa Anggita
"Hai juga jeng Anggita, mari duduk. Sudah lama sekali ya jeng kita ga ketemu " jawab Dita dengan rasa bahagia menyambut tamunya sambil mempersilahkan untuk duduk di dekatnya.
" Malam om, tante " sapa Alqiya dan Zafira bersamaan dengan sopan, sambil menyalimi keduanya
" Malam juga sayang" ujar keduanya. " Wah jeng Dita anak kamu cantik sekali ya, ga nyangka loh aku mereka bisa secantik ini, persis sekali seperti kamu waktu dulu " ujar Anggita
Alqiya dan Zafira pun hanya mengulas senyum ketika mendapat pujian dari teman mamah nya itu
" Tentu saja aku kan yang bantu membuatnya" sahut wira sang suami
"Aw" Dita mencubit pinggang sang suami karna merasa tidak pantas berbicara seperti itu di hadapan anak - anak nya.
" Oh iya Wira, mana anak mu? Kenapa tidak datang bersama kalian?" Tanya haris
" Sebentar lagi sampai, barusan sedang menjawab telepon dari temannya dulu" jawab Wira
Di ruang makan mereka sedang bercincang - bincang melepas rasa rindu
" Malam, maaf telat ada urusan sebentar tadi om, tante" ujar lelaki itu sambil menyalimi Haris dan Dita dengan sopan.
Deg
Lelaki itu bertemu dengan netra mata dari dua saudari kembar yang ada di depannya.
Ya benar, bagaimana mungkin ia tidak mengenali mereka berdua?, sedangkan kedua wanita itu memiliki peran penting di hidupnya.
Sebenarnya ada apa ini? Fikir lelaki itu
"Daren" memperkenalkan namanya kepada dua perempuan itu sambil menyalimi satu persatu
"Alqiya"
"Zafira"
Alqiya sendiri terus mencuri curi pandang pada lelaki itu, ya dia Daren , Qiya akui Daren memang lelaki berparas hampir sempurna, bahkan ia pun bingung tidak menemukan ada cacat sedikitpun di wajahnya.
Sedangkan di sisi lain fikiran Zafira terus berputar - putar, sebenarnya ada apa ini? Pasti ada hal penting yang akan di bahas di acara makan malam ini, karena Zafira merasa ada yang aneh.
Makan malam pun telah usai.
Kini ayah Daren yang tak lain adalah Wira memulai percakapan inti dari tujuan mereka bertamu.
" Haris, seperti yang sudah kita bahas beberapa hari yang lalu, jadi bagaimana menurut mu"tanya Wira
Daren menautkan halis nya karena tidak faham apa maksud dari ucapan ayah nya.
Sama halnya dengan Zafira, perempuan itu juga tidak mengerti
"Ah iya, baiklah mari kita langsungkan saja acara pertunangannya sambil memilih tanggal yang bagus untuk mereka"jawab Haris
"Yah, tunangan? Siapa yang akan bertunangan?" Tanya Daren kepada sang ayah. Karena orang tuanya tidak memberi tahu apapun perihal tujuan makan malam di rumah sahabat mereka
Daren semakin bingung apa yang orang tua nya rencanakan.
Dalam fikir Zafira, tunangan?
"Iya sayang, kamu akan kami jodohkan dengan salah satu putri temen bunda ini," jawabnya dengan penuh semangat." Karena kalo bunda kasih tau kamu lebih dulu, pasti kamu akan menolak. Maafin bunda sama ayah ya sayang"lanjutnya sambil mengelus rambut sang putra tunggal nya itu.
Saking syok nya Daren sampai menganga
Bukan hanya Daren. Sama hal nya juga dengan Zafira ,
Apa dirinya yang akan orang tuanya jodohkan dengan Daren? Fikirnya, karena hampir setiap hari orang tua nya selalu menanyakan kepada dirinya perihal sudah memiliki kekasih atau belum. Karena selama ini memang Zafira tidak terlihat dekat dengan lelaki manapun, terlebih lagi sifatnya yang cuek dan dingin, tidak seperti kakak nya yang mudak berbaur dengan siapapun
" Di jodohin bun?" Tanya Daren kepada sang bunda
Bunda nya pun hanya mengangguk sebagai jawab
"Maaf sayang, papah tidak meminta persetujuan kamu dulu"ujar Wira ayah Daren
Daren hanya bisa menghela nafas panjang, karena tidak ingin mengecawakan orang tuanya. Terlebih lagi ia adalah anak satu - satunya.
"Alqiya, kamu mau kan menerima perjodohan ini?" Tanya bunda Daren, " tidak perlu khawatir kalian tunangan saja dulu untuk saling mengenal satu sama lain," sambungnya, sambil melirik keduanya.
Zafira kaget, tentu saja ia kaget. Apa ia tidak salah dengar? Alqiya kakak nya, Daren? Mereka tunangan.
Memenjak ucapan yang di lontarkan bunda Daren tadi, Zafira lemas serta bingung
"Iya tante"jawab Alqiya sambil bemberikan senyumnya
"Daren? Kamu juga mau kan sayang?"tanya bundanya
Daren sendiri bingun harus menjawab apa, ia hanya mengulas senyum tanpa niat menjawab, mata nya sambil melirik ke arah yang ada di samping Alqia .
Dalam hati Daren mengucap kata maaf sebanyak mungkin.
"Akhirnya ris kita bakal jadi besan" ujar Wira sambil merangkul sahabatnya dengan rasa bahagia.
~~
" aaarghh " berteriak di derasnya air hujan . Siapapun yang mendengarnya akan merasa iba, tapi sayangnya tidak ada siapa - siapa selain dirinya.
Merasa cukup, ia pun berdiri dan kembali ke dalam kamar sembari jalan dengan sempoyongan yang bernuansa hijau mint itu.
Dia langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri untuk menghindari demam karna terkena air hujan.
Setelah selesai ritual mandinya, ia langsung merebahkan diri di kasur king size tercintanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments