Bahagia mu duka ku
Zafira Aulianana Dananta
_______________________________________
Perempuan cantik dengan wajah sayu sedang memikirkan kejadian makan malam yang di langsungkan di rumahnya beberapa jam yang lalu. Saat ini dia berada di balkon kamarnya yang berada di lantai dua. Fikirannya saat ini benar - benar kacau, sangat kacau, ia mengadahkan pandangannya ke atas langit, di tambah awan yang menghitam menandakan akan turun hujan.
Dan benar saja hujan mulai turun membasahi bumi, bahkan hingga mengenai wajah cantik nya itu.
~~

Di kediaman Dananta, malam ini sedang mengadakan makan malam untuk menyambut tamu yang tak lain adalah sahabat nya sendiri.
Kini tuan rumah sudah siap menyambut tamunya itu.
"Pah, sebenarnya ada apa si? Kenapa hanya makan malam saja harus se ribet ini" ujar Zafira, " pake baju formal segala" gerutunya, karna sebal ingin malam minggu dengan teman- temannya tergannggu karna acara malam minggu yang keluarganya adakan ini
Haris sang papah hanya mengulas senyum menjawab pertanyaan sang putri.
Alqiya sang kakak pun sama mengulas senyum mendengar pertanyaan yang di lontarkan sang adik.
Rasanya qiya sangat bahagia malam ini sangat - sangat bahagia, karna moment ini adalah moment yang ia tunggu - tunggu selama ini.
"Nanti kamu tau sendiri sayang" sahut sang mamah sambil tersenyum ke arah ke dua putri kembarnya.
Ah rasanya ia masih tidak percaya salah satu putri tersayang nya itu telah menemukan tambatan hati nya, ada rasa haru melihat salah satu putrinya terlihat sangat bahagia.
" Ck" Zafira hanya berdecak sebal
"Kak ... " Zafira yang ingin bertanya pun tidak jadi karna terdengar suara bel berbunyi di depan rumahnya, yang menandakan ada tamu.
ting tong
" Bi ratmi, tolong bukain pintunya ya" ujar Dita sang nyonya
" Baik nyonya " sahut bi ratmi
" Haris" sapa wira sahabatnya
" Hallo Wira, lama kita tidak jumpa ya" jawab haris sambil terkekeh ringan
" Hai jeng Dita" sapa Anggita
"Hai juga jeng Anggita, mari duduk. Sudah lama sekali ya jeng kita ga ketemu " jawab Dita dengan rasa bahagia menyambut tamunya sambil mempersilahkan untuk duduk di dekatnya.
" Malam om, tante " sapa Alqiya dan Zafira bersamaan dengan sopan, sambil menyalimi keduanya
" Malam juga sayang" ujar keduanya. " Wah jeng Dita anak kamu cantik sekali ya, ga nyangka loh aku mereka bisa secantik ini, persis sekali seperti kamu waktu dulu " ujar Anggita
Alqiya dan Zafira pun hanya mengulas senyum ketika mendapat pujian dari teman mamah nya itu
" Tentu saja aku kan yang bantu membuatnya" sahut wira sang suami
"Aw" Dita mencubit pinggang sang suami karna merasa tidak pantas berbicara seperti itu di hadapan anak - anak nya.
" Oh iya Wira, mana anak mu? Kenapa tidak datang bersama kalian?" Tanya haris
" Sebentar lagi sampai, barusan sedang menjawab telepon dari temannya dulu" jawab Wira
Di ruang makan mereka sedang bercincang - bincang melepas rasa rindu
" Malam, maaf telat ada urusan sebentar tadi om, tante" ujar lelaki itu sambil menyalimi Haris dan Dita dengan sopan.
Deg
Lelaki itu bertemu dengan netra mata dari dua saudari kembar yang ada di depannya.
Ya benar, bagaimana mungkin ia tidak mengenali mereka berdua?, sedangkan kedua wanita itu memiliki peran penting di hidupnya.
Sebenarnya ada apa ini? Fikir lelaki itu
"Daren" memperkenalkan namanya kepada dua perempuan itu sambil menyalimi satu persatu
"Alqiya"
"Zafira"
Alqiya sendiri terus mencuri curi pandang pada lelaki itu, ya dia Daren , Qiya akui Daren memang lelaki berparas hampir sempurna, bahkan ia pun bingung tidak menemukan ada cacat sedikitpun di wajahnya.
Sedangkan di sisi lain fikiran Zafira terus berputar - putar, sebenarnya ada apa ini? Pasti ada hal penting yang akan di bahas di acara makan malam ini, karena Zafira merasa ada yang aneh.
Makan malam pun telah usai.
Kini ayah Daren yang tak lain adalah Wira memulai percakapan inti dari tujuan mereka bertamu.
" Haris, seperti yang sudah kita bahas beberapa hari yang lalu, jadi bagaimana menurut mu"tanya Wira
Daren menautkan halis nya karena tidak faham apa maksud dari ucapan ayah nya.
Sama halnya dengan Zafira, perempuan itu juga tidak mengerti
"Ah iya, baiklah mari kita langsungkan saja acara pertunangannya sambil memilih tanggal yang bagus untuk mereka"jawab Haris
"Yah, tunangan? Siapa yang akan bertunangan?" Tanya Daren kepada sang ayah. Karena orang tuanya tidak memberi tahu apapun perihal tujuan makan malam di rumah sahabat mereka
Daren semakin bingung apa yang orang tua nya rencanakan.
Dalam fikir Zafira, tunangan?
"Iya sayang, kamu akan kami jodohkan dengan salah satu putri temen bunda ini," jawabnya dengan penuh semangat." Karena kalo bunda kasih tau kamu lebih dulu, pasti kamu akan menolak. Maafin bunda sama ayah ya sayang"lanjutnya sambil mengelus rambut sang putra tunggal nya itu.
Saking syok nya Daren sampai menganga
Bukan hanya Daren. Sama hal nya juga dengan Zafira ,
Apa dirinya yang akan orang tuanya jodohkan dengan Daren? Fikirnya, karena hampir setiap hari orang tua nya selalu menanyakan kepada dirinya perihal sudah memiliki kekasih atau belum. Karena selama ini memang Zafira tidak terlihat dekat dengan lelaki manapun, terlebih lagi sifatnya yang cuek dan dingin, tidak seperti kakak nya yang mudak berbaur dengan siapapun
" Di jodohin bun?" Tanya Daren kepada sang bunda
Bunda nya pun hanya mengangguk sebagai jawab
"Maaf sayang, papah tidak meminta persetujuan kamu dulu"ujar Wira ayah Daren
Daren hanya bisa menghela nafas panjang, karena tidak ingin mengecawakan orang tuanya. Terlebih lagi ia adalah anak satu - satunya.
"Alqiya, kamu mau kan menerima perjodohan ini?" Tanya bunda Daren, " tidak perlu khawatir kalian tunangan saja dulu untuk saling mengenal satu sama lain," sambungnya, sambil melirik keduanya.
Zafira kaget, tentu saja ia kaget. Apa ia tidak salah dengar? Alqiya kakak nya, Daren? Mereka tunangan.
Memenjak ucapan yang di lontarkan bunda Daren tadi, Zafira lemas serta bingung
"Iya tante"jawab Alqiya sambil bemberikan senyumnya
"Daren? Kamu juga mau kan sayang?"tanya bundanya
Daren sendiri bingun harus menjawab apa, ia hanya mengulas senyum tanpa niat menjawab, mata nya sambil melirik ke arah yang ada di samping Alqia .
Dalam hati Daren mengucap kata maaf sebanyak mungkin.
"Akhirnya ris kita bakal jadi besan" ujar Wira sambil merangkul sahabatnya dengan rasa bahagia.
~~
" aaarghh " berteriak di derasnya air hujan . Siapapun yang mendengarnya akan merasa iba, tapi sayangnya tidak ada siapa - siapa selain dirinya.
Merasa cukup, ia pun berdiri dan kembali ke dalam kamar sembari jalan dengan sempoyongan yang bernuansa hijau mint itu.
Dia langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri untuk menghindari demam karna terkena air hujan.
Setelah selesai ritual mandinya, ia langsung merebahkan diri di kasur king size tercintanya.
...Ikhlas itu bohong, yang ada terpaksa lalu terbiasa...
...Zafira Auliana Dananta...
~~
Zafira, perempuan itu merasakan sinar matahari yang muncul di balik kaca jendela yang menyinari wajah cantiknya itu, menandakan bahwa bulan sudah berganti dengan matahari.
Zafira mengucek matanya yang sembab akibat semalam terlalu menangis berlebihan. Kemudian ia bangun untuk melanjutkan ritual mandinya karena hari ini adalah hari senin dia tak boleh terlambat karena akan di adakan upacara bendera di sekolah nya.
Ia masih saja memikirkan kejadian semalam, hingga membuatnya malas beraktifitas.
Setelah 30 menit lamanya, Zafira sudah lengkap dengan seragam sekolahnya. Ia pun segera bergegas turun tangga menuju ruang makan, tentunya untuk sarapan mengisi perutnya yang kososng.
Setelah sampai di ruang makan, Zafira sudah melihat kakak nya yaitu Alqiya sedang menyantap roti dengan isi slay coklat yang sudah di siapkan oleh sang mamah. Tentunya Zafira pun ikut duduk di sebelah kakak nya kemudian mengambil roti untuk sarapan.
"Mah, fira berangkat pake mobil sendiri ya"
"Loh sayang kenapa ? tumben ga mau di supirin pak tono? Biasanya juga kamu males banget nyetir sendiri" mamah nya terkekeh mendengar ucapan Zafira sang putri.
Sama hal nya dengan Alqiya yang merasa aneh kepada saudari kembarnya itu, tumben sekali mau bawa mobil sendiri? Fikirnya.
" Gue ikut lo ya fir" ucap Qiya sang kakak
"Gak! Gue mau sendiri, jadi lo ga usah nimbrung di mobil gue" jawab fira
"Yaudah"
"Mah Qiya berangkat sekolah dulu ya"
"Fira juga mah, bye"
Mereka berangkat masing - masing karna fira menggunakan mobil sendiri sedangkan qiya di antar supir pribadi nya yaitu pak Tono.
Jarak tempuh dari rumah ke sekolah hanya memakan waktu sekitar 20 menit saja, itupun kalo tidak terhambat macet.
Mobil yang di kendarai fira pun sampai di parkiran sekolah, seketika itu fira menjadi pusat perhatian para penghuni sekolah SMA Causa Huba, karena merasa baru kali ini melihat fira menggunakan mobilnya sendirian tanpa sopir, sebab yang mereka ketahui ialah seorang fira sangat meyukai memakai jasa sopir ketimbang menyetir seorang diri.
"Ck" fira berdecak kesal, " kaya gak pernah liat cewe cantik aja heran"gumam nya.
Lorong demi lorong sudah ia lewati. Ketika fira mau masuk ke dalam kelasnya , disitu ia malah melihat Daren dkk, karena kelas mereka bersebalahan.
"Adudududuuuuuuu neng firaaaa, makin cantik aja hehe " gombal mahendra , ya cowok satu ini sangat bar - bar sekali," tumben banget nyetir sendiri? Kalo di inget - inget kan ya, kamu itu paling gamau nyetir sendirian"lanjutnya sambil bertanya.
Seketika itu fira hanya memutar bola matanya malas, emang apanya yang salah sih kalo nyetir sendiri?fikirnya. Emang ya manusia tingkat kepo nya sangat meroket.
Tiko hanya melihat nya sekejab, karena cowok dingin ini tidak terlalu peduli dengan urusan yang berada di sekitarnya.
Sedangkan Daren hanya memberikan senyum indahnya kepada fira yang kini ada di depannya. Ntah apa yang sedang di fikirkan perempuan di hadapannya ini, karena tatapan nya sulit untuk artikan.
Fira hanya menghela nafas tanpa mengurangi tatapan cuek nya itu. Ia pun langsung melenggangkan kaki nya untuk masuk ke dalam kelas.
"Neng firaaaaaaaaaaa ko maen pergi aja siii" sebalnya mahendra dengan wajah yang di buat- buat se imut mungkin "kan pertanyaan aa tiko belum di jawab"lanjutnya.
"Aa bapak mu" sahut Daren sambil terkekeh
"Najis"gumam tiko yang masih terdengar oleh ke dua temannya.
Pandangan mahendra menatap tiko," heh ko, lo kalo sekali nya ngomong nyelekit banget sampe tembus usus, saking sakitnya omongan lo" drama mahendra.
Lain hal nya dengan Zafira, ia di sambut dengan suara cempreng milik mawar, ia langsung di todong beberapa pertanyaan sambil meletakan punggung tangan di kening fira. Fira yang merasakan hal itu pun langsung menepis tangan mawar, sedangkan mawar hanya cengengesan.
"OMG firaaa itu beneran lo kan? Tumben banget ga bareng kakak tercinta lo itu berangkat sekolah nya? " Pertanyaan heboh yang di lontarkan kepada Zafira, hingga penghuni kelas pun menatap ke arah nya.
"Apaan si, gausah rusuh deh, emang gaboleh ya gue pake mobil sendiri?"jawab Zafira, karena menurutnya apa yang salah kalo dia mau nyetir sendiri? Emang ya manusia aneh- aneh aja
"Ga salah fir, gasalah banget. Tapi setau kita- kita nih ya termasuk kakak lo itu tuh bahkan yang serumah sama lo juga sama merasa ke heranan dengan tiba- tiba yang mau menggunakan mobil sendiri, padahal kan lo itu paling gamau yakan?" Sahut Rafika
Ya memang benar Zafira paling gamau nyetir sendiri, karena menurutnya lebih memilih menggunakan supir pribadinya itu. Tapi ntahlah saat ini yang fira rasakan hanyalah ingin menghindari sang kakak, karena sebuah alasan.
Alqia sang kakak tidak ikut nimbrung untuk memberikan pertanyaan kepada sang adik, karena menurutnya itu hak fira.
Fira hanya cuek mendengarkan pertanyaan dari teman-temannya itu,
Ketika rafika ingin bertanya kembali karena fira tak kunjung menjawab pertanyaan dari nya yang ia lontarkan tadi malah keduluan dengan suara bel berbunyi yang menandakan upacara bendera di hari senin akan di laksanakan.
Semua orang yang ada di dalam kelas mulai keluar untuk turun ke lapangan dan berbaris.
"Gila anjrot, ini pak umam kapan kelar nya si , lama bner nyampein amanat doang juga"gerutu mawar karena sudah keringetan akibat kepanasan.
"Gila emang ya si umam , ga nanggung- nanggung bikin orang tersiksa"gerutu rafika karena merasa kesal amanat yang di bawakan kepsek nya itu sangat lama
Sedangkan qia dan fira hanya terdiam fokus kepada sang kepsek
Setelah penantian yang murid-murid tunggu akhirnya usai juga, kini mereka kembali ke kelas nya masing- masing
"Akhirnya bisa minum juga gue"ujar rafika sambil menenggak air minum
"Lebay lo kaya ga pernah minum aja heran" sahut mawar serta mengundang gelak tawa
"Bacot"jawan rafika
Zafira hanya melihat perdebatan kedua temannya itu tanpa niat menyahut. Ia sendiri heran kenapa bisa berteman dengan mereka yang bar- bar itu, tapi tidak fira pungkiri mereka sumber kehangatan di cicle nya.
Sedangkan di sisi lain qiya berada di ruang osisi,karena tugasnya sebagai wakil osis, mau tidak mau dia harus mengikuti ketos nya itu untuk mengadakan razia dadakan di setiap kelas.
Bukan hanya sebagai waketos tapi ia juga terikat dengan ketos nya itu yang tak lain adalah tunangannya.
Ya malam itu mereka resmi bertunangan sambil menukar cincin di jari manis mereka masing-masing.
"Qiya sekarang hanya satu kelas lagi yang belum ter razia, ayo kita sekarang kesana."ajak Daren, mereka menuju kelas 11 Ipa 2 , kelas terakhir yang mereka akan masuki.
"Assalamu'alaikum" sapa qiya dan daren bebarengan
Seisi kelas nampak kaget karna kedatangan ketos nya itu pasti akan mengadakan razia
Tapi tidak dengan fira, dia terlihat nampak santai dan tidak peduli kedatangan mereka.
"Woy ketos, kenapa si ga bilang- bilang kalo mau razia, kan gue bisa siap- dulu , kaya tahu bulat aja dadakan"
"Mereka cocok banget huaaaaaaa"
"Cowok nya ganteng, cewe nya juga cantik."
"Rela gue jadi yang ke dua buat lo ren"
" Besti gue beruntung banget bisa dapetin si ketos, udah mh cakep, baik, sopan, ramah lagi. Semoga gue juga dapet yang modelan kaya daren"teriak mawar kelewat rusuh hingga seisi kelas menatap nya.
Dan masih banyak lagi ucapan ngelantur yang di lontarkan teman-teman sekelasnya itu.
Kuping fira sampai panas mendengarnya.
Kini ketos dan waketos mulai merazia seisi kelas. Semua aman kecuali fira yang menggunakan rok terlalu pendek.
"Lo lagi lo lagi, bosen gue lo mulu yang kena"ujar Daren sambil menatap Zafira
"Fir, besok harus udah ganti ya rok nya, kalo engga..." Menjeda sebentar," terpaksa kita kirim surat buat orang tua kamu" ujar qiya yang tak lain adalah kakak nya itu
"Hmm" fira hanya membalas dengan deheman saja
Tak lama kemudia guru masuk ke dalam kelas untuk memulai pembelajaran.
"Pagi anak-anak" ujar bu nora, " kalian langsung buka buku paket halaman 27 dan rangkum yang penting- penting nya saja, mengerti?,"lanjut bu nora
"Baik bu" sahut seisi kelas
Alqia pun masuk ke dalam kelas serta meminta maaf karna terlambat di sebabkan urusan osis dan bu nora pun memakluminya.
Alqiya termasuk murid yang ramah, sopan, pintar, maka tak heran hampir semua guru memujinya.
Kriiiiinngggg
Bel istirahat berbunyi, kini semua seisi sekolah SMA causa Huba berbondong - bondong memasuki kantin untuk mengisi perutnya yang ingin di isi berbagai macam makanan, termasuk fira dkk.
Sebelum ke kantin, fira izin ingin ke toilet untuk buang air kecil.
"Kalian duluan aja gue mau ke toilet dulu bentar"ujar fira
"Mau sekalian kita pesenin makanan fir?" Tanya qila
"Boleh, samain aja qi," setelah mengucapkan itu fira melangkah pergi ke toilet.
Tapi sebelum sampai ke toilet ada yang menarik pergelangan tangannya menuju taman belakang yang jarang di huni orang-orang.
Fira berontak karena di tarik paksa oleh seseorang
"Lepasin"fira beriontak karna cekalan nya tak kunjung lepas
Sesampainya di taman belakang cekalannya terlepas, dan lelaki itu menatap lekat manik mata indah yang di miliki Zafira.
"Fir" lirihnya sambil memeluk tubuh mungil Zafira.
Mau tak mau fira pun menerima pelukan dari seseorang itu, menenggelamkan kepalanya di dada bidang lelaki tersebut, sambil menahan tangis, karena pelukan dari nya adalah obat penenang bagi fira. Tapi tidak untuk kali ini, karena lelaki di depannya sekarang bukan lagi miliknya.
"Kita putus ren"pinta zafira. Ya dia Daren kekasih Zafira yang kini menyandang status tunangan dengan kakaknya Alqia
Mereka berdua adalah sepasang kekasih yang menjalin hubungan hampir 1 tahun, namun atas permintaan Zafira yang ingin backstreet karena tidak ingin orang lain mengetahui hubungan mereka, apalagi seorang daren menjabat sebagai ketos, akan banyak kemungkinan ia memiliki haters, karena itulah fira ingin backstreet. Hingga saat ini pun tidak ada satu pun yg mengetahui hubungan mereka. Bahkan jika ingin ketemu saja mereka harus diam-diam kepada teman-temannya sampai rela berbohong demi melepas rindunya itu.
"Gamau fir, tolong pertahanin hubungan kita. Aku janji akan kembali sama kamu, karena cuma kamu yang aku cinta" Daren meyakinkan kekasihnya.
"Jangan gila kamu!!, inget sekarang kamu udah tunangan sama qiya kakak ku"jawab fira. " Aku ga mau merusak kebahagiaan dia ren, dia rapuh" lirihnya dalam hati
Fira juga bingung di sisi lain ia memang sangat mencintai Daren kekasihnya, akan tetapi dia juga tidak mau merusak kebahagiaan kakak nya.
"Aku mohon fir , aku gamau putus sama kamu, aku juga gak akan bahagia kalo bukan kamu pendamping aku" ucap daren menatap mata fira sambil kedua tangannya menggenggam tangan Zafira,
"Aku gabisa ren, keputusan aku udah bulat . Mau gak mau kamu terima kenyataan ini bahwa aku akan tetap mau putus sama kamu"jawab Zafira, " dan aku mohon sama kamu untuk mulai menerima aqila ya ren" pinta zafira dengan lirih
Sebenarnya ingin sekali zafira berteriak, bahwa ia tidak menerima kenyataan pahit ini. Lelaki yang menabur kebahagiaan untuk nya itu sekarang sudah resmi menjadi milik kakak nya.
Daren hanya menunduk mendengar ucapan kekasihnya itu,
Kini fira melenggang pergi untuk ketujuan awal yaitu toilet dan meninggalkan Daren tanpa sepatah kata pun
Sesampainya di dalam toilet fira termenung menghadap cermin di depannya yang meloloskan air mata melewati pipi mulus nya itu.
Fira hanya menghela nafas atas kejadian di taman tadi
" Demi kebahagiaan kamu ka, aku rela melepaskan lelaki yang aku cinta"ucapnya dalam hati
Kini zafira mulai memasuki area kantin yang sudah sangat di penuhi dengan murid. Dia duduk di sebelah qila sambil memulai menyuapi makanan ke dalam mulutnya.
"Lo sambil ngepet ya fir?lama banget perasaan"tanya mawar
"Yaelah, mungkin si fira pipis nya se ember yakan fir,"tanya rafika
Fira hanya memutar matanya malas
Sedangkan qiya hanya terkekeh mendengar ucapan sahabat nya itu, kemudian melanjutkan makan nya kembali
Ketika mereka sedang asik makan-makan, meja mereka malah kedatangan Daren dkk. Mahendra duduk di sebelah mawar, tiko dengan rafika sedangkan daren di sebelah rafika karena hanya itu bangku kosong nya.
Sedangkan rafika hanya menatap jengah kedatangan daren dkk di meja nya. Bukan apa-apa hanya saja untuk saat ini ia ingin menghindari daren sementara waktu.
"Guys guys guys, ga nyangka ya ternyata ketos sama waketos kita tunangan,"ujar mahendra bersorak ria
Tiko hanya melirik keduanya
"Berarti kalian berdua ada rencana nikah muda dong?"sahut mawar
Uhuk uhuk
Fira terbatuk ketika mendengar ucapan
mawar
Daren yang hendak menyodorkan minum tapi sayangnya kalah cepat oleh tiko
"Makasi ko" ucap fira
Daren melihat dengan jelas bahwa wajah tiko terlihat khawatir dengan fira
"Nih ya pemikiran kalian sama ga kaya gue? Kalo si tiko sama si fira itu cocok yakan? Sama sama cuek, ngomong sama ngejawab aja seperlunya, betul kan guys?" Tanya mawar kepada teman-temannya.
"Betul tuh"sahut mahendra sambil menganggukan kepalanya
"Iya deh fir kalian cocok, gue juga setuju kalo lo sama tiko"aqiya ikut menyahut, sambil melirik ke arah keduanya,"tenang fir nanti gue bantuin ngomong sama papah supaya lo juga bisa tunangan kaya gue sama daren. Iya kan ren" lanjutnya
"Apaansi ka"fira menjawab dengan malas
Sedangkan yang lain hanya tertawa
"Duluan" ucap fira sambil melenggang pergi di arek kantin. Karna sebentar lagi bel akan berbunyi
~~
10 menit berlalu pembelajaran telah usai, kini semua murid hampir semua sudah pulang dan hanya ada beberapa yang masih berada di area sekolah, yang tak lain adalah anggota osisi dan murid yang mengikuti ekscool.
Tadinya fira ingin mengajak qiya pulang bersama, namun di tolak mentah-mentah, alasannya karena takut sang adik menunggu terlalu lama , lagian qiya bisa menghubungi supir nya untuk menjemput ke sekolah ketika urusannya selesai
... Jika senja saja rela demi malam...
...maka aku juga akan mengalah karena takdir...
...Zafira Auliana Dananta...
\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_
Di sore hari rasanya fira ingin pergi ke taman, beberapa saat berfikir kemudian fira beranjak dari tempat tidur nya dan segera pergi ke tempat yang akan dirinya tuju.
Setelah sampai, kini matanya melirik ke berbagai arah. Ini tempat yang menjadi saksi bisu dirinya berkencan. Ntah kenapa rasanya sulit sekali melupakan daren, mungkin karena selama berpacaran sikap dia sangat membuatnya nyaman, terlebih lagi mereka putus bukan karena ada masalah dalam hubungannya.
Ketika fira berbalik badan ia menatap sosok daren di hadapannya.
Daren mengulas senyum melihat fira. Seketika itu fira mematung kemudian menetralkan kembali sambil berdehem
Ekhem
Fira hanya terdiam
"Aku kira kamu ga bakal ke taman ini lagi fir"
"Maaf ren aku pulang duluan" ujar fira berpamitan
"Gara-gara aku datang ke sini ya fir makannya kamu mau pulang?"ucap nya dengan lirih
"Engga ko, aku emang mau pulang karena udah dari tadi juga aku ke sini. Lagian ini udah sore takut orang rumah nyariin, soalnya ga pamit dulu"jelas nya
"Kamu marah?"tanya Daren
Tanpa menjawab pertanyaan dari Daren, lebih baik dirinya pergi.
Daren melihat punggung Zafira yang semakin jauh
"Ini janji aku fir sama kamu, aku akan berusaha mempertahankan hubungan kita, karena bahagia ku cuma sama kamu"gumam Daren, setelahnya ia pun pergi meninggalkan taman yang penuh cerita bahagia antara dirinya dan Zafira.
~~
Setibanya fira di rumah ia langsung masuk ke dalam kamar untuk merebahkan tubuhnya di kasur king size mikik nya yang sangat nyaman.
Tok tok tok
Tok tok tok
Zafira yang mendengar ketukan pintu itu pun terbangun dari tidurnya.
Setelah ia membuka pintu ternyata sang kakak yang sedari tadi mengetuk pintu kamarnya itu
"Masuk ka" fira mempersilahkan kakak nya untuk masuk. Kini mereka duduk di atas ranjang milik fira
Qiya langsung memeluk sang adik dengan perasaan bahagia
Halis fira berkerut melihat senyum mengembang sang kakak
"Lebar bener senyum lo ka, serem gue liatnya" ujar fira sambil terkekeh
"Huaaaaaaaaa fiiiiirrrr sampe sekarang gue masih ga nyangka kalo Daren tunangan gueeeee aaaaaaaaaa" cerita qiya pada fira,"menurut lo Daren gimana si orangnya? Cocok ga sama gue?"lanjutnya
Fira pun sebenarnya bingung harus menjawab apa pada qiya. Sedangkan hati nya seketika merasa sakit mendengar penuturan kakak nya itu dengan penuh rasa bahagia, sebisa mungkin fira bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa pun
"Mmmm kenapa lo nanya ke gue ka?" jawab fira
"Yakan gue pengen tau pendapat lo Zafira adik ku yang cantik" gemas sang kakak nya sambil mencupit pipi fira
Fira sambil menepis lengan qiya
"Gue gatau harus berpendapat apa tentang tunangan lo itu, tapi.. menurut gue dia baik sama seperti lo, mungkin dia cocok sama lo yang sama-sama kalem, ramah pula"pendapat fira sambil memberikan senyuman
"Aaaaaaaaaaaa makasih adek ku sayaaaangg"sahut qiya sambil memeluk fira
Fira bisa merasakan betapa bahagianya qiya sang kakak
"Gue ikhlas memberikan kebahagiaan gue demi lo ka, apapun bakal gue kasih selagi gue mampu termasuk Daren"lirih fira dalam hati.
"Gue seneng deh ka, ngeliat lo sebahagia ini. Semoga Daren bener-bener cowok yang tepat buat lo"ujar fira, " tapi nih ya kalo semisal nanti si Daren nyakitin lo, gue bakal maju paling depan buat nonjok itu cowo"lanjutnya sambil mengepal dua tangannya.
"Siap adek kuuuu makasi ya " qiya terkekeh
Setelah bercerita panjang lebar qiya pun pamit keluar kamar fira karna saking asyik nya bercerita mereka sama-sama lupa waktu, sekarang menunjukan pukul 18 : 25 wib.
Kini fira turun ke ruang makan untuk mengisi perut yang sudah keroncongan. Setibanya di ruang makan ketika hendak duduk sang mamah terlebih dahulu menyuruhnya untuk memanggil sang kakak yang belum juga kunjung turun.
Tanpa membalas ucapan sang mamah fira langsung bergegas menuju kamar kakak nya. Ketika hendak mengetuk pintu, fira tak sengaja menguping pembicaraan qiya melalu telepon dengan orang di sebrang sana, dan fira yakin si penelpon itu adalah daren. Fira memiliki kesimpulan dari percakapan mereka tadi seperti nya akan ketemuan. Yang tadinya akan mengajak qiya makan malam ia urungkan dan kembali ke ruang makan tanpa bertemu dengan qiya karna tidak ingin mengganggu.
Ketika fira sampai di ruang makan, namun sang mamah melihat bahwa fira tidak membawa kakak nya itu seketika bertanya,
"Syang, kakak kamu ko ga ikut turun? Kakak kamu nya lagi ngapain?" Tanya sang mamah
"Bentar lagi juga turun mah,"jawab fira, "aku makan duluan ya laper banget,"lanjut safira sambil mengerucutkan bibir mungil nya itu
Sang mamah hanya terkekeh mendengar penuturan anak nya itu
Fira pun mulai menyuapi makanan kedalam mulutnya. Hingga terdengar suara bel rumah berbunyi yang menadakan ada tamu, dan benar saja tamunya adalah Daren. Fira rasa daren datang ke rumahnya akan menjemput qiya.
Dia tidak peduli dengan kedatangan Daren, karena fira lebih memilih menghabiskan makan malam nya yang tidak ingin di ganggu.
"Malam tante"sapa sopan daren, " qiya nya ada tan? Soalnya Daren mau ngajak qiya keluar, boleh?"lanjutnya tanya daren
"Malam juga sayang, panggil mamah aja ih kamu kan bakal jadi mantu mamah"goda dita mamah si kembar
"Iya tan.... Eh mah " ucap daren sambil menunjukan deretan gigi nya karena merasa canggung
"Harus di biasain ya manggil mamah" tangannya mengelus kepala daren dengan penuh kasih sayang sambil mengajaknya duduk bersama
Fira yang melihat kelakuan mamah nya itu pun menatapnya jengah, rasanya ingin cepat habis makanan ini
"Mamah izinin kamu buat ngajak qiya jalan keluar tapi jangan terlalu malem ya besok kan masih sekolah " ucap dita dengan penuturan yang lembut
Dareng hanya menganggukan kepala serta tak lupa memberikan senyuman manisnya. Tak luput dari pandangan di depannya daren melihat jelas fira yang merasa tak nyaman kedatangan dirinya. Sedangkan fira tak sedikitpun menoleh ke arah daren
"Fira syang, Daren kan temen sekolah kamu juga, kenapa ga di sapa ? Ayo sapa ga boleh gitu sama temen sendiri. Nanti kan bakal jadi kakak ipar kamu makannya kalian harus sama-sama akur, yakan daren"ujar sang bunda kepada fira, kemudian melirik Daren calon mantunya.
Fira hanya menghela nafas ketika mendengar penuturan kata nya
"Lagian juga udah saling kenal mah, kan dia tunangan qiya, terlebih lagi tiap hari juga ketemu di sekolah, jadi buat apa di sapa lagi bosen !" Jawabnya tanpa melirik sedikit pun ke arah daren
Daren yang mendengar penuturan fira pun hanya bisa bersabar
"Tunggu aku kembali fir, aku akan berjuang demi cinta kita" ucap daren dalam hati
"Hus fira gaboleh gitu sama temen sendiri gabaik ah"
"Ck" fira hanya berdecak
"Gapapa mah yang di katakan fira bener ko"sahut daren
" Aduuuhh mantu mamah ini bner-bner pengertian sekali"puji sang mamah, " beruntung banget qiya dapetin cowok seperti kamu. Mamah harap kamu memang lelaki yang tepat untuk qiya ya sayang, tolong jaga qiya serta bahagiakan dia"lanjutnya dengan penuh harap
Daren hanya mengulas senyum, sesekali melirik ke arah fira
Sedangkan di sisi lain fira yang mendengarkan ucapan memohon ke pada daren untuk menjaga qiya, rasanya ada perasaan aneh, tangannya yang memegang sendok pun terkepal kuat karena tak sanggup untuk terlalu lama berada di sana.
Akhirnya acara makan fira usai , ia merasa lega akhirnya bisa bangkit dari duduk nya untuk masuk ke kamar .
Sebelum melangkahkan kaki, fira menatap daren sebentar
"Bawa kakak gue pulang dengan selamat dan jangan ada yang lecet sedikitpun, paham!?" Ujar fira
Daren yang hendak menjawab pun ia urungkan, karena qiya sudah menjawab pertanyaan fira
"Aw, adek gue perhatian bnget si jadi makin sayang hehe"sahut qiya yang tiba-tiba muncul di belakang fira sambil memeluknya dari belakang
Alqiya sudah terlihat rapi meskipun dengan pakaian yang sederhana
"Mah qiya keluar sebentar ya ? Bolehkan," tanya qiya kepada mamahnya untuk minta izin.
Sedangkan fira sudah pergi ke kamarnya
"Boleh sayang hati-hati ya,"jawab mamah dita
"Daren, pelan-pelan jangan ngebut bawa kendaraannya,"ujar sang mamah
"Siap mah, daren pasti hati-hati ko , oh iya mah kita langsung berangkat aja ya takut keburu malem," izin daren,
"Qi ,kita berangkat sekarang yu,"lanjutnya menatap qiya
Qiya hanya menggangguk sebagai jawaban. Kemudian keduanya menyalimi sang mamah, karena papah qiya sedang tugas di luar negri untuk sebulan lamanya.
Kini mereka berada di dalam mobil menuju tempat yang akan mereka datangi
Daren akui qiya memang cantik bahkan sikap nya pun sangat ramah kepada semua orang, tapi tetap saja dia tidak memiliki perasaan apapun pada perempuan yang ada di sampingnya.
Sesampainya di tempat tujuan yaitu taman, ya mereka ke taman untuk mencari udara segar sambil memakan cemilan yang qiya beli di pedagang kaki lima.
Alqiya terlihat sangat bahagia, bahkan daren pun jadi bingung tujuan awal mengajak qiya ke luar adalah yang tak lain hanya untuk meluruskan hubungan mereka, tapi ia harus bagaimana? Dia pun tidak ingin terlalu lama memberikan harapan kosong pada qiya.
"Qi,"tanya daren tanpa menoleh ke arah qiya
Alqiya pun menoleh sembari mengangkat halis nya sebelah, karena menunggu kelanjutan yang akan di ucapkan daren tunangannya itu.
"Kenapa lo terima perjodohan ini,"tanya daren, " apa karena lo udah kenal gue?sebab kita berada di organisasi yang sama?"lanjutnya
"Kenapa juga gue harus nolak, sebab alasan gue nerima lo itu karena... Lo cowok yang sering gue ceritain kalo lagi curhat sama lo,"jawab nya sambil tersenyum
"Jadi? Cowo yang sering lo ceritain itu gue qi?," Sahut daren
Qiya mengangguk sebagai jawaban
Daren pun tak habis fikir ternyata cowo yang selama ini qiya ceritakan yang hampir setiap hari itu adalah dirinya sendiri?. Namun daren berusaha untuk menutupi rasa kaget nya itu.
"Lo ga pernah tanya kan qi, kalo gue udah punya pacar atau belum?" Ujar Daren melirik qiya sekilas, kemudian pandangannya kembali lurus, daren menghela nafas sebentar," jujur aja qi gue udah punya cewek dan gue cinta banget sama dia,"lanjutnya
Qiya yang mendengar ucapan daren pun syok hingga mulut nya menganga
"Terus kenapa lo terima perjodohan ini ren? Kenapa pas waktu kita di jodohkan lo ga ngomong sama mereka?"tanya Qiya, wajahnya memanas
"Gue juga bingung, karena gue anak tunggal harapan satu-satunya orang tua gue,"jawab daren," tadinya gue mau terus terang kalo selama ini gue udah punya pacar, tapi ga jadi karena melihat raut wajah orang tua gue yang penuh harap supaya gue menerima perjodohan ini,"lanjutnya
"Jadi lo terpaksa,"tanya qiya ," perhatian lo selama ini di sekolah juga palsu gitu?"lanjutnya
"Ya gue terpaksa, maaf kalo pengakuan gue ini bikin lo sakit hati, jujur aja gue ga mau terlalu lama ngasih harapan kosong sama lo qi, dan gue harap lo ngerti,"jawab Daren, " dan kalo soal perhatian gue selama di sekolah itu murni tanpa keterpaksaan,karena bentuk dari seorang partner ga lebih qi," lanjutnya
Seketika selera menyantap makanan pun sudah tak ingin
" Sorry ren gue mau egois untuk kali ini, gue mau lo tetep jadi cowo gue, karena gue yakin lama kelamaan juga perasaan lo bakal tumbuh dengan seiring nya waktu, dan gue akan menunggu sampai hari itu tiba ren,"ujar qiya dengan penuh keyakinan
"Qi " daren tak menyangka dengan jawaban qiya
"Pokonya gue gamau pisah sama lo ren apapun alasannya"bentak Qiya," gue cinta sama loh ren, cinta banget,"lirihnya
Dia bingung dengan sikap Qiya yang seperti ini,dan membuatnya merasa tak tega
Qiya mencondongkan wajah nya yang sayu agar dapat lebih dekat dengan wajah Daren seraya ber ucap
"Gue gamau pisah ren, plis," ucap memohon Qiya kepada Daren
"Qi, dengerin gue,"sambil menatap manik mata qiya," lo cantik, baik dan gue yakin di luar sana pasti ada cowo yang lebih baik dari gue,"ujar Daren
"Gue mau nya lo ren, bukan yang lain."sahut Qiya ,"kenapa lo ga ngerti perasaan gue si reh," lanjutnya dengan lirih
" Dan siapa cewe yang beruntung dapetin lo?,"tanya qiya
Ia tak mungkin memberi tahu siapa kekasih nya,karena daren merasa cemas takut terjadi sesuatu di antara mereka, sambil memutar pandangan nya kembali ke arah depan.
"Lo ga perlu tau tentang cewe gue qi,"jawab Daren
"Apa cewe lo tau, kalo kita di jodohkan?"tanya Qiya
"Ya, dia tau "jawab Daren
Akhirnya mereka sama-sama diam dan tidak memulai obrolan kembali.
Karena hening cukup lama, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang
Sedangkan di sisi lain Zafira tidak memperdulikan kedua sejoli yang sedang jalan-jalan, karena dia sudah masuk ke alam mimpi dengan raut wajah yang tenang
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!