... Jika senja saja rela demi malam...
...maka aku juga akan mengalah karena takdir...
...Zafira Auliana Dananta...
\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_
Di sore hari rasanya fira ingin pergi ke taman, beberapa saat berfikir kemudian fira beranjak dari tempat tidur nya dan segera pergi ke tempat yang akan dirinya tuju.
Setelah sampai, kini matanya melirik ke berbagai arah. Ini tempat yang menjadi saksi bisu dirinya berkencan. Ntah kenapa rasanya sulit sekali melupakan daren, mungkin karena selama berpacaran sikap dia sangat membuatnya nyaman, terlebih lagi mereka putus bukan karena ada masalah dalam hubungannya.
Ketika fira berbalik badan ia menatap sosok daren di hadapannya.
Daren mengulas senyum melihat fira. Seketika itu fira mematung kemudian menetralkan kembali sambil berdehem
Ekhem
Fira hanya terdiam
"Aku kira kamu ga bakal ke taman ini lagi fir"
"Maaf ren aku pulang duluan" ujar fira berpamitan
"Gara-gara aku datang ke sini ya fir makannya kamu mau pulang?"ucap nya dengan lirih
"Engga ko, aku emang mau pulang karena udah dari tadi juga aku ke sini. Lagian ini udah sore takut orang rumah nyariin, soalnya ga pamit dulu"jelas nya
"Kamu marah?"tanya Daren
Tanpa menjawab pertanyaan dari Daren, lebih baik dirinya pergi.
Daren melihat punggung Zafira yang semakin jauh
"Ini janji aku fir sama kamu, aku akan berusaha mempertahankan hubungan kita, karena bahagia ku cuma sama kamu"gumam Daren, setelahnya ia pun pergi meninggalkan taman yang penuh cerita bahagia antara dirinya dan Zafira.
~~
Setibanya fira di rumah ia langsung masuk ke dalam kamar untuk merebahkan tubuhnya di kasur king size mikik nya yang sangat nyaman.
Tok tok tok
Tok tok tok
Zafira yang mendengar ketukan pintu itu pun terbangun dari tidurnya.
Setelah ia membuka pintu ternyata sang kakak yang sedari tadi mengetuk pintu kamarnya itu
"Masuk ka" fira mempersilahkan kakak nya untuk masuk. Kini mereka duduk di atas ranjang milik fira
Qiya langsung memeluk sang adik dengan perasaan bahagia
Halis fira berkerut melihat senyum mengembang sang kakak
"Lebar bener senyum lo ka, serem gue liatnya" ujar fira sambil terkekeh
"Huaaaaaaaaa fiiiiirrrr sampe sekarang gue masih ga nyangka kalo Daren tunangan gueeeee aaaaaaaaaa" cerita qiya pada fira,"menurut lo Daren gimana si orangnya? Cocok ga sama gue?"lanjutnya
Fira pun sebenarnya bingung harus menjawab apa pada qiya. Sedangkan hati nya seketika merasa sakit mendengar penuturan kakak nya itu dengan penuh rasa bahagia, sebisa mungkin fira bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa pun
"Mmmm kenapa lo nanya ke gue ka?" jawab fira
"Yakan gue pengen tau pendapat lo Zafira adik ku yang cantik" gemas sang kakak nya sambil mencupit pipi fira
Fira sambil menepis lengan qiya
"Gue gatau harus berpendapat apa tentang tunangan lo itu, tapi.. menurut gue dia baik sama seperti lo, mungkin dia cocok sama lo yang sama-sama kalem, ramah pula"pendapat fira sambil memberikan senyuman
"Aaaaaaaaaaaa makasih adek ku sayaaaangg"sahut qiya sambil memeluk fira
Fira bisa merasakan betapa bahagianya qiya sang kakak
"Gue ikhlas memberikan kebahagiaan gue demi lo ka, apapun bakal gue kasih selagi gue mampu termasuk Daren"lirih fira dalam hati.
"Gue seneng deh ka, ngeliat lo sebahagia ini. Semoga Daren bener-bener cowok yang tepat buat lo"ujar fira, " tapi nih ya kalo semisal nanti si Daren nyakitin lo, gue bakal maju paling depan buat nonjok itu cowo"lanjutnya sambil mengepal dua tangannya.
"Siap adek kuuuu makasi ya " qiya terkekeh
Setelah bercerita panjang lebar qiya pun pamit keluar kamar fira karna saking asyik nya bercerita mereka sama-sama lupa waktu, sekarang menunjukan pukul 18 : 25 wib.
Kini fira turun ke ruang makan untuk mengisi perut yang sudah keroncongan. Setibanya di ruang makan ketika hendak duduk sang mamah terlebih dahulu menyuruhnya untuk memanggil sang kakak yang belum juga kunjung turun.
Tanpa membalas ucapan sang mamah fira langsung bergegas menuju kamar kakak nya. Ketika hendak mengetuk pintu, fira tak sengaja menguping pembicaraan qiya melalu telepon dengan orang di sebrang sana, dan fira yakin si penelpon itu adalah daren. Fira memiliki kesimpulan dari percakapan mereka tadi seperti nya akan ketemuan. Yang tadinya akan mengajak qiya makan malam ia urungkan dan kembali ke ruang makan tanpa bertemu dengan qiya karna tidak ingin mengganggu.
Ketika fira sampai di ruang makan, namun sang mamah melihat bahwa fira tidak membawa kakak nya itu seketika bertanya,
"Syang, kakak kamu ko ga ikut turun? Kakak kamu nya lagi ngapain?" Tanya sang mamah
"Bentar lagi juga turun mah,"jawab fira, "aku makan duluan ya laper banget,"lanjut safira sambil mengerucutkan bibir mungil nya itu
Sang mamah hanya terkekeh mendengar penuturan anak nya itu
Fira pun mulai menyuapi makanan kedalam mulutnya. Hingga terdengar suara bel rumah berbunyi yang menadakan ada tamu, dan benar saja tamunya adalah Daren. Fira rasa daren datang ke rumahnya akan menjemput qiya.
Dia tidak peduli dengan kedatangan Daren, karena fira lebih memilih menghabiskan makan malam nya yang tidak ingin di ganggu.
"Malam tante"sapa sopan daren, " qiya nya ada tan? Soalnya Daren mau ngajak qiya keluar, boleh?"lanjutnya tanya daren
"Malam juga sayang, panggil mamah aja ih kamu kan bakal jadi mantu mamah"goda dita mamah si kembar
"Iya tan.... Eh mah " ucap daren sambil menunjukan deretan gigi nya karena merasa canggung
"Harus di biasain ya manggil mamah" tangannya mengelus kepala daren dengan penuh kasih sayang sambil mengajaknya duduk bersama
Fira yang melihat kelakuan mamah nya itu pun menatapnya jengah, rasanya ingin cepat habis makanan ini
"Mamah izinin kamu buat ngajak qiya jalan keluar tapi jangan terlalu malem ya besok kan masih sekolah " ucap dita dengan penuturan yang lembut
Dareng hanya menganggukan kepala serta tak lupa memberikan senyuman manisnya. Tak luput dari pandangan di depannya daren melihat jelas fira yang merasa tak nyaman kedatangan dirinya. Sedangkan fira tak sedikitpun menoleh ke arah daren
"Fira syang, Daren kan temen sekolah kamu juga, kenapa ga di sapa ? Ayo sapa ga boleh gitu sama temen sendiri. Nanti kan bakal jadi kakak ipar kamu makannya kalian harus sama-sama akur, yakan daren"ujar sang bunda kepada fira, kemudian melirik Daren calon mantunya.
Fira hanya menghela nafas ketika mendengar penuturan kata nya
"Lagian juga udah saling kenal mah, kan dia tunangan qiya, terlebih lagi tiap hari juga ketemu di sekolah, jadi buat apa di sapa lagi bosen !" Jawabnya tanpa melirik sedikit pun ke arah daren
Daren yang mendengar penuturan fira pun hanya bisa bersabar
"Tunggu aku kembali fir, aku akan berjuang demi cinta kita" ucap daren dalam hati
"Hus fira gaboleh gitu sama temen sendiri gabaik ah"
"Ck" fira hanya berdecak
"Gapapa mah yang di katakan fira bener ko"sahut daren
" Aduuuhh mantu mamah ini bner-bner pengertian sekali"puji sang mamah, " beruntung banget qiya dapetin cowok seperti kamu. Mamah harap kamu memang lelaki yang tepat untuk qiya ya sayang, tolong jaga qiya serta bahagiakan dia"lanjutnya dengan penuh harap
Daren hanya mengulas senyum, sesekali melirik ke arah fira
Sedangkan di sisi lain fira yang mendengarkan ucapan memohon ke pada daren untuk menjaga qiya, rasanya ada perasaan aneh, tangannya yang memegang sendok pun terkepal kuat karena tak sanggup untuk terlalu lama berada di sana.
Akhirnya acara makan fira usai , ia merasa lega akhirnya bisa bangkit dari duduk nya untuk masuk ke kamar .
Sebelum melangkahkan kaki, fira menatap daren sebentar
"Bawa kakak gue pulang dengan selamat dan jangan ada yang lecet sedikitpun, paham!?" Ujar fira
Daren yang hendak menjawab pun ia urungkan, karena qiya sudah menjawab pertanyaan fira
"Aw, adek gue perhatian bnget si jadi makin sayang hehe"sahut qiya yang tiba-tiba muncul di belakang fira sambil memeluknya dari belakang
Alqiya sudah terlihat rapi meskipun dengan pakaian yang sederhana
"Mah qiya keluar sebentar ya ? Bolehkan," tanya qiya kepada mamahnya untuk minta izin.
Sedangkan fira sudah pergi ke kamarnya
"Boleh sayang hati-hati ya,"jawab mamah dita
"Daren, pelan-pelan jangan ngebut bawa kendaraannya,"ujar sang mamah
"Siap mah, daren pasti hati-hati ko , oh iya mah kita langsung berangkat aja ya takut keburu malem," izin daren,
"Qi ,kita berangkat sekarang yu,"lanjutnya menatap qiya
Qiya hanya menggangguk sebagai jawaban. Kemudian keduanya menyalimi sang mamah, karena papah qiya sedang tugas di luar negri untuk sebulan lamanya.
Kini mereka berada di dalam mobil menuju tempat yang akan mereka datangi
Daren akui qiya memang cantik bahkan sikap nya pun sangat ramah kepada semua orang, tapi tetap saja dia tidak memiliki perasaan apapun pada perempuan yang ada di sampingnya.
Sesampainya di tempat tujuan yaitu taman, ya mereka ke taman untuk mencari udara segar sambil memakan cemilan yang qiya beli di pedagang kaki lima.
Alqiya terlihat sangat bahagia, bahkan daren pun jadi bingung tujuan awal mengajak qiya ke luar adalah yang tak lain hanya untuk meluruskan hubungan mereka, tapi ia harus bagaimana? Dia pun tidak ingin terlalu lama memberikan harapan kosong pada qiya.
"Qi,"tanya daren tanpa menoleh ke arah qiya
Alqiya pun menoleh sembari mengangkat halis nya sebelah, karena menunggu kelanjutan yang akan di ucapkan daren tunangannya itu.
"Kenapa lo terima perjodohan ini,"tanya daren, " apa karena lo udah kenal gue?sebab kita berada di organisasi yang sama?"lanjutnya
"Kenapa juga gue harus nolak, sebab alasan gue nerima lo itu karena... Lo cowok yang sering gue ceritain kalo lagi curhat sama lo,"jawab nya sambil tersenyum
"Jadi? Cowo yang sering lo ceritain itu gue qi?," Sahut daren
Qiya mengangguk sebagai jawaban
Daren pun tak habis fikir ternyata cowo yang selama ini qiya ceritakan yang hampir setiap hari itu adalah dirinya sendiri?. Namun daren berusaha untuk menutupi rasa kaget nya itu.
"Lo ga pernah tanya kan qi, kalo gue udah punya pacar atau belum?" Ujar Daren melirik qiya sekilas, kemudian pandangannya kembali lurus, daren menghela nafas sebentar," jujur aja qi gue udah punya cewek dan gue cinta banget sama dia,"lanjutnya
Qiya yang mendengar ucapan daren pun syok hingga mulut nya menganga
"Terus kenapa lo terima perjodohan ini ren? Kenapa pas waktu kita di jodohkan lo ga ngomong sama mereka?"tanya Qiya, wajahnya memanas
"Gue juga bingung, karena gue anak tunggal harapan satu-satunya orang tua gue,"jawab daren," tadinya gue mau terus terang kalo selama ini gue udah punya pacar, tapi ga jadi karena melihat raut wajah orang tua gue yang penuh harap supaya gue menerima perjodohan ini,"lanjutnya
"Jadi lo terpaksa,"tanya qiya ," perhatian lo selama ini di sekolah juga palsu gitu?"lanjutnya
"Ya gue terpaksa, maaf kalo pengakuan gue ini bikin lo sakit hati, jujur aja gue ga mau terlalu lama ngasih harapan kosong sama lo qi, dan gue harap lo ngerti,"jawab Daren, " dan kalo soal perhatian gue selama di sekolah itu murni tanpa keterpaksaan,karena bentuk dari seorang partner ga lebih qi," lanjutnya
Seketika selera menyantap makanan pun sudah tak ingin
" Sorry ren gue mau egois untuk kali ini, gue mau lo tetep jadi cowo gue, karena gue yakin lama kelamaan juga perasaan lo bakal tumbuh dengan seiring nya waktu, dan gue akan menunggu sampai hari itu tiba ren,"ujar qiya dengan penuh keyakinan
"Qi " daren tak menyangka dengan jawaban qiya
"Pokonya gue gamau pisah sama lo ren apapun alasannya"bentak Qiya," gue cinta sama loh ren, cinta banget,"lirihnya
Dia bingung dengan sikap Qiya yang seperti ini,dan membuatnya merasa tak tega
Qiya mencondongkan wajah nya yang sayu agar dapat lebih dekat dengan wajah Daren seraya ber ucap
"Gue gamau pisah ren, plis," ucap memohon Qiya kepada Daren
"Qi, dengerin gue,"sambil menatap manik mata qiya," lo cantik, baik dan gue yakin di luar sana pasti ada cowo yang lebih baik dari gue,"ujar Daren
"Gue mau nya lo ren, bukan yang lain."sahut Qiya ,"kenapa lo ga ngerti perasaan gue si reh," lanjutnya dengan lirih
" Dan siapa cewe yang beruntung dapetin lo?,"tanya qiya
Ia tak mungkin memberi tahu siapa kekasih nya,karena daren merasa cemas takut terjadi sesuatu di antara mereka, sambil memutar pandangan nya kembali ke arah depan.
"Lo ga perlu tau tentang cewe gue qi,"jawab Daren
"Apa cewe lo tau, kalo kita di jodohkan?"tanya Qiya
"Ya, dia tau "jawab Daren
Akhirnya mereka sama-sama diam dan tidak memulai obrolan kembali.
Karena hening cukup lama, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang
Sedangkan di sisi lain Zafira tidak memperdulikan kedua sejoli yang sedang jalan-jalan, karena dia sudah masuk ke alam mimpi dengan raut wajah yang tenang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments