Balikan Sama Mantan
Bug!
Kepala Yumi terkena meja usai memungut pena di lantai.
"Meja sialan!" omelnya sembari menekan pada bagian kepala yang sakit.
"Yumi, Bos memanggilmu." Tiba-tiba Erika datang menghampiri Yumi.
"Ada urusan apa Pak Jarwo memanggilku? apakah dia berencanakan menaikan gaji karyawan?" Yumi masih kesakitan. Ditambah lagi informasi Erika seolah menambah luka di hatinya.
"Semoga saja, tapi sepertinya bukan hanya kau yang dipanggil, melainkan seluruh karyawan," jelas Erika.
"Lalu mengapa seolah dia hanya memanggilku saja?" omel Yumi.
Yumi dikenal sebagai wanita emosional. Dia tak akan segan mengemukakan isi hatinya. Walau bersama Bosnya sekalipun.
"Itu kan hanya gayaku saja. Hehe." Sedangkan Erika, gadis bar-bar yang suka tebar pesona. Meski demikian, gadis berambut panjang tersebut sangat baik.
Sisi lain dari Erika adalah dia sangat gemar menguping, lalu menyampaikannya kepada Yumi.
Dua wanita itu bersahabat sejak lama. Tepatnya dua belas tahun.
"Dasar angsa! Ayo kita pergi, sebelum Pak Jarwo menceramahi kita."
Pak Jarwo adalah CEO dari perusahaan tempat Yumi bekerja. Pria tersebut berusia lima puluh dua tahun.
Wataknya yang pemarah membuat Yumi kewalahan. Selain dari pada itu, Pak Jarwo merupakan sosok yang perfektif. Inilah yang membuat seluruh karyawan mengutuknya.
Ada yang mendoakan Pak Jarwo segera pensiun dan digantikan oleh Bos muda dan tampan. Ada juga yang menginginkan Pak Jarwo dimutasi ke kantor cabang.
Namun, sayangnya semua doa dan harapan itu tak terkabulkan. Pak Jarwo masih bertahan sampai hari ini.
"Yumi! Kau telat lagi." Benar bukan? Bahkan terlambat satu detik, Pak Jarwo menjadikan persoalan.
"Bukan hanya saya yang telat, Pak. Tuh sana karyawan Bapak juga pada telat. Mengapa Bapak malah fokus ke saya?" Sementara Yumi yang tak mau kalah, selalu saja membantah pernyataan Pak Jarwo.
Sisi lain dari Pak Jarwo adalah meski tegas dan perfektif, tetapi dia masih terbuka dalam menerima kritik dan saran dari karyawan. Contohnya yang dilakukan Yumi saat ini.
"Kau memang selalu pandai memberi jawaban!" omel Pak Jarwo, tetapi tak membuat Yumi tersinggung.
"Itulah sebabnya Bapak menyayangi saya, kan?" goda Yumi sembari menaik turunkan alisnya.
Tiba-tiba Erika menyikut lengan Yumi. Lantas berbisik, "Jangan lupa, Pak Jarwo masih singel. Konon katanya dia sedang mencari istri."
Seketika Yumi merinding, membayangkan menjadi pengantin Pak Jarwo.
"Perhatian semuanya. Hari ini saya akan mengumumkan sebuah berita," ucap Pak Jarwo.
"Semoga saja berita bagus. Atau setidaknya Pak tua ini pensiun," bisik salah satu karyawan.
"Yaitu kita akan kedatangan orang penting. Dia adalah CEO dari perusahaan ini." Ucapan Pak Jarwo barusan membuat seluruh karyawan terkejut. Seketika ruangan itu menjadi riuh.
Betapa tidak, setahu mereka selama ini Pak Jarwo lah yang menjadi CEO di perusahaan tersebut. Lantas siapa CEO yang dimaksud?
"Sebentar, Pak. CEO perusahaan ini? bukankah Bapak CEO kita?" Fatir, kepala HRD perusahaan tersebut bahkan tidak tahu menahu perihal CEO yang dimaksud Pak Jarwo.
Enam tahun dia mengabdikan diri, tetapi tak pernah mengetahui perihal CEO tempatnya bekerja.
Pun Yumi dan Erika yang baru tiga tahun bergabung.
Sementara itu, di area parkir. Seorang pria gagah mengenakan setelan jas hitam. Keluar dari mobil sedan sembari membenahi kacamata.
Perawakannya yang tinggi serta berkulit putih nan bersih. Belum lagi gayanya yang dingin, seketika menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di sana.
Lelaki itu berjalan dengan gagahnya. Tangan sebelah kiri berada dalam saku celana. Seakan menambah kesan dingin pada dirinya.
Dia berjalan tanpa melirik kiri dan kanan. Sedangkan di belakang ada dua asisten yang mengawalinya.
"Saya hanyalah karyawan di sini, sama seperti kalian. Namun, sebentar lagi CEO yang sebenarnya akan hadir."
Lagi-lagi ruangan itu kembali riuh. Ada yang merasa senang atas informasi Pak Jarwo, ada pula yang masih pada keterkejutannya.
"Jadi Pak Jarwo bukan CEO yang sebenarnya? Kirain Pak tua ini pemilik perusahaan ini." Pun Erika, gadis bar-bar itu tak kalah terkejutnya.
Namun, berbeda dengan Yumi. Wanita itu diam tertunduk, meski merasa terkejut seperti yang lain.
Entah mengapa hatinya seolah merasakan sesuatu yang aneh. Seperti hendak melihat sesuatu yang hilang.
"Hei, mengapa kau diam saja? Apa kau tidak merasa terkejut?" bisik Erika.
Sedetik kemudian, pintu pun terbuka. Sehingga menunjukan sosok pria di sana.
Seluruh karyawan itu merasa terkejut sekaligus kagum, karena ketampanannya.
Ada yang memujinya setinggi langit. Hingga membandingkan dengan Pak Jarwo.
Terutama karyawan wanita, mereka saling mebisik satu sama lain. "Wah, apakah dia CEO kita? rupanya sangat tampan. Beruntung kemarin kita tidak jadi mengundurkan diri."
Ada juga yang berkata, "Aku harus menjadi sekretarisnya. Dengan begitu kami bisa akrab."
Dan ada juga yang mengatakan, "Apakah dia adalah suamiku di masa depan?"
"Dia semakin tampan." Pun Erika, gadis itu juga seolah terpana akan ketampanan lelaki yang masih belum diketahui namanya itu.
Namun, tidak dengan Yumi. Wanita itu tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya diam dalam keterkejutannya.
Jika seluruh karyawan wanita menyanjung pria tersebut, maka lain halnya dengan Yumi. Wanita cantik itu seakan hendak memuntahkan isi perutnya. Kebetulan dia baru saja menghabiskan lima buah pisang goreng.
"Dia?" ucap Yumi di dalam hati.
"Perkenalkan, dia lah CEO kita yang sebenarnya. Fabian Abdullah." Pak Jarwo pun memperkenalkan lelaki itu sebagai CEO perusahaan.
Alih-alih memperkenalkan diri, tatapan Fabian justru tertuju pada sosok Yumi. Tatapan itu seperti menyiratkan sesuatu. Namun, tak terbaca.
"Mengapa lelaki bedebah ini bisa ada di sini? Dan mengapa harus dia? Sejak kapan dia menyukai dunia bisnis? Bukankah dia hanya seorang dosen?" batin Yumi.
"Tuan Fabian, apakah Anda tidak ingin mengatakan sesuatu?" Kemudian Pak Jarwo mebisik Fabian.
"Terimakasih atas sambutan kalian. Harap kerjasamanya. " Hanya satu kalimat sederhana ini yang disampaikan oleh Fabian.
Kemudian lelaki itu membisik Pak Jarwo.
"Baik, Tuan. Saya paham." Sehingga menyebabkan pria setengah abad itu mengangguk paham.
Kemudian Fabian berlalu pergi. Tentu saja menuju ruangannya.
Sementara para karyawan masih ada di sana.
"Wah, tidak disangka. Rupanya CEO kita seorang pria tampan yang masih muda. Aku jadi membayangkan menjadi istrinya." Rohani, wanita yang tak kalah bar-barnya dari Erika. Berhayal menjadi pendamping Fabian.
"Tapi sayangnya kau bukan tipenya," ledek Erika.
"Kau--"
Dua wanita bar-bar itu pun saling meledek satu sama lain. Sedangkan Yumi masih terdiam.
Wanita itu seperti tenggelam dalam khayalan. Dia sibuk dengan dunianya, seakan kegaduhan yang terjadi tak mempengaruhi psikisnya.
Dan tanpa bisa dicegah lagi, tiba-tiba air mata Yumi jatuh menetes. Hatinya seperti terusik akan sesuatu yang menyakitkan.
Jiwanya seolah berkelana pada masa-masa sulit yang telah ia lalui selama ini.
Statusnya sebagai janda, mengharuskan ia menutup diri dari semua orang. Kini lelaki yang menjadikannya janda itu telah berdiri di depannya.
Sialnya, dia justru menjadi Bos di tempatnya bekerja.
Adalah Fabian Abdullah, mantan suami Yumi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Caca Caca
lajut kak
2023-03-25
0
Itta Irawan
kasian bgt yumi malah ketemu sama mantan lagi
2023-03-15
1
Itta Irawan
hai kak adhe, aku hadir nih
2023-03-15
1