Menjadi Sekretarisnya

Yumi masih diam dalam keterkejutannya. Sedangkan karyawan yang lain sibuk dengan kehadiran Fabian, CEO baru.

Mereka benar-benar terpanah akan ketampanan pria berusia tiga puluh enam tahun tersebut.

Garis matanya yang bulat, hidungnya yang mancung, berkulit putih bersih, serta cambang tipis yang menghiasi wajah Fabian, seolah menambah poin ketampanannya.

Semua ciri fisik itu persis seperti penduduk Turki. Padahal Fabian tidak memiliki garis keturunan di sana.

Wajar saja bila hampir semua kaum Hawa tergila-gila pada Fabian, termasuk Yumi pada sepuluh tahun silam.

"Anda memanggil saya, Pak?" Yumi berdiri di depan meja Fabian. Sementara pria itu tengah membelakanginya.

Fabian pun tersenyum tipis, lantas memutar tubuhnya menghadap Yumi.

"Silahkan duduk!" titahnya.

Dengan wajah dingin, Yumi pun duduk. Keduanya tampak seperti dua orang asing yang tak pernah saling mengenal satu sama lain.

"Mulai sekarang kau akan menjadi sekretarisku." Seketika mata Yumi membeliak sempurnah.

Fabian menjadikannya sekretaris. Itu artinya mereka akan selalu bersama. Ibarat prangko yang saling menempel satu sama lain, mengingat tugas seorang sekretaris adalah mendampingi Sang bos di manapun ia berada. Bahkan tak jarang sekretaris menemani Bosnya dua puluh empat jam.

Yumi sama sekali tidak ingin berada di dekat Fabian. Sedetik pun tidak. Delapan tahun lalu sudah cukup baginya untuk mengecapi penderitaan.

Dicemooh sebagai janda kembang membuat Yumi malu sekaligus sedih. Hal inilah yang membuatnya harus menutup diri dari orang-orang di sekitar selama bertahun-tahun.

Kini Fabian kembali dan hendak menjadikannya sekretaris. Artinya kebersamaan mereka akan terjalin setiap hari.

"Tidak! Aku tidak mau menjadi sekretarismu!" tolak Yumi secara lugas sembari berdiri.

Kemudian Fabian menatapnya dengan ekspresi tak terbaca.

"Ah, maksudnya saya tidak siap untuk menjadi sekretaris, Bapak." Sedetik kemudian, Yumi meralat kalimatnya menjadi lebih halus.

Namun, hal itu justru membuat Fabian tersenyum. Akan tetapi, bukan senyuman manis. Melainkan senyuman mengejek. Sehingga Yumi berkerut kening.

"Apa hakmu menolak permintaanku? Bukankah kau hanya seorang karyawan di sini? Jangan lupa, bahwa aku lah Bosnya. Sedangkan kau hanyalah bawahan." Hati Yumi semakin teriris.

Kata-kata Fabian sungguh tajam, persis menggambarkan pria yang angkuh.

"Maaf," lirih Yumi sembari menundukan kepala.

Wanita itu meremas kesepuluh jemarinya. Ada raut kecemasan di sana. Dia tidak suka situasi seperti ini. Duduk di depan mantan suami bukanlah bagian dari rencana hidupnya.

Namun, sepertinya Tuhan berkata lain. Dia kembali mempertemukan mereka setelah sekian lama.

Tidak sekalipun Yumi berharap untuk bertemu Fabian, apa lagi kembali padanya. Luka yang dulu sengaja ia torehkan masih sangat jelas terasa.

Setelah sekian lama berusaha sembuh dari luka itu, kini Fabian hadir kembali dalam hidupnya. Seolah membuka luka lama yang mulai mengering.

"Catat semua jadwal hari ini." Kemudian Fabian menjulurkan sebuah buku catatan kepada Yumi.

"Siapa Klien yang akan aku temui, di mana lokasinya, jam berapa, dan proyek apa yang akan dikerjakan," imbuh Fabian.

Kemudian lelaki itu sedikit memajukan kepala dengan ekspresi tak terbaca. Lantas ia pun berbisik, "Sekalian catat menu sarapan yang akan kau masak untuku setiap hari."

Seketika wajah Yumi memerah. Antara ingin marah dan menampar wajah Fabian.

Betapa tidak, lelaki dengan kemeja putih itu memintanya untuk menyiapkan sarapan setiap hari. Sedangkan dahulu, ia dengan sengaja membuang bekal yang dibuat Yumi dengan susah payah hanya karena merasa tertekan pada pernikahannya.

Kini, setelah semua yang terjadi, ia memintanya untuk membuatkan sarapan. Tidakah Fabian sudah keterlaluan? Mempermainkan perasaan Yumi dengan teganya.

Jika dia menginginkan sarapan, mengapa tidak sekalian saja menikah? gampang, bukan?

Namun, tampaknya Fabian sedang menggoda Yumi, atau ada hal lain yang sedang ia rencanakan. Entahlah.

"Apa kau sudah gila?! Mengapa aku harus membuat sarapan untukmu?" Yumi kembali berdiri sembari menatap kesal Fabian.

Namun, pria itu membalasnya dengan raut yang sulit untuk diartikan.

"Maksud saya, mengapa Anda tidak membawa sarapan dari rumah?" Sehingga membuat Yumi kembali duduk dan meralat kalimatnya.

Entah mengapa tatapan Fabian selalu sukses meluluh lantakan pertahanan diri Yumi. Padahal wanita itu sudah bersusah payah untuk menolak.

Tampaknya pesona Fabian masih melekat dalam jiwa wanita bermata indah tersebut.

"Bukankah kau tahu, bahwa aku tidak memiliki asisten rumah tangga?" Mendengar itu, seketika hati Yumi merasa iba.

"Ternyata dia tidak berubah. Dia masih sendiri sampai saat ini. Apakah itu artinya Fabian belum menikah lagi?" ucap Yumi di dalam hati.

"Delapan tahun lalu aku memiliki asisten, tapi dia sudah pergi." Sedetik kemudian, rasa simpatik itu pun lenyap, tergantikan dengan kekesalan.

Betapa tidak, Yumi merasa Fabian tengah menyindirnya. "Sialan! Apakah itu artinya dulu aku adalah asisten rumah tangganya? Benar-benar tidak bisa dipercaya!" Yumi kembali membatin.

"Mengapa Anda tidak menikah saja? Setidaknya ada yang membuat sarapan setiap hari. Mengapa tugas ini justru dialihkan kepada sekretaris? Merepotkan saja!" Yumi memelankan suara di akhir kalimat, agar tak didengar oleh Fabian.

Namun, sayangnya pria itu tidak bodoh. Dia menangkap semua kata-kata Yumi.

"Kau tenang saja, setelah ini aku ada kencan buta. Tapi untuk sementara waktu, kau lah yang membuat sarapan untuku setiap hari." Entah mengapa kata-kata Fabian kali ini sukses mempengaruhi Yumi.

Hatinya terasa ngilu, seperti terkena cubitan. Seketika raut wajah Yumi pun berubah. "Dasar pria tukang pamer!" bisiknya.

"Apa kau sedang mengatakan sesuatu?" ucap Fabian sembari tersenyum meledek.

"Apapun itu, aku tidak mau membuat sarapan untukmu!" tandas Yumi setelah beberapa saat tenggelam dalam dunianya.

"Apakah itu artinya kau siap mencatat semua schaduleku? Dengan kata lain kau bersedia menjadi sekretarisku." Yumi termakan umpan Fabian.

Rupanya pria itu hanya mengerjai Yumi. Memang Fabian merindukan masakan mantan istrinya tersebut, tapi bukan itu poin pentingnya. Fabian menginginkan Yumi berada di sisinya setiap hari. Hanya dengan menjadi sekretaris lah mereka bisa kembali dekat.

Fabian sadar, bahwa tidak akan mudah berada di sisi Yumi. Namun, bukan Fabian namanya jika tak berhasil memenangkan pertempuran.

Buktinya, kini Yumi terjebak dalam permainan. Wanita itu tak dapat berkutik lagi.

"Kau benar-benar--"

"Tuan Fabian, aku ingin menanyakan sesuatu." Yumi hendak menampar pipi Fabian, tapi tiba-tiba Rohani masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Seketika Yumi menurunkan tangannya.

"Silahkan!" titah Fabian datar.

"Mengapa Tuan justru menginginkan Yumi untuk menjadi sekretaris Anda? Mengapa Tuan tidak memilihku?" tanya Rohani tanpa ragu.

"Bukankah kau sekretaris Fatir? Kau bekerja padanya selama bertahun-tahun. Lantas mengapa aku harus merebut yang bukan milikku?" sahut Fabian datar. Namun, penuh penekanan.

Seketika Rohani tercengang. Tidak mengira jawaban Fabian akan selugas itu.

Rohani adalah Putri dari salah satu pemegang saham di perusahaan tersebut. Itulah sebabnya dia sedikit lebih berani mengungkapkan perasaan.

Berbeda dengan Yumi yang hanya karyawan biasa. Dia bukanlah siapa-siapa di perusahaan itu, selain mantan istri Fabian.

Dengan berbekal jabatan Sang Ayah, Rohani berharap Fabian tertarik padanya. Namun, sepertinya hal itu sulit terjadi. Sebab, Fabian tidak menginginkan gadis bar-bar tersebut.

"Yumi, buatkan aku kopi!" titah Fabian kemudian.

Dan tanpa sadar, Yumi pun mengiyakan ucapan pria tersebut. "Baik, Pak." Secara tidak langsung, Yumi menerima tawaran Sang mantan suami.

Terpopuler

Comments

Itta Irawan

Itta Irawan

aih fabian emang bner2 mantan yg membagongkan

2023-03-15

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 55 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!