Gadis Kecilku Yang Baik Hati
🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
🌹✨💞✨🌹
Tok... tok... tok...
"Chelsea!" ketukan pintu semakin kuat di ketuk.
"Iya Ma, bentar Chelsi keluar," sahut wanita bernama chelsea di dalam dengan suara di kencangkan agar di dengar wanita di luar depan pintu kamarnya.
"Cepat sayang, Mama dan Papa tunggu di meja makan," ucap nya, lalu pergi.
"Iya, Ma, turun lah lebih dulu."
Chelsi kembali mengisi pakaiannya ke dalam koper. Dia akan kembali ke asrama.
Chelsea Della Franziska, biasa di panggil Chelsi. Usia 17 tahun, masih berada di bangku SMA kelas 3, di Wilson's School. Dia tinggal di Asrama yang sediakan sekolah, karena jarak rumah nya dan sekolah lumayan jauh.
Kepintaran Chelsi sejak kecil dia selalu mendapatkan beasiswa, hingga sekarang. Semua pendidikan nya gratis. Chelsi bukan dari keluarga kaya, tapi setidaknya berkecukupan. Mama nya bekerja sebagai guru SD. Papa nya bekerja sebagai dokter bedah.
Kesibukan orang tuanya, membuat Chelsi jarang bertemu mereka.
"Pagi, Pa, Ma," sapa Chelsi tiba di meja makan di antara kedua orang tuanya dengan koper yang di bawah.
"Pagi sayang," ucap kedua nya serentak memandang kedatangan Putri mereka.
"Duduk lah, makan sedikit baru pergi," ucap Mama Naomi pada Chelsi.
"Iya Ma," sahut Chelsi nurut dan duduk di samping Papa nya.
"Bagaimana sekolah mu, Nak? sebentar lagi lulus, Chelsea mau kuliah dimana?" tanya Mama Naomi.
"Sekolah aman, untuk kuliah Chelsea dapat beasiswa jadi Mama dan Papa tidak perlu repot," jawab Chelsea. Kedua orang tuanya bangga putri mereka yang mandiri sejak kecil.
"Mama senang dengar nya. Sekarang ayo makan, nanti bisa terlambat ke asrama," ucap Mama Naomi mengajak Chelsea segera menghabiskan makanan nya.
Mereka hanya memiliki waktu sedikit bersama Chelsea, gadis kecil itu tak pernah menyalahkan kedua orang tuanya yang selalu sibuk dengan kerjaan, hingga tidak ada waktu bersamanya.
Meski jarang bertemu papa, mama. Chelsea tetap sayang pada mereka. Chelsea tumbuh besar menjadi gadis baik, lemah lembut dan sopan.
Sejak kecil tidak ada bahasa kasar terucap dari mulut nya.
Selesai makan, Chelsea pamit pada kedua orang tua nya. Dia segera kembali ke asrama yang sudah menjadi rumah kedua untuk nya.
"Pa, Ma. Chelsea pergi sekarang," pamit Chelsea mencium pipi kedua orang tuanya.
"Hati-hati di jalan, jaga kesehatan mu," pesan Papa Aiken pada Chelsea.
"Iya Pa. Chelsea akan jaga kesehatan. Chelsea pergi dulu."
Setelah pamitan Chelsea pergi. Di dalam taksi dia diam melihat pemandangan jalan di pagi hari. Pandangan Chelsea tertuju pada seorang pengemudi mobil, kaca mobilnya yang terbuka membuat Chelsea bisa melihat pengemudi tersebut.
Wajah tampan pengemudi tersebut membuat nya tersenyum. Perasaannya mendadak tak karuan, jantung berdetak cepat. Sebelumnya dia tidak pernah merasakan hal seperti ini pada diri nya.
Chelsea tak memutuskan pandangan nya, dia seperti tertarik untuk terus melihat wajah tampan pria itu.
"Ya Tuhan ciptaan yang indah, aku tidak pernah melihat pria setampan nya," gumam Chelsea kagum dengan pemandangan di depan nya.
Namun pandangan nya harus terputus, pria yang di pandang nya itu seperti menyadari sedang di tatap, menoleh padanya. Chelsea gugup salah tingkah, karena ketahuan menutup wajah nya, malu.
Pria di sebrang sana melihat itu tersenyum kecil menggeleng kepala dengan tingkah gadis kecil itu.
...----------------...
Selama pelajaran berlangsung, otak Chelsea tak bisa melupakan pertemuan tak sengaja dengan seorang pria tampan itu.
"Chelsea," panggil Eilaria yang biasa di panggil Ria. Melihat sahabat nya diam tak memperhatikan pelajaran, menegur.
"Chelsea," panggil ulang Ria, chelsea belum juga sadar, dia mencubit legan nya hingga kaget menoleh ke samping.
"Auwh... sakit, Ria," ringis Chelsea kesakitan.
"Salah siapa gak dengar aku dari tadi manggil nama mu, tapi sepertinya kau sedang banyak pikiran. Apa yang kau pikirkan hingga tidak menyadari panggilan ku, bahkan tidak biasa kau tidak memperhatikan pelajaran?" penasaran Ria menatap Chelsea serius ingin tau hal apa yang membuat sih gadis prestasi tak fokus.
"Aku sepertinya sedang jatuh cinta, Ra. Kau tau tadi saat perjalanan ke sini aku ketemu pria dan dia sangat tampan, aku tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Jantung ku berdebar-debar hanya melihat nya, bahkan mata ku tak ingin lepas menatap nya. Malu nya semua tindakan ku itu ketahuan, dia melihat nya, sangat memalukan, bukan?" cerita Chelsea masih tidak bisa melupakan kejadian tadi pagi.
"Kau serius? mungkin ini perasaan sementara, sudah lupakan tidak usah di ingat lagi," ucap Ria menggeleng kepala dengan cerita Chelsea bahagia menceritakan pertemuan tidak sengaja.
Bagaimana mau di bilang jodoh, jika pertemuan mereka jarak jauh tidak ada dari mereka tau nama satu sama lain, bahkan pertemuan itu di jalan.
"Tidak, Ra. Aku yakin aku sudah jatuh hati padanya, tapi sangat di sayangkan aku tidak tau namanya," ucap Chelsea murung. Perasaan cinta nya untuk pertama kali harus berakhir seperti ini, sungguh buruk.
"Sudah lupakan, itu berarti kalian memang tak berjodoh," seru Ria. Chelsea mendengar itu cemberut, Ria bukan memberi kata semangat malah membuat nya patah hati.
"Kau salah, aku yakin kami akan kembali bertemu, setiap pertemuan pertama pasti ada pertemuan berikut dan itu akan terjadi tinggal menunggu waktu nya saja," yakin Chelsea.
Ria mendengar itu menghela nafas panjang, seperti inilah Chelsea kalau sudah keras kepala susah di ajak bicara, apa yang di bicarakan tidak akan bisa di terima.
"Terserah mu saja sayang, asal kau tidak gila," ejek Ria tak bisa mengatakan apapun untuk menyadarkan sahabatnya.
"Chelsea, Ria," panggil wanita yang sedang mengajar di depan melihat kedua anak muridnya pada asyik ngobrol tanpa memperhatikan penjelasannya.
"Apa kalian bosan dengan pelajaran Ibu? kalau bosan silakan keluar, jangan mengobrol di kelas," tegur guru tersebut marah.
"Maafkan kami Bu, kami tidak akan bicara lagi. Izinkan kami tetap di dalam kelas," mohon Chelsea menyesal sudah melakukan kesalahan. Tidak seharusnya dia bicara saat pelajaran sedang berlangsung.
"Baiklah kali ini Ibu maafkan, karena kau murid prestasi di sekolah ini, tapi tidak kedepannya," tegas guru memperingati Chelsea tidak mengulangi lagi.
"Iya Bu. Saya janji tidak melakukan kesalahan yang sama," janji Chelsea.
Selama perjalanan berlangsung, Chelsea fokus pada pelajaran, dia tidak mau mendapat teguran lagi dari guru nya. Masalah pertemuan tadi akan di pikirkan lagi setelah selesai jam kelas.
Apalagi ujian kelulusan kelas 12 hampir tiba, dia tidak mau nilai yang di dapat buruk dan tidak dapat beasiswa kuliah.
Sama hal dengan Ria, dia sama dengan Chelsea sekolah karena beasiswa. Tapi kepintaran Ria masih di bawa Chelsea. Dan kedua bahkan sering mengikuti kompetisi mewakili sekolah, hasil nya tidak pernah mengecewakan, selalu pulang dengan membawa piala meski kadang tidak mendapat juara pertama selalu.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Raudatul zahra
haii thorr,, aku mampir yaa...
baru nemu niih cerita nya,, karna aku menghindari novel² yg judulnya "terjebak" "terjerat" "terpaksa" "CEO" akhirnya aku nemu novel ini 🥰🥰
opening yg bagus thor,, kayaknya seru ceritanya..
2023-09-20
0
Maria Magdalena Indarti
gadis cerdas moga hidup bahagia
2023-06-22
0
🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧
mampir ☝️
2023-03-16
0