True Love

True Love

#1

Setelah enam bulan mengalami kehidupan pernikahan yang jauh dari kata bahagia, akhir Indira merasakan di ujung kata menyerah dan pasrah nya rasa cinta yang sangat luar biasa dari sang suami.

Suami yang selama ini memperlakukan nya dengan kasar dan dingin mulai memperlakukan nya dengan sangat hangat penuh cinta.

Perasaan Indira yang tadi mati kini mulai kembali hidup dengan harapan baru yang pria itu berikan.

Perlahan hati Indira mulai meyakinkan diri Indira kalau semua nya akan baik- baik saja mulai dari sekarang.

Pria kejam dan dingin itu telah mulai menghangat dan memperlihatkan rasa cinta yang luar biasa.

Untuk sesaat, Indira dapat merasakan kesejukan yang berbeda. Indah dan terasa begitu nyaman.

Namun akan kah semua ini nyata????

🌿🌿🌿

Dengan ragu, Indira membalas pelukan suaminya itu dengan perlahan. Suasana hangat seketika saat Indira menyilangkan kedua tangannya pada punggung Bang Anggara. Ini adalah pertama kali nya dia memeluk bang Anggara dengan perasaan tulus tanpa paksaan seperti ini.

"Mungkin memang sudah saat nya." ujar Indira pada diri nya sendiri. Sudah saat nya untuk mengakhiri perasaan yang tak akan pernah muncul terwujud dengan Dikta. Dan saat nya untuk menerima takdir dari Tuhan apa ada nya.

"Aku senang kamu memeluk ku seperti ini Indira. kita mulai hubungan ini dari awal dan mari kita hapus segala hal yang tidak mengenakan di masa lalu. " ujar Bang Anggara saat pelukan itu masih belum terlepas.

Indira hanya membalas dengan memaksakan senyumnya. Ada gelagat yang sangat berbeda dari suaminya kali ini. Namun apa itu, Indira tak berani menebak nya. Ini masih terlalu cepat menurut Indira.

Bang Anggara masih dengan lembut menggandeng tangan Indira memasuki rumah mereka. Dengan satu tangan memegang koper Indira dan satu tangan lagi memegang tangan Indira dengan sangat hangat.

Indira hanya diam sambil berjalan mengikuti langkah Bang Anggara dari samping bang Anggara.

Jujur saja sebenarnya kepala Indira di penuhi tanda tanya. Apa yang sebenar nya yang membuat suaminya ini bisa menjadi semanis ini? padahal jelas- jelas tadi dia kabur dari rumah. Seharus nya dia marah- marah?! tapi ini??? membuat bingung dan mencuriga kan.

Bang Anggara membuka kan pintu kamar dan mempersilahkan Indira untuk masuk ke dalam kamar dengan suara yang lembut.

"Masuk lah love." ujar Bang Anggara yang membuat jantung Indira tiba-tiba berdebar.

Dan yang lebih membuat jantung Indira tidak stabil adalah setelah mereka sampai di kamar, bang Anggara membaringkan Indira dengan lembut.

Di sentuh nya pipi Indira dengan sangat lembut dan tatapan yang berbeda dari biasanya. Tidak terlihat seperti hewan buas yang lapar kali ini dari cara nya memandang Indira.

"Kamu tahu sayang? Kamu sangat cantik. Aku jatuh cinta pada kecantikan yang bak seorang bidadari ini?" puji Bang Anggara membuat Indira meleleh. Sebagai istri yang selalu mendapatkan perlakuan kejam, tentu saja perlakukan bang Anggara yang super duper melting ini membuat Indira terbang ke angkasa.

Pelan- pelan tapi pasti, bang Anggara langsung ke maksud tujuan nya yang sebenarnya. Dikecupnya kening, pipi, hidung, dan tentu saja bibir Indira.

Namun ajaib nya, kali ini Indira tak menolak sama sekali. Dan jujur saja Indira bahkan menikmatinya. Hingga untuk pertama kali di dalam hidup nya, keinginan nya bercinta dengan bang Anggara muncul. Sebuah desiran yang sangat mendamba.

"I love You  Indira,.." Ucap Bang Anggara ketika memulai penyatuan diri nya dan Indira yang penuh rasa cinta.

Satu minggun pun berlalu. Indira yang merasa cinta nya pada bang Anggara kian hari kian tumbuh kini telah menjadi istri nya sempurna untuk bang Anggara.

Kisah- kisah cinta nya bersama DIkta mulai perlahan menghilang dan terganti kan dengan lembaran baru yang terasa mulai indah.

Senyuman- senyuman manis pun menghiasi wajah Indira.

Tak ada lagi perasaan tertekan dan murung yang berlebihan di wajah nan cantik itu. Tulus iklas semua rasa cinta mulai bersemi di hati nya, hingga pada suatu pagi Indira bangun dan dia tidak melihat bang Anggara ada di samping nya.

**************

Indira yang tidak menemukan bang Anggara ketika la bangun langsung mencari keberadaan suami nya itu.

"Astaga aku lupa!" Ujar Indira yang baru menyadari keadaannya  diri nya yang tanpa sehelai benang pun yang melekat di tubuhnya.

Indira tersenyum.  Dia menutup wajah nya dengan tangan nya. Malu dan aneh rasa nya karena hampir satu minggu ini dia bangun selalu dalam keadaan sepolos bayi.

Tapi mungkin karena dia sudah mulai menerima kehadiran bang Anggara, maka percintaan nya dengan bang Anggara yang hampir berlangsung nonstop tidak pernah dia sesali.

Indira malah menggigit bibir bawah nya saat dia teringat bagaimana bang Anggara melahap abis bibir nya dan melu mat nya berkali- kali tanpa menghiraukan desa han- desa han yang meluncur dari bibir mungil yang sedang ia santap itu.

Reflek Indira la menyentuh bibirnya sebab teringat  kejadian semalam.

Setelah memungut dan mengenakan pakaian- nya, Indira keluar hendak mencari keberadaan suaminya.

Tapi aneh nya yang dicari malah tidak kelihatan di mana pun juga. Bahkan batang hitung nya pun tidak terlihat di mana- mana.

"Kemana bang Anggara? Apa dia pulang ke rumah Mbak Silvia? Tapi kok gak pamit ya? Eh ini kan masih sangat subuh? Masa sih bang Anggara pulang subuh- subuh buta ke Jakarta??" Pikir Indira dalam.

Indira terus mencari hingga dia sampai ke depan ruang kerja suaminya.

Indira terlihat ragu untuk masuk karena biasa nya ruangan itu terkunci. "Apa mungkin bang Anggara ada di dalam??" Pikir Indira yang lalu mencoba untuk mengetes apakah pintu itu terkunci atau tidak.

"Eh ternyata tidak di kunci?" seru Indira saat pintu ruangan itu kini terbuka.

Dengan langkah gontai Indira masuk dan melihat apakah suami nya ada di dalam atau tidak.  Saat sedang melihat- lihat tanpa sengaja sebuah amplop tersenggol oleh nya dan jatuh ke lantai.

"Amplop apa ini?"

Indira merasa penasaran melihat isi dari amplop yang ada cap rumah sakit itu.

"Apa bang Anggara sakit? Kalu dia sakit kenapa dia tidak memberitahu ku?" seru Indira yang jadi panik karena takut suami nya kenapa- napa.

Saat Indira akan membuka isi amplop itu terdengar pintu balkon yang ada di ruangan itu terbuka. Suara pintu yang terbuka itu bersamaan dengan suara bang Anggara yang sedang berbicara dengan seseorang dengan menggunakan telpon.

Indira hendak mendatangi suami nya. Namun baru satu langkah dia berjalan dia mendengar sesuatu yang melenyapkan seluruh dunia nya dalam hitungan detik.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Jangan2 Ada udang di balik batu, gak mungkin Anggara bisa berubah secara drastis kan??
Mampir min🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️

2023-03-29

1

Diank

Diank

Absen Kak Upe
Melipir nech 👌

2023-03-27

1

Weny Yuniestin

Weny Yuniestin

hadir kak upe

2023-03-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!