DIARY TRIPLET N
Seorang pria dewasa berusia dua puluh lima tahun turun dari mobilnya,setelah menutup pintu mobil pria itu menghela nafas jengah lalu menatap sekitar.
Semua tatapan sekitar menatapnya dengan tatapan memuja saking terpesonanya dengan tampang pria itu.
Pria itu melangkah memasuki sekolah menengah atas tanpa memperdulikan celotehan para murid wanita yang terpesona dengan wajahnya.
"Ganteng banget"
"Sugar deddy hot"
"Aaaaa ganteng banget bolehlah jadiin ade pacar bang"
"Istri juga gapapa bang"
"Iklas dijadiin selingkuhan juga bang"
Dan banyak celotehan penuh harap dan memuji mereka yang tidak dipedulikan pria itu dalam hatinya pria itu mencibir,"bang-bang lo pada pikir gue tukang bakso!"
"Gue ini CEO muda di perusahaan gutama,yang sayangnya masih singgle, tentu aja bukan jomblo!,sebab gue yang ganteng pari purna ini tinggal tunjuk kalo mau punya pacar,gapercaya tuh para murid aja terpesona sama kecakepan gue"
"Gue masih cari pasangan,bukan pasangan yang gila harta!,ogah lah gue,gue nyari pasangan yang sayang sama gue,cinta sama gue dan nerima setiap kekurangan gue,ya walaupun gue ga punya kekurangan si,dan satu hal yang paling penting cewe yang menjadi pasangan gue nanti harus sangat amat menyayangi seseorang yang menjadi kehidupan buat gue,jantung hidup gue,seseorang yang menjadi alasan gue kesekolah widudarma ini"
Saking asiknya berguman tanpa sadar langkahnya sudah mendekati ruangan kepala sekolah,pria itu menyipitkan matanya saat melihat kerumunan didepan ruangan kepala sekolah.
Pria itu menjadi sorotan saat membelah kerumunan dengan raut datar nan tampan.
Setelah mengetuk pintu dan diberi ijin pria itu memasuki ruangan,didalam sana ternyata sudah ramai ada beberapa murid dan orang tua murid jangan melupakan kepala sekolah tentunya.
"Selamat siang pak,saya Rangga wali dari triplet N,,eh magsud saya wali dari Naya,Nirbita,Naila"ujar rangga menyapa kepala sekolah sebari melirik dengan ujung matanya heran kearah tripel n yang ia absen namanya tadi.
"Selamat siang pak,maaf menganggu waktu anda,silahkan duduk"ujar kepala sekolah membuat rangga celingak-celinguk menatap sekitar.
"Duduk di lantai pak?"tanya Rangga membuat kepala sekolah meringis sebab kursi yang tersedia di ruangannya sudah diisi orang tua yang lain yang ia panggil siang ini.
"Ahk maafkan saya pak,ternyata tidak ada kursi kosong"jawab kepala sekolah sebari mengusap rambutnya kikuk.
"bisa kita bahas tujuan kami dipanggil kesini pak,saya orang yang sibuk tolong hargai itu" ujar seorang pria paruh baya yang duduk disofa dengan sebelah kaki menyilang dengan tatapan songong.
"Baiklah,Sherli bisa berdiri dan berikan kursinya pada pak Rangga!"ujar pak kepala sekolah menatap muridnya bernama Rangga
"Gamau pak,saya sejak tadi udah duduk disini"jawab Sherli angkuh membuat triplet N berdecih.
"Sherli tolong bersikap sopan,dan kemarikan kursinya"ujar kepala sekolah sekali lagi.
"Kenapa bapak menyuruh putri saya memberikan kursi itu?,sejak awal sherli sudah duduk disana sebelum pria itu datang"ujar ayah Sherli dengan nada angkuh.
"Itu memang benar pak,tapi tidak sopan membiarkan wali dari murid lain berdiri sedangkan murid saya duduk di kursi"
"Sopan,orang akan diberi kesopanan jika memiliki kekuasaan!,anda hanya kepala sekolah disini,jangan sok mengajari saya!"jawab ayah Sherli masih dengan nada angkuh bahkan tatapan nya merendahkan.
" Saya tidak berniat mengajari anda pak,saya hanya mengajari putri anda sebagai guru dari putri anda saya berhak memberitahunya mana yang benar atau salah,semua itu adalah pelajaran yang harus diajari pada murid kami,,"
"Diam!"ayah Sherli membentak kepala sekolah hingga dia hanya mengedip lucu.
"Ini ko jadi pak kepsek sama bapaknya sherli yang ribut"guman murid berwajah imut bernama Nirbita disetujui Naila.
"Sudah pak saya tidak keberatan untuk berdiri,sebaiknya kita membahas alasan tujuan kami di panggil kemari,,sebelum singa lepas kandang mengamuk"ujar Rangga menengahi sebelum ada adu otot sebari mengejek.
"Apa magsud anda!"pekik ayah Sherli tidak terima sampai bangkit dari duduknya.
"Tolong kontrol emosi nya pak,silahkan duduk kita bahas alasan saya memanggil orang tua murid"ujar kepala sekolah menengahi.
"Maaf pak anda tidak duduk"ujar pak kepala sekolah menatap Rangga tidak enak.
" Saya tidak keberatan pak,saya masih muda tidak mudah encok"jawab Rangga ujung matanya menatap Sherli.
"Baiklah,alasan utama saya mengundang orang tua murid dari,Sherli,Rina,Tara,Nirbita,Naila dan Naya,karena mereka sudah membuat kegaduhan disekolah"
"Mereka berenam bertengkar untuk itu saya ingin tau alasan kalian bertengkar?"sambung pak kepala sekolah.
"Mereka bertiga yang mulai duluan pak"seru Sherli
"Ehhh fitnah tuh pak,kaga bener,yang mulai duluan itu mereka pak"seru Naya tidak terima.
"Iya tuh pak bener"seru Naila setuju.
" Enak aja,kalian yang mulai"seru Rina tidak setuju.
"Itu benar,pasti yang mulai duluan itu mereka,saya ingin mereka dihukum pak"seru ayah Rina setuju dengan putrinya.
" Saya setuju mereka harus dihukum,kalian sudah membuang waktu saya,saya ini orang sibuk!,cepat jatuhkan hukuman untuk mereka"ujar ayah sherli.
" Tidak bisa begitu pak!,bagaimana pun kita belum mendengar alasan mereka bertengkar,saya tidak terima jika bapak menghukum adik-adik saya tanpa alasan yang jelas"seru Rangga tidak setuju sejak tadi ia tengah menahan kesal sebab ayah dari lawan adik-adik nya sangat sombong dan menyebalkan.
"Saya tidak akan asal menghukum pak,jadi saya harap bapak-bapak dan murid sekalian tenang dulu,kita harus mendengar dari kedua belah pihak"ujar kepsek mencoba sabar dengan sikap para orang tua murid yang berwatak berbeda-beda.
Ia sudah memakan asam manis kehidupan,harus mencoba lebih sabar dengan semua ini.
" Bisa kalian jelaskan bagaimana kronologi nya?" sambungnya.
"Saya saja pak!"seru Sherli bersemangat.
"Gabisa gitu dong! ,saya juga bisa menceritakannya pak"seru naya tidak terima.
"Iya kita akan mendengar dari dua belah pihak,jadi kamu sabar dulu naya,biar sherli yang menceritakannya lebih dulu"ujar pak kepsek membuat sherli merasa diatas angin.
" Sabar ka,sabar,tarik napas panjangggggg"ujar Naila dipragakan Naya sang kakak.
"Buang kak!,buang!,jangan lewat bawah tapi!,lewat hidung,"saut Nirbita panik melihat kakak sepupunya itu menuruti apa yang naila katakan namun sejak tadi hanya disuruh menarik napas tanpa membuangnya.
Naya membuang napasnya kasar,lalu menoyor kepala naila yang sudah membuatnya sesak.
Rangga malah asik melihat tingkah adiknya sebari mendengarkan dengan seksama yang diceritakan sherli tentang keributan yang terjadi,sebari memutar matanya jengah mau aneh tapi triplet N.
"Si sherli ngomongnya halai"seru Nirbita mendengarkan apa yang sherli katakan tidak sesuai yang terjadi dimana sherli terus menyalahkan triplet N.
"Halai apasi kak?"tanya Naila heran.
"Halu astagfirullah,dia ngomongnya halu-halu de"seru Nirbita mengusap dadanya sabar.
"Diakan ngomongnya ngadi-ngadi gimana kalo kita lakuin aja?"seru Naya membuat kedua saudarinya menatapnya heran.
"Magsud nya gimana k?"tanya Nirbita.
"Magsudnya kita serang gengnya sherly kaya apa yang dia ceritain sekarang,diakan bilangnya kita jambak,cakar sama nendang mereka,kita lakuin itu biar dia ga halai ga berdosa karna bohong"naya menjelaskan dengan sabar.
"Kan emang kita main jambak-jambakan ka sama gengnya sherly"ujar Naila membuat rangga yang mendengar bisik-bisik sang adik menghela nafas frustasi.
"Dengarkan pak apa yang Sherli katakan?,jika begini Sherli Tara sama Dinna dibully sama mereka,saya tidak terima!,saya mau mereka dikeluarin dari sekolah ini"ujar ayahnya Tara yang sejak tadi menyimak.
" Gabisa gitu dong pak!,kita baru mendengar pihak dari putri anda tapi dari adik-adik saya belum!"seru Rangga tidak terima usul ayahnya tara yang membenarkan sebelah pihak sebelum mendengar pihak lain.
"Untuk apa?,agar bisa mengelak,begitu?,anda seharusnya mengajarkan hal yang terpuji untuk adik anda bukan malah membelanya saat membully teman sekolahnya"pekik ayahnya Sherli.
"Tentu saja saya akan membela adik-adik saya!,saya hanya ingin keadilan ditegakan,jikapun adik saya salah saya akan meminta pak kepala sekolah untuk menghukum mereka sesuai aturan sekolah,disini saya hanya ingin mengatakan jika kita hanya baru mendengar cerita dari pihak putri anda yang belum tentu benar!"jawab Rangga dengan marah.
"Putri saya orang yang jujur jika disini ada yang berbohong sudah pasti adik-adik anda yang berbohong!"balas ayahnya Sherli.
"Kita tidak bisa menilai dari sebelah pihak saja pak,bapak kepala sekolah sudah mengatakan untuk mendengar kronologinya dari kedua pihak,jadi anda tidak bisa asal tuduh begitu! "Jawab Rangga dengan wajah memerah.
"Kamu itu masih anak bau kencur,dimana kesopanan kamu didepan orang tua hah!"pekik ayah Rina sebari bediri dari duduknya dan menatap tajam kearah rangga.
" Saya minta maaf namun saya tidak akan bersikap sopan terhadap orang tua yang sudah merasakan asam manis kehidupan tapi tidak bisa menilai mana yang benar dan yang salah!" jawab Rangga membalas tatapan tajam ayahnya Rina membuat pria itu semakin marah karna merasa ditantang.
"Pantas saja mereka berani menbuli teman sekolahnya, lihatlah sikap kakaknya ini saja bersikap biadab terhadap orang tua,dimana orang tua kalian hah kenapa mereka tidak datang,, didikan orang tua kalian benar-benar biadab"ujar ayahnya Sherli membuat rangga dan triplet N marah wajah mereka memerah dengan hidung kembang kempis.
Rangga bergerak menghampiri pria paruh baya yang sudah menghina orang tuanya,saat sudah di hadapan pria itu mereka beradu tatapan tajam,lalu rangga menarik kerah baju pria paruh baya itu membuat mereka tersentak,"Anda boleh menghina saya,tapi tidak akan saya biarkan anda menghina orang tua saya ataupun adik-adik saya"
Rangga tersulit emosi hingga melayangkan pukulan,namun tidak sampai mengenai pria baruh baya itu,pukulan rangga mengantung diudara saat merasakan tangan melingkar di perutnya.
"Abang jangan"ujar Nirbita yang sedang memeluk rangga dari belakang.
Rangga langsung melepaskan tangannya dari kerah pria paruh baya itu dan mencoba menenangkan diri.
"Lihat!,ini didikan orang tua kalian hah,berani sekali anda memukul saya,anda tidak tau siapa saya hah?,saya akan laporkan ini kepihak berwajib"ujar pria baruh baya itu tidak terima.
" Bapak-bapak saya mohon bersabar,kita selesaikan secara kekeluargaan"ujar pak kepsek agar keadaan tidak semakin runyam.
"Tidak bisa pak!,semua ini sudah diluar batas,saya akan melaporkan anda atas kasus penyerangan bersama adik-adik anda"ujar pria paruh baya.
"Silahkan pak,saya tidak takut,anda melaporkan saya begitupun sebaliknya,saya akan melaporkan anda atas tindakan tidak menyenangkan!"ujar Rangga menggebu dengan amarah diubun-ubun.
"Sabar bang,,Naila ka Nara tolong pegangin abang!"pinta Nirbita kepada kedua saudarinya.
Nirbita melepas pelukannya dari tubuh rangga dan digantikan pelukan dari naila dan nara membuat pria muda itu menatap empat tangannya yang melingkar di perutnya dengan kencang.
"Gausah Kenceng-kenceng,susah napas! "Desis rangga membuat kedua adik sepupunya itu cengegesan.
"Bapak yang terhormat,bapak si so penguasa padahal masih ada presiden diatas jabatan bapak itu" Nirbita mengangkat sebelah tangannya ketika melihat pria paruh baya yang sejak tadi bersikap arogan itu hendak menyanggah ucapannya.
"Bapak sudah berbicara sejak tadi,sekarang ijinkan saya yang berbicara dan kalian mendengarkan!,"ujar Nirbita menatap tajam ketiga pria paruh baya yang sejak tadi menghina mereka,wajah imut gadis itu memerah karna emosi.
"Ya selama ini abang saya sudah membesarkan saya mendidik saya,memberikan cinta untuk saya,dia selalu mengajari saya cara bersikap sopan dan baik kepada orang lain,dia tidak pernah mengajari saya berbicara kasar,hingga saat dia marah kepada kamipun abang saya tidak pernah berkata kasar"
"Orang tua kami juga begitu,mereka mengajari kami cara menghormati orang lain namun kami belajar sendiri jika kami dihina maka kami memiliki hak untuk membalas,ya kami memang tidak punya orang tua,sebab Allah sangat mencintai mereka dari pada kami,allah mengambil mereka karna cintanya kepada orang tua kami"
"Selama ini banyak hal yang dipelajari dari pria ini"sambung Nirbita sebari melihat sang abang,nirbita ia sudah menangis begitupun kedua saudarinya sebari memeluk sang abang sepupu.
Pak kepsek sendiri mengusap sudut matanya yang sudah mengeluarkan air merasa terenyuh dengan perkataan nirbita.
"Pria ini satu raga empat jiwa,raganya terlahir menjadi kakak saya tapi jiwanya bukan hanya sebagai kakak,tapi sebagai ayah,ibu dan sahabat,,anda sudah tua tapi anda tidak tau bagaimana berbicara baik kepada yang lebih muda"
"Kalian seharusnya menjadi pedoman untuk anak anda dan para anak muda lainnya,tapi apa?,pria yang sudah berpengalaman dengan kehidupan malah menjadi sosok yang buruk untuk masa depan,,,ingat pak diatas genteng masih ada langit,diatas langit masih ada angkasa"ujar Nirbita lalu mengusap wajahnya membersihkan jejak air mata disana.
"Abang keluar yu!,,Ita takut"sambung nirbita sebari menatap rangga wajahnya yang sembab menahan tangis.
"Ga ada yang perlu ditakutin Ita,,sini abang peluk"ujar rangga membuat Nirbita langsung menerjang tubuh sang kakak dari depan sedangkan kedua saudarinya masih memeluk dari belakang.
"Pak untuk masalah anak-anak saya serahkan kepada bapak,saya harap masalah ini menemukan titik terang dan keadilan bagi semuanya"ujar rangga setelah pelukan yang menerjang nya dari depan dan belakang terlepas.
"Baik pak,terimakasih kepercayaannya,saya minta maaf atas apa yang terjadi tadi"ujar sesal pak kepsek.
" Ini bukan salah bapak,bapak tidak perlu meminta maaf,orang lain yang perlu minta maaf saja tidak sadar diri,kalo begitu saya dan adik-adik saya pamit undur diri pak"jawab Rangga.
"Walau begitu tetap saja saya perlu meminta maaf terhadap bapak dan adik-adik bapak,nak bapak minta maaf atas kejadian hari ini"ujarnya benar-benar merasa bersalah.
"Iya Pak kami memaafkan bapak ko"jawab triplet N serempak membuat rangga dan kepsek tersenyum mendengar kekompakan mereka.
"Kalo begitu kami permisi pak"
'Ah iya silahkan pak,untuk anak-anak jika kalian ingin ikut pulang bapak ijinkan, nanti bapak akan memberitahu wali kelas masing-masing "ujar pak kepsek menatap sendu triplet N.
"Terimakasih" jawab triplet N. kompak.
Rangga membuka pintu ruangan dan membiarkan ketiga adiknya keluar terlebih dahulu,sebelum dirinya keluar rangga berbalik dan menatap tiga orang tua beserta anak-anak mereka dengan tatapan penuh arti,"Tunggu surat penangkapan dari saya bapak-bapak! "ujarnya lalu pergi.
Sepertinya Rangga lupa diri jika pas datang ke Sma widudarma ia mengrutu saat dipanggil bang sama ciwi-ciwi,dia lupa apa amnesia si dari dulu bahwa dia dipanggil bang oleh adik-adik nya,mau aneh kakanya triplet N, hadeuh
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments