NovelToon NovelToon

DIARY TRIPLET N

Satu raga empat jiwa

Seorang pria dewasa berusia dua puluh lima tahun turun dari mobilnya,setelah menutup pintu mobil pria itu menghela nafas jengah lalu menatap sekitar.

Semua tatapan sekitar menatapnya dengan tatapan memuja saking terpesonanya dengan tampang pria itu.

Pria itu melangkah memasuki sekolah menengah atas tanpa memperdulikan celotehan para murid wanita yang terpesona dengan wajahnya.

"Ganteng banget"

"Sugar deddy hot"

"Aaaaa ganteng banget bolehlah jadiin ade pacar bang"

"Istri juga gapapa bang"

"Iklas dijadiin selingkuhan juga bang"

Dan banyak celotehan penuh harap dan memuji mereka yang tidak dipedulikan pria itu dalam hatinya pria itu mencibir,"bang-bang lo pada pikir gue tukang bakso!"

"Gue ini CEO muda di perusahaan gutama,yang sayangnya masih singgle, tentu aja bukan jomblo!,sebab gue yang ganteng pari purna ini tinggal tunjuk kalo mau punya pacar,gapercaya tuh para murid aja terpesona sama kecakepan gue"

"Gue masih cari pasangan,bukan pasangan yang gila harta!,ogah lah gue,gue nyari pasangan yang sayang sama gue,cinta sama gue dan nerima setiap kekurangan gue,ya walaupun gue ga punya kekurangan si,dan satu hal yang paling penting cewe yang menjadi pasangan gue nanti harus sangat amat menyayangi seseorang yang menjadi kehidupan buat gue,jantung hidup gue,seseorang yang menjadi alasan gue kesekolah widudarma ini"

Saking asiknya berguman tanpa sadar langkahnya sudah mendekati ruangan kepala sekolah,pria itu menyipitkan matanya saat melihat kerumunan didepan ruangan kepala sekolah.

Pria itu menjadi sorotan saat membelah kerumunan dengan raut datar nan tampan.

Setelah mengetuk pintu dan diberi ijin pria itu memasuki ruangan,didalam sana ternyata sudah ramai ada beberapa murid dan orang tua murid jangan melupakan kepala sekolah tentunya.

"Selamat siang pak,saya Rangga wali dari triplet N,,eh magsud saya wali dari Naya,Nirbita,Naila"ujar rangga menyapa kepala sekolah sebari melirik dengan ujung matanya heran kearah tripel n yang ia absen namanya tadi.

"Selamat siang pak,maaf menganggu waktu anda,silahkan duduk"ujar kepala sekolah membuat rangga celingak-celinguk menatap sekitar.

"Duduk di lantai pak?"tanya Rangga membuat kepala sekolah meringis sebab kursi yang tersedia di ruangannya sudah diisi orang tua yang lain yang ia panggil siang ini.

"Ahk maafkan saya pak,ternyata tidak ada kursi kosong"jawab kepala sekolah sebari mengusap rambutnya kikuk.

"bisa kita bahas tujuan kami dipanggil kesini pak,saya orang yang sibuk tolong hargai itu" ujar seorang pria paruh baya yang duduk disofa dengan sebelah kaki menyilang dengan tatapan songong.

"Baiklah,Sherli bisa berdiri dan berikan kursinya pada pak Rangga!"ujar pak kepala sekolah menatap muridnya bernama Rangga

"Gamau pak,saya sejak tadi udah duduk disini"jawab Sherli angkuh membuat triplet N berdecih.

"Sherli tolong bersikap sopan,dan kemarikan kursinya"ujar kepala sekolah sekali lagi.

"Kenapa bapak menyuruh putri saya memberikan kursi itu?,sejak awal sherli sudah duduk disana sebelum pria itu datang"ujar ayah Sherli dengan nada angkuh.

"Itu memang benar pak,tapi tidak sopan membiarkan wali dari murid lain berdiri sedangkan murid saya duduk di kursi"

"Sopan,orang akan diberi kesopanan jika memiliki kekuasaan!,anda hanya kepala sekolah disini,jangan sok mengajari saya!"jawab ayah Sherli masih dengan nada angkuh bahkan tatapan nya merendahkan.

" Saya tidak berniat mengajari anda pak,saya hanya mengajari putri anda sebagai guru dari putri anda saya berhak memberitahunya mana yang benar atau salah,semua itu adalah pelajaran yang harus diajari pada murid kami,,"

"Diam!"ayah Sherli membentak kepala sekolah hingga dia hanya mengedip lucu.

"Ini ko jadi pak kepsek sama bapaknya sherli yang ribut"guman murid berwajah imut bernama Nirbita disetujui Naila.

"Sudah pak saya tidak keberatan untuk berdiri,sebaiknya kita membahas alasan tujuan kami di panggil kemari,,sebelum singa lepas kandang mengamuk"ujar Rangga menengahi sebelum ada adu otot sebari mengejek.

"Apa magsud anda!"pekik ayah Sherli tidak terima sampai bangkit dari duduknya.

"Tolong kontrol emosi nya pak,silahkan duduk kita bahas alasan saya memanggil orang tua murid"ujar kepala sekolah menengahi.

"Maaf pak anda tidak duduk"ujar pak kepala sekolah menatap Rangga tidak enak.

" Saya tidak keberatan pak,saya masih muda tidak mudah encok"jawab Rangga ujung matanya menatap Sherli.

"Baiklah,alasan utama saya mengundang orang tua murid dari,Sherli,Rina,Tara,Nirbita,Naila dan Naya,karena mereka sudah membuat kegaduhan disekolah"

"Mereka berenam bertengkar untuk itu saya ingin tau alasan kalian bertengkar?"sambung pak kepala sekolah.

"Mereka bertiga yang mulai duluan pak"seru Sherli

"Ehhh fitnah tuh pak,kaga bener,yang mulai duluan itu mereka pak"seru Naya tidak terima.

"Iya tuh pak bener"seru Naila setuju.

" Enak aja,kalian yang mulai"seru Rina tidak setuju.

"Itu benar,pasti yang mulai duluan itu mereka,saya ingin mereka dihukum pak"seru ayah Rina setuju dengan putrinya.

" Saya setuju mereka harus dihukum,kalian sudah membuang waktu saya,saya ini orang sibuk!,cepat jatuhkan hukuman untuk mereka"ujar ayah sherli.

" Tidak bisa begitu pak!,bagaimana pun kita belum mendengar alasan mereka  bertengkar,saya tidak terima jika bapak menghukum adik-adik saya tanpa alasan yang jelas"seru Rangga tidak setuju sejak tadi ia tengah menahan kesal sebab ayah dari lawan adik-adik nya sangat sombong dan menyebalkan.

"Saya tidak akan asal menghukum pak,jadi saya harap bapak-bapak dan murid sekalian tenang dulu,kita harus mendengar dari kedua belah pihak"ujar kepsek mencoba sabar dengan sikap para orang tua murid yang berwatak berbeda-beda.

Ia sudah memakan asam manis kehidupan,harus mencoba lebih sabar dengan semua ini.

" Bisa kalian jelaskan bagaimana kronologi nya?" sambungnya.

"Saya saja pak!"seru Sherli bersemangat.

"Gabisa gitu dong! ,saya juga bisa menceritakannya pak"seru naya tidak terima.

"Iya kita akan mendengar dari dua belah pihak,jadi kamu sabar dulu naya,biar sherli yang menceritakannya lebih dulu"ujar pak kepsek membuat sherli merasa diatas angin.

" Sabar ka,sabar,tarik napas panjangggggg"ujar Naila dipragakan Naya sang kakak.

"Buang kak!,buang!,jangan lewat bawah tapi!,lewat hidung,"saut Nirbita panik melihat kakak sepupunya itu menuruti apa yang naila katakan namun sejak tadi hanya disuruh menarik napas tanpa membuangnya.

Naya membuang napasnya kasar,lalu menoyor kepala naila yang sudah membuatnya sesak.

Rangga malah asik melihat tingkah adiknya sebari mendengarkan dengan seksama yang diceritakan sherli tentang keributan yang terjadi,sebari memutar matanya jengah mau aneh tapi triplet N.

"Si sherli ngomongnya halai"seru Nirbita mendengarkan apa yang sherli katakan tidak sesuai yang terjadi dimana sherli terus menyalahkan triplet N.

"Halai apasi kak?"tanya Naila heran.

"Halu astagfirullah,dia ngomongnya halu-halu de"seru Nirbita mengusap dadanya sabar.

"Diakan ngomongnya ngadi-ngadi gimana kalo kita lakuin aja?"seru Naya membuat kedua saudarinya menatapnya heran.

"Magsud nya gimana k?"tanya Nirbita.

"Magsudnya kita serang gengnya sherly kaya apa yang dia ceritain sekarang,diakan bilangnya kita jambak,cakar sama nendang mereka,kita lakuin itu biar dia ga halai ga berdosa karna bohong"naya menjelaskan dengan sabar.

"Kan emang kita main jambak-jambakan ka sama gengnya sherly"ujar Naila membuat rangga yang mendengar bisik-bisik sang adik menghela nafas frustasi.

"Dengarkan pak apa yang Sherli katakan?,jika begini Sherli Tara sama Dinna dibully sama mereka,saya tidak terima!,saya mau mereka dikeluarin dari sekolah ini"ujar ayahnya Tara yang sejak tadi menyimak.

" Gabisa gitu dong pak!,kita baru mendengar pihak dari putri anda tapi dari adik-adik saya belum!"seru Rangga tidak terima usul ayahnya tara yang membenarkan sebelah pihak sebelum mendengar pihak lain.

"Untuk apa?,agar bisa mengelak,begitu?,anda seharusnya mengajarkan hal yang terpuji untuk adik anda bukan malah membelanya saat membully teman sekolahnya"pekik ayahnya Sherli.

"Tentu saja saya akan membela adik-adik saya!,saya hanya ingin keadilan ditegakan,jikapun adik saya salah saya akan  meminta pak kepala sekolah untuk menghukum mereka sesuai aturan sekolah,disini saya hanya ingin mengatakan jika kita hanya baru mendengar cerita dari pihak putri anda yang belum tentu benar!"jawab Rangga dengan marah.

"Putri saya orang yang jujur jika disini ada yang berbohong sudah pasti adik-adik anda yang berbohong!"balas ayahnya Sherli.

"Kita tidak bisa menilai dari sebelah pihak saja pak,bapak kepala sekolah sudah mengatakan untuk mendengar kronologinya dari kedua pihak,jadi anda tidak bisa asal tuduh begitu! "Jawab Rangga dengan wajah memerah.

"Kamu itu masih anak bau kencur,dimana kesopanan kamu didepan orang tua hah!"pekik ayah Rina sebari bediri dari duduknya dan menatap tajam kearah rangga.

" Saya minta maaf namun saya tidak akan bersikap sopan terhadap orang tua yang sudah merasakan asam manis kehidupan tapi tidak bisa menilai mana yang benar dan yang salah!" jawab Rangga membalas tatapan tajam ayahnya Rina membuat pria itu semakin marah karna merasa ditantang.

"Pantas saja mereka berani menbuli teman sekolahnya, lihatlah sikap kakaknya ini saja bersikap biadab terhadap orang tua,dimana orang tua kalian hah kenapa mereka tidak datang,, didikan orang tua kalian benar-benar biadab"ujar ayahnya Sherli membuat rangga dan triplet N marah wajah mereka memerah dengan hidung kembang kempis.

Rangga bergerak menghampiri pria paruh baya yang sudah menghina orang tuanya,saat sudah di hadapan pria itu mereka beradu tatapan tajam,lalu rangga menarik kerah baju pria paruh baya itu membuat mereka tersentak,"Anda boleh menghina saya,tapi tidak akan saya biarkan anda menghina orang tua saya ataupun adik-adik saya"

Rangga tersulit emosi hingga melayangkan pukulan,namun tidak sampai mengenai pria baruh baya itu,pukulan rangga mengantung diudara saat merasakan tangan melingkar di perutnya.

"Abang jangan"ujar Nirbita yang sedang memeluk rangga dari belakang.

Rangga langsung melepaskan tangannya dari kerah pria paruh baya itu dan mencoba menenangkan diri.

"Lihat!,ini didikan orang tua kalian hah,berani sekali anda memukul saya,anda tidak tau siapa saya hah?,saya akan laporkan ini kepihak berwajib"ujar pria baruh baya itu tidak terima.

" Bapak-bapak saya mohon bersabar,kita selesaikan secara kekeluargaan"ujar pak kepsek agar keadaan tidak semakin runyam.

"Tidak bisa pak!,semua ini sudah diluar batas,saya akan melaporkan anda atas kasus penyerangan bersama adik-adik anda"ujar pria paruh baya.

"Silahkan pak,saya tidak takut,anda melaporkan saya begitupun sebaliknya,saya akan melaporkan anda atas tindakan tidak menyenangkan!"ujar Rangga menggebu dengan amarah diubun-ubun.

"Sabar bang,,Naila ka Nara tolong pegangin abang!"pinta Nirbita kepada kedua saudarinya.

Nirbita melepas pelukannya dari tubuh rangga dan digantikan pelukan dari naila dan nara membuat pria muda itu menatap empat tangannya yang melingkar di perutnya dengan kencang.

"Gausah Kenceng-kenceng,susah napas! "Desis rangga membuat kedua adik sepupunya itu cengegesan.

"Bapak yang terhormat,bapak si so penguasa padahal masih ada presiden diatas jabatan bapak itu" Nirbita mengangkat sebelah tangannya ketika melihat pria paruh baya yang sejak tadi bersikap arogan itu hendak menyanggah ucapannya.

"Bapak sudah berbicara sejak tadi,sekarang ijinkan saya yang berbicara dan kalian mendengarkan!,"ujar Nirbita menatap tajam ketiga pria paruh baya yang sejak tadi menghina mereka,wajah imut gadis itu memerah karna emosi.

"Ya selama ini abang saya sudah membesarkan saya mendidik saya,memberikan cinta untuk saya,dia selalu mengajari saya cara bersikap sopan dan baik kepada orang lain,dia tidak pernah mengajari saya berbicara kasar,hingga saat dia marah kepada kamipun abang saya tidak pernah berkata kasar"

"Orang tua kami juga begitu,mereka mengajari kami cara menghormati orang lain namun kami belajar sendiri jika kami dihina maka kami memiliki hak untuk membalas,ya kami memang tidak punya orang tua,sebab Allah sangat mencintai mereka dari pada kami,allah mengambil mereka karna cintanya kepada orang tua kami"

"Selama ini banyak hal yang dipelajari dari pria ini"sambung Nirbita sebari melihat sang abang,nirbita ia sudah menangis begitupun kedua saudarinya sebari memeluk sang abang sepupu.

Pak kepsek sendiri mengusap sudut matanya yang sudah mengeluarkan air merasa terenyuh dengan perkataan nirbita.

"Pria ini satu raga empat jiwa,raganya terlahir menjadi kakak saya tapi jiwanya bukan hanya sebagai kakak,tapi sebagai ayah,ibu dan sahabat,,anda sudah tua tapi anda tidak tau bagaimana berbicara baik kepada yang lebih muda"

"Kalian seharusnya menjadi pedoman untuk anak anda dan para anak muda lainnya,tapi apa?,pria yang sudah berpengalaman dengan kehidupan malah menjadi sosok yang buruk untuk masa depan,,,ingat pak diatas genteng masih ada langit,diatas langit masih ada angkasa"ujar Nirbita lalu mengusap wajahnya membersihkan jejak air mata disana.

"Abang keluar yu!,,Ita takut"sambung nirbita sebari menatap rangga wajahnya yang sembab menahan tangis.

"Ga ada yang perlu ditakutin Ita,,sini abang peluk"ujar rangga membuat Nirbita langsung menerjang tubuh sang kakak dari depan sedangkan kedua saudarinya masih memeluk dari belakang.

"Pak untuk masalah anak-anak saya serahkan kepada bapak,saya harap masalah ini menemukan titik terang dan keadilan bagi semuanya"ujar rangga setelah pelukan yang menerjang nya dari depan dan belakang terlepas.

"Baik pak,terimakasih kepercayaannya,saya minta maaf atas apa yang terjadi tadi"ujar sesal pak kepsek.

" Ini bukan salah bapak,bapak tidak perlu meminta maaf,orang lain yang perlu minta maaf saja tidak sadar diri,kalo begitu saya dan adik-adik saya pamit undur diri pak"jawab Rangga.

"Walau begitu tetap saja saya perlu meminta maaf terhadap bapak dan adik-adik bapak,nak bapak minta maaf atas kejadian hari ini"ujarnya benar-benar merasa bersalah.

"Iya Pak kami memaafkan bapak ko"jawab triplet N serempak membuat rangga dan kepsek tersenyum mendengar kekompakan mereka.

"Kalo begitu kami permisi pak"

'Ah iya silahkan pak,untuk anak-anak jika kalian ingin ikut pulang bapak ijinkan, nanti bapak akan memberitahu wali kelas masing-masing "ujar pak kepsek menatap sendu triplet N.

"Terimakasih" jawab triplet N. kompak.

Rangga membuka pintu ruangan dan membiarkan ketiga adiknya keluar terlebih dahulu,sebelum dirinya keluar rangga berbalik dan menatap tiga orang tua beserta anak-anak mereka dengan tatapan penuh arti,"Tunggu surat penangkapan dari saya bapak-bapak! "ujarnya lalu pergi.

Sepertinya Rangga lupa diri jika pas datang ke Sma widudarma ia mengrutu saat dipanggil bang sama ciwi-ciwi,dia lupa apa amnesia si dari dulu bahwa dia dipanggil bang oleh adik-adik nya,mau aneh kakanya triplet N, hadeuh

Tumbal proyek

Setelah keluar dari ruangan kepala sekolah Rangga menatap ketiga gadis itu yang satu adik kandungnya sisanya adik sepupunya,Rangga menghela nafas lalu menunjukan senyuman manisnya.

"Kalian ada yang luka?"tanyanya sebari mendekati ketiga gadis itu lalu memutar tubuh mereka bergantian.

"Tadi kami oke sekarang kami no"ujar Naila Flores sipaling muda dengan wajah menggemaskan.

"Kenapa?"tanya herang rangga,"Kalian perlu kerumah sakit?,,sekarang ada yang sakit?,,yang mana?perlu dirongsen?"cecar Rangga kembali memutar tubuh ketiga gadis itu bergantian.

"Tubuh kami jadi reod gara-gara abang puter-puter kaya ****** beliung "decak Nirbita Aster adik kandung Rangga usianya berbeda dua bulan dengan Naila.

Rangga menggaruk rambutnya yang tiba-tiba gatal,eh iya Rangga lupa belum keramas selama tiga hari ini hehe.

"Maaf-maaf tapi kalian ga ada yang luka?, " mereka serentak mengangguk"Beneran?"mereka kembali mengangguk.

"Syukur alhamdulillah,kalo dari kalian ada yang tergores abang bisa pengek sama ayah dan ibu"ujar Rangga sebari meringis.

Ayah dan ibu yang dimagsud rangga adalah orang tua kandung duo N yaitu Nara dan Naila,yang tak lain adalah paman bagi Rangga dan Nirbita namun mereka memanggilnya ayah dan ibu.

"Abang gausah ngasih tau ayah sama ibu"ujar Nara sipaling tua dari para gadis n yang lain usianya satu tahun lebih tua.

"Iya tuh bang,kami juga bisa pengek kalo ketahuan adu jotos disekolah"setuju Nirbita.

"Kitakan ga adu jotos kak,kita cuma main jambak-jambakan jadi aman kalo ayah sama ibu tau"ujar Naila membuat mereka menoyor kening gadis itu kecuali Rangga.

"Sama aja curut,ibu sama ayah tetep bakal hukum kita kalo ketahuan berantem disekolah"ujar Nara sipaling waras diantara saudara N nya.

"Kenapa emang kak?"tanya naila membuat kedua N menepuk kening mereka frustasi.

"Udah-udah,gausah tepok-tepok jidat!,itu otak kalian yang sebesar otak udang bisa jatoh nanti"cibir Rangga lalu melangkah lebih dulu.

"Udang ga punya otak bang"seru Nirbita dari belakang lalu menyusul sang kakak bersama saudarinya yang lain.

"Mirip kaya kalian!"ujar Rangga sebari terbahak.

"Bukan mirip bang"ujar Nara yang berjalan paling belakang di antara saudarinya.

"Tapi sama"seru Nirbita dan Naila membuat mereka terkekeh bukannya marah.

Gausah heran kan triplet N GAWARAS!.

Koridor yang mereka lewati sudah sepi sebab jam istirahat sudah selesai sejak beberapa menit setelah rangga masuk kedalam ruangan kepsek.

Sekarang Rangga dan triplet N berada diruang kerja milik rangga diperusahaan,setelah keluar dari pekarangan sekolah triplet N yang diizinkan pulang tentu saja bahagia saking bahagianya mereka memilih merusuh dikantor sang kakak.

Dua N baru kelas 10 dan ajaran baru saja dimulai dari satu bulan lalu sedangkan Nara gadis itu sudah kelas 11 disekolah yang sama,namun tingkah mereka bak anak tk yang naujubilah mengusap dada.

Sofa diruangan rangga tidak memiliki kegunaan karna tripel n memilih merebahkan diri di karpet berbulu lembut yang tergerai dilantai marmer sebari menonton dracin diponsel Naya.

Sedangkan pemilik ruangan sedang mengadakan rapat yang sempat ditunda gara-gara panggilan kepala sekolah.

"Kak,hpnya rebahin susah ih liatnya"rengek Naila sebari merebut ponsel yang dipegang Nirbita.

Nirbita kembali merebut ponsel yang sedang menayangkan dracin dari tangan naila,"Kalo di rebahin susah nontonya Ila!"

"Ya gimana,layarnya kecil,susah nontonnya!"cibir Naila sebari memonyongkan bibirnya kesal.

"Makanya nontonya ditv gausah diponsel!"desi Naya jengah dengan tingkah adik dan adik sepupunya.

'Filmnya gatayang ditv kak!"ujar kedua N kesal.

"Ck,bego dipiara,kan bisa masuk aplikasi filmnya terus disambungin ketv"desis Naya sebari mengubah posisinya menjadi duduk.

Duo N saling menatap beberapa detik lalu menatap naya dengan tatapan kesal,"Kenapa baru bilang!"

"Ya kalian ga nanya!"pekik Naya.

Kedua N menggaruk rambut mereka yang tidak gatal.

"Seharusnya kakak usul dong!"ujar Naila.

"Kalian bisa ga sehari aja gausah teriak-teriak?,ini kantor bukan hutan!"ujar Rangga yang baru masuk kedalam ruangannya bersama sang asisten yang membuntuti nya dibelakang.

Rangga berkata seperti itu sebab sejak tadi tripel n berbicara sebari teriak untung ruangannya ini kedap suara.

"Abang salah bang!"ujar Naila sebari mengubah posisinya menjadi terlentang.

"Salah-salah kamu pikir abang tukang ojek salah jalur !"desis Rangga sebari mendaratkan pantatnya disofa.

"Ila ga bilang gitu ya bang"jawab Naila mengejek membuat Danis asisten Rangga terkikik.

"Berani kamu ketawa!"desis Rangga menatap tajam danis membuat pria itu langsung bungkam.

"Engga bos,bos marah-marah mulu mentang-mentang jomblo"sindir Danis.

"Heh sekertaris edan!,situ yang jomblo,gue mah kaga!"elak Rangga tidak terima.

"Emang abang udah punya pasangan?"tanya Nirbita,"Ko ga dikenalin sama kita si?"

Rangga manggaruk rambutnya yang gatal saat pulang nanti ia akan keramas menghilangkan kuman-kuman yang menempel di kepala,kuman tidak sopan!.

"Abang ga punya Ita,tapi abang ga jomblo!"jawab Rangga.

Naila menyalakan TV dan mulai menyambungkan dengan ponsel milik Naya sang kakak kandung,"Lagi pdkt bang?"tanya gadis itu.

"Gimana ya jelasinnya,,abang tuh sama dia LDR ran"jawabnya melirik sang penanya yang sedang mengutak atik ponsel.

"Beneran bos?,,yang mana ko ga pernah cerita?"tanya danis yang sudah duduk lesehan bersama triplet,"Apa jangan-jangan cewe yang kemaren lagi?"

"Cewe kemaren?,emang kemaren ada yang kesini nyariin abang?"selidik Naya.

"Yang nyariin abang mah banyak,nay,abang kan se terkenal itu"jawab Rangga.

"Iya yang nyariin dopkolektor"celetuk Naila masih pokus melihat ponsel.

Danis,naya dan nirbita menatap rangga penuh selidik,"Bos beneran dicariin depkolektor?,,bos punya utang?"cecar Danis menatap tak percaya sang bos.

"Palamu botak,,engga lah sibocil dipercaya!"geram Rangga.

"Ga baikka percaya sama Ila,musrik "celetuk Naila masih mengutak atik ponsel naya.

"Nah baru pinter,percaya sama kalian berempat itu jalan sesat tanpa jalan keluar" ujar Rangga.

"Kalo ada jalan masuj pasti ada jalan keluar pak bos"ujar Danis tak ingin dinistakan sang bos.

Jika kalian pikir Danis lancang sebenarnya tidak juga,danis dan rangga bukan hanya sekedar atasan dan bawahan eits jangan berpikir buruk dulu,mereka itu sahabatan sejak kuliah membuat keduanya dekat,hingga beberapa kali mereka berdua bertukar cerita kehidupan dan saling menasehati,

Danis juga gudang informasi mengingat pria itu raja gibah,raja gibah di semua kalangan dari remaja,pria,wanita,tua muda,dia adalah rajanya gibah,bahkan dikomplek rumahnya ia dijadikan pemegang arisan ibu-ibu komplek saking sukanya ber gibah dengan mereka.

'Si ila kalo ngomong seenaknya emang,yang nyariin abang itu bukan depkolektor"ujar nirbita sengaja menjeda ucapannya,"Tapi dukun!"

"Ngapain dukun nyari abang? ,mau bantu abang cari jodoh si boleh,siapa tau bisa gratis"ujar Rangga sebari terkikik.

"Katanya kaya tapi sukanya gratisan"cibir Danis membuat rangga menatap tapan asisten laknat itu.

"Heh makonah,gratisan itu enak,lo juga kalo dikasih uang segepok gabakal nolak kan?"cibir Rangga diangguki danis.

"Gabakalah bos,saya akan amat sangat menerima jika bos ngasih saya uang segepok,bukan hanya segepok sekarung aja gabakal saya tolak"jawab Danis sebari tersenyum membayangkan mendapat uang sekarung dari bosnya itu.

"Bapak mu sekarung!"cibir Rangga.

"Kasih aja bang uang nya"ujar Nirbita membuat Rangga melotot.

"Enak aja,gak!,kalo mau uang tuh kerja,jangan mau kaya tapi ga berusaha!"cibir Rangga.

"Saya juga lagi usaha bos,setres ia kaya kaga"dengus Danis membuat orang di sana terkekeh kecuali naila yang masih pokus dengan ponsel naya.

"Udah nasib mu dan,semangat cari rupiah walau uang tak seberapa!,,,eh salah-salah gaji dari perusahaan kan besar,,,lo tuh ya dan ga bersyukur jadi orang!,,ini ni yang menjadikan hidup lo ga cukup karna elo ga bersyukur,,,kalo lo mensyukuri apa yang ada lo akan merasa cukup"ujar Rangga bijak.

"Bang salam bang salam!"ujar Naya yang sedang mendengarkan abangnya itu berbicara dengan kedua tangan menunpu wajahnya.

"Kenapa?,kalian mau pulang?"tanya Rangga.

"Engga bang,kan kalo habis ceramah harus diakhir salam biar berkah"jawab naya.

"Wasalamualaikum warohmatulohi wabarakatuh "salah Rangga sebari berdiri dan berlaya hendak ceramah.

"Wa'alaikumussalam salam warahmatullahi wabarakatuh" jawab mereka serentak.

"Padahal abang kasih aja uangnya,,biar nantinya om danis iklas,ridho dan tabah dijadikan tumbal proyek bah dukun "ujar Nirbita sebari terkekeh melihat wajah danis yang cemberut.

Jleb!

"Dijadiin tumbal gue" guman danis.

Panggilan untuk Danis sangatlah beragam dari triplet N,terkadang om,abang,kakak,kakek yang lebih parah,padahal usianya sama dengan rangga hanya berbeda bulan saja.

Rangga kembali duduk dan menatap satu persatu adiknya,"Udah jangan becanda mulu,sekarang ceritain gimana kalian bisa berantem sama temen sekolah kalian?"

"Ceritanya panjang bang"jawab Naya.

"Potong biar pendek susah amat"cibir Danis.

"Begitulah ceritanya"ujar Naya membuat kedua pria seumuran itu menatap tak mengerti gadis itu.

"Heh curut bisa ga si?"tanya Naya pada adiknya yang sejak tadi ingin menyambungkan flm diponsel pada TV.

"Belum kak!,susah!"jawabnya tanpa mengalihkan pandangan selain ke ponsel.

"Ko bisa?!"ujar Nirbita lalu beralih menghampiri Naila yang sedang mengutak atik ponsel naya.

"Nih ga bisa,,,"ujar Naila sebari memberikan ponsel itu,"Aplikasi nya bilang langganan anda sudah berakhir harap kembali berlangganan jika ingin menonton film pada aplikasi kami!"

"Hah?,kak Naya bukannya udah berlangganan ya selama setahun baru juga kemarin masa udah habis?"tanya Nirbita heran.

"Udah ko,aplikasinya aja yang eror,ga mungkin eror juga si kitakan baru aja nonton di aplikasi itu"ujar Naya lalu menghampiri kedua saudarinya itu.

Naya mengambil alih ponselnya lalu mengutak-atik sebentar lalu menatap naila si adik kandung nya dengan tatapan kesal,"Ck sampai tanah beruban juga gabakal bisa kodok,lo ga nyalain internet nya ege"pekik Naya kesal lalu menyambungkan nya dengan TV.

Naila menggaruk pelipisnya,"Emang tanah beruban?"tanyanya heran.

"Punya!"jawab Nirbita sebari kembali duduk lesehan di karpet bulu disusul Naila.

"Beneran?"tanya Naila berbinar ia sungguh tertarik dengan pembahasan ini.

"Iya,,kamu tau kan pasir?"naila mengangguk,"Nah itu uban tanah"sambung Nirbita.

"Oooh jadi selama ini pasir uban dari tanah ko ila baru tau ya?"monolognya membuat kedua pria dewasa disana menghela nafas.

Mau aneh tapi mereka triplet N yang sikapnya minus melebihi anak tk.

"Ck ngapain jadi bahas uban tanah si?,,pertanyaan abang yang tadi jawab dong!"ujar Rangga membuat atensi triplet menatap pria itu.

"Pertanyaan yang mana bang?"tanya Naila heran sejak tadi ia hanya pokus pada ponsel jadi gatau apa-apa.

"Kenapa kalian bisa berantem disekolah?"tanya ulang Rangga.

"Udah cerita tadi!"jawab Naya yang kembali duduk setelah menyetel film dari ponsel ke tv.

"Kapan?,,"tanya Rangga.

"Tadi bang,abangnya ga denger kali"jawab Naya fokus ke tv yang menayangkan flm dracin.

"Emang iya?,,kamu dengar dan?"tanya Rangga pada asistennya.

"Engga tuh bos,kapan kamu ceritanya Nay?"ujar Danis kembali bertanya.

" Itu yang tadi begitulah ceritanya"jawab Naya masih pokus ketv.

Kedua pria itu terdiam sekolah mengingat kapan naya menceritakan tentang keributan disekolah tadi.

"Kamu cuma bilang,begitulah ceritanya doang Nay!"ujar Rangga setelah mengingat.

"Yakan ceritanya dipendekin seperti apa yang dibilang om dan"jawab Naya sekenanya.

Kedua pria itu saling tatap dengan tatapan kesal"GA GITU JUGA KONSEPNYA!"serempak mereka membuat triplet N menatap keduanya.

Dalam hati Rangga Arsenio ia merasa bahagia melihat wajah ceria adiknya, padahal ia sangat takut adiknya akan terpuruk sebab tadi orang tua mereka dihina,untungnya sang adik tidak terlalu lama bersedih.

Sejak kematian orang tua mereka empat tahun lalu sikap ceria Nirbita Aster hilang selama dua bulan namun untungnya ia bisa kembali ceria,empat tahun ini jugalah Rangga menjadi satu raga empat jiwa.

Ayah,ibu,kakak dan sahabat menjadi satu padu dalam dirinya,ia mencoba yang terbaik disela-sela kesibukannya dikantor.

Pohon ajaib

Setelah kejadian kemarin,mereka yang terlibat diminta menghadap kepala sekolah dan diberi wejangan beserta hukuman.

"Cepat Sherly minta maaf"ujar pak kepsek setelah kemarin ia mengusut tuntas masalah pertengkaran antar murid disekolah.

"Gamau pak"jawab Sherli.

"Mau bapak tambah hukuman kalian?"ancam pak kepsek.

"Ga adil dong pak,masa mereka cuma disuruh piket kelas selama dua hari,kita disuruh bersihin toilet selama empat hari"ujar Sherli tidak terima.

"Kalo kamu terus membantah saya tambah jadi seminggu!,mau?"ujar pak kepsek mencoba sabar.

"Gamau pak!"jawab Sherli beserta gengnya.

"Kalo gamau cepat minta maaf atau bapak tambah hukuman kalian?"

"Iya Pak iya,saya minta maaf"ujar Sherli menghadap pak kepsek.

"Minta maaf sama Nirbita,Naila dan Naya,Sherli!"ujar pak kepsek.

" Iya Pak"jawab Sherli ogah-ogahan,"sory"ujarnya terpaksa.

"Yang iklas kalo minta maaf"ujar Naya dengan wajah songong.

"Sherli lakukan cepat! "Ucap pak kepsek sudah hampir habis kesabaran beliau menghadapi mirid-muridnya yang banyak tingkah.

" Iya Pak,,sory" ujar Sherli mengulang sebari menyodorkan tangannya.

"Sory emang kakak pesen barang ya?"tanya Naila dengan wajah polosnya.

"Barang apa ila?"tanya Nirbita seolah perwakilan kepala sekolah yang terlihat mengerutkan keningnya.

"Gatau,itu Sherli bilang sory,kitakan ga beli barang elimetid"jawabnya

"Itu ori dodol"cibir Nirbita sebari terkekeh berbeda dengan pak kepsek yang hanya menghela nafas jengah dengan tingkah para murid barunya.

"Sherli minta maaf yang bener jangan pake bahasa sory"ujar pak kepsek.

"Maaf"ujar Sherli sekali lagi.

"Maaf buat apanih?,kalian kan terlalu banyak buat salah jadi bingung kita harus maafin yang mana dulu"ujar Nirbita sebari menatap mengejek.

"Liat tuh pak,mereka ngejek kita,"ujar Sherli sendiri menunjuk wajah Nirbita kesal.

"Kalian jangan bercanda dulu!,Sherli lanjut!"ujar pak kepsek sebari memijat pelipisnya.

"Maafin gue yang udah bales jambakan lo kemarin! "Ujarnya kesal dengan tangan menjulur,mata melotot.

"Cie ngaku salah" ujar Naila membuat pak kepsek menepuk jidatnya.

"Lihat tuh pak mereka dari tadi mempermainkan kita"ujar Tara kesal mewakili kedua temannya.

" kalian  serius sebentar bisa nak?,,biar masalah ini cepat selesai"ujar pak kepsek setengah fruatasi.

Baru sehari satu ruangan saja pak kepsek sudah dibuat frustasi sama triplet n apa kabar dengan rangga yang bertahun-tahun.

"Kami masih waras pak,gamau diseriusin geng Sherli mereka kan cewe sama kaya kita,kita tuh mau diseriusin sama cowo tapi gamau juga kalo sama bapak,bapakan udah karatan"ujar Naila membuat mereka melongo tak terkecuali pak kepsek yang dikatain karatan.

"Seenganya sama oppa joongki,oppa cha eunwoo,saya gaakan nolak tuh pak"sambungnya tanpa merasa bersalah.

"Bapak belum karatan ya Naila!,bapak ini termasuk oppa-oppa yang kamu magsud"ujar pak kepsek tidak terima

"Bapak suka halu ih"cibir Naila membuat pak kepsek melotot sempurna hampir bola matanya keluar saking kesalnya.

" Ila ga boleh gitu sama pak kepala sekolah! "mendengar suara Nirbita yang terdengar akan memujinya pak kepsek seperti mendapat angin segar dan langsung sumringah"Bapak emang termasuk mirip oppa-oppa ko,oppa-oppa persi Indonesia"

"Tuh denger kata saudari kamu,bapak itu oppa persi Indonesia "ujar pak kepsek senang.

" Iya Pak oppa-oppa persi Indonesia kan udah bertongkat,jalannya bongkok lagi" saut Naya membuat pak kepsek menatap tak percaya gadis itu.

"Emang iya Nirbita?"tanya pak kepsek mendapat jawaban anggukan kepala dari nirbita membuat pak kepsek seperti dia bawa terbang burung rajawali setinggi mungkin lalu dijatuhkan.

Sesakit itu.

Pak kepsek menghela nafas,ia harus segera menjauh dari triplet n yang meresahkan ini,jika berlama-lama ia bisa menjadi oppa persi Indonesia lebih cepat!.

Triplet n memang komplit yang satu menjatuhkan secara langsung yang satunya lagi diterbangkan lalu dihempas sejatuh-jatuhnya,lebih menyakitkan.

"Sudah jangan bercanda lagi,cepat kalian salaman dan saling memaafkan!"ujar pak kepsek ingin berteriak dan mengusir mereka segera.

"Puasanya aja belum udah lebaran aja pak!"ujar Naya membuat kedua saudarinya mengangguk setuju.

"Ia tuh pak!,kan lebih nikmat menunaikan lebaran setelah berpuasa!"setuju Nirbita dan Naila serempak benar-benar membuat pak kepsek fruatasi.

Pak kepsek sudah hilang kesabaran,ia mengambil tangan anak-anak didiknya lalu ia salamkan satu sama lain sampai tuntas dan sah,eh kenapa jadi sah?,autornya ikut frustasi melihat tingkah mereka.

"Sudah kalian keluar dan jangan lupa kerjakan hukuman kalia! "usir pak kepsek.

"Bapak ngusir?" tanya Naila.

"Ia bapak ngusir,cepet kalian pergi dari ruangan bapak atau bapak tambah hukuman kalian jadi seminggu!"ujar tegas pak kepsek yang hampir jungkir balik menanggapi tingga ajaib ketiga murid didiknya itu.

Tanpa ba bi bu keenam murid itu berlari terbirit-birit dengan tunggang langgang.

Setelah mereka pergi pak kepala sekolah menutup pintu ruangannya dengan kasar hingga suara'brug'terdengar begitu kencang.

Seharusnya ia membiarkan guru bk saja untuk memberikan hukuman setelah mengetahui siapa yang salah dan benar tentang kejadian kemarin disekolah,sekarang yang harus disalahkan adalah dirinya sendiri yang suka rela menyerahkan diri untuk stress menghadapi triplet n yang di luar nalar.

Astagfirullah.

"Ibunya ngidam apa pas hamil mereka!"

"Stopp"teriak Nirbita sebari menghentikan larinya.

"Kenapa?"tanya Sherli sebari mengatur nafasnya yang lain juga begitu mengatur napas yang ngos-ngosan.

Mereka bahkan sama-sama menumpu kedua tangan diatas lutut,"Kita maraton apa balap lari?"sambungnya

Sherli tersadar ia langsung menegakan badannya dan menatap berang triplet n,"Awas kalian gue bales!"ujarnya berlalu bergi disusul kedua temannya sebari berteriak.

"Sher tungguin lah,cape nih"teriak kedua teman Sherli sebari menyusulnya.

"Lo bales gue bales balik!"teriak Nara.

"Ga boleh gitu kak,pamali!"ujar Naila sebari menegakan tubuhnya berbeda dengan Nirbita yang malah duduk dan meluruskan kedua kakinya sebari bersandar di dinding kelas.

"Bener tuh kak!,inget kata ustazah gaboleh membalas kejahatan dengan kejahatan"kini Nirbita yang berkata.

'Terus bales dengan apa dong?"tanya Naya

"Balas dengan kezoliman "jawab enteng Naila sebari duduk bersandar di dinding dengan menyilakan kedua kakinya.

Tuhkan baru aja otak mereka lurus udah keseleo lagi aja tuh otak!.

"Emang boleh?" tanya Nirbita sebari menatap wajah naila.

"Boleh lah kak!,kan kata ustazah kita gaboleh balas kejahatan dengan kejahatan,ustazah gaada bilang tuh gaboleh bales kejahatan dengan kedzoliman jadi aman-aman aja,kalo balesnya sama kezholiman "jawab Naila enteng.

Autor tepuk jidat

Kedua saudarinya mengangguk mengerti," Bener juga,kita balas dengan kezholiman  aja kalo gitu biar ga dapat dosa!"ujar Nirbita.

"Dil"seru naya yang diberi predikat paling waras diantara keduanya,warasnya aja begini astagfirullah,banyak-bayakin istigfar.

"Kantin yu haus nih abis maraton"ajak Naila dengan wajah berseri.

"Ayo"setuju Nirbita.

"Ga!,kita balik ke kelas masing-masing,bentar lagi bell masuk,kalian ga boleh bolos!, ga baik mau jadi apa kalian baru kelas sepuluh aja udah suka bolos,"ujar Naya tidak setuju.

"Sebentar ko ka kita kekantinya,cuma beli es sama bakso abis itu langsung ke kelas"bujuk Nirbita.

"Kalo makan bakso dulu nanti lama,kita bisa ketinggalan pelajaran,,gaada tawar menawar langsung ke kelas"tegas Naya yang sudah konek dengan komponen otaknya hingga jalannya lurus.

"Ih kak ga lama ko!,kalo ketinggalan pelajaran kan masih ada jam pelajaran kedua jadi aman gaakan ketinggalan pelajaran ko"bujuk Naila.

" Iya tuh kak!,kita gaakan ketinggalan pelajaran kalo ketinggalan kita jemput bareng-bareng,ajak om danis sekalian biar kita jembutnya ramean"kini Nirbita yang membujuk.

Mereka kira pelajaran itu apasi dalam hidup mereka kenapa harus jemput ramean segala?,,

"Iya tuh kak!,biar om danis punya pekerjaan sampingan ga dikantor aja!"seru Naila sama-sama membujuk.

Naya terlihat memegangi dagunya dengan mata melirik keatas,"Bener juga,yaudah yu kantin!"setuju nya langsung disambut bahagia saudarinya yang lain dan meluncur.

Tuh tuh baru aja komponen otaknya naya nyambung udah koslet lagi aja.

Disinilah mereka sekarang di belakang sekolah bukan karena mereka bolos,ini adalah jam istirahat ketiganya tidak jadi ke kantin tadi pagi dan memutuskan ke kelas masing-masing untuk mengikuti pelajaran jam pertama.

Ketiganya duduk di kursi panjang yang berada dibelakang sekolah,tempat ini menjadi favorit mereka ketika jam istirahat,sepi!.

Demi kewarasan rakyat sekolah autor memutuskan untuk mereka lebih baik diasingkan seperti sekarang.

"Kalian mau jalanin hukumannya kapan?"tanya Naya sebari memasukan kripik singkong ke mulutnya,ditangan masing-masing mereka memegangi camilan dan masih banyak camilan yang berada didalam plastik hitam yang mereka taroh dibawah.

"Pulsek aja kali ya?"ujar Nirbita meminta persetujuan  Naila sebab merek sekelas dan mendapat hukuman bersama.

"Boleh"jawab Naila sebari memasukan camilan kedalam mulutnya.

"Kakak ga bantuin gapapa?,kakak juga mau jalanin hukumannya pas pulsek"ujar Naya

"Gapapa"jawab mereka serempak.

"Geng sherli udah ngejalanin hukuman ka?"tanya Nirbita.

"Mereka lagi ngejalanin,di awasin ketua OSIS "jawab Naya seadanya.

Nirbita berdiri dari duduknya lalu melangkahkan kaki mendekati pohon mangga didepan mereka," Heh pohon kamu ga mau berbuah gitu?,,udah sebulan loh aku nungguin kamu berbuah tapi masih aja belom!"grutu Nirbita.

"Iya aku juga nungguin dia berbuah ga berbuah-buah,padahal udah aku ajak gibah,ajak nonton juga"ujar Naila yang entah sejak kapan sudah berdiri disamping Nirbita.

"Ajak pacaran sekalian!"cibir Naya yang masih ditempatnya,sepertinya Naya belum terkontaminasi lagi ketidak warasan adik dan adik sepupunya itu.

"Gamau!,aku masih warah mau sama cogan! Wlee"jawab Naila menjulurkan lidahnya pada sang kakak.

" Kalo kalian mau buah mangga tinggal beli!,ga perlu nungguin pohonnya berbuah"ujar Naya sebari menyusul keberadaan adik dan adik sepupunya

"Kakak gimana si!,kalo mau buah mangga ya harus nungguin pohon mangganya berbuah lah kak!, kalo ga berbuah gimana mau ada buah mangga "cibir Nirbita.

" Bener juga!,heh pohon cepet berbuah yang lebat,biar bisa sekalian aku jual buahnya!"pekik Naya sebari berkaca pinggang,mulai terkontaminasi gaes!

Autor cuma bisa beristighfar sebari menepuk jidat.

"Ko dijual,kan mau akan makan kak kalo ada buahnya" ujar Naila sebari memonyongkan bibirnya tidak setuju.

"Sebagian Ila,lumayan buat nambah-nambah uang jajan!"jawab Naya.

"Harta karun! "Suara teriak dari balik pohon membuat mereka tersentak lalu menatap sekitar,mereka baru sadar jika hanya tinggal berdua,kemana Nirbita?,Jangan-jangan dibawa mba kunkun.

Keduanya saling tatap,"Susuara kak Ita kak!,tapi orangnya gaada!,Jangan-jangan dibawa mba kunkun!" Naya mengangguk mengiakan.

"Kak sini!"ujar Nirbita dari balik pohon yang hanya menyembulkan kepalanya saja.

Naya dan Naila bersyukur dalam hati ternyata Nirbita tidak dibawa mba kunkun,mba kuntinya masih mau warah pemirsah!.

Naya dan Naila mendekati arah nirbita yang ternyata sedang berdiri dibalik pohon sisi lain yang menyembunyikan tubuh kecilnya.

"Liat tuh,aku nemu harta karun!"seru Nirbita menunjuk tumpukan dibawah pohon.

" Itu tas!"ujar Naya melihat tumpukan tas dibawah pohon mangga.

Semua itu pasti ulah murid yang membolos!,bukan hal yang aneh lagi untuk mereka membolos.

"Iya kak,itu tas tapi karna ada dibawah jadi harta karun,hartanya si korun yang tertimbun,kaya cerita yang didongengin ustazah di masjid"ujar Naila mengingatkan kisah tentang korun yang diazab allah karna kepelitannya,maaf gaes jika salah.

"Kita rubah aja gimana?"usul Nirbita menatap kedua saudarinya bergantian.

"Ubah gimana?"tanya serempak mereka.

"Kita rubah dari harta karun jadi pohon ajaib!"ujar Nirbita sebari tersenyum miring.

Lalu mereka menjalankan aksi sesuai arahan Nirbita setelah itu kembali kekelas.

Tidak jauh dari tempat triplet n segerombol remaja tengah memanjat tembok yang tingginya melebihi tinggi badan mereka,hanya setinggi itu setinggi Gunung pun akan mereka panjat demi bisa membolos.

Dug-dug-dug lima kali suara benda jatuh beruntung terdengar dari sana,ulah dari mereka yang memanjat tembok.

"Woy berat anji*r"

"Pala gue ketiban beban b*ngs*t"

"Kaki gue kejepit"

"Burung gue sakit"

"Kaki siapasi bau b*ngs*t!"

Teriakan menggema diiringi ringisan,dibawah sana kelima remaja sedang bertumpuk ditanah sebab mereka meloncat dari tembok tanpa perhitungan yang tepat.

Remaja yang terbaring paling atas berdiri,lalu menepuk celananya yang setengah kotor dan melegang pergi meninggalkan temna-temannya,"Thanks "ujarnya sebelum pergi.

"Woy bos tungguin elah" teriak remaja yang kini terbaring paling atas setelah  remaja yang ia panggil bos berdiri.

"Woy Ril bangun bangsat!,badan lu berat anji*r"teriak temannya dibalas cengiran kuda remaja itu barulah berdiri.

"Berat gue ga seberat dosa lo sih"cibir Aril sebari menepuk sepatunya.

Setelah itu remaja ketiga berdiri hingga remaja paling bawah yang terlihat begitu mengenaskan dengan badannya yang sedari tadi menahan keempat tubuh beban teman-temannya juga berdiri.

"Badan gue remuk anji*r"pekik Rezaldi yang terbaring paling bawah,remaja itu kini sedang menepuk punggungnya yang sakit.

Ketiga temannya yang melihat itu hanya mendengus sebab punggung mereka juga sakit,mereka meninggalkan Rezaldi yang terus mengrutu.

"Woy tungguin elah,gaada rasa kerezaldian amat lo pada,badan gue sakit nih"cibir nya sebari mengusulkan langkah teman-temannya.

Mereka menghampiri temannya yang paling awal meninggalkan mereka tadi,yang kini sedang duduk di kursi panjang dekat pohon mangga.

"Woy bos lo ninggalin kita sih!"ujar Devan sebari mendudukan diri disamping remaja itu.

" Lama"jawabnya yang sudah menjadi makanan sehari-hari untuk mereka mendengar satu kata perhari dari remaja yang mereka panggil bos itu.

"Ck"mereka berdecak bersamaan mendengar satu kata itu.

"Tas"semua atensi menatap remaja yang tengah duduk disamping bos mereka dengan tatapan bertanya.

"Magsud si bos,tas kita mana?"ujar Devan Gianio yang diberi predikat jubir untuk bos mereka,sebab hanya remaja itu yang mengerti magsud dari satu kata yang diucapkan bos mereka.

Mereka serempak mengangguk lalu menatap Aril,"Lo pada ngapain liatin gue segitunya?,,serem anjirr,,kalian ga,,,"

"Tas ege!"potong Aril sebari memukul kepala belakang Rezaldi Alaska.

"Gausah kdrt lo"pekiknya sebari mengelus tempat aril memukul tadi,"Tuh dibalik pohon!"

"Ngapain lo simpen disana ege?"tanya Devan.

"Biar ga ketahuan Bu Beti lah,males banget kalo ketahuan,kita pasti dihukum lebih parah dari kemaren!"dengus Rezaldi kesal dengan hukuman yang diberikan guru bk tersebut,kemarin mengharuskan mereka membersihkan halaman sekolah,yang luasnya astagfirullah.

"Hooh tuh"setuju Aril sebari melangkahkan kakinya menuju tempat persembunyian tas mereka.

Keempatnya sudah berdiri disisi lain pohon mangga kecuali bos mereka yang masih anteng duduk dikursi,mereka serempak menatap Rezaldi yang tengah menunjukan raut bingung.

"Tas kita mana anji*r"pekik bintang penuh selidik menatap Rezaldi.

Rezaldi yang ditatap seperti itu oleh ketiga temannya hanya bisa meringis,"Ketahuan bu beti kali"tebaknya.

Siapa lagi jika bukan bu beti?,hanya guru bk itulah yang sangat rajin untuk mencari murid yang membolos serta menyita barang-barang mereka.

Keempatnya menghela nafas frustasi,sudah pasti mereka akan kena hukuman jika begini,seharusnya mereka membawa tas saat membolos kan bisa sekalian pulang ehhh,

"Tanggung jawab lo Cacing Alaska!"seru ketiganya serempak membuat wajah Rezaldi cengo.

"Anji*r gue tanggung jawab apaan?,,gue ga buntingin kalian ya!"pekiknya tidak terima,"kita tanggung jawab bersamalah!"sambungnya membuat mereka lagi-lagi menghela nafas panjang,lalu menggeladahkan kepala menatap keatas.

Wajah mereka cengo saat melihat ranting pohon mangga diatas sana beserta daunnya,bukan itu sebenarnya yang membuat mereka cengo,mereka langsung saling tatap dengan wajah cengo mereka.

"Tas kita anji*r"pekik mereka serempak kembali menggeladahkan kepala menatap atas pohon yang bukannya berbuah mangga malah berbuah tas.

Sebab tas mereka tergantung indah diatas pohon,ckckckck pohon ajaib jika dalam dongeng berdaun emas dan didunia diary triplet n berbuah tas.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!