Amnesia dadakan

Setiap hari saptu setiap kelas mendapatkan pelajaran diluar kelas dijam pertama,begitupun untuk kelas sepuluh mereka sekarang tengah bermain bola dilapangan.

Kumpulan remaja tengah menyaksikan adik kelas mereka berolahraga,sebari berdecak kagum dengan anak perempuan dikelas itu,begitupun dari salah satu pria remaja disana.

Pria itu menatap salah satu murid wanita yang terlihat imut sekaligus cantik dengan rambut tergerai sesekali gadis itu membenarkan rambut yang menutupi wajah cantiknya,,gadis itu berlari mengejar bola yang mengelinding jauh dari lapangan sebab tendangan teman sekelasnya.

Bola berhenti dikaki remaja yang sejak tadi menatap sigadis,pria itu mengambil bola bersamaan dengan gadis itu berhenti didepannya dengan napas terengah-engah hingga dirinya harus mengatur napas sebari menompa tangannya dikedua lutut.

"Kakak itu bola aku,,bisa kembalikan?" suara gadis itu terdengar lucu membuat gerombolan itu mengedipkan mata saking terpesonanya.

"Dede gemes mau bolanya?"tanya pria yang berdiri disamping pria pemegang bola diangguki gadis lucu itu.

Pria yang tadi bertanya hendak mengambil bola ditangan temannya namun sebelum menyentuh bola,pria itu menjauhkan bolanya,"Bos itu bola dede gemes,,sini biar gue balikin "

"Nama"ujar pria pemegang bola itu dengan wajah datar.

" Bola kak"jawab sigadis sebari mengerjap polos terlihat imut di mata mereka.

"Nama?"tanya pria itu lagi.

"Namanya bola ka" jawab gadis itu lagi.

Teman-teman pria itu saling pandang seolah bertelepati,"Dia kerasukan?"

Pria itu menghela napas,"Nama lo"

"Rezaldi,,lo kepentog apasi bos sampe lupa  nama gue gitu" ujar Rezaldi pria yang berdiri tepat disamping pria yang memegang bola.

"Ck dia!" ujar pria itu.

"Gue paham!,bos lo nanya nama dede gemes ini kan?" tanya devan memastikan dan di iyakan pria itu dengan anggukan kepala.

"Ck bos bos makanya kalo nanya yang panjang " ujar Rezaldi mendengus.

"Mmm kak bisa dipending dulu ga gibahnya,itu bolanya kempis gara-gara badmood" ujar gadis itu sebari mengedip lucu hampir membuat mereka khilaf untuk menculik gadis lucu itu.

Mereka belum tau siapa gadis yang ingin mereka culik ini,bukan untung malah buntung kalo culik nih bocah!.

"Nama lo! "

"Gamau jawab"jawab gadis itu membuat pria yang memegangi bola tanpak kesal.

"Kenapa dek?" tanya Rezaldi,"takut ya karna wajahnya serem"sambungnya membuat pria yang mereka panggil bos menatapnya tajam,Rezaldi sendiri meringis melihat tatapan itu.

"Kalo udah tau nama aku,nanti kakak nanya lagi,nomor ponselnya,rumah dimana,umur berada,ktp,kk,udah kaya bapaknya Davri aja,Jangan-jangan kakak-kakak ini bercita-cita jadi bapaknya Davri lagi" selidiknya membuat kumpulan pria itu melongo.

"Jadi bapaknya Davri?"beo para remaja.

"Iya bapaknya Davri,yang itu orangnya" ujar sigadis sebari menunjuk salah satu remaja dilapangan."bapaknya Davri pak rt dikomplek kami,suka Densus penduduk,kalian juga mau jadi bapaknya Davri kan?"

Para remaja disana saling tatap lalu menatap sigadis dengan tatapan gemas,"Ga gitu konsepnya cantik!"frustasi mereka kecuali pria pemegang bola malah tersenyum tipis tanpa diketahui siapapun.

Nirbita gadis itu menggusap belakang lehernya,"Kan kalian mau jadi rt jadi bapaknya Davri aja biar sekalian!"ujarnya.

Gadis yang sedang diajak ngobrol para remaja itu adalah Nirbita si adik kelas mereka.

"Sekalian gimana nih dek?"tanya Devan.

"Iya dapat emaknya Davri sekaligus jabatannya,kan kakak jadi bapaknya Davri,pokonya paket komplit udah dapat istri beranak juga dapat jabatan,enakan kak?"tanya Nirbita dengan wajah polosnya membuat para remaja disana menghela nafas sebari menggaruk rambut mereka.

Nirbita mengedarkan pandangannya menatap sekitar,pandangannya berbinar ketika sosok yang ia cari ditemukan,"Ketemu"gumannya,semua pergerakan kecil gadis itu tidak luput dari pengawasan seorang Gara Gavier, most warted kelas 11 yang terkenal dingin dan irit bicara,sekalinya bicara hanya satu kata,ketua dari salah satu kumpulan geng motor.

Nirbita mengambil bola dari tangan Gara setelah itu berlari untuk menemui orang yang sejak tadi ia cari,di setengah pelariannya Nirbita memutar arah langkahnya dan kembali kearah segerombolan kakak kelasnya tadi.

"Kak nitip!"ujarnya menitipkan bola yang ia ambil dari gara dan ia titipkan pada gara lalu kembali berlari menemui seseorang yang ia cari itu.

"Kenapa lari-lari?"tanya Naya yang Nirbita cari sejak tadi.

"Olahraga k!,kak bawa iket rambut ga?,, ita ga bawa"ujarnya sebari menyelipkan rambut ke belakang telinga.

"Ada"jawab Naya sebari merogoh sakunya.

"Iketin tolong,cepol ya kak!"

"Gamau iket kuda aja?"tanya Naya sebari meraih rambut Nirbita.

"Gamau"jawab Nirbita yang sudah membelakangi Naya untuk memberikan akses kakak sepupunya untuk mengikatkan rambutnya dengan gaya cepol.

Semua pergerakan mereka tidak lepas dari pandangan Gara,remaja itu sesekali melirik bola yang dititipkan Nirbita padanya,tak ayal teman-temannya ingin mengambil bola itu dari tangan gara namun berhasil pria itu cegah.

"Ck bos biar gue aja yang pegang sini!"ujar Rezaldi si playboy muara.

"Gausah bos,lo aja yang pegang,gue gamau dede gemes tadi jadi korban selanjutnya playboy muara ini"cibir Devan membuat rezaldi melototi pria itu.

"Apa si loh!,gue tobat kalo si dede gemes itu jadi pacar gue!"serunya membuat ketiga temannya memutar matanya jengah,alasan basi,setiap ingin mengaet mangsa baru Rezaldi selalu berkata seperti itu jadi mereka sudah tidak percaya dengan ucapan playboy muara itu.

"Alah bicit*n lo!,,"cibir Bintang,"setiap mau ngaet cewe baru lo bilang gitu ya anji*r! "

"Itu salah cewenya ya anji*r,mereka gagal bikin gue tobat!"emaknya tidak mau disalahkan.

" nyalahin cewe,banci lo!,lonya aja yang buaya muara!"cibir Aril.

Rezaldi mendengus kesal selalu saja menjadi sasaran kezholiman teman-temannya,"Kalian bilang aja iri,,irikan kalian liat gue banyak cewe sana sini!"ujarnya bangga melihat teman-temannya berdecak.

Mereka bukan berdecak sebab iri seperti yang dikatakan Rezaldi namun lebih ke pengen bogem tuh cowo gitu,tapi tertahan.

"Iri ouh sory,hati kita cuma halal diisi satu cewe!,ga kaya lo tante-tante juga lo embat!"cibir Aril tersenyum miring.

"Gue si apa aja embat yang penting cewe dan berduit,bukan matre cuma realistis semua butuh duit"ujar bangga Rezaldi sebari tersenyum.

"Ouh jadi setiap jalan cewe lo yang bayarin?"tanya Bintang langsung di iyakan Rezaldi tanpa malu.

"Malu anji*r malu,,lo cowo masa dibayarin muka lo mau ditaruh dimana?"cibir Aril dengan wajah tak percaya dengan temannya yang playboy itu,dia anak dari orang kaya namun dimodalin cewe-cewenya?.

"Aspal"ujar cepat devan, "mukanya Rezaldi kan sama kaya krikir"sambungnya membuat kedua temannya terbahak.

"Kalian seneng banget kayanya nge zholimi gue?" sentak Rezaldi sebari berkaca pinggang.

"Sudah tentu"jawab mereka serempak sebari terbahak.

"Muka lo cocok buat di zholimi soalnya"sambung Devan sebari tertawa,mengingat tingkat kesabaran Rezaldi yang setipis tisu.

Pria itu menghimpit kepala Devan kedalam ketiaknya hingga pria itu berteriak minta dilepaskan.

Untuk yang lain mereka hanya tertawa dari temannya atau orang-orang disekitar yang menyaksikan kejadian itu kecuali gara,gara sejak tadi hanya dia sebari memandangi dua gadis yang sedang berbincang dengan salah satu dari mereka mengikat rambut lawan bicaranya.

"Udah!"ujar Naya sebari mengusap leher nirbita yang dipenuhi keringat,"Keringetnya lap Ita!"

"Iya kak"jawab Nirbita sebari melakukan apa yang diperintahkan kakak sepupunya itu,Nirbita mengusap seluruh wajahnya dengan kasar,"kak,Ita ke lapangan lagi ya,masih olahraga soalnya"ijinnya.

"Iya"jawab Naya.

Setelah urusannya dengan Naya selesai Nirbita segera berlari kearah gara yang sejak tadi menatap kearah gadis itu secara terang-terangan,Nirbita melihat kedua orang yang tengah bertengkar merasa heran sendiri"Makasih kak" ujar Nirbita sebari merebut bola ditangan gara secara kasar sebab pria itu memegangi cukup erat.

Nirbita tidak berhasil merebut bola dari tangan gara,keduanya saling memegangi bola itu dengan keduanya yang saling menatap.

Jujur Nirbita terpesona dengan wajah bak pahatan sempurna bernama Gara Gavion itu,bahkan wajah gadis itu memerah entah saking terpesona nya atau efek sinar matahari?,Nirbita medundukan kepalanya menatap bola.

Keributan antara teman-teman Gara terhenti ketika poros mata mereka melihat interaksi Gara dan Nirbita,tadi mereka tidak sadar dengan keberadaan Nirbita sebab terlalu senang menzholimi Rezaldi, hehe.

"Kak bolanya mau dipake!,udah ditungguin!"ujar Nirbita berharap kakak kelas didepannya menyerahkan bola itu.

Mata Nirbita sudah berkaca-kaca,"Eh ade gemes mau ambil bolanya ya?"tanya Rezaldi yang mulai dengan sikap playboy nya,hanya dibalas anggukan kepala oleh gadis cantik itu.

"Bos kasih aja elah,kasian anak orang mau nangis tuh"ujar Rezaldi pada bosnya memang benar wajah Nirbita yang memerah ditambah matanya yang berkaca-kaca bersiap untuk menangis,terlihat seratus persen menggemaskan dimata mereka.

"Nama lo dulu!"ujar Gara kekeh soal nama membuat teman-temannya cengo.

Sejak kapan bos mereka ini kepo terhadap sesuatu hal apalagi ini cewe gaes,mahluk yang selalu gara tendang jika berdekatan dengannya kecuali sang ibu.

"Bolanya dulu kak!"kekeh Nirbita juga dengan tatapan menunduk jujur saja ia sedikit gugup berhadapan dengan pria ini,entahlah biasanya ia santai saja dengan siapapun.

Gara melepas pegangannya pada bola,"Udah"ujarnya membuat Nirbita menatap pria itu,sekian detik gadis itu berlari terbirit-birit membawa bola ditangannya.

Membuat mereka yang disana menatap gadis itu cengo,disaat semua cewe ingin berinteraksi dengan kumpulan most warted sekolah gadis bernama nirbita itu malah melarikan diri.

"Aneh"satu kata yang fans most warted pikirkan.

Teman-teman gara menatap gara masih dengan wajah cengo,"Dia lari?"gumam mereka serempak masih menatap wajah gara yang hanya diacuhkan pemilik wajah.

Gara masih menatap Nirbita yang sudah kembali bermain dengan teman sekelasnya,mereka terlihat bermain bola sebari mengobrol.

Tanpa disadari siapapun pria itu tersenyum sangat-sangat tipis,"Lucu"

Setelah acara olahraga,kelas sepuluh diijinkan beristirahat lebih awal karna jam kosong,mereka berhamburan menuju kantin begitu juga dengan triplet yang diubah menjadi duo n,karna Naya yang notabenya kelas sebelas baru saja melakukan pelajaran olahraga bergantian dengan kelas sepuluh.

Nirbita dan Naila kembali kearah lapangan setelah dari kantin untuk membeli minuman,keduanya juga membelikan air minum dingin untuk Naya yang kini sedang dipegang Naila.

"GO kakak-go-kakak-go"teriak Naila ala-ala cylinder bahkan kedua tangannya yang memegangi botol minum diayun-ayunkan keatas.

Naila memang ingin menjadi anggota cylinder bahkan gadis itu suka berjoget mengikuti tren diinternet,gadis itu juga memiliki banyak folowers sama seperti kedua saudarinya yang lain,hanya saja diantara mereka hanya Naila lah yang memiliki aplikasi joget yang digandrungi jaman sekarang ini,Naila juga sudah mendaftar menjadi anggota cylinder hanya tinggal menunggu panggilan.

Nirbita yang berdiri disamping gadis itu memijat pelipisnya pelan,"Ila diam ih!,berisik tau gak!"

"Apasi ka,aku ini lagi nyemangatin kak Naya biar olahraga nya semangat!"jawab Naila masih bergerak layaknya cylinder yang sedang tampil.

"Kak Naya-kak Naya go!"teriaknya terus membuat nirbita mendengus lalu menutup mulut Naila menggunakan tangannya.

"Hmmm "guman tidak jelas Naila karna mulutnya ditutup tangan Nirbita,gadis itu menyentak tangan Nirbita secara kasar.

"Kakak ganggu ajasi!" kesal Naila dengan bibirnya dimajukan.

"Makanya diem Ila,kamu tuh berisik!"sentak Nirbita.

"Ya gausah di dengarlah kak!"jawab kesal Naila.

"Aku ga tuli ya Ila!"sentak Nirbita.

"Siapa yang bilang kakak tuli sih!"kesal Naila,"Aku cuma bilang kakak gausah dengerin aku teriak-teriak!"

"Dan kakak jawab kakak ga tuli!,jadi kakak bisa mendengar kamu teriak-teriak"pekik Nirbita kesal.

Pertengkaran dua saudara itu menjadi sorotan mereka para murid juga beberapa guru yang sedang ada dilapangan.

"Mereka berantem? "Tanya murid kelas sebelas.

"Gemez banget cih" guman Rezaldi tersenyum melihat dua gadis imut itu tengah saling meneriaki satu sama lain,"Jadi pengen cium"sambungnya langsung mendapat pukulan sayang dikepalanya dari Aril.

"Cium tuh pantat sapi!"dengus Aril kesal dengan teman playboy nya itu.

"Apasi lo ah,ganggu aja"sentak Rezaldi.

"Mereka kenapa sih?"tanya Devan berdiri disamping Aril menatap kedua gadis imut yang tengah saling berteriak diujung lapangan.

"Berantem"jawab keduanya.

"Berantem nya ga seru,harusnya adu otot"ujar Devian masih menatap kedua gadis imut itu.

"Adu otot berantem ala cowo!"ujar Aril.

"Tapikan mereka bisa jambak-jambakan kaya dikantin kemarin!"ujar Devian kini dijadikan sasaran tatapan bertanya dari Aril dan Rezaldi.

"Gue ketinggalan info apa nih?"tanya Rezaldi menelisik wajah Devan bahkan pria itu mencondongkan tubuhnya untuk melihat wajah Devan.

Devan menoyor kepala rezaldi agar menjauh dari wajahnya,"Mulut lo bau jengkol anji*r"

Rezaldi mengeluarkan nafasnya ketangan lalu menciumnya,pria itu menunjukan wajah tidak suka,"Iya anji*r gue lupa gosok gigi"ujarnya jujur.

"Najis!,lo bahkan ga mandikan?"tebak Aril menjauh dari tubuh Rezaldi begitu pula Devan yang merasa jijik.

"Gue tuh rajin! Ya,mandi sebulan sekali adalah jalan ninja ku!"ujarnya bangga.

"Najis"cibir kedua temannya,malah membuat Rezaldi mendekati kedua temannya dan menyemburkan nafasnya kemereka,membuat keduanya ingin muntah,"Bau anj*ng"umpat keduanya lalu berlari menjauh dari Rezaldi yang malah mengejar mereka,hingga terjadilah aksi kejar-kejaran dilapangan.

"Lo tau siapa mereka?"tanya Gara dengan wajah datarnya.

Bintang melirik kanan dan kiri untuk memastikan bos nya itu berbicara padanya atau bukan,ada apa gerangan bosnya itu berkata lebih dari satu kata?,"Lo nanya gue bos?"tanyanya langsung mendapat tatapan jengan dari Gara.

Bintang menggaruk belakang kepalanya sebari meringis,"Dua cewe itukan bos?"tanya memastikan.

"Hmm"jawab Gara hanya deheman

"Ouh mereka adik-adiknya Naya,kebetulan gue sekelas sama dia,,kalo ga salah nama mereka Naila sama Nirbita"jawabnya hanya diangguki Gara saja,pandangan pria itu mengikuti arah kedua N bergerak kedalam lapangan.

"Kakak!"teriak keduanya nyaring membuat mereka disana serempak menutup telinga,bahkan Rezaldi,Aril dan Devan yang sedang lari-larian terhenti dan menatap arah suara.

Keduanya kini berdiri didepan naya dengan tatapan kesal,"Kak tuh si ila ngeyel!"adu Nirbita.

"Kakak tuh yang bikin kesel,ganggu,kak Ita ganggu aku kak,akukan lagi cylideran buat nyemangatin kakak"adu Naila juga.

Keduanya saling mengadu kepada Naya yang usianya lebih tua satu tahun dari mereka dan yang paling waras diantara keduanya.

"Kalian ga cape?"tanya Naya dengan tatapan jengan mendengar keduanya saling mengadukan satu sama lain.

"Cape kak!"jawab mereka serempak.

"Yaudah diem!"bentaknya kesal.

"Iya,nih minuman buat kakak!"ujar Nirbita setelah mengambil botol air berwarna putih dari tangan naila.

Naila hanya cemberut dengan kedua tangannya dilipat didada,menggemaskan bagi mereka melihat gadis yang sedang kesal itu.

Naya hendak mengambil botol air dari tangan nirbita namun pergerakannya kalah telak dengan seseorang.

Seseorang itu langsung menegak habis air didalam botol hingga tandas tanpa bersalah,"Thanks "ujarnya tanpa bersalah bahkan mengembalikan botol minum ketangan Nirbita yang masih menjulur saat memberikan air.

Semua yang ada disana cengo melihat kejadian tadi,mereka seperti baru saja  mengalami amnesia,sebenarnya apa yang terjadi?,

Kaum wanita yang ada disana berwajah merah entah karna sinar matahari atau makeup yang luntur,bukan hanya itu tangan mereka mengepal sampai kuku jari tangan menancap.

"Kita bakal punya bu bos?" tanya Devan yang tersadar lebih dulu dari ke amnesian dadakan mereka.

Episodes
1 Satu raga empat jiwa
2 Tumbal proyek
3 Pohon ajaib
4 Amnesia dadakan
5 Lawakan mba kunkun
6 Perusuh!
7 LEMAS, LESU, LOYO
8 Terkontaminasi
9 Gadis bar-bar
10 ALGASKAR
11 Nyolong sendal
12 Sunat ulang
13 Siluman b*bi
14 Balap liar
15 Asisten cantik
16 Awal baru
17 Kucing, Anjing,Harimau
18 Malmingan
19 Murid baru
20 Terlewat becanda
21 Musuh bisa dipercaya
22 Semua orang mati!
23 Nabrak!
24 Cowo ternodai
25 Kelamaan jomblo
26 Jalangkung
27 Atraksi dan teror
28 Serba tiga
29 Kena prank
30 Dikejar kambing
31 Bertiga dengan setan
32 Mau maling
33 Ular berbisa
34 Ngegombal atau digombal?
35 IRI DAN DENGKI
36 Polos sama bego beda tipis
37 Relokasi mba kunkun
38 Jastin Abraham
39 Firasat?
40 Nemuin ayang
41 Penampilan
42 Calon mantu
43 Sosok antagonis
44 Bikin emosi
45 Mandi kembang tujuh rupa
46 Lupa artinya ga inget
47 OTW mall
48 Double date
49 Suara hati Naila
50 Hati yang tersakiti
51 menjadi bestie pembuli
52 Butuh perjuangan
53 Mencintai bukan kesalahan
54 Memanasnya si kembar beda orang tua!
55 Hanya topeng?
56 om berondong
57 Kumpulan titisan set*n
58 Elesky bertindak
59 Balas kejahatan dengan kecerdikan!
60 Gue sama lo jadi muhrim
61 Cinderella dan bawang putih
62 Detektif upin-ipin dan ehsan
63 Cupang tapi bukan ikan
64 Drama lamaran
65 ambisi hidup penuh dendam
66 Fitnah menjadi nyata
67 Keuntungan membawa bekal
68 Adu domba
69 Gadis pohon jambu
70 Pembulian
71 Pewaris juga perintis
72 Memutar balikan fakta?
73 Kesabaran yang terkuras
74 ADA UNTUK MU
75 HARI YANG DITUNGGU
76 SALING NOSTALGIA
77 LESTARIKAN AKU DIHATIMU
78 Buaya beraksi
79 MIMPI BURUK
80 Nyata serasa halu
81 BONEKA SANTET!
82 NAYA KECEWA
83 Patah tulang
84 MENOLAK JADI ASING
85 KAMBING HITAM
86 Depresi dan kecurigaan!
87 MAIN PETAK UMPET?
88 BUKAN AKHIR BAHAGIA?.
89 WAKTU TERPURUK
90 TUNANGAN?
91 Barter cerita
92 DIBALIK LAYAR
93 PENYESALAN SELALU DIAKHIR
94 ADONAN BUAT ANAK
95 TING-TING,TANG-TING,TANG-TING SAYANG
96 NGENES
97 mba kunkun dan tetek bengeknya
98 SALING MERINDU
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Satu raga empat jiwa
2
Tumbal proyek
3
Pohon ajaib
4
Amnesia dadakan
5
Lawakan mba kunkun
6
Perusuh!
7
LEMAS, LESU, LOYO
8
Terkontaminasi
9
Gadis bar-bar
10
ALGASKAR
11
Nyolong sendal
12
Sunat ulang
13
Siluman b*bi
14
Balap liar
15
Asisten cantik
16
Awal baru
17
Kucing, Anjing,Harimau
18
Malmingan
19
Murid baru
20
Terlewat becanda
21
Musuh bisa dipercaya
22
Semua orang mati!
23
Nabrak!
24
Cowo ternodai
25
Kelamaan jomblo
26
Jalangkung
27
Atraksi dan teror
28
Serba tiga
29
Kena prank
30
Dikejar kambing
31
Bertiga dengan setan
32
Mau maling
33
Ular berbisa
34
Ngegombal atau digombal?
35
IRI DAN DENGKI
36
Polos sama bego beda tipis
37
Relokasi mba kunkun
38
Jastin Abraham
39
Firasat?
40
Nemuin ayang
41
Penampilan
42
Calon mantu
43
Sosok antagonis
44
Bikin emosi
45
Mandi kembang tujuh rupa
46
Lupa artinya ga inget
47
OTW mall
48
Double date
49
Suara hati Naila
50
Hati yang tersakiti
51
menjadi bestie pembuli
52
Butuh perjuangan
53
Mencintai bukan kesalahan
54
Memanasnya si kembar beda orang tua!
55
Hanya topeng?
56
om berondong
57
Kumpulan titisan set*n
58
Elesky bertindak
59
Balas kejahatan dengan kecerdikan!
60
Gue sama lo jadi muhrim
61
Cinderella dan bawang putih
62
Detektif upin-ipin dan ehsan
63
Cupang tapi bukan ikan
64
Drama lamaran
65
ambisi hidup penuh dendam
66
Fitnah menjadi nyata
67
Keuntungan membawa bekal
68
Adu domba
69
Gadis pohon jambu
70
Pembulian
71
Pewaris juga perintis
72
Memutar balikan fakta?
73
Kesabaran yang terkuras
74
ADA UNTUK MU
75
HARI YANG DITUNGGU
76
SALING NOSTALGIA
77
LESTARIKAN AKU DIHATIMU
78
Buaya beraksi
79
MIMPI BURUK
80
Nyata serasa halu
81
BONEKA SANTET!
82
NAYA KECEWA
83
Patah tulang
84
MENOLAK JADI ASING
85
KAMBING HITAM
86
Depresi dan kecurigaan!
87
MAIN PETAK UMPET?
88
BUKAN AKHIR BAHAGIA?.
89
WAKTU TERPURUK
90
TUNANGAN?
91
Barter cerita
92
DIBALIK LAYAR
93
PENYESALAN SELALU DIAKHIR
94
ADONAN BUAT ANAK
95
TING-TING,TANG-TING,TANG-TING SAYANG
96
NGENES
97
mba kunkun dan tetek bengeknya
98
SALING MERINDU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!