Sejak kejadian tadi siang,triplet N dijadikan bahan gosipan seantero Sma widudarma,apalagi kaum wanita.
Mereka iri dengki melihat gara most warted yang mereka idam-idamkan malah seolah mendekati Nirbita,padahal Gara selalu menjauh dari kaum wanita karna risih berdekatan,Gara selalu mengusir yang menurutnya penggangu tanpa menilai dia wanita atau bukan.
Triplet n sendiri tidak memperdulikan cemoohan teman sekolah mereka itu.
Sekarang kelas sudah berakhir sebagian siswa siswi membubarkan diri untuk pulang kecuali mereka yang masih memiliki urusan disekolah.
Seperti duo N dikelas sepuluh keduanya tengah menjalankan hukuman dari pak kepala sekolah untuk membersihkan kelas selama dua hari,dan ini adalah hari terakhir mereka dihukum.
"Sapu-sapu sendiri"nyanyi Naila sebari menyapu lantai dan menggoyangkan tubuhnya.
"Berdua Ila!"seru Nirbita yang sedang menyapu bersama.
"Tapi kan lagunya emang gitu!"jawab Naila.
"Ubahlah!"
"Oke"setuju Naila"sapu-sapu berdua,ngepel pun berdua,"nyanyi mengikuti irama,"buat rusuhnya bertiga,,He ah-he-he-he ah,goyang mang"teriaknya sebari mengayunkan sapu.
"Ilaaaa nyanyinya pending dulu!bantuin nyapu ih"teriak Nirbita sebari berkaca pinggang menatap garang kearah Naila.
"Ini nyapu sambil nyanyi kak! biar semangat nyapu nya"jawab gadis itu menatap sekilas kearah Nirbita.
"Gausah sambil nyanyi!,biar cepet pulang,aku mau rebahan dikamar sambil nonton!"ujar Nirbita melanjutkan nyapu nya.
"Aku juga mau!,yaudah nih pake kekuatan seribu bayangan!"pekik Naila lalu menyapu dengan kencang hingga debunya berterbangan ke sembarang arah.
"Nailaaa!"teriak Nirbita kesal karna kerjaannya malah semakin ancur ulah kekuatan seribu bayangan yang dikeluarkan Naila.
Setelah beberapa menit menyapu dengan berbagai drama yang keduanya buat,akhirnya kerjaan mereka selesai,"Aku beli es ke kantin kamu pergi temuin kak Naya"ujar Nirbita disetujui Naila.
"Oke nanti ketemu diparkiran ya kak ita!"ujar Naila kini disetujui Nirbita dan mereka melangkahkan kaki menuju tujuan mereka.
Naila berjalan sendiri menuju kelas kakaknya sebari bernyanyi bahkan gadis itu menari di sela-sela langkahnya,keadaan koridor sudah sepi sebab sudah pada pulang.
Saking asiknya berjoget Naila tidak memperhatikan langkahnya.
Dug
Naila tersandung kakinya sendiri hingga terjatuh,"Ko ga sakit?"monolognya memejamkan mata padahal ia yakin akan merasa sakit ketika mencium lantai.
Naila membuka matanya ia heran bagaimana mungkin tubuhnya tidak menyentuh lantai,atau jangan-jangan jiwanya langsung dibawa malaikat?,tapi aneh kedapa ada sepasang sepatu.
Naila mendongkak hingga tatapannya bertemu dengan remaja yang menyanggah tubuhnya agar tidak terjatuh,Naila mengerjap lucu.
"Lo gapapa?"tanya remaja itu direspon anggukan kepala oleh Naila.
"Woy ditungguin dari tadi malah enak-enakan berduaan"teriak seseorang dari arah belakang Naila.
"Enak ya lo pelukan sedangkan kita nungguin lo diparkiran pansa-panasan"sambung Rezaldi menatap tajam kearah Bintang yang terlihat memeluk seseorang.
Naila langsung berdiri tegap dan menjauh dari tubuh Bintang.
"ngomong aja lo juga mau pelukan kaya gitu!"cibir Aril.
"Iyalah!"jawabnya songong membuat teman-temannya memutar mata malas.
"Kamu ko masih disekolah bukannya pulang?"tanya Rezaldi diwajah so manis membuat teman-temannya berlaga ingin muntah'najis'.
"Tadi abis piket kak"jawab Naila sebari mengerjap lucu membuat segerombolan pria itu menggigit dalam pipi mereka.
"Lo gapapa?"kini Bintang yang bertanya.
"Gapapa ko kak,makasih udah nolongin kalo gaada kakak aku pasti nyium lantai"ujarnya sebari mengkrucutkan bibirnya semakin membuat keempat remaja itu ingin berteriak,'aaahh gemez'
"Gausah nyium lantai nyium babang aja sini"goda Rezaldi sebari mendekati Naila dan gadis itu bergerak menjauhi pria itu membuat teman-temannya terkikik.
Kapan lagi buaya darat terdampar pikir mereka.
"Ga ah haram!"tolak Naila semakin membuat teman-teman Rezaldi terbahak.
"Bener banget,dicium dia lo harus mandi tujuh sumur!"ujar devan semakin membuat mereka terbahak,berbeda dengan Naila yang menunjukan wajah tidak mengerti.
"Kenapa mereka ketawa?,,apa ada mba kunkun lagi ngelawak?,,ko serem si!,mana kak Ita sama kak Naya gaada lagi,,ilakan jadi takut"guman Naila dalam hati dengan wajah bingungnya.
"Lo pikir gue babi!"sentak Rezaldi kesal pada Devan si penerjemah satu kata bos mereka dan juga adik angkat bosnya itu.
"Gue ga bilang gitu si,tapi kalo sadar diri gue mah bersyukur"ujar Devan tertawa lepas melihat wajah ternistakan dari playboy muara itu.
"Lo itu najis yang paling ternajis-najis tujuh sumur aja kurang buat nyuciin diri dari sentuhan lo!"ujar Aril semakin membuat mereka terbahak.
Naila dibuat takut dengan tawa ketiga remaja itu,tapi aneh satu dari mereka malah berbuka masam.entah apa yang membuat mereka seperti itu naila ga tau,yang naila pikirkan sekarang adalah,kabur!,agar tidak kerasukan lawakan mba kunkun.
Naila mundur dari keempat remaja itu hingga teriakannya membuat ketiga remaja disana menghentikan tawa dan manatap punggung naila yang sedang berlari,"kaburrrr mba kunkun lagi beraksi!!!"
Jika Naila sedang menyelamatkan diri dari lawakan mba kunkun,Nirbita yang tengah menunggu pesanan esnya dibuatkan, harus dibuat gugup dengan sosok pria yang berdiri disampingnya tanpa mengeluarkan suara.
Pria itu adalah remaja yang sudah menyerobot air dari tangannya tadi siang,nirbita berpikir positif mungkin remaja itu sedang kehausan tadi siang dan untuk kali ini pria itu memang sedang menunggu pesanan seperti dirinya.
Yang membuat Nirbita gugup adalah kenapa pria itu harus berdiri disampingnya,diakan bisa duduk di kursi kosong yang banyak itu.
"Ganteng"guman Nirbita sebari melirik remaja itu,lalu merogoh ponselnya disaku dan mengutak atiknya sebentar sebelum mendengus kesal.
"Om dan kemanasi?,so sibuk banget,padahal kerjaannya cuma duduk doang! "Gumannya sebari kembali mendial nomor danis asisten sang kakak," Kalo ga diangkat lagi awas aja aku kirim dia keamazon!,,kedunia lain sekalian biar ga ada raja gibah komplek"
Sepertinya Danis mendengar gumanan Nirbita yang akan mengirimnya keamazon jika panggilan tidak diangkat lagi.
"Apa?"pekik disebrang sana membuat nirbita menjauhkan ponsel dari telinganya dan mengusapnya sebelum kembali menempelkan ke telinga.
"Ga sopan banget sih"cibir Nirbita membuat danis mendengus.
" Yang ga sopan itu kamu!,ngapain nelepon kakak segala?"cibir Danis.
"Astagfirullah sejak kapan om jadi kakak aku"ujar Nirbita membuat Danis mengusap dada.
"Siapa juga yang mau jadi kakak kamu,sopan dikit sama yang lebih tua panggil kakak Danis gituloh"
"Sopan orang tua"ujar Nirbita membuat danis mendengus.
"Ga gitu konsepnya"sentak pria itu disebrang sana.
"Emang serba salah kalo ladenin om dan,sopan salah kurang ajar salah om dan maunya apa si?"ujar Nirbita setengah kesal.
Yang seharusnya kesal disini siapasi?,autor aja lah ya!.
"Maunya kakak Danis tuh kalian bertiga tobat,tobat nasuha!"ujar Danis menyebut dirinya kakak sebab tidak mau dipanggil om,iyalah orang dia masih muda!,emang kurang ajar aja si triplet n ini.
"Karna aku masih waras jadi aku ngalah"ujar Nirbita membuat Danis beristighfar dalam hati.
Astagfirullah,bisa tuker tambah triplet ga sih?
"Om dan mentang-mentang udah tua lupa adab ya!"cibir Nirbita membuat danis disebrang sana melotot.
"Heh magsud nya apa ngomong kaya gitu? "Sentak Danis bahkan pria itu berdiri dari kursinya sebari menggebrak meja.
"Om dan lupa salam,seharusnya sebelum ngomong panjang lebar diawali salam dulu biar berkah!" jawab Nirbita membuat Danis menggaruk rambutnya sebari kembali duduk.
Adik-adik bosnya ini memang rajin mengaji,tapi kenapa otak mereka minim kapasitas sih,astagfirullah.
"Iya lupa,asalamualaikum cantik "ujar Danis.
"Waalaikumsalam om dan,padahal telat huhhh,tapi makasih deh pujiannya nanti om dan aku ajak nonton" seru Nirbita membuat remaja yang sedari diam dengan pandangan ke ponsel mendelik tajam kearahnya.
"Gamau!,palingan nonton si op oplas"cibir danis yang mengetahui adik bosnya itu sangat menyukai drakor dracin yang mendominasi pria tampan.
Danis ini salah satu haters yang perlu dibungkam pecinta drakor emang.
"Muka plastik kaya gitu disukai,mening wajah kaya kakak Danis ini yang sudah tampan sejak lahir"sambung Danis membuat Nirbita mendengus kesal.
Nirbita menjulukan lidahnya berlaga muntah,"Enek banget sumpah"ujarnya membuat Danis melotot tidak terima,"Denger ya om dan yang jomblo fisabilillah,kalo mereka yang wah ganteng nya minta ampun itu aja dibilang muka plastik apakabar dengan muka om?,limbah plastik!"sengak nya membuat Danis kebali berdiri dari kursinya dengan mata kembali melotot.
"Demi menjaga kewarasan ita tutup teleponnya tapi jangan lupa jemput kami disekolah,pake delman titik!"ujar gadis itu lalu menutup panggilan secara sepihak.
Danis yang masih syok dengan cibiran nirbita semakin syok mendengar harus menjemput adik-adik bos nya disekolah,dia itu asisten pribadi ceo atau supir pribadi adik-adiknya ceo si?,suka sekali dizholimi seperti ini,mana harus pake delman lagi.
Ya allah ya Rabbi perbanyaklah kesabaran hamba menjalani hidup ini
Jika bukan karna gajinya yang sangat besar Danis memilih berhenti!.
Bersaman dengan Nirbita menyimpan ponselnya kedalam saku,es pesenan nya juga datang,"Ini uangnya,,, "
"Sama punya dia bu!"suara itu membuat Nirbita menghentikan perkataannya dan menatap remaja di sampingnya,Nirbita sedang bingung sekarang ia memang suka memalak kakak dan para temannya namun pria ini suka rela membayar es nya.
"Ehh gausah kak!"cegah Nirbita namun remaja itu tidak menghiraukan,setelah membayar remaja itu melegang pergi namun terhenti diambang pintu masuk kantin.
"Mau terus disitu?"tanya remaja itu dengan nada lembut membuat Nirbita mengedip lucu.
Gara remaja itu memang sejak tadi mengikuti nirbita setelah berpapasan dikoridor,"Gue bawain"ujar Gara setelah kembali kearah Nirbita dan mengambil alih dua es yang ia pesan.
"Ehh"nirbita langsung mengejar langkah remaja yang tidak ia kenali itu dengan memegang dua es,tadi ia memesan empat es rasa buah,sisanya dibawa Gara.
"Kak!,itu esnya punya aku"ujar Nirbita menyamai langkahnya dengan remaja itu,terlihat Gara memperlambat langkahnya agar Nirbita mudah berjalan berdampingan.
"Ehh tapi kakak yang bayarin!,kalo gitu esnya punya siapa?,,tapikan aku yang pesen"gumannya sebari berpikir membuat Gara terkekeh.
Hah! Jika ada teman-temannya pria itu,autor yakin mereka akan heboh melihat Gara terkekeh,karena sangat amat langkah,ehh tadi aja Gara susah mengatakan lebih dari satu kata,kemajuan yang haqiqi!.
"Punya lo!"ujar Gara membuat gadis itu menatapnya.
Nirbita mengangguk lirih,"Kakak namanya siapa?"tanyanya membuat Gara tersenyum, akhirnya.
"Gara"jawab pria itu"lo?"
"Ouh Gara,kakak sekolah disini?"&ara mengangguk sebagai jawaban iya"Kelas berapa kak?"
"Sebelas"jawab nya "nama lo?"
"Ko baru liat ya"guman gadis itu tanpa menjawab pertanyaan Gara tentang namanya.
Hening hingga mereka sampai diparkiran dan disana ada rombongan yang tengah tertawa.
"Kakak!"panggil Nirbita sebari berlari menghampiri kakak sepupunya yang sedang berkumpul dengan entah siapa,Nirbita tidak kenal.
"Nih rasa anggur"sambungnya sebari memberikan es rasa buah tersebut,lalu memberikan rasa jambu dari tangan kirinya,"Nih buat sosis "
"OSIS ege,gue ketua OSIS bukan sosis"kesal remaja yang dipanggil sosis itu.
"Sama aja ada hurup s-o- sama i"jawab Nirbita sebari mengambil dua es yang dipegang Gara,dan memberikan nya pada naila satu.
"Bedalah"cibir ketua OSIS itu,"Sebagai orang yang warah gue ngalah ta, ta"sambungnya lalu menyeruput es.
"Kita ga dibeliin dede cantik?"tanya Rezaldi yang berdiri disamping ketua OSIS.
Nirbita menatap mereka heran,"Emang kita saling kenal ya kak?"
Jleb
Semua terbahak dengan pertanyaan nirbita untuk Rezaldi, sibuaya muara ini sepertinya akan semakin terzholimi jika berdekatan dengan triplet n.
"Mengena gituloh pertanyaan nya"ledek Devan sebari tertawa.
"Sksd si lo!"cibir Bintang sebari terbahak.
"Rasanya pengen hilang dari muka bumi ga sih?"ledek Farel siketua OSIS dan salah satu geng motor yang diketuai Gara
"Pengen lah malunya ituloh"kini Aril juga ikut meledek.
Sedangkan Gara hanya tersenyum tipis melihat wajah polos gadis itu.
"Gemez"gumannya sangat pelan hanya dirinya yang mendengar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments