Setelah keluar dari ruangan kepala sekolah Rangga menatap ketiga gadis itu yang satu adik kandungnya sisanya adik sepupunya,Rangga menghela nafas lalu menunjukan senyuman manisnya.
"Kalian ada yang luka?"tanyanya sebari mendekati ketiga gadis itu lalu memutar tubuh mereka bergantian.
"Tadi kami oke sekarang kami no"ujar Naila Flores sipaling muda dengan wajah menggemaskan.
"Kenapa?"tanya herang rangga,"Kalian perlu kerumah sakit?,,sekarang ada yang sakit?,,yang mana?perlu dirongsen?"cecar Rangga kembali memutar tubuh ketiga gadis itu bergantian.
"Tubuh kami jadi reod gara-gara abang puter-puter kaya ****** beliung "decak Nirbita Aster adik kandung Rangga usianya berbeda dua bulan dengan Naila.
Rangga menggaruk rambutnya yang tiba-tiba gatal,eh iya Rangga lupa belum keramas selama tiga hari ini hehe.
"Maaf-maaf tapi kalian ga ada yang luka?, " mereka serentak mengangguk"Beneran?"mereka kembali mengangguk.
"Syukur alhamdulillah,kalo dari kalian ada yang tergores abang bisa pengek sama ayah dan ibu"ujar Rangga sebari meringis.
Ayah dan ibu yang dimagsud rangga adalah orang tua kandung duo N yaitu Nara dan Naila,yang tak lain adalah paman bagi Rangga dan Nirbita namun mereka memanggilnya ayah dan ibu.
"Abang gausah ngasih tau ayah sama ibu"ujar Nara sipaling tua dari para gadis n yang lain usianya satu tahun lebih tua.
"Iya tuh bang,kami juga bisa pengek kalo ketahuan adu jotos disekolah"setuju Nirbita.
"Kitakan ga adu jotos kak,kita cuma main jambak-jambakan jadi aman kalo ayah sama ibu tau"ujar Naila membuat mereka menoyor kening gadis itu kecuali Rangga.
"Sama aja curut,ibu sama ayah tetep bakal hukum kita kalo ketahuan berantem disekolah"ujar Nara sipaling waras diantara saudara N nya.
"Kenapa emang kak?"tanya naila membuat kedua N menepuk kening mereka frustasi.
"Udah-udah,gausah tepok-tepok jidat!,itu otak kalian yang sebesar otak udang bisa jatoh nanti"cibir Rangga lalu melangkah lebih dulu.
"Udang ga punya otak bang"seru Nirbita dari belakang lalu menyusul sang kakak bersama saudarinya yang lain.
"Mirip kaya kalian!"ujar Rangga sebari terbahak.
"Bukan mirip bang"ujar Nara yang berjalan paling belakang di antara saudarinya.
"Tapi sama"seru Nirbita dan Naila membuat mereka terkekeh bukannya marah.
Gausah heran kan triplet N GAWARAS!.
Koridor yang mereka lewati sudah sepi sebab jam istirahat sudah selesai sejak beberapa menit setelah rangga masuk kedalam ruangan kepsek.
Sekarang Rangga dan triplet N berada diruang kerja milik rangga diperusahaan,setelah keluar dari pekarangan sekolah triplet N yang diizinkan pulang tentu saja bahagia saking bahagianya mereka memilih merusuh dikantor sang kakak.
Dua N baru kelas 10 dan ajaran baru saja dimulai dari satu bulan lalu sedangkan Nara gadis itu sudah kelas 11 disekolah yang sama,namun tingkah mereka bak anak tk yang naujubilah mengusap dada.
Sofa diruangan rangga tidak memiliki kegunaan karna tripel n memilih merebahkan diri di karpet berbulu lembut yang tergerai dilantai marmer sebari menonton dracin diponsel Naya.
Sedangkan pemilik ruangan sedang mengadakan rapat yang sempat ditunda gara-gara panggilan kepala sekolah.
"Kak,hpnya rebahin susah ih liatnya"rengek Naila sebari merebut ponsel yang dipegang Nirbita.
Nirbita kembali merebut ponsel yang sedang menayangkan dracin dari tangan naila,"Kalo di rebahin susah nontonya Ila!"
"Ya gimana,layarnya kecil,susah nontonnya!"cibir Naila sebari memonyongkan bibirnya kesal.
"Makanya nontonya ditv gausah diponsel!"desi Naya jengah dengan tingkah adik dan adik sepupunya.
'Filmnya gatayang ditv kak!"ujar kedua N kesal.
"Ck,bego dipiara,kan bisa masuk aplikasi filmnya terus disambungin ketv"desis Naya sebari mengubah posisinya menjadi duduk.
Duo N saling menatap beberapa detik lalu menatap naya dengan tatapan kesal,"Kenapa baru bilang!"
"Ya kalian ga nanya!"pekik Naya.
Kedua N menggaruk rambut mereka yang tidak gatal.
"Seharusnya kakak usul dong!"ujar Naila.
"Kalian bisa ga sehari aja gausah teriak-teriak?,ini kantor bukan hutan!"ujar Rangga yang baru masuk kedalam ruangannya bersama sang asisten yang membuntuti nya dibelakang.
Rangga berkata seperti itu sebab sejak tadi tripel n berbicara sebari teriak untung ruangannya ini kedap suara.
"Abang salah bang!"ujar Naila sebari mengubah posisinya menjadi terlentang.
"Salah-salah kamu pikir abang tukang ojek salah jalur !"desis Rangga sebari mendaratkan pantatnya disofa.
"Ila ga bilang gitu ya bang"jawab Naila mengejek membuat Danis asisten Rangga terkikik.
"Berani kamu ketawa!"desis Rangga menatap tajam danis membuat pria itu langsung bungkam.
"Engga bos,bos marah-marah mulu mentang-mentang jomblo"sindir Danis.
"Heh sekertaris edan!,situ yang jomblo,gue mah kaga!"elak Rangga tidak terima.
"Emang abang udah punya pasangan?"tanya Nirbita,"Ko ga dikenalin sama kita si?"
Rangga manggaruk rambutnya yang gatal saat pulang nanti ia akan keramas menghilangkan kuman-kuman yang menempel di kepala,kuman tidak sopan!.
"Abang ga punya Ita,tapi abang ga jomblo!"jawab Rangga.
Naila menyalakan TV dan mulai menyambungkan dengan ponsel milik Naya sang kakak kandung,"Lagi pdkt bang?"tanya gadis itu.
"Gimana ya jelasinnya,,abang tuh sama dia LDR ran"jawabnya melirik sang penanya yang sedang mengutak atik ponsel.
"Beneran bos?,,yang mana ko ga pernah cerita?"tanya danis yang sudah duduk lesehan bersama triplet,"Apa jangan-jangan cewe yang kemaren lagi?"
"Cewe kemaren?,emang kemaren ada yang kesini nyariin abang?"selidik Naya.
"Yang nyariin abang mah banyak,nay,abang kan se terkenal itu"jawab Rangga.
"Iya yang nyariin dopkolektor"celetuk Naila masih pokus melihat ponsel.
Danis,naya dan nirbita menatap rangga penuh selidik,"Bos beneran dicariin depkolektor?,,bos punya utang?"cecar Danis menatap tak percaya sang bos.
"Palamu botak,,engga lah sibocil dipercaya!"geram Rangga.
"Ga baikka percaya sama Ila,musrik "celetuk Naila masih mengutak atik ponsel naya.
"Nah baru pinter,percaya sama kalian berempat itu jalan sesat tanpa jalan keluar" ujar Rangga.
"Kalo ada jalan masuj pasti ada jalan keluar pak bos"ujar Danis tak ingin dinistakan sang bos.
Jika kalian pikir Danis lancang sebenarnya tidak juga,danis dan rangga bukan hanya sekedar atasan dan bawahan eits jangan berpikir buruk dulu,mereka itu sahabatan sejak kuliah membuat keduanya dekat,hingga beberapa kali mereka berdua bertukar cerita kehidupan dan saling menasehati,
Danis juga gudang informasi mengingat pria itu raja gibah,raja gibah di semua kalangan dari remaja,pria,wanita,tua muda,dia adalah rajanya gibah,bahkan dikomplek rumahnya ia dijadikan pemegang arisan ibu-ibu komplek saking sukanya ber gibah dengan mereka.
'Si ila kalo ngomong seenaknya emang,yang nyariin abang itu bukan depkolektor"ujar nirbita sengaja menjeda ucapannya,"Tapi dukun!"
"Ngapain dukun nyari abang? ,mau bantu abang cari jodoh si boleh,siapa tau bisa gratis"ujar Rangga sebari terkikik.
"Katanya kaya tapi sukanya gratisan"cibir Danis membuat rangga menatap tapan asisten laknat itu.
"Heh makonah,gratisan itu enak,lo juga kalo dikasih uang segepok gabakal nolak kan?"cibir Rangga diangguki danis.
"Gabakalah bos,saya akan amat sangat menerima jika bos ngasih saya uang segepok,bukan hanya segepok sekarung aja gabakal saya tolak"jawab Danis sebari tersenyum membayangkan mendapat uang sekarung dari bosnya itu.
"Bapak mu sekarung!"cibir Rangga.
"Kasih aja bang uang nya"ujar Nirbita membuat Rangga melotot.
"Enak aja,gak!,kalo mau uang tuh kerja,jangan mau kaya tapi ga berusaha!"cibir Rangga.
"Saya juga lagi usaha bos,setres ia kaya kaga"dengus Danis membuat orang di sana terkekeh kecuali naila yang masih pokus dengan ponsel naya.
"Udah nasib mu dan,semangat cari rupiah walau uang tak seberapa!,,,eh salah-salah gaji dari perusahaan kan besar,,,lo tuh ya dan ga bersyukur jadi orang!,,ini ni yang menjadikan hidup lo ga cukup karna elo ga bersyukur,,,kalo lo mensyukuri apa yang ada lo akan merasa cukup"ujar Rangga bijak.
"Bang salam bang salam!"ujar Naya yang sedang mendengarkan abangnya itu berbicara dengan kedua tangan menunpu wajahnya.
"Kenapa?,kalian mau pulang?"tanya Rangga.
"Engga bang,kan kalo habis ceramah harus diakhir salam biar berkah"jawab naya.
"Wasalamualaikum warohmatulohi wabarakatuh "salah Rangga sebari berdiri dan berlaya hendak ceramah.
"Wa'alaikumussalam salam warahmatullahi wabarakatuh" jawab mereka serentak.
"Padahal abang kasih aja uangnya,,biar nantinya om danis iklas,ridho dan tabah dijadikan tumbal proyek bah dukun "ujar Nirbita sebari terkekeh melihat wajah danis yang cemberut.
Jleb!
"Dijadiin tumbal gue" guman danis.
Panggilan untuk Danis sangatlah beragam dari triplet N,terkadang om,abang,kakak,kakek yang lebih parah,padahal usianya sama dengan rangga hanya berbeda bulan saja.
Rangga kembali duduk dan menatap satu persatu adiknya,"Udah jangan becanda mulu,sekarang ceritain gimana kalian bisa berantem sama temen sekolah kalian?"
"Ceritanya panjang bang"jawab Naya.
"Potong biar pendek susah amat"cibir Danis.
"Begitulah ceritanya"ujar Naya membuat kedua pria seumuran itu menatap tak mengerti gadis itu.
"Heh curut bisa ga si?"tanya Naya pada adiknya yang sejak tadi ingin menyambungkan flm diponsel pada TV.
"Belum kak!,susah!"jawabnya tanpa mengalihkan pandangan selain ke ponsel.
"Ko bisa?!"ujar Nirbita lalu beralih menghampiri Naila yang sedang mengutak atik ponsel naya.
"Nih ga bisa,,,"ujar Naila sebari memberikan ponsel itu,"Aplikasi nya bilang langganan anda sudah berakhir harap kembali berlangganan jika ingin menonton film pada aplikasi kami!"
"Hah?,kak Naya bukannya udah berlangganan ya selama setahun baru juga kemarin masa udah habis?"tanya Nirbita heran.
"Udah ko,aplikasinya aja yang eror,ga mungkin eror juga si kitakan baru aja nonton di aplikasi itu"ujar Naya lalu menghampiri kedua saudarinya itu.
Naya mengambil alih ponselnya lalu mengutak-atik sebentar lalu menatap naila si adik kandung nya dengan tatapan kesal,"Ck sampai tanah beruban juga gabakal bisa kodok,lo ga nyalain internet nya ege"pekik Naya kesal lalu menyambungkan nya dengan TV.
Naila menggaruk pelipisnya,"Emang tanah beruban?"tanyanya heran.
"Punya!"jawab Nirbita sebari kembali duduk lesehan di karpet bulu disusul Naila.
"Beneran?"tanya Naila berbinar ia sungguh tertarik dengan pembahasan ini.
"Iya,,kamu tau kan pasir?"naila mengangguk,"Nah itu uban tanah"sambung Nirbita.
"Oooh jadi selama ini pasir uban dari tanah ko ila baru tau ya?"monolognya membuat kedua pria dewasa disana menghela nafas.
Mau aneh tapi mereka triplet N yang sikapnya minus melebihi anak tk.
"Ck ngapain jadi bahas uban tanah si?,,pertanyaan abang yang tadi jawab dong!"ujar Rangga membuat atensi triplet menatap pria itu.
"Pertanyaan yang mana bang?"tanya Naila heran sejak tadi ia hanya pokus pada ponsel jadi gatau apa-apa.
"Kenapa kalian bisa berantem disekolah?"tanya ulang Rangga.
"Udah cerita tadi!"jawab Naya yang kembali duduk setelah menyetel film dari ponsel ke tv.
"Kapan?,,"tanya Rangga.
"Tadi bang,abangnya ga denger kali"jawab Naya fokus ke tv yang menayangkan flm dracin.
"Emang iya?,,kamu dengar dan?"tanya Rangga pada asistennya.
"Engga tuh bos,kapan kamu ceritanya Nay?"ujar Danis kembali bertanya.
" Itu yang tadi begitulah ceritanya"jawab Naya masih pokus ketv.
Kedua pria itu terdiam sekolah mengingat kapan naya menceritakan tentang keributan disekolah tadi.
"Kamu cuma bilang,begitulah ceritanya doang Nay!"ujar Rangga setelah mengingat.
"Yakan ceritanya dipendekin seperti apa yang dibilang om dan"jawab Naya sekenanya.
Kedua pria itu saling tatap dengan tatapan kesal"GA GITU JUGA KONSEPNYA!"serempak mereka membuat triplet N menatap keduanya.
Dalam hati Rangga Arsenio ia merasa bahagia melihat wajah ceria adiknya, padahal ia sangat takut adiknya akan terpuruk sebab tadi orang tua mereka dihina,untungnya sang adik tidak terlalu lama bersedih.
Sejak kematian orang tua mereka empat tahun lalu sikap ceria Nirbita Aster hilang selama dua bulan namun untungnya ia bisa kembali ceria,empat tahun ini jugalah Rangga menjadi satu raga empat jiwa.
Ayah,ibu,kakak dan sahabat menjadi satu padu dalam dirinya,ia mencoba yang terbaik disela-sela kesibukannya dikantor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments