Setelah kejadian kemarin,mereka yang terlibat diminta menghadap kepala sekolah dan diberi wejangan beserta hukuman.
"Cepat Sherly minta maaf"ujar pak kepsek setelah kemarin ia mengusut tuntas masalah pertengkaran antar murid disekolah.
"Gamau pak"jawab Sherli.
"Mau bapak tambah hukuman kalian?"ancam pak kepsek.
"Ga adil dong pak,masa mereka cuma disuruh piket kelas selama dua hari,kita disuruh bersihin toilet selama empat hari"ujar Sherli tidak terima.
"Kalo kamu terus membantah saya tambah jadi seminggu!,mau?"ujar pak kepsek mencoba sabar.
"Gamau pak!"jawab Sherli beserta gengnya.
"Kalo gamau cepat minta maaf atau bapak tambah hukuman kalian?"
"Iya Pak iya,saya minta maaf"ujar Sherli menghadap pak kepsek.
"Minta maaf sama Nirbita,Naila dan Naya,Sherli!"ujar pak kepsek.
" Iya Pak"jawab Sherli ogah-ogahan,"sory"ujarnya terpaksa.
"Yang iklas kalo minta maaf"ujar Naya dengan wajah songong.
"Sherli lakukan cepat! "Ucap pak kepsek sudah hampir habis kesabaran beliau menghadapi mirid-muridnya yang banyak tingkah.
" Iya Pak,,sory" ujar Sherli mengulang sebari menyodorkan tangannya.
"Sory emang kakak pesen barang ya?"tanya Naila dengan wajah polosnya.
"Barang apa ila?"tanya Nirbita seolah perwakilan kepala sekolah yang terlihat mengerutkan keningnya.
"Gatau,itu Sherli bilang sory,kitakan ga beli barang elimetid"jawabnya
"Itu ori dodol"cibir Nirbita sebari terkekeh berbeda dengan pak kepsek yang hanya menghela nafas jengah dengan tingkah para murid barunya.
"Sherli minta maaf yang bener jangan pake bahasa sory"ujar pak kepsek.
"Maaf"ujar Sherli sekali lagi.
"Maaf buat apanih?,kalian kan terlalu banyak buat salah jadi bingung kita harus maafin yang mana dulu"ujar Nirbita sebari menatap mengejek.
"Liat tuh pak,mereka ngejek kita,"ujar Sherli sendiri menunjuk wajah Nirbita kesal.
"Kalian jangan bercanda dulu!,Sherli lanjut!"ujar pak kepsek sebari memijat pelipisnya.
"Maafin gue yang udah bales jambakan lo kemarin! "Ujarnya kesal dengan tangan menjulur,mata melotot.
"Cie ngaku salah" ujar Naila membuat pak kepsek menepuk jidatnya.
"Lihat tuh pak mereka dari tadi mempermainkan kita"ujar Tara kesal mewakili kedua temannya.
" kalian serius sebentar bisa nak?,,biar masalah ini cepat selesai"ujar pak kepsek setengah fruatasi.
Baru sehari satu ruangan saja pak kepsek sudah dibuat frustasi sama triplet n apa kabar dengan rangga yang bertahun-tahun.
"Kami masih waras pak,gamau diseriusin geng Sherli mereka kan cewe sama kaya kita,kita tuh mau diseriusin sama cowo tapi gamau juga kalo sama bapak,bapakan udah karatan"ujar Naila membuat mereka melongo tak terkecuali pak kepsek yang dikatain karatan.
"Seenganya sama oppa joongki,oppa cha eunwoo,saya gaakan nolak tuh pak"sambungnya tanpa merasa bersalah.
"Bapak belum karatan ya Naila!,bapak ini termasuk oppa-oppa yang kamu magsud"ujar pak kepsek tidak terima
"Bapak suka halu ih"cibir Naila membuat pak kepsek melotot sempurna hampir bola matanya keluar saking kesalnya.
" Ila ga boleh gitu sama pak kepala sekolah! "mendengar suara Nirbita yang terdengar akan memujinya pak kepsek seperti mendapat angin segar dan langsung sumringah"Bapak emang termasuk mirip oppa-oppa ko,oppa-oppa persi Indonesia"
"Tuh denger kata saudari kamu,bapak itu oppa persi Indonesia "ujar pak kepsek senang.
" Iya Pak oppa-oppa persi Indonesia kan udah bertongkat,jalannya bongkok lagi" saut Naya membuat pak kepsek menatap tak percaya gadis itu.
"Emang iya Nirbita?"tanya pak kepsek mendapat jawaban anggukan kepala dari nirbita membuat pak kepsek seperti dia bawa terbang burung rajawali setinggi mungkin lalu dijatuhkan.
Sesakit itu.
Pak kepsek menghela nafas,ia harus segera menjauh dari triplet n yang meresahkan ini,jika berlama-lama ia bisa menjadi oppa persi Indonesia lebih cepat!.
Triplet n memang komplit yang satu menjatuhkan secara langsung yang satunya lagi diterbangkan lalu dihempas sejatuh-jatuhnya,lebih menyakitkan.
"Sudah jangan bercanda lagi,cepat kalian salaman dan saling memaafkan!"ujar pak kepsek ingin berteriak dan mengusir mereka segera.
"Puasanya aja belum udah lebaran aja pak!"ujar Naya membuat kedua saudarinya mengangguk setuju.
"Ia tuh pak!,kan lebih nikmat menunaikan lebaran setelah berpuasa!"setuju Nirbita dan Naila serempak benar-benar membuat pak kepsek fruatasi.
Pak kepsek sudah hilang kesabaran,ia mengambil tangan anak-anak didiknya lalu ia salamkan satu sama lain sampai tuntas dan sah,eh kenapa jadi sah?,autornya ikut frustasi melihat tingkah mereka.
"Sudah kalian keluar dan jangan lupa kerjakan hukuman kalia! "usir pak kepsek.
"Bapak ngusir?" tanya Naila.
"Ia bapak ngusir,cepet kalian pergi dari ruangan bapak atau bapak tambah hukuman kalian jadi seminggu!"ujar tegas pak kepsek yang hampir jungkir balik menanggapi tingga ajaib ketiga murid didiknya itu.
Tanpa ba bi bu keenam murid itu berlari terbirit-birit dengan tunggang langgang.
Setelah mereka pergi pak kepala sekolah menutup pintu ruangannya dengan kasar hingga suara'brug'terdengar begitu kencang.
Seharusnya ia membiarkan guru bk saja untuk memberikan hukuman setelah mengetahui siapa yang salah dan benar tentang kejadian kemarin disekolah,sekarang yang harus disalahkan adalah dirinya sendiri yang suka rela menyerahkan diri untuk stress menghadapi triplet n yang di luar nalar.
Astagfirullah.
"Ibunya ngidam apa pas hamil mereka!"
"Stopp"teriak Nirbita sebari menghentikan larinya.
"Kenapa?"tanya Sherli sebari mengatur nafasnya yang lain juga begitu mengatur napas yang ngos-ngosan.
Mereka bahkan sama-sama menumpu kedua tangan diatas lutut,"Kita maraton apa balap lari?"sambungnya
Sherli tersadar ia langsung menegakan badannya dan menatap berang triplet n,"Awas kalian gue bales!"ujarnya berlalu bergi disusul kedua temannya sebari berteriak.
"Sher tungguin lah,cape nih"teriak kedua teman Sherli sebari menyusulnya.
"Lo bales gue bales balik!"teriak Nara.
"Ga boleh gitu kak,pamali!"ujar Naila sebari menegakan tubuhnya berbeda dengan Nirbita yang malah duduk dan meluruskan kedua kakinya sebari bersandar di dinding kelas.
"Bener tuh kak!,inget kata ustazah gaboleh membalas kejahatan dengan kejahatan"kini Nirbita yang berkata.
'Terus bales dengan apa dong?"tanya Naya
"Balas dengan kezoliman "jawab enteng Naila sebari duduk bersandar di dinding dengan menyilakan kedua kakinya.
Tuhkan baru aja otak mereka lurus udah keseleo lagi aja tuh otak!.
"Emang boleh?" tanya Nirbita sebari menatap wajah naila.
"Boleh lah kak!,kan kata ustazah kita gaboleh balas kejahatan dengan kejahatan,ustazah gaada bilang tuh gaboleh bales kejahatan dengan kedzoliman jadi aman-aman aja,kalo balesnya sama kezholiman "jawab Naila enteng.
Autor tepuk jidat
Kedua saudarinya mengangguk mengerti," Bener juga,kita balas dengan kezholiman aja kalo gitu biar ga dapat dosa!"ujar Nirbita.
"Dil"seru naya yang diberi predikat paling waras diantara keduanya,warasnya aja begini astagfirullah,banyak-bayakin istigfar.
"Kantin yu haus nih abis maraton"ajak Naila dengan wajah berseri.
"Ayo"setuju Nirbita.
"Ga!,kita balik ke kelas masing-masing,bentar lagi bell masuk,kalian ga boleh bolos!, ga baik mau jadi apa kalian baru kelas sepuluh aja udah suka bolos,"ujar Naya tidak setuju.
"Sebentar ko ka kita kekantinya,cuma beli es sama bakso abis itu langsung ke kelas"bujuk Nirbita.
"Kalo makan bakso dulu nanti lama,kita bisa ketinggalan pelajaran,,gaada tawar menawar langsung ke kelas"tegas Naya yang sudah konek dengan komponen otaknya hingga jalannya lurus.
"Ih kak ga lama ko!,kalo ketinggalan pelajaran kan masih ada jam pelajaran kedua jadi aman gaakan ketinggalan pelajaran ko"bujuk Naila.
" Iya tuh kak!,kita gaakan ketinggalan pelajaran kalo ketinggalan kita jemput bareng-bareng,ajak om danis sekalian biar kita jembutnya ramean"kini Nirbita yang membujuk.
Mereka kira pelajaran itu apasi dalam hidup mereka kenapa harus jemput ramean segala?,,
"Iya tuh kak!,biar om danis punya pekerjaan sampingan ga dikantor aja!"seru Naila sama-sama membujuk.
Naya terlihat memegangi dagunya dengan mata melirik keatas,"Bener juga,yaudah yu kantin!"setuju nya langsung disambut bahagia saudarinya yang lain dan meluncur.
Tuh tuh baru aja komponen otaknya naya nyambung udah koslet lagi aja.
Disinilah mereka sekarang di belakang sekolah bukan karena mereka bolos,ini adalah jam istirahat ketiganya tidak jadi ke kantin tadi pagi dan memutuskan ke kelas masing-masing untuk mengikuti pelajaran jam pertama.
Ketiganya duduk di kursi panjang yang berada dibelakang sekolah,tempat ini menjadi favorit mereka ketika jam istirahat,sepi!.
Demi kewarasan rakyat sekolah autor memutuskan untuk mereka lebih baik diasingkan seperti sekarang.
"Kalian mau jalanin hukumannya kapan?"tanya Naya sebari memasukan kripik singkong ke mulutnya,ditangan masing-masing mereka memegangi camilan dan masih banyak camilan yang berada didalam plastik hitam yang mereka taroh dibawah.
"Pulsek aja kali ya?"ujar Nirbita meminta persetujuan Naila sebab merek sekelas dan mendapat hukuman bersama.
"Boleh"jawab Naila sebari memasukan camilan kedalam mulutnya.
"Kakak ga bantuin gapapa?,kakak juga mau jalanin hukumannya pas pulsek"ujar Naya
"Gapapa"jawab mereka serempak.
"Geng sherli udah ngejalanin hukuman ka?"tanya Nirbita.
"Mereka lagi ngejalanin,di awasin ketua OSIS "jawab Naya seadanya.
Nirbita berdiri dari duduknya lalu melangkahkan kaki mendekati pohon mangga didepan mereka," Heh pohon kamu ga mau berbuah gitu?,,udah sebulan loh aku nungguin kamu berbuah tapi masih aja belom!"grutu Nirbita.
"Iya aku juga nungguin dia berbuah ga berbuah-buah,padahal udah aku ajak gibah,ajak nonton juga"ujar Naila yang entah sejak kapan sudah berdiri disamping Nirbita.
"Ajak pacaran sekalian!"cibir Naya yang masih ditempatnya,sepertinya Naya belum terkontaminasi lagi ketidak warasan adik dan adik sepupunya itu.
"Gamau!,aku masih warah mau sama cogan! Wlee"jawab Naila menjulurkan lidahnya pada sang kakak.
" Kalo kalian mau buah mangga tinggal beli!,ga perlu nungguin pohonnya berbuah"ujar Naya sebari menyusul keberadaan adik dan adik sepupunya
"Kakak gimana si!,kalo mau buah mangga ya harus nungguin pohon mangganya berbuah lah kak!, kalo ga berbuah gimana mau ada buah mangga "cibir Nirbita.
" Bener juga!,heh pohon cepet berbuah yang lebat,biar bisa sekalian aku jual buahnya!"pekik Naya sebari berkaca pinggang,mulai terkontaminasi gaes!
Autor cuma bisa beristighfar sebari menepuk jidat.
"Ko dijual,kan mau akan makan kak kalo ada buahnya" ujar Naila sebari memonyongkan bibirnya tidak setuju.
"Sebagian Ila,lumayan buat nambah-nambah uang jajan!"jawab Naya.
"Harta karun! "Suara teriak dari balik pohon membuat mereka tersentak lalu menatap sekitar,mereka baru sadar jika hanya tinggal berdua,kemana Nirbita?,Jangan-jangan dibawa mba kunkun.
Keduanya saling tatap,"Susuara kak Ita kak!,tapi orangnya gaada!,Jangan-jangan dibawa mba kunkun!" Naya mengangguk mengiakan.
"Kak sini!"ujar Nirbita dari balik pohon yang hanya menyembulkan kepalanya saja.
Naya dan Naila bersyukur dalam hati ternyata Nirbita tidak dibawa mba kunkun,mba kuntinya masih mau warah pemirsah!.
Naya dan Naila mendekati arah nirbita yang ternyata sedang berdiri dibalik pohon sisi lain yang menyembunyikan tubuh kecilnya.
"Liat tuh,aku nemu harta karun!"seru Nirbita menunjuk tumpukan dibawah pohon.
" Itu tas!"ujar Naya melihat tumpukan tas dibawah pohon mangga.
Semua itu pasti ulah murid yang membolos!,bukan hal yang aneh lagi untuk mereka membolos.
"Iya kak,itu tas tapi karna ada dibawah jadi harta karun,hartanya si korun yang tertimbun,kaya cerita yang didongengin ustazah di masjid"ujar Naila mengingatkan kisah tentang korun yang diazab allah karna kepelitannya,maaf gaes jika salah.
"Kita rubah aja gimana?"usul Nirbita menatap kedua saudarinya bergantian.
"Ubah gimana?"tanya serempak mereka.
"Kita rubah dari harta karun jadi pohon ajaib!"ujar Nirbita sebari tersenyum miring.
Lalu mereka menjalankan aksi sesuai arahan Nirbita setelah itu kembali kekelas.
Tidak jauh dari tempat triplet n segerombol remaja tengah memanjat tembok yang tingginya melebihi tinggi badan mereka,hanya setinggi itu setinggi Gunung pun akan mereka panjat demi bisa membolos.
Dug-dug-dug lima kali suara benda jatuh beruntung terdengar dari sana,ulah dari mereka yang memanjat tembok.
"Woy berat anji*r"
"Pala gue ketiban beban b*ngs*t"
"Kaki gue kejepit"
"Burung gue sakit"
"Kaki siapasi bau b*ngs*t!"
Teriakan menggema diiringi ringisan,dibawah sana kelima remaja sedang bertumpuk ditanah sebab mereka meloncat dari tembok tanpa perhitungan yang tepat.
Remaja yang terbaring paling atas berdiri,lalu menepuk celananya yang setengah kotor dan melegang pergi meninggalkan temna-temannya,"Thanks "ujarnya sebelum pergi.
"Woy bos tungguin elah" teriak remaja yang kini terbaring paling atas setelah remaja yang ia panggil bos berdiri.
"Woy Ril bangun bangsat!,badan lu berat anji*r"teriak temannya dibalas cengiran kuda remaja itu barulah berdiri.
"Berat gue ga seberat dosa lo sih"cibir Aril sebari menepuk sepatunya.
Setelah itu remaja ketiga berdiri hingga remaja paling bawah yang terlihat begitu mengenaskan dengan badannya yang sedari tadi menahan keempat tubuh beban teman-temannya juga berdiri.
"Badan gue remuk anji*r"pekik Rezaldi yang terbaring paling bawah,remaja itu kini sedang menepuk punggungnya yang sakit.
Ketiga temannya yang melihat itu hanya mendengus sebab punggung mereka juga sakit,mereka meninggalkan Rezaldi yang terus mengrutu.
"Woy tungguin elah,gaada rasa kerezaldian amat lo pada,badan gue sakit nih"cibir nya sebari mengusulkan langkah teman-temannya.
Mereka menghampiri temannya yang paling awal meninggalkan mereka tadi,yang kini sedang duduk di kursi panjang dekat pohon mangga.
"Woy bos lo ninggalin kita sih!"ujar Devan sebari mendudukan diri disamping remaja itu.
" Lama"jawabnya yang sudah menjadi makanan sehari-hari untuk mereka mendengar satu kata perhari dari remaja yang mereka panggil bos itu.
"Ck"mereka berdecak bersamaan mendengar satu kata itu.
"Tas"semua atensi menatap remaja yang tengah duduk disamping bos mereka dengan tatapan bertanya.
"Magsud si bos,tas kita mana?"ujar Devan Gianio yang diberi predikat jubir untuk bos mereka,sebab hanya remaja itu yang mengerti magsud dari satu kata yang diucapkan bos mereka.
Mereka serempak mengangguk lalu menatap Aril,"Lo pada ngapain liatin gue segitunya?,,serem anjirr,,kalian ga,,,"
"Tas ege!"potong Aril sebari memukul kepala belakang Rezaldi Alaska.
"Gausah kdrt lo"pekiknya sebari mengelus tempat aril memukul tadi,"Tuh dibalik pohon!"
"Ngapain lo simpen disana ege?"tanya Devan.
"Biar ga ketahuan Bu Beti lah,males banget kalo ketahuan,kita pasti dihukum lebih parah dari kemaren!"dengus Rezaldi kesal dengan hukuman yang diberikan guru bk tersebut,kemarin mengharuskan mereka membersihkan halaman sekolah,yang luasnya astagfirullah.
"Hooh tuh"setuju Aril sebari melangkahkan kakinya menuju tempat persembunyian tas mereka.
Keempatnya sudah berdiri disisi lain pohon mangga kecuali bos mereka yang masih anteng duduk dikursi,mereka serempak menatap Rezaldi yang tengah menunjukan raut bingung.
"Tas kita mana anji*r"pekik bintang penuh selidik menatap Rezaldi.
Rezaldi yang ditatap seperti itu oleh ketiga temannya hanya bisa meringis,"Ketahuan bu beti kali"tebaknya.
Siapa lagi jika bukan bu beti?,hanya guru bk itulah yang sangat rajin untuk mencari murid yang membolos serta menyita barang-barang mereka.
Keempatnya menghela nafas frustasi,sudah pasti mereka akan kena hukuman jika begini,seharusnya mereka membawa tas saat membolos kan bisa sekalian pulang ehhh,
"Tanggung jawab lo Cacing Alaska!"seru ketiganya serempak membuat wajah Rezaldi cengo.
"Anji*r gue tanggung jawab apaan?,,gue ga buntingin kalian ya!"pekiknya tidak terima,"kita tanggung jawab bersamalah!"sambungnya membuat mereka lagi-lagi menghela nafas panjang,lalu menggeladahkan kepala menatap keatas.
Wajah mereka cengo saat melihat ranting pohon mangga diatas sana beserta daunnya,bukan itu sebenarnya yang membuat mereka cengo,mereka langsung saling tatap dengan wajah cengo mereka.
"Tas kita anji*r"pekik mereka serempak kembali menggeladahkan kepala menatap atas pohon yang bukannya berbuah mangga malah berbuah tas.
Sebab tas mereka tergantung indah diatas pohon,ckckckck pohon ajaib jika dalam dongeng berdaun emas dan didunia diary triplet n berbuah tas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments