Salah Alamat

Salah Alamat

1

Tidak pernah terduga, jika semuanya ini harus di akhiri. Seperti makan malam yang dilakukan oleh Agnes dan Rafli malam ini adalah malam terakhir yang terindah untuk mereka.

Malam ini, Rafli mengajak Agnes untuk makan malam berdua saja di tempat yang paling istimewa. Tempat ini adalah tempat peretemuan pertama mereka yang tak sengaja salah memasuki kamar mandi dan berujung berkenalaln lalu bertukar kontak telepon.

Saat itu, mereka masih belia, baru saja memasuki perguruan tinggi di kampus yang berbeda. Sejak awal Agnes dan Rafli tahu resiko hubungannya akan di tentang oleh keluarga. Tapi, keduanya sudah saling mencintai dan nyaman satu sama lain.

Kini, mereka memutuskan untuk meniti karir mereka masing-masing.

"Kamu suka tempatnya? Ini bangunan baru, bangunan tambahan," tanya Rafli yang menatap indah tempat indah ini.

Sudah hampir lima tahun ini mereka menjalani hubungan. Kedua orang tua mereka menentang jika mereka masih berbeda. Jika salah satu ada mengalah maka mereka akan merestuai. Tapi, itu tidak mudah. Mereka sama -sama egois menginginkan dan mempertahankan prinsip mereka.

"Suka banget, sudah tiga tahun kita gak makan di sini, terakhir pas kita rayain dua tahun jadian kita kan?" ucap Agnes yang selalu ceria dengan senyum indah di sudut bibirnya.

Ini adalah hal yang paling di sukai Rafli, Agnes yang selalu ramah dan tersenyum dan selalu membuat Rafli tertawa dengan candaan receh, dan itu yang membuatnya bahagia dan selalu nyaman bersama Agnes.

"Betul banget. Pilihan kamu jadinya kemana? Bukannya sudah ada panggilan untuk interview?" tanya Rafli dengan suara lembut. Rafli menggenggam tangan Agnes yang terasa dingin dan hambar.

Agnes menunduk, saat jari jemari Rafli mengusap lembut tangan Agnes, Agnes pun mengangkat wajahnya lalu menatap dua bola mata indah milik Rafli. Tarikan napas Agnes begitu berat sekali, rasanya sulit mengungkap ini semua. Hari ini Agnes sedang bahagia, ini adalah anniversary kelima tahun, hari jadi mereka.

"Ada tiga tempat, Raf. Tapi Inyes, bingung," jawab Agnes dengan suara pelan.

Inyes adalah panggilan sayang untuk Agnes. Rafli lebih suka memanggil Agnes dengan panggilan Inyes yang artinya Inces Kesayangan.

"Bingung kenapa? Kan sudah jadi Bu Dokter? Memang di terima dimana saja?" tanya Rafli dengan suara pelan. Tatapan Rafli begitu lekat ke arah Agnes.

Rafli mencoba menenangkan Agnes, ia mengecup punggung kekasihnya dengan penuh kasih sayang.

"Raf ... Kalau aku terima interview di luar negeri, kamu gak apa -apa?" tanya Agnes ragu.

Keduanya berjanji untuk mencari pekerjaan di kota yang sama dan tidak saling berjauhan. Mereka sedang berusaha untuk mencari restu dari dua keluarga besar dengan cara mereka sendiri.

Rafli menatap lekat dua bola mata hitam milik Agnes. Matanya sendu dengan bulu mata yang panjang dan lentik semakin membuat wajah Agnes terlihat cantik maksimal. Siapapun yang mengenal Agnes, tentu mneyukai dan kagum dnegan wanita multitalenta ini. Tapi sayang, hati Agnes hanya untuk Rafli. Kesetiaannya sudah teruji hingga lima tahun ini mereka bertahan tanpa ada masalah di antara keduanya. Kalau hanay masalah kecil, mungkin efek kerinduan mereka yang belum bertemu saja. Selebihnya, mereka bisa menerima kesibukan satu sama lain, yang terpenting adalah komunikasi dan kejujuran.

"Memangnya kamu mau interview di negara bagian mana?" tanya Rafli pelan pada Agnes. Jujur, Rafli juga mendapat tawaran untuk mengajar di sebuah kampus baru di Turki sekaligus ia bisa melanjutkan kuliah S2 -nya di sana dengan beasiswa dari kampusnya. Rafli masih menimbang tawaran baik itu, kedua orang tuanya sangat antusias dengan keinginan Rafli. Tapi, Rafli berat jika harus meninggalkan Agnes sendiri di kota ini.

"Di Amerika, Raf. Di salah satu rumah sakit ternama disana. Ini juga dapat referensi dari doktor di kampus, karena melihat nilai -nilaiku baik, dan aku lulusan terbaik tahun ini. Kesempatan ini datangnya hanya sekali, tapi kalau memang kamu tidak mengijinkan, aku tidak berangkat, Raf," ucap Agnes mencoba tersenyum. Karir ini tidak masalah bagi Agnes karena yang terpenting adalah kebersamaannya bersama Rafli. Agnes sudah menjadi seorang dokter dan ia bisa bekerja di rumah sakit manapun.

"Terima saja, Sayang. Mungkin dengan ini, karir kamu sebagai dokter semakin cemerlang. lagi pula, kamu juga mau ambil spesialis di sana kan? Kenapa gak sambil menyelam minum air," ucap Rafli lembut sekali. Ia terus memotivasi Agnes.

Agnes tersenyum kecut. Ia tak pernah menyangka dengan jawaban Rafli yang sangat tidak membuatnya bahagia. Ia ingin sekali di lamar di saat seperti ini. Masa bodoh dengan restu kedua orang tuanya. Setidaknay kedua orang tua Rafli bisa menerima Agnes dengan sangat baik.

"Terus hubungan kita? Kamu sengaja pengen kita berjauhan, terus berpisah lalu putus? Gitu?" tanya Agnes yang kesal pada Rafli.

"Bukan begitu Nyes. Sama sekali bukan itu maksud aku. Aku hanya ingin, kamu itu bisa berkembang dan menggapai cita -cita kamu, dan kita, kita tetap bersama, kita cari peluang untuk bisa hidup bersama," ucap Rafli dengan suara lantang meyakinkan.

Hal seperti ini memang sangat sensitif sekali.

"Aku pikir, kamu itu mau melamar aku, Raf. Lima tahun, aku nunggu kamu, aku nyaman sama kamu, keluarga kamu dan semuanya tentang kamu, Raf. Tapi sekarang, kamu seolah ingin aku pergi jauh dari hidup kamu!! Apa kurangnya aku, Raf? Apa aku kurang perhatian sama kamu? Apa aku kurang mengalah sama kamu? Apa aku tidak bisa mengerti kamu? Itu?" teriak Agnes kesal dan menarik tangannya dari genggaman Rafli.

Agnes kesal, ia selalu brusaha berubah dan berubah menjadi lebih baik. Lima tahun adalah waktu yang cukup bagi Agnes merubah hidupnya yang sudah sesuai dengan keinginan Rafli. Mulai dari hal kecil, Agnes selalu memakai baju yang sopan dan meninggalkan semua baju -baju seksi yang kurang bahan itu, Agnes sudah jarang ikut berpesta dnegan orang tuanya hanya untuk berhura -hura, Agnes selalu ijin bahwa ia ada tugas atau ujian, Agnes mulai belajar prinsip keyakinan Rafli, dan itu yang sama seklai tidak di ketahui oleh Rafli. Agnes sengaja tidak memberitahu Rafli, karena ia mau Rafli merasa mendapatkan kejutan dengan kesungguhan Agnes untuk menyeriuskan hubungan ini.

Rafli bankit berdiri dan memeluk Agnes dengan erat dan penuh rasa cinta dan kasih sayang. Rafli sangat mencintai Agnes.

"Kamu sempurna Nyes. Kamu sangat sempurna di mataku, bahkan aku tak pernah melihat satu titik kekurangan pada dirimu, Nyes. Kamu harsu percaya, kalau aku mencintai kamu, lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk emmahami kamu, aku sellau yakin kalau kita bersama, tapi aku ragu Nyes," ucap Rafli lirih.

Agnes melepas pelukan Rafli dan mendorongnya dengan sangat keras.

"Kamu ragu!! Kamu jahat Raf!! Aku benci sama kamu!!" teriak Agnes kesal. Agnes membalikkan tubuhnya dan ingin segera pergi dari tempat itu.

"Inyes!! Tunggu, aku hanya takut tidak bisa membuat kamu bahagia. Inyes!! Tunggu Inyes!!" teriak Rafli keras.

Rafli tak bisa mengejar Agnes, ia harus membayar bill makanna yang di pesannya yang sama sekali belum tersentuh oleh mereka.

Langkahnya gontai, ia sudah persiapkan kado untuk Agnes. Tapi, keadaannya malah begini.

Terpopuler

Comments

I'm site

I'm site

semangat Thor,jangan lupa mampir buat baca buku novelku

2023-05-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!