4

Agnes sudah berada di Amerika Serikat dan mulai bekerja di salah satu rumah sakit swasta ternama di negeri yang sering di sebut paman sam itu.

Semangatnya untuk menjalani kehidupan sudah mulai bangkit kembali. Perlahan Agnes mulai bisa menata hatinya kembali dan mulai melupakan status hubungannya kini bersama Rafli.

Tiga bulan sudah Agnes menjadi dokter umum di rumah sakit dan sekaligus ia sedang mendaftarkan diri di salah satu universitas untuk melanjutkan pendidikan spesialisnya.

Tok ... Tok ... Tok ...

Terdengar suara ketukan pintu dari arah luar ruangannya. Agnes yang sedang melamun dan menatap foto Rafli karena rindu harus segera di sudahi dan foto itu di selipkan kembali ke dalam dompet panjangnya di masukkan ke dalam tasnya.

"Masuk ...." jawab Agnes dengan suara lantang sambil membenarkan duduknya di kursi kebesarannya dan merapikan pakaian serta jas dokternya yang agak berantakan.

"Hai ... Lagi apa, Nyes?" tanya Joe pada Agnes yang masuk ke dalam ruang praktek Agnes dengan membawa bungkusan yang berisi makanan untuk makan malam Agnes.

Joe masuk dengan senyum yang lebar menatap wajah Agnes yang sedikit muram dan kuyu. Mungkin Agnes kelelahan dan butuh istirahat. Siang hari, Agnes harsu kuliah dan malam hari ia harus dinas malam, dan itu jadwalnya setiap hari tanpa ada libur kecuali di akhir pekan saja. Waktu libur satu hari itu juga ia habiskan untuk mengerjakan tugas praktek atau tidur seharian.

Agnes membalas senyuman Joe dengan sangat manis dan menjawab sapaannya ramah.

"Hai Joe. Ada apa? Ku pikir perawat atau pasien yang datang," ucap Agnes pelan sambil menatap Joe lekat.

Joe adalah teman satu angkatan di Kampus. Bedanya Joe tidak bekerja, karena ia hanya fokus pada kuliahnya dulu untuk mengambil spesialis, paling hanya membantu Ayahnya yang bernama Richard di Klinik Husada milik Keluarga Besarnya.

Joe hanya mengernyitkan dahinya dan meletakkan bungkusan plastik itu di meja kerja Agnes dan duduk tepat di depan Agnes.

"Kamu pikir? Aku datang untuk apa? Aku tak bisa tidur kalau belum melihat kamu makan,, Nyes," ucap Joe pelan.

"Tak perlu sampai seperti itu, Joe. Aku bisa mengurus diriku sendiri dengan baik. Aku sudah bisa beradaptasi dengan baik dengan jadwal padatku dan lingkunganku yang super sibuk," tawa Agnes terkekeh.

"Makan ya? Atau harus aku siapkan dan kalau perlu aku suapi kamu?" tanya Joe pada Agnes.

"Eitsss ... Gak perlu. Aku bisa sendiri, oke," ucap Agnes pelan. Agnes langsung mengambil plastik itu dan membuka kotak makan tersebut.

Joe menatap Agens denagn penuh damba. Sejak perkenalannya di awal pertemuan mereka, Joe langsung jatuh hati pada Agnes.

"Wowww ... Bubur ayam? Di Amerika ada bubur ayam?" tanya Agnes sedikit terkejut. Sudah lama ia tinggal di negara ini, tapi jarang sekali menemukan makanan neagranya sendiri apalagi bubur ayam, yang menjadi salah satu makanan favoritnya. Agnes tak menunggu lama dan langsung ia coba satu suap bubur ke dalam mulutnya.

"Kamu suka?" tanya Joe dengan berbinar. Sejak mengenal Agnes, Joe selalu mencari tahu tentang Agnes, apapun tentang Agnes, kesukaannya, ketidak sukaannya, sudah memiliki pacar atau belum? Status di negaranya sebagai apa? Semua ia ketahui secara perlahan sambil menyimak dan melihat semua apa yang di lakukan Agnes sehari -hari.

"Suka banget, dan ini rasanya luar biasa enak. Mirip seperti bubur ayam yang ada di komplek rumahku," ucap Agnes dengan kedua mata berbinar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!