Happy reading 🌻🌻🌻🌻🌻
Bruk!
Punggung Kiran langsung menubruk ke pintu, begitu keduanya masuk ke dalam kamar yang sudah di siapkan.
"T- tuan, apa yang mau anda lakukan?" Kiran menunduk takut pada Shaka yang menatapnya begitu intens dan penuh hassrat membara.
"Ini adalah malam pertama kita, apalagi yang akan ku lakukan?" Shaka menyeringai, melepas cepat jas nya, lalu melemparkan nya dengan kasar, di susul oleh kemeja putihnya hingga kini ia bertelanjang dada, lantas terlihat lah badannya yang mulus dan kekar berotot.
"T- tidak, a- aku belum siap," ujar Kiran menggeleng, ini terlalu mendadak untuk nya, ia perlu waktu untuk menerima semua ini.
"Jangan mencoba menghindar!" sentak Shaka, menarik kasar lengan Kiran hingga dada mereka bertubrukan.
"Ingat, aku tak membayar tubuh mu dengan cuma- cuma."
Tangan Shaka mulai nakal bergerilya di antara bagian tubuh Kiran, yang membuat gairrah ke laki-lakiannya memuncak seketika.
Dengan secepat kilat ia langsung meraup bibir mungil Kiran merasakan kembali rasa manis yang perlahan membuatnya menjadi candu.
"T- tuan, pelan- pelan." tubuh Kiran melemas ia tak punya tenaga untuk melawan, di tambah Shaka yang terlihat buas saat ini, seperti serigala yang tengah menatap penuh minat pada buruannya.
"Tidak ada kata pelan-pelan dalam kamus ku," ujar Shaka begitu langsung menyergap tubuh mungil Kiran Menarik kedua tangannya di atas kepala, membuat gadis itu lemah di bawah kungkungannya.
Kiran merasa teramat perrih di bagian bawahnya seperti ada sesuatu yang merengsek ingin masuk.
"Dammn! dia masih pe ra wan?" batin Shaka terkejut ketika ia melihat selapput darrah keluar dari innti gadis itu merembes pada bed cover.
Shaka tak bisa menundanya lagi, sementara Kiran meringis kesakitan di bawahnya, Shaka mendekat, ia mengusap lelehan air mata di ujung netra Kiran dengan jempolnya lantas mengecup kening gadis itu, lalu melanjutkan aksinya.
Hingga pagi menjelang. Shaka baru menyudahi permainan pannas mereka, tak terhitung sudah berapa banyak keduanya melakukan peleppasan, tubuh gadis itu seolah menjadi candu baru untuk Shaka.
"Fuckk! sihir apa yang di lakukan gadis itu pada ku? kenapa dia terasa sangat nikmmat." gumam Shaka dalam hatinya.
Pria itu telah selesai membersihkan diri, dan berganti pakaian formal ini adalah hari pertama nya datang perusahaan setelah berhasil mengambil kembali jabatannya sebagai co- founder. Meskipun yang menyambat jabatan CEO tetap Arkan, tapi kini setidaknya posisinya lebih tinggi dari pada sepupunya itu. Terlebih Shaka memang tak terlalu ambisius untuk merebut kekuasaan di perusahaan ia lebih suka bekerja di balik layar, karena namanya sendiri pun sudah terkenal di dunia bawah tanah dan pasar gelap sebagai mafia yang cukup di perhitungkan.
Shaka menoleh ke arah ranjang, di mana Kiran masih terbaring dengan wajah meringis, entah kenapa terselip perasaan bersalah yang tiba-tiba menyelusup dadanya, mengingat tadi malam ia yang begitu buas dan kasar memperlakukan gadis itu.
"Apa yang kau pikirkan Shaka? tidak-tidak." laki-laki berhidung bengir itu menggeleng cepat.
"Kau tidak mungkin menaruh perasaan kasihan pada nya. Dia sendiri yang datang ke padamu, jangan merasa bersalah." monolognya dalam hati. Lantas Shaka pergi berlalu begitu saja tanpa mau menoleh ke arah Kiran lagi.
Matahari semakin meninggi, sinarnya menyorot hingga menembus masuk ke dalam ventilasi kamar, membuat Kiran terbangun dari tidurnya.
Begitu ia membuka mata, Kiran merasakan sakit di sekujur tubuhnya terutama di bagian intti bawah, Rasanya seperti di tindih oleh beban yang berton-ton beratnya.
Kiran meringis, perlahan-lahan wajahnya menjadi keruh lalu air matanya meluncur satu persatu hingga menjadi sebuah tangis yang terdengar menyayat hati.
Kiran tak pernah menduga, takdir akan mempermainkannya hingga berakhir seperti ini. Sekarang ia terjebak bersama seorang monster.
Tok! tok!
Terdengar suara ketukan dari balik pintu, Kiran gegas bangkit dari pembaringan. Meski sulit dan ia merasakan sakit yang luar biasa, Kiran tetap memaksakan untuk tetap berjalan dan membungkus tubuhnya yang polos dengan kimono.
"Apa aku boleh masuk?"
Seseorang di luar sana berseru, suara asing yang belum pernah Kiran dengar sebelumnya.
"Ya." Kiran hanya menyahut seadanya, tak enak jika ia bilang tidak.
Tak lama kenop pintu di putar lalu muncul nya sosok wanita berjalan anggun masuk ke kamar dan menghampiri nya.
"M- maaf, siapa anda?" tanya Kiran benar-benar asing dengan wanita di depannya kini.
"Kau tidak mengenal ku?" tanya balik wanita itu.
Kiran menggeleng, wajahnya menunduk karna merasa segan, wanita di depannya sungguh cantik juga elegan, dan itu membuatnya merasa kecil dan remeh.
"Aku Olivia, adik ipar mu." sahut wanita berambut sebahu berwarna blond itu.
"Oh m- maaf, s- saya t- tak m- mengingat anda." jawab Kiran terbata-bata.
Wanita itu terkekeh kecil lalu wajahnya berubah sendu mendapati keadaan Kiran, lalu Olivia menarik lengan Kiran dan menuntun nya untuk duduk.
"Tidak apa-apa, jangan meminta maaf. Semua terjadi dengan secara mendadak, wajar kalau kita harus mengenal dulu lebih dekat."
"Lentera Kirana, benar itu nama mu?"
Kiran mengangguk sebagai jawaban.
"Apa Shaka tadi malam menyakiti mu?"
"Eh?" Kiran sontak mengangkat wajah, menatap dengan ekspresi melongo.
Melihat reaksi gadis itu, Olivia seakan sudah bisa mengerti. Di hadapannya, terlihat Kiran yang menunduk takut, Olivia mengambil tangan gadis itu.
"Maafkan aku, mungkin karena ku kau jadi kena sasaran kemarahan Shaka."
"M- maksud nyonya? saya tak paham?"
Sebelum menjawab, Olivia terkekeh getir. "Jangan memanggilku dengan sebutan itu. Kamu adalah kakak ipar ku, kamu bisa memanggil ku dengan nama saja."
"O- olivia?"
Wanita itu mengangguk mendengar Kiran memanggil namanya.
"Maaf atas nama Shaka ya."
"T- tapi aku gak paham apa maksud mu dengan meminta maaf?" tanya Kiran sedikit penasaran.
"Shaka dan aku dulunya adalah sepasang kekasih," ujar Olivia seolah tengah memulai ceritanya.
Mendengar informasi itu entah kenapa seperti ada yang ngilu di hati Kiran, terkejut dan perih.
"Kami awalnya hendak menikah, namun sesuatu terjadi hingga kami terus terpaksa berpisah. Dan kini aku sudah menjadi istri pria lain, yaitu Arkan, adik sepupu Shaka. Akan panjang jika aku menceritakan detail nya,"
"Yang pasti sekarang ada ketegangan di antara kami. Entah mungkin Shaka yang masih belum move on, Shaka terlihat sangat marah dan cemburu ketika mendapati ku bermesraan dengan Arkan. Bukan maksud ku geer, tapi aku sudah tahu bagaimana tabiat Shaka jika dia sedang marah. Dia akan melampiaskan nya pada siapa saja.
"Jadi maafkan aku untuk itu ya."
"Kamu tak perlu meminta maaf," ucap Kiran setelah mendengar itu semua.
Olivia sedikit tertegun lantas ia tersenyum.
"Baiklah jika begitu. Tak peduli tentang masa lalu ku bersama Shaka, yang pasti saat ini kamu adalah istri nya, aku ingin menjelaskan ini agar kamu tak perlu salah paham kedepannya."
Kiran hanya mengangguk sebagai respon.
Tak sengaja mata Olivia melihat tanda merah keunguan di sekitar leher putih Kiran, entah kenapa ada rasa ketidakrelaan di dalam hatinya.
"Baiklah jika begitu, aku di sini juga ingin memberitahu mu jika nenek sudah memanggil dan meminta kita untuk makan siang bersama. Kamu bersiaplah ya," ujar Olivia kemudian, mengusap pundak Kiran sekilas lalu bangkit pergi.
To be continued ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Keisha Parmadita
aku gak suka sama perlakuannya Sakha😡😡
pasti dia yg nabrak orangtuanya kirana
2024-08-17
0