Who Are You?
Di sebuah malam yang dingin dan pekat. Tanpa diduga menyeruak hebat ledakan besar dalam sebuah rumah mewah. Beberapa tubuh penjaga terlempar ke segala arah. Membuat semua yang terkena ledakan pun terluka atau bahkan kritis. Tak cukup sampai di sana, potongan tubuh yang terkena ledakan tercecer di mana-mana.
Bukan hanya sekali. Nyatanya ledakan itu kembali menggelegar memecah kesunyian malam yang gelap. Disusul kobaran api yang dengan cepat menyulut beberapa bangunan atau barang di sekitarnya. Api mulai menyambar satu ruangan ke ruangan lainnya.
Lautan darah kian menggenang di lokasi kejadian. Teriakan putus asa terdengar di mana-mana. Asap hitam membumbung tinggi sebagai tanda besarnya kobaran api. Rumah besar itu dibabat habis oleh si jago merah dalam kurun waktu 30 menit sudah sampai di separuh bangunan yang ludes terbakar.
Di satu ruangan seorang gadis tengah berjuang dengan merangkak menuju nakas meja yang terdapat satu patung. Susah payah gadis itu mencoba menggapai pucuk patung tersebut. Akhirnya perjuangannya pun berhasil. Ia berhasil menekan ujung patung itu. Hingga tiba-tiba satu jalan keluar terbuka. Sebuah tangga di bawah sana terlihat gelap.
Tanpa rasa ragu, ia berusaha berdiri. Sesekali tubuh lemas itu sempoyongan ke kiri maupun ke kanan. Asap tebal tak ayal membuatnya terbatuk berulang kali. Pelan tapi pasti. Gadis itu mulai berjalan menuruni tangga. Dalam sekejap mata pintu yang membawanya ke tempat rahasia itu pun perlahan menutup.
"Alice, kamu harus kuat. Uhuk! Bertahanlah sebentar lagi." Gadis bernama Alice itu mencoba menguatkan diri.
Dengan kedua tangan menempel ke dinding untuk menopang tubuhnya, ia berhasil mencapai pintu bagian lainnya. Sekali lagi, tanpa ragu ia membuka pintu tersebut dan menutupnya.
Namun, siapa yang menyangka jika pintu tersebut langsung terhubung dengan sebuah jalan setapak yang lumayan licin. Karena tidak menyadari kondisi jalanan, Alice pun terpeleset dan tercebur ke dalam sungai.
"Argh!"
Suara jatuh tersebut lumayan keras. Tubuh Alice yang lemah itu sontak tenggelam ke dalam air. Beruntungnya, Alice menguasai teknik menyelam. Setidaknya Alice dapat membuat tubuhnya kembali ke permukaan.
"Ah, hah. Aku, aku selamat." Tubuh Alice masih terseret arus sungai. Napasnya pun menderu hebat lantaran kejadian beruntun yang sudah ia alami.
Ia masih belum berenang ke tepian. Matanya kini tertuju pada kobaran api yang membumbung tinggi ke udara. Sepertinya tidak ada lagi yang bisa diselamatkan di sana. Bahkan sebelum ini Alice samar-samar melihat beberapa anak buahnya meregang nyawa karena terpanggang.
"Siapa yang berani melakukan ini kepadaku? Atau musuh sudah menyerang saat aku tak sengaja tertidur? Ini aneh sekali. Aku sangat jarang tertidur ketika sore hari. Aku juga tidak selelah itu untuk bisa tertidur dengan cepat." Alice menggumam sedih.
Akan tetapi buru-buru ia kembali tenggelam ke dalam air. Itu dikarenakan telinganya yang tajam menangkap adanya suara segerombol orang berlarian. Alice tak mampu berbuat banyak selain menahan napas di dalam air.
Meski ia sangat penasaran siapa yang telah meledakkan rumahnya, Alice harus tetap bersembunyi karena ia tidak memiliki senjata apapun. Setidaknya ia harus menyelamatkan diri terlebih dahulu. Perkara balas dendam, Alice bisa mencari cara setelah ia lolos dari kematian.
Tubuh Alice mulai tak mampu menahan napas lagi. Gadis itu pun mengerahkan seluruh tenaganya untuk berenang menjauh dari suara langkah kaki orang. Nasib baik masih berpihak kepada Alice.
Gadis itu mampu naik ke pinggiran sungai. Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, Alice mencoba bangkit berdiri. Ia harus cepat pergi dari tempat tersebut atau ia akan berakhir menyedihkan.
"Aku harus segera pergi dari sini." Dengan tubuh yang menggigil kedinginan, serta tubuh basah Alice berjalan pergi meninggalkan tepi sungai.
Sesekali tubuhnya terhuyung-huyung karena rentetan kejadian yang menguras tenaga. Gelapnya malam dan suasana yang mengerikan tak menyurutkan nyali Alice untuk menyelamatkan diri.
Gadis itu terus menerobos hutan yang lebat. Tak lagi memperdulikan suara-suara binatang malam yang saling bersahutan. Tujuannya hanya satu yaitu menyelamatkan diri.
"Setahuku ini sedikit lagi jalan raya." Alice menggumam lirih.
Gadis itu sangat berharap jika nanti ada yang bisa menyelamatkan nyawanya. Senyuman mengembang di bibir Alice saat ia bisa melihat banyak cahaya yang bergerak.
"Aku selamat." Alice mengerahkan seluruh tenaganya yang ada. Ia berlari cepat menuju keramaian.
Namun saat ia baru saja menjejakkan kakinya di jalanan beraspal tersebut, tiba-tiba tubuh Alice dihantam keras hingga tubuhnya terpelanting dan terjatuh ke jalan. Mata Alice melebar ketika merasakan rasa sakit luar biasa pada tubuhnya.
"Astaga! Ma, papa menabrak seseorang!"
Seorang pria paruh baya berteriak saat mengetahui mobilnya menabrak tubuh seseorang sampai terjatuh. Theo Hamilton tak mampu menyembunyikan wajah paniknya.
Begitu pula dengan Cessie Agata. Wanita yang berada di sampingnya juga tak kalah panik. Terlebih lagi ada banyak orang yang sudah mengerumuni mobilnya. Hal itu tentu saja menyulitkan keduanya untuk melarikan diri.
—
"Papa! Mama!" Seorang gadis cantik berlari mendekati kedua orangtuanya. Wajahnya yang menawan tak bisa menyembunyikan kepanikan dan ketakutan.
"Maise, mama takut. Banyak orang yang tahu kalau Papa dan mama menabrak orang!" Cassie berteriak tertahan. Kedua matanya pun berkaca-kaca ingin mengeluarkan tangisan.
"Ma, bisa diam dulu nggak? Please, Maise punya ide saat kalian bilang menabrak seorang gadis yang usianya hampir sama dengan Maise," ucap Maise.
"Apa maksudmu, Maise? Papa sebentar lagi akan dipenjara dan harkat martabat keluarga Duke dipertaruhkan! Bagaimana bisa kamu menyuruh kami untuk tetap diam?" sentak Theo.
Maise tak segera menjawab. Ia melirik ke kanan dan kiri seperti mengamati keadaan sekitarnya. Senyuman smirk terbit di bibirnya. Ia sudah memikirkan hal ini ketika masih berada di rumah.
"Gadis itu kita bawa ke rumah. Bilang sama dokter kalau keluarga kita akan memberikan perawatan terbaik untuknya. Maise dengar hadiah pernikahan dari kerajaan sangat besar. Jangan menolaknya. Pokoknya, bawa pulang dulu gadis itu." Maise berbisik setelah mengetahui keadaan sepi.
Kedua orangtuanya tampak kebingungan. Meski begitu Theo menganggukkan kepala. Pria paruh baya tersebut berlalu tanpa berpamitan. Cessie ingin sekali bertanya kepada Maise, tetapi ia mengurungkan niatnya. Ia sadar jika saat ini masih berada di tempat umum.
Setelah melewati banyak prosedur, akhirnya Theo, Cessie dan Maise berhasil membawa Alice keluar dari rumah sakit. Alice yang baru saja melewati masa kritisnya itu hanya bisa pasrah saat ia dibawa keluar dari rumah sakit.
"Setidaknya aku memiliki tempat untuk berteduh. Perkara balas dendam aku masih bisa mencari jalannya. Dengan berpura-pura mengalami amnesia, aku pikir keluarga ini mampu menampungku. Dilihat dari semua yang mereka kenakan, mereka bukan orang sembarangan," batin Alice dalam hati.
"Selamat datang di rumah! Maaf ya, kami harus membawamu pulang ke rumah ini. Soalnya ketika kami mencari tahu tentangmu, kami semua tak mendapatkan hasil apapun. Ah, iya. Mulai sekarang namamu Maise! Maise, putri kami. Kau tidak keberatan? Selagi kamu belum tahu siapa keluargamu yang asli," papar Theo.
Alice termenung. Entah mengapa ia merasa ada sesuatu dibalik kebaikan mereka. Akan tetapi Alice harus tetap mengikuti arus. Ia harus bersikap jika dirinya percaya terhadap satu keluarga itu.
"Maise? Nama yang indah," ucap Alice menyetujui kata-kata Theo.
"Maise Rosaline. Mama memang memberimu nama yang indah. Hanya saja jalan hidup kamu tidak seindah nama yang mama berikan," ucap Cessie.
"Ma, jangan berbicara aneh-aneh," tegur Theo.
"Kenapa aneh? Ini karena Papa yang menyetujui perjanjian gila itu tanpa berbicara dengan mama. Anak mama yang cantik ini harus kabur dari rencana pernikahan paksa itu. Lihat sekarang! Maise-ku yang cantik ini mengalami kemalangan. Putri mama tidak mengingat mama. Ah, betapa malangnya." Cessie terisak.
Alice mulai menangkap sesuatu yang salah. Ia bisa menebak jika saat ini ia sedang ditipu. Mengatakan dirinya memiliki nama Maise. Lalu lari dari pernikahan paksa.
"Apakah mereka berdua sedang mencari pengganti gadis bernama Maise untuk menjalani pernikahan paksa?" tanya Alice dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Kustri
baru baca karyamu lagi,
2024-04-06
0
Muse
awal yg menarik
2023-11-01
0
Erni Fitriana
mampir
2023-03-26
0