Menjadi Istri Tua Di Usia Muda
"saahh" ucap para tamu yang datang ke acara pernikahan Rahma dan Elpan.
Kedua keluarga yang sama sama bergelimang harta, dan hidup serba kecukupan.
Bahkan acara pun berjalan dengan banyaknya para tamu undangan yang ternama dari perusahaan yang berkembang pesat.
Kediaman Mahoji menjadi sangat mewah karena acara itu, bahkan senyuman terpancar dari wajah semua orang.
Kedua mempelai duduk di kursi pelaminan banyak para tamu yang datang bersalaman pada mereka, bahkan ucapan selamat terdengar sampai ribuan kali dari orang orang yang datang ke sana.
Acara demi acara berjalan dengan sangat lancar bahkan tak ada halangan di sana.
Malam hari nya setelah selesai melakukan ijab qobul, Rahma dan Elpan sudah berada di kamar yang sudah di hias dengan sangat indah oleh teman teman Rahma.
"Ini buatan mu" tanya Elpan menatap pada ranjang yang di hias sangat mewah itu.
"Tidak ini buatan Raya dan Julia" ucap Rahma tersipu Malu karena di pandang oleh sang suami yang baru saja saah menjadi suaminya.
Malam ini mereka menghabiskan waktu bersama, malam romantis yang sangat di kagum kagum kan seorang wanita terjadi pada Rahma sekarang.
Pagi hari nya, mereka bangun siang karena semalaman mereka begadang bersama.
"Rah ayo bangun" ucap Elpan yang langsung membangun kan istri nya itu.
"Ya kak" ucap Rahma yang langsung membuka matanya.
Mereka bangun dan langsung menuju ke arah meja makan.
Di sana sudah ada Argam Mahoji yang tak lain adalah papah nya Rahma.
"Pagi pah" tanya Rahma.
"Pagi sayang" ucap Argam pada putri semata wayangnya.
"El ayo gabung kita makan bersama" ucap Argam lagi pada menantu baru nya itu.
"Ya pah" ucap Elpan.
Mereka makan bersama, hanya roti dan selai saja yang mereka makan karena sudah menjadi kebiasaan mereka kalau sarapan selalu Roti dan selai.
"Pah hari ini aku ijin untuk membawa Rahma ke kediaman Sudardjo" ucap Elpan.
"Apa kalian akan pindah" tanya Argam.
"Tidak pah kami akan datang sekali kali kesini, lagi pula pah aku kan sudah menjadi istri Kak El jadi wajar kan kalau aku ikut kak El" ucap Rahma.
"Ya papah ijin kan, tak masalah lagi pula di sini juga papah punya banyak teman" ucap Argam.
"Aku janji pah akan sering datang kemari" ucap Rahma.
"Ya baik lah" ucap Argam.
Setelah selesai makan Rahma langsung berkemas memasukan baju nya ke dalam koper yang cukup besar karena sekarang Rahma akan pindah ke rumah Elpan jadi dia harus banyak bawa pakaian.
Rahma seorang gadis yang masih belia, dia tak tau kebahagiaan dan kesedihan apa yang akan datang nantinya, yang dia pikirkan sekarang adalah dia bahagia karena menikah dengan Elpan, namun sayang sekali takdir tak ada yang tau.
Namun Rahma memang masih muda tapi dia sangat paham akan kesedihan, di tinggal mamah nya saat Rahma masih duduk di sekolah SD membuat Rahma menjadi anak tangguh yang tak pernah banyak minta.
Bahkan Rahma tipikal orang yang sangat penyayang dia sangat sayang pada orang lain, bahkan pada siapa pun dia sangat sayang walau pun orang itu tak suka pada Rahma.
"Sudah" tanya Elpan.
"Sudah kak" ucap Rahma.
Elpan memeluk istrinya itu dia sangat sayang pada Rahma, karena baru kali ini Elpan mendapatkan wanita tulus mencintai nya.
Padahal sangat banyak wanita yang mengantri untuk mendapatkan Elpan yang kaya tak tertandingi itu, bahkan teman teman nya pun kalah dengan Elpan.
"Baik lah ayo kita pergi" ucap Elpan.
"Ya ayo kak" ucap Rahma.
Saat ini Elpan mengusur koper besar milik Rahma untuk dia bawa ke dalam mobil.
Rahma berpamitan dulu pada papah nya bahkan Elpan juga melakukan hal yang sama.
"Pah aku pamit ya, aku janji aku akan sering datang menengok" ucap Rahma.
"Tak masalah sayang" ucap Argam.
"Oh ya pah kami pamit" ucap Elpan.
"Ya" ucap Argam menatap kepergian putri nya yang sekarang akan pindah ke rumah suaminya.
Saat Rahma dan Elpan sudah berada di parkiran mobil, Argam menyuruh anak buahnya datang ke sana.
"Anda memanggil saya tuan" tanya anak buahnya.
"Awasi Rahma aku tak mau dia sampai terluka" ucap Argam.
"Baik tuan" ucapnya.
"Pirasat apa yang aku rasakan ini, rasanya aku tak percaya pada Elpan" gumam Argam yang mencemas kan putri semata wayangnya.
Rahma sedang dalam perjalanan dia melihat arah jalanan yang sekarang sangat ramai.
"Kapan kau akan kuliah lagi" tanya Elpan.
"Besok" ucap Rahma.
"Oh baik lah" ucap Elpan.
Sesampainya di kediaman Sudardjo, Elpan langsung membawa koper Rahma masuk ke dalam.
"Ayo Rahma masuk selamat datang di rumah ku dan sekarang ini menjadi rumah mu juga" ucap Elpan.
"Terima kasih kak" ucap Rahma.
Tiba tiba saja Mira Sudardjo datang ke sana melihat menantu nya yang sekarang baru saja datang.
Rahma menyalami tangan mamah mertuanya itu.
"Oh ya di singkat saja mamah sangat mau cucu jadi mau tak mau kalian harus secepatnya memberikan" ucap Mira yang langsung pada intinya.
"Tapi mah aku masih 18 tahun mana mungkin aku punya anak" ucap Rahma.
"Hah kau bilang masih 18 tahun apa kau tau aku saat mengandung Elpan aku berusia 14 tahun" ucapnya ketus.
"Sudah lah mah kami baru juga sampai jangan di paksa begini, lagi pula Rahma benar menunda anak itu malah lebih baik untuk sekarang" ucap Elpan.
"El jangan mentang mentang Rahma masih kuliah dia bebas melakukan apa saja, mamah cuman minta cucu apa salah nya, El teman teman mamah semua sudah pada punya cucu kalau kita kumpul pun mereka selalu bawa cucu nya lalu mamah kapan" ucap Mira.
"Mah jangan sirik pada orang lain" ucap Elpan.
Rahma sejak tadi hanya diam saja karena baru sekarang dia tau sikap asli mamah mertua nya itu.
"Pokok nya mamah tak mau tau" ucap Mira yang langsung pergi dari sana.
"Sudah Rah jangan pikirkan ucapan mamah" ucap Elpan.
"Ya kak tak masalah" ucap Rahma.
Rahma dan Elpan masuk ke dalam kamar nya, ruangan itu cukup besar bahkan ada Sofa dan televisi juga di sana.
Lemari tempat barang barang berjajar di sana, terlihat masih kosong tak ada isi apa pun.
"Rahma silahkan pakai lemari itu, taruh barang barang mu di sana" ucap Elpan.
"Ya kak" ucap Rahma.
Rahma sangat terkagum kagum melihat mewah nya rumah Elpan apa lagi ada kolam renang di belakang rumah nya yang membuat Rahma senang melihat nya.
Banyak tanaman hias yang memenuhi halaman depan dan halaman belakang rumah itu, bahkan kalau Rahma hitung mungkin semua jenis bunga ada di sana.
"Apa bunga itu tanaman mamah" tanya Rahma.
"Ya mamah sangat suka tanaman" ucap Elpan.
"Oh bagus" ucap Rahma.
"Mamah sangat sensi dengan tanaman nya itu, bahkan kalau saja ada yang sampai merusak tanaman nya itu dia akan sangat marah" ucap Elpan.
"Oh mamah sangat sayang pada tanaman nya" ucap Rahma.
"Ya begitulah" ucap Elpan.
Setelah selesai membereskan pakaian nya, Rahma Langsung berjalan ke luar kamarnya saat ini Elpan sedang bekerja di ruangan di rumah itu.
Rahma berniat akan ke dapur karena akan memasak untuk suaminya itu.
Di sana banyak sekali pelayan di rumah itu bahkan ada juga pelayan yang berwajah bule seperti orang luar negeri.
"Nona ada yang bisa kami bantu" tanya salah satu pelayan.
Bahkan semua pelayan itu langsung berbaris berdiri dan menunduk saat Rahma datang ke sana.
"Tak ada aku hanya akan masak untuk Kak El" ucap Rahma.
"Jangan nona ini pekerjaan kami" ucap Pelayan itu lagi.
"Tak apa aku mau masak sendiri, kalian kerja kan saja pekerjaan yang lain" ucap Rahma.
"Baik Nona" setempak.
Mira datang ke sana dia heran melihat menantu nya itu.
"Sedang apa kau" tanya Mira.
"Aku sedang masak mah" ucap Rahma yang sekarang tengah memotong ayam.
"Oh baik lah" ucap Mira.
Saat ini mira mengambil kunyit dan beberapa bumbu dapur yang lain, dia mencucinya.
"Mah apa mamah akan masak, biar aku saja yang masak mamah diam saja" ucap Rahma.
"Gak masak, aku hanya akan buat ini" ucapnya.
"Oh baik lah" ucap Rahma seolah acuh pada mertuanya itu.
Rahma mengulek bumbu dapur sampai halus, padahal ada blender di sana tapi Rahma lebih suka memakai ulekan sendiri walau pun tak terlalu halus.
Karena yang Rahma yakini sampai sekarang adalah bumbu yang di ulek Lebih enak dari pada yang di blender.
Terlihat oleh Rahma kalau mamah mertua nya itu memasukan bumbu yang sudah di blender itu ke dalam gelas yang cukup tinggi.
Mira mengaduk nya padahal saat di blender pun bumbu nya sudah tercampur.
"Rahma ayo minum lah" ucap Mira.
"Apa itu mah" tanya Rahma menunjuk pada gelas itu.
"Ini ramuan" ucap Mira.
"Untuk" tanya Rahma.
"Untuk mu supaya kau bisa cepat hamil" ucap Mira.
"Tapi mah apa sangkut pautnya Ramuan dengan hamil" tanya Rahma.
"Jangan banyak bicara ayo minum saja" ucap Mira.
Karena tak mau membantah Rahma pun meminum nya walau pun rasa nya sangat aneh bagi Rahma.
"Nah begitu habis kan, kau tau aku dulu minum itu saat akan mengandung Elpan" ucap Mira.
"Tapi mah ramuan apa ini" tanya Rahma.
"Kau ini sangat kuno itu kan ramuan penyubur rahim supaya kamu bisa segera hamil" ucapnya.
"Kuno bagai mana mah, justru mamah yang sangat kuno masih percaya pada mitos, bukan kah anak itu rezeki dari Alloh kenapa ramuan yang menjadi penentu nya" ucap Rahma yang hanya bisa dia ucapkan dalam hati karena tak mau kalau sampai mamah mertua nya itu dengar kalau Rahma bicara begitu pasti Mira akan sangat marah.
"Baik lah konsumsi itu setiap hari mamah yakin kau akan cepat hamil" ucap Mira.
"Hah ya mah" ucap Rahma tersenyum.
"Aneh" gumam Rahma menatap mamah metua nya yang sekarang sudah pergi dari dapur.
Setelah selesai masak Rahma menghidangkan makanan nya di atas meja makan.
"Selesai" tanya Mira.
"Sudah mah" ucap Rahma.
"Panggilkan Elpan" ucap Mira.
"Oh baik lah" ucap Rahma.
Rahma berjalan ke arah ruangan yang sekarang Elpan ada di dalam nya.
"Kak ayo makan" ucap Rahma.
"Oh baik lah" ucap Elpan yang langsung menutup layar laptop nya.
Mereka menuju ke arah meja makan.
Namun mata Rahma terkejut saat mendapati wanita yang tak dia kenal sedang ada di sana.
"Zahra" ucap Elpan.
"El" sahut wanita itu yang langsung berlari pada Elpan dan memeluk nya.
"Kapan datang aku senang melihat mu" ucap Elpan.
"Ya aku juga senang datang kemari" ucapnya.
"Oh ya Zahra bagaimana kuliah mu" tanya Elpan.
"Cukup baik, oh ya El aku punya kabar baik" ucap Zahra.
"Apa" tanya Elpan.
"Aku akan pindah ke sini" ucap Zahra.
"Wah bagus sekali" ucap Elpan.
"Apa dia kakak ipar" tanya Zahra menunjuk pada Rahma.
"Oh ya, Zahra kenal kan dia Rahma dan Rahma ini kenal kan Zahra adik ku" ucap Elpan memperkenalkan mereka.
"Kakak ipar selamat datang" ucap Zahra.
" Ya terima kasih" ucap Rahma yang merasa canggung dengan gadis yang di perkenalkan adik Elpan itu.
bersambung
terima kasih yang sudah mau mampir ke novel Mak othor ini
jangan lupa tinggal kan jejak ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Ayu Aksara
Hallo mbak, terima kasih udah mampir pada cerita ku ya 😚
ini cerita mbak juga bagus, semangat terus ya.
2023-03-17
0