"saahh" ucap para tamu yang datang ke acara pernikahan Rahma dan Elpan.
Kedua keluarga yang sama sama bergelimang harta, dan hidup serba kecukupan.
Bahkan acara pun berjalan dengan banyaknya para tamu undangan yang ternama dari perusahaan yang berkembang pesat.
Kediaman Mahoji menjadi sangat mewah karena acara itu, bahkan senyuman terpancar dari wajah semua orang.
Kedua mempelai duduk di kursi pelaminan banyak para tamu yang datang bersalaman pada mereka, bahkan ucapan selamat terdengar sampai ribuan kali dari orang orang yang datang ke sana.
Acara demi acara berjalan dengan sangat lancar bahkan tak ada halangan di sana.
Malam hari nya setelah selesai melakukan ijab qobul, Rahma dan Elpan sudah berada di kamar yang sudah di hias dengan sangat indah oleh teman teman Rahma.
"Ini buatan mu" tanya Elpan menatap pada ranjang yang di hias sangat mewah itu.
"Tidak ini buatan Raya dan Julia" ucap Rahma tersipu Malu karena di pandang oleh sang suami yang baru saja saah menjadi suaminya.
Malam ini mereka menghabiskan waktu bersama, malam romantis yang sangat di kagum kagum kan seorang wanita terjadi pada Rahma sekarang.
Pagi hari nya, mereka bangun siang karena semalaman mereka begadang bersama.
"Rah ayo bangun" ucap Elpan yang langsung membangun kan istri nya itu.
"Ya kak" ucap Rahma yang langsung membuka matanya.
Mereka bangun dan langsung menuju ke arah meja makan.
Di sana sudah ada Argam Mahoji yang tak lain adalah papah nya Rahma.
"Pagi pah" tanya Rahma.
"Pagi sayang" ucap Argam pada putri semata wayangnya.
"El ayo gabung kita makan bersama" ucap Argam lagi pada menantu baru nya itu.
"Ya pah" ucap Elpan.
Mereka makan bersama, hanya roti dan selai saja yang mereka makan karena sudah menjadi kebiasaan mereka kalau sarapan selalu Roti dan selai.
"Pah hari ini aku ijin untuk membawa Rahma ke kediaman Sudardjo" ucap Elpan.
"Apa kalian akan pindah" tanya Argam.
"Tidak pah kami akan datang sekali kali kesini, lagi pula pah aku kan sudah menjadi istri Kak El jadi wajar kan kalau aku ikut kak El" ucap Rahma.
"Ya papah ijin kan, tak masalah lagi pula di sini juga papah punya banyak teman" ucap Argam.
"Aku janji pah akan sering datang kemari" ucap Rahma.
"Ya baik lah" ucap Argam.
Setelah selesai makan Rahma langsung berkemas memasukan baju nya ke dalam koper yang cukup besar karena sekarang Rahma akan pindah ke rumah Elpan jadi dia harus banyak bawa pakaian.
Rahma seorang gadis yang masih belia, dia tak tau kebahagiaan dan kesedihan apa yang akan datang nantinya, yang dia pikirkan sekarang adalah dia bahagia karena menikah dengan Elpan, namun sayang sekali takdir tak ada yang tau.
Namun Rahma memang masih muda tapi dia sangat paham akan kesedihan, di tinggal mamah nya saat Rahma masih duduk di sekolah SD membuat Rahma menjadi anak tangguh yang tak pernah banyak minta.
Bahkan Rahma tipikal orang yang sangat penyayang dia sangat sayang pada orang lain, bahkan pada siapa pun dia sangat sayang walau pun orang itu tak suka pada Rahma.
"Sudah" tanya Elpan.
"Sudah kak" ucap Rahma.
Elpan memeluk istrinya itu dia sangat sayang pada Rahma, karena baru kali ini Elpan mendapatkan wanita tulus mencintai nya.
Padahal sangat banyak wanita yang mengantri untuk mendapatkan Elpan yang kaya tak tertandingi itu, bahkan teman teman nya pun kalah dengan Elpan.
"Baik lah ayo kita pergi" ucap Elpan.
"Ya ayo kak" ucap Rahma.
Saat ini Elpan mengusur koper besar milik Rahma untuk dia bawa ke dalam mobil.
Rahma berpamitan dulu pada papah nya bahkan Elpan juga melakukan hal yang sama.
"Pah aku pamit ya, aku janji aku akan sering datang menengok" ucap Rahma.
"Tak masalah sayang" ucap Argam.
"Oh ya pah kami pamit" ucap Elpan.
"Ya" ucap Argam menatap kepergian putri nya yang sekarang akan pindah ke rumah suaminya.
Saat Rahma dan Elpan sudah berada di parkiran mobil, Argam menyuruh anak buahnya datang ke sana.
"Anda memanggil saya tuan" tanya anak buahnya.
"Awasi Rahma aku tak mau dia sampai terluka" ucap Argam.
"Baik tuan" ucapnya.
"Pirasat apa yang aku rasakan ini, rasanya aku tak percaya pada Elpan" gumam Argam yang mencemas kan putri semata wayangnya.
Rahma sedang dalam perjalanan dia melihat arah jalanan yang sekarang sangat ramai.
"Kapan kau akan kuliah lagi" tanya Elpan.
"Besok" ucap Rahma.
"Oh baik lah" ucap Elpan.
Sesampainya di kediaman Sudardjo, Elpan langsung membawa koper Rahma masuk ke dalam.
"Ayo Rahma masuk selamat datang di rumah ku dan sekarang ini menjadi rumah mu juga" ucap Elpan.
"Terima kasih kak" ucap Rahma.
Tiba tiba saja Mira Sudardjo datang ke sana melihat menantu nya yang sekarang baru saja datang.
Rahma menyalami tangan mamah mertuanya itu.
"Oh ya di singkat saja mamah sangat mau cucu jadi mau tak mau kalian harus secepatnya memberikan" ucap Mira yang langsung pada intinya.
"Tapi mah aku masih 18 tahun mana mungkin aku punya anak" ucap Rahma.
"Hah kau bilang masih 18 tahun apa kau tau aku saat mengandung Elpan aku berusia 14 tahun" ucapnya ketus.
"Sudah lah mah kami baru juga sampai jangan di paksa begini, lagi pula Rahma benar menunda anak itu malah lebih baik untuk sekarang" ucap Elpan.
"El jangan mentang mentang Rahma masih kuliah dia bebas melakukan apa saja, mamah cuman minta cucu apa salah nya, El teman teman mamah semua sudah pada punya cucu kalau kita kumpul pun mereka selalu bawa cucu nya lalu mamah kapan" ucap Mira.
"Mah jangan sirik pada orang lain" ucap Elpan.
Rahma sejak tadi hanya diam saja karena baru sekarang dia tau sikap asli mamah mertua nya itu.
"Pokok nya mamah tak mau tau" ucap Mira yang langsung pergi dari sana.
"Sudah Rah jangan pikirkan ucapan mamah" ucap Elpan.
"Ya kak tak masalah" ucap Rahma.
Rahma dan Elpan masuk ke dalam kamar nya, ruangan itu cukup besar bahkan ada Sofa dan televisi juga di sana.
Lemari tempat barang barang berjajar di sana, terlihat masih kosong tak ada isi apa pun.
"Rahma silahkan pakai lemari itu, taruh barang barang mu di sana" ucap Elpan.
"Ya kak" ucap Rahma.
Rahma sangat terkagum kagum melihat mewah nya rumah Elpan apa lagi ada kolam renang di belakang rumah nya yang membuat Rahma senang melihat nya.
Banyak tanaman hias yang memenuhi halaman depan dan halaman belakang rumah itu, bahkan kalau Rahma hitung mungkin semua jenis bunga ada di sana.
"Apa bunga itu tanaman mamah" tanya Rahma.
"Ya mamah sangat suka tanaman" ucap Elpan.
"Oh bagus" ucap Rahma.
"Mamah sangat sensi dengan tanaman nya itu, bahkan kalau saja ada yang sampai merusak tanaman nya itu dia akan sangat marah" ucap Elpan.
"Oh mamah sangat sayang pada tanaman nya" ucap Rahma.
"Ya begitulah" ucap Elpan.
Setelah selesai membereskan pakaian nya, Rahma Langsung berjalan ke luar kamarnya saat ini Elpan sedang bekerja di ruangan di rumah itu.
Rahma berniat akan ke dapur karena akan memasak untuk suaminya itu.
Di sana banyak sekali pelayan di rumah itu bahkan ada juga pelayan yang berwajah bule seperti orang luar negeri.
"Nona ada yang bisa kami bantu" tanya salah satu pelayan.
Bahkan semua pelayan itu langsung berbaris berdiri dan menunduk saat Rahma datang ke sana.
"Tak ada aku hanya akan masak untuk Kak El" ucap Rahma.
"Jangan nona ini pekerjaan kami" ucap Pelayan itu lagi.
"Tak apa aku mau masak sendiri, kalian kerja kan saja pekerjaan yang lain" ucap Rahma.
"Baik Nona" setempak.
Mira datang ke sana dia heran melihat menantu nya itu.
"Sedang apa kau" tanya Mira.
"Aku sedang masak mah" ucap Rahma yang sekarang tengah memotong ayam.
"Oh baik lah" ucap Mira.
Saat ini mira mengambil kunyit dan beberapa bumbu dapur yang lain, dia mencucinya.
"Mah apa mamah akan masak, biar aku saja yang masak mamah diam saja" ucap Rahma.
"Gak masak, aku hanya akan buat ini" ucapnya.
"Oh baik lah" ucap Rahma seolah acuh pada mertuanya itu.
Rahma mengulek bumbu dapur sampai halus, padahal ada blender di sana tapi Rahma lebih suka memakai ulekan sendiri walau pun tak terlalu halus.
Karena yang Rahma yakini sampai sekarang adalah bumbu yang di ulek Lebih enak dari pada yang di blender.
Terlihat oleh Rahma kalau mamah mertua nya itu memasukan bumbu yang sudah di blender itu ke dalam gelas yang cukup tinggi.
Mira mengaduk nya padahal saat di blender pun bumbu nya sudah tercampur.
"Rahma ayo minum lah" ucap Mira.
"Apa itu mah" tanya Rahma menunjuk pada gelas itu.
"Ini ramuan" ucap Mira.
"Untuk" tanya Rahma.
"Untuk mu supaya kau bisa cepat hamil" ucap Mira.
"Tapi mah apa sangkut pautnya Ramuan dengan hamil" tanya Rahma.
"Jangan banyak bicara ayo minum saja" ucap Mira.
Karena tak mau membantah Rahma pun meminum nya walau pun rasa nya sangat aneh bagi Rahma.
"Nah begitu habis kan, kau tau aku dulu minum itu saat akan mengandung Elpan" ucap Mira.
"Tapi mah ramuan apa ini" tanya Rahma.
"Kau ini sangat kuno itu kan ramuan penyubur rahim supaya kamu bisa segera hamil" ucapnya.
"Kuno bagai mana mah, justru mamah yang sangat kuno masih percaya pada mitos, bukan kah anak itu rezeki dari Alloh kenapa ramuan yang menjadi penentu nya" ucap Rahma yang hanya bisa dia ucapkan dalam hati karena tak mau kalau sampai mamah mertua nya itu dengar kalau Rahma bicara begitu pasti Mira akan sangat marah.
"Baik lah konsumsi itu setiap hari mamah yakin kau akan cepat hamil" ucap Mira.
"Hah ya mah" ucap Rahma tersenyum.
"Aneh" gumam Rahma menatap mamah metua nya yang sekarang sudah pergi dari dapur.
Setelah selesai masak Rahma menghidangkan makanan nya di atas meja makan.
"Selesai" tanya Mira.
"Sudah mah" ucap Rahma.
"Panggilkan Elpan" ucap Mira.
"Oh baik lah" ucap Rahma.
Rahma berjalan ke arah ruangan yang sekarang Elpan ada di dalam nya.
"Kak ayo makan" ucap Rahma.
"Oh baik lah" ucap Elpan yang langsung menutup layar laptop nya.
Mereka menuju ke arah meja makan.
Namun mata Rahma terkejut saat mendapati wanita yang tak dia kenal sedang ada di sana.
"Zahra" ucap Elpan.
"El" sahut wanita itu yang langsung berlari pada Elpan dan memeluk nya.
"Kapan datang aku senang melihat mu" ucap Elpan.
"Ya aku juga senang datang kemari" ucapnya.
"Oh ya Zahra bagaimana kuliah mu" tanya Elpan.
"Cukup baik, oh ya El aku punya kabar baik" ucap Zahra.
"Apa" tanya Elpan.
"Aku akan pindah ke sini" ucap Zahra.
"Wah bagus sekali" ucap Elpan.
"Apa dia kakak ipar" tanya Zahra menunjuk pada Rahma.
"Oh ya, Zahra kenal kan dia Rahma dan Rahma ini kenal kan Zahra adik ku" ucap Elpan memperkenalkan mereka.
"Kakak ipar selamat datang" ucap Zahra.
" Ya terima kasih" ucap Rahma yang merasa canggung dengan gadis yang di perkenalkan adik Elpan itu.
bersambung
terima kasih yang sudah mau mampir ke novel Mak othor ini
jangan lupa tinggal kan jejak ya
Mereka makan bersama di meja makan, masakan Rahma cukup di sukai keluarga Elpan.
"Makanan nya enak" ucap Elpan.
"Nona Rahma yang masak tuan" ucap pelayan yang senantiasa menjaga di sana karena takutnya majikan nya itu menginginkan yang lain.
"Rahma" tanya Elpan.
"Ya tuan" ucapnya.
"Kau masak? Rahma kenapa masak banyak pembantu kan di sini jadi untuk apa kau masak" ucap Elpan.
"Ya ampun kak, biarkan saja Kakak ipar yang masak lagi pula masakan nya enak" ucap Zahra.
"Ya deh" ucap Elpan.
Setelah selesai makan Rahma dan Elpan masuk ke dalam kamar nya.
"Kak kau tak pernah cerita tentang Zahra" tanya Rahma.
"Oh ya dia adik tiri ku" ucap Elpan.
"Adik tiri" tanya Rahma.
"Ya dia adik tiri ku, dulu papah menikah lagi dengan dan punya anak Zahra" ucap Elpan.
"Lalu kemana mamah nya" tanya Rahma.
"Saat aku berusia 10 tahun papah meninggalkan karena kecelakaan dengan istri muda nya, miris saat itu Zahra di titip di nenek nya namun lama kelamaan Zahra di berikan pada mamah, ya karena tak ada yang urus" ucap Elpan.
"Waw tegar sekali hati mamah" ucap Rahma.
"Rahma apa yang harus di debat kan, lagi pula papah banyak harta dia melakukan poligami karena dia mampu" ucap Elpan.
"Kau tak akan begitu kan" tanya Rahma.
"Ya tentu saja tak akan" ucap Elpan menyentuh wajah istri nya yang sangat menggemaskan itu.
"Aku hanya takut saja, kak El aku tak sempurna bahkan aku sangat tak pantas bersanding dengan mu" ucap Rahma.
"Jangan bilang begitu Rahma aku sayang pada mu, jangan insecure Rahma kau sempurna laki laki mana yang akan menolak keturunan Mahoji" ucap Elpan.
"Kau ini bisa saja" ucap Rahma.
Malam harinya Rahma dan Elpan tidur, jujur saja sebagai seorang menantu Rahma sangat tersinggung saat mamah mertuanya nya itu mengungkit tentang cucu.
Apa lagi Rahma merasa tak enak kalau seperti ini terus.
Rahma tipikal orang yang sangat tak enak kan pada orang lain.
Jadi Rahma merasa bersalah saat mamah nya minta cucu dan dia tak bjsa memberikan nya.
"Rahma kau belum tidur" tanya Elpan.
"Belum kak" ucap Rahma.
"Ayo tidur lah bukan nya besok kau akan kuliah" ucap Elpan.
"Ya" ucap Rahma.
Pagi hari nya, Rahma sudah bersiap karena akan kuliah saat ini Rahma melihat pantulan diri nya di cermin.
Rahma memakai celana panjang dan kemeja yang membuat Rahma semakin cantik.
Dengan rambut terurai sempurna membuat Rahma semakin terlihat cantik.
Mamah Mira datang ke sana.
"Rahma" sahut mamah Mira.
"Ya mah" tanya Rahma.
"Minum ini" ucap Mira memberikan ramuan lagi pada Rahma.
"Tapi mah apa tak bisa nanti saja" tanya Rahma.
"Kau ini membantah saja" ucap Mira marah pada Rahma.
"Ya mah aku akan minum sekarang" ucap Rahma.
Rahma meminum ramuan itu sampai habis walau pun tak enak dan sangat pahit Rahma tetap memaksakan meminum nya karena takut mamah mertua nya itu marah.
"Baik lah, mau kemana kau sekarang" tanya Rahma.
"Aku akan kuliah mah" ucap Rahma.
"Ingat jangan pulang sore, kalau pulang sore awas kau" ucap Mira mengancam.
"Ya mah" ucap Rahma.
Rahma menganggap marah nya mamah mertua nya itu adalah bukti kasih sayang nya pada Rahma.
Karena dahulu Rahma pernah punya ibu tiri yang selalu marah pada Rahma bahkan untuk kesalahan Rahma sekecil apa pun dia pasti marah.
Rahma seolah acuh dan menganggap mamah Tirinya itu hanya bercanda padanya.
Sehingga lama kelamaan papah nya Rahma menceraikan nya karena kasihan pada Rahma yang selalu kena marah.
Rahma berjalan ke arah ruang tamu di sana sudah ada Elpan yang tengah mengobrol dengan Zahra.
"Sudah siap" tanya Elpan.
"Sudah kak ayo" ucap Rahma.
"Oh ya kak mana uang jajan ku" tanya Zahra menyodorkan tangan nya pada Elpan.
Elpan mengambil uang dalam saku celana nya, terlihat oleh Rahma kalau Elpan memberikan beberapa lembar uang pada Zahra.
Rahma tak mempermasalahkan itu karena wajar saja kalau Elpan memberikan uang pada adiknya.
"Terima kasih kak" ucap Zahra.
"Buat mamah" tanya Mira dari jarak jauh.
"Ini mah" ucap Elpan mengambil beberapa lembar uang dari sakunya untuk mamahnya.
Rahma heran kenapa Elpan mematok uang untuk mamah nya itu.
Mira mengambil nya.
"Loh kok cuman segini" ucap Mira.
"Mah jangan boros boros lagi pula apa yang akan mamah beli" ucap Elpan.
"Mamah akan beli baju" ucapnya.
"Baju mamah banyak jadi buat apa lagi" ucap Elpan.
"CK kau ini terserah lah" ucap Mira kesal.
"Aku berangkat mah" ucap Elpan.
Rahma mendekat pada mamah mertuanya itu karena akan berpamitan akan ke kampus.
Elpan sudah jalan lebih dahulu ke luar.
"Rahma berapa uang yang El berikan pada mu" tanya Mira.
"Kak El gak memberi uang pada ku" ucap Rahma.
"Masa sih gak beri uang" tanya Zahra.
"Beneran" ucap Rahma.
"Lihat dompet mu" ucap Mira.
Rahma memperlihatkan dompet nya yang berada di tas mahal nya itu.
Mira membuka nya dan benar saja tak ada uang di sana hanya ada kartu tanda penduduk dan kartu debit yang tertanda tanda tangan nama papahnya Rahma.
"Gak ada uang" ucap Mira yang di balas gelengan kepala oleh Rahma.
"Baik lah kau pergi saja, tapi ingat kalau El beri uang pada mu maka beri mamah sebagian" ucapnya.
"Ya mah" ucap Rahma yang langsung pergi dari sana menuju mobil.
"Ada apa Rah lama sekali" tanya Elpan.
"Gak ada apa apa hanya saja mamah ngajak bicara tadi" ucap Rahma.
"Oh baik lah ayo berangkat" ucap Elpan.
"Ya kak ayo" ucap Rahma.
Elpan mengambil uang yang ada di saku celana nya.
"Ini uang buat kamu jajan" ucap Elpan menyodorkan Beberapa lembar uang berwarna merah.
"Jangan kak aku masih ada uang dari papah" ucap Rahma.
"Yang itu simpan saja dan pakai yang ini" ucap Elpan.
"Ya baik lah" ucap Rahma yang langsung mengambil uang itu dan menyimpan nya di saku celana nya.
"Terima kasih kak El" ucap Rahma.
"Ya sama sama" ucap Elpan.
Entah kenapa sebutkan kak El sudah mendarah daging di mulut Rahma karena ingin sekali Rahma membiasakan dengan menyebut mas Atau yang lain tapi tak bisa selalu saja kata kak yang keluar dari mulut Rahma.
"Nanti siang akan aku jemput" ucap Elpan.
"Oh ya kak apa perlu kita ikut promil" tanya Rahma.
"Promil itu apa" tanya Elpan.
"Program hamil" ucap Rahma.
"CK Rahma jangan dengar kan mamah biarkan saja mamah dia memang begitu orangnya" ucap Elpan.
"Ya kak, kita coba saja apa salah nya" ucap Rahma.
"Baik lah terserah kamu saja" ucap Elpan.
Mereka sampai di kampus.
"Aku masuk sekarang hati hati di jalan kak" ucap Rahma yang langsung menyalami tangan Elpan.
"Ya sayang" ucap Elpan.
Rahma menatap kepergian suaminya itu, sekarang Rahma sangat bingung apa lagi sekarang dia akan berniat KB dan bahkan Rahma juga sudah daftar kan KB.
Untung saja Rahma di suruh Dokter untuk menunggu Minggu depan jadi Rahma belum memasang nya kalau saja sudah mungkin Rahma akan menyesal karena keinginan menunda anak bukan lah keinginan mamah Elpan juga.
"Ada apa Rah" tanya Julia yang baru saja datang ke sana.
"Hey Jul, tunggu ke mana Raya" tanya Rahma.
"Raya tak ada dia ke kampung karena katanya kak Zia akan menikah" ucap Julia.
"Oh" ucap Rahma.
"Baik lah ayo masuk ke kelas" ucap Julia.
"Ayo" ucap Rahma.
Saat ini Rahma bertemu dengan Kevin, entah kenapa semenjak Rahma menikah Kevin jadi berubah pada Rahma sekarang Kevin jadi lebih sedikit menghindar dari Rahma.
"Hey Vin" sahut Rahma karena sudah terbiasa menyapa jadi Rahma menyapa duluan.
"Ya" sahut Kevin ketus.
"Kenapa dia" tanya Julia.
"Entah" ucap Rahma.
Mereka semua masuk ke dalam kelas bersama karena sekarang Dosen sudah datang ke sana.
"Jul, di mana Raya" tanya Fikri kakak nya Raya.
"Kan ke kampung" sahut Julia.
"Siapa" tanya Rahma.
"Fikri" ucap Julia.
Biasa nya Kevin akan duduk bersama dengan Rahma tapi sekarang Kevin malah duduk bersama dengan Julia.
Bagi Rahma tak masalah cuman aneh saja melihat perubahan orang lain secara tiba tiba.
Pelajaran di mulai sekarang dosen tengah mengajar kan masalah kandungan, hal itu membuat Rahma sedikit tertarik untuk mendengarkan nya secara detail.
Bahkan Dosen juga sampai menggambarkan cara nya sper ma masuk ke dalam dan sampai ke sel telur.
Sebenarnya ini pelajaran jaman SMP cuman dosen hanya ingin mengulang saja takutnya mahasiswa atau mahasiswi yang lain lupa.
"Ada yang akan di tanyakan" ucap Dosen.
"Bu kenapa seseorang tak hamil hamil" tanya Rahma.
Semua orang menatap pada Rahma apa lagi pertanyaan Rahma cukup mencolok.
"Kenapa tak hamil, mungkin karena sel telur nya tak mendapat sper ma atau bisa saja sel telur nya tak subur atau bisa juga Sper ma nya tak subur, ada banyak masalah nya cuman kalau mau lebih jelas konsultasi saja dengan dokter" ucap Dosen itu yang paham kalau Rahma baru saja menikah.
"Oh baik lah" ucap Rahma.
"Ada apa Rah apa kau mau punya anak" tanya teman nya yang lain.
"Hah gak" ucap Rahma.
Saat itu Rahma menjadi sasaran empuk teman teman nya untuk meledek nya.
Tapi Rahma bisa melihat wajah Kevin yang tak senang kalau Rahma bertanya begitu.
"Kenapa dia" gumam Rahma.
Jam istirahat Rahma langsung menuju ke kantin bersama dengan Julia karena tadi pagi Rahma belum sarapan dengan benar jadi Rahma akan pesan nasi goreng di kantin.
"Kau tadi lihat wajah Kevin dia seperti nya marah" ucap Rahma.
"Masa sih" tanya Julia.
"Ya bahkan saat aku menyapa pun dia hanya jawab singkat tak seperti biasa nya" ucap Rahma.
"Kita lihat saja kalau Kevin tak ada apa apa dia akan kemari dan Makan bersama kita seperti biasa tapi kalau dia tak makan di sini berarti dia marah" ucap Julia.
"Ya Kita lihat saja" ucap Rahma.
Kevin datang ke sana dengan membawa kotak makan siang yang dia bawa dari rumahnya.
Dan benar saja dia terlihat mendekat pada Fikri dan Dendi tanpa mendekat dulu pada meja yang di duduki Rahma.
Padahal kalau pun tak makan bersama Kevin selalu menawarkan makanan nya pada Rahma, Raya dan Julia.
Walau pun mereka selalu menolak nya.
"Kau benar" ucap Julia.
"Ya aku memang benar, Kevin seperti nya marah, apa karena aku tak undang dia ya" ucap Rahma.
"Ya itu bisa jadi" ucap Kevin.
"Tapi aku beri tau dia langsung kok, dia nya saja yang tak datang" ucap Rahma.
"lalu kenapa Kevin" tanya Julia.
"Entah" ucap Rahma.
Sore harinya Rahma pulang bersama dengan supir karena Elpan sekarang ada lembur, jadi terpaksa Rahma harus naik mobil yang di bawa Supir pribadi keluarga Elpan.
Rahma berjalan masuk ke dalam rumah di sana ada mamah mertua nya yang sedang nonton TV bersama dengan Zahra.
"Rahma" sahut Mira mamahnya Elpan.
"Ya mah" tanya Rahma.
"Pakai ini" tanya Mira menyodorkan benda pipih ke arah Rahma.
"Tespeck" gumam Rahma.
"Ya pakai itu sekarang" ucap mamah mertua nya itu.
"Tapi mah" ucap Rahma.
"Ayo lah pakai saja" ucap Mira kesal karena Rahma seolah menolak nya.
Rahma hanya patuh saja dia pergi ke kamar nya dan mencoba benda pipih yang di berikan mamah mertua nya itu.
"Mah apa mamah tak salah, Rahma masih kecil" ucap Zahra.
"Ck Zahra, mamah itu mau cucu dan mamah mau penerus Elpan bukan yang lain" ucap Mira.
"Tapi mah percuma mau mamah maksa maksain juga kalau emang Rahma yang bermasalah mamah bisa apa" ucap Zahra.
"Apa Rahma tak bisa punya anak" tanya Mira.
"Bukan gak bisa mah ya siapa tau saja kan Rahma mandul gitu" ucap Zahra.
"Masa sih" tanya Mira yang langsung bangkit dari sana menuju ke kamar Rahma.
Dan sekarang Rahma tengah melihat hasil respect itu, tapi tetap saja hasil nya negatif dan garis satu.
"Bagai mana" tanya Mira.
"Negatif mah" ucap Rahma menyerah kan respect itu.
"CK sudah aku duga" ucap Mira.
Mira keluar dari kamar Rahma dengan perasaan kesal karena sampai saat ini dia masih belum mendapatkan cucu.
"Sekarang Elpan sudah berusia 26 tahun, tapi masih saja dia belum punya anak, baru saja dia mau menikah tapi sayang istri nya tak bisa memberikan nya anak, apa mungkin si Rahma itu mandul" ucap Mira menggerutu sendirian.
Rahma mendengar hal itu, karena saat ini Rahma tengah mengikuti mamah mertuanya itu.
Rasa nya sakit sekali hati Rahma saat mendengar hal itu, tapi sekuat tenaga Rahma mencoba tak memasukkan perkataan itu ke hatinya.
"Huhh" Rahma menarik nafas nya mencoba melupakan perkataan itu.
Elpan pulang setelah Maghrib karena tadinya dia akan lembur tapi tak jadi karena pekerjaan nya selesai sebelum Maghrib.
"Aku pulang mah" ucap Elpan sambil menenteng tas kerjanya.
Rahma mendekat dan mencium tangan Elpan dengan takzim.
"Biar aku buatkan minuman" ucap Rahma.
"Aku mau kopi" ucap Elpan.
"Aku akan buatkan" ucap Rahma.
Rahma membuat kan kopi dan Elpan duduk di sana bersamaan dengan Adik dan mamahnya.
"Oh ya kak aku akan kerja di perusahaan mu apa boleh" tanya Zahra.
"Oh tentu saja boleh" ucap Elpan.
"Baik lah besok aku akan ke perusahaan mu" ucap Zahra.
"Ya" ucap Elpan.
Rahma datang ke sana dengan membawa satu gelas kopi hitam untuk Elpan.
"Ini kak" ucap Rahma.
"Terima kasih" ucap Elpan meminum kopi itu.
Baru saja Elpan menikmati kopi itu dia sekarang sangat lelah jadi dia ingin Istirahat.
"Elpan apa sebaiknya kau menikah lagi" tanya Mira.
"Apa" tanya Elpan terkejut.
Rahma lebih terkejut mendengar hal itu, karena mamah mertua nya itu sangat tak menghargai keberadaan Rahma di sana.
"Mah bicara apa" tanya Elpan marah pada mamahnya itu.
"El kau lihat Rahma dia belum juga hamil" ucap Mira.
"Mah kami baru saja dua hari menikah apa harus Langsung punya anak" tanya Elpan.
"Ya banyak di luaran sana yang baru menikah langsung punya anak" ucap Mira.
"Tapi mah kami tak seperti mereka bukannya bagus kalau kita tak langsung punya anak berarti kita tak melakukan apa apa sebelum menikah" ucap Rahma.
"Diam lah aku hanya akan bicara pada anak ku saja" ucap Mira membentak Rahma.
Rahma yang merasa tak di hargai pun hanya diam saja dan duduk di kursi sambil menahan air matanya yang sekarang akan menetes.
"Mah Rahma benar" ucap Elpan.
"Diam lah aku tak mau kau membantah, aku akan cari wanitanya yang bisa memberikan aku cucu" ucap Mira.
"Gak mungkin aku gak akan terima itu" ucap Elpan.
"Kau mau membantah ku" tanya Mira.
"Mah apa tak bisa kah kita adopsi saja seorang anak" tanya Elpan.
"Tak mungkin kalau kau masih bisa memberikan seorang cucu kenapa harus mengambil anak orang lain" ucap Mira.
"Mah kau tak memikirkan perasaan Rahma" ucap Elpan.
"Ini juga untuk Rahma, El kau tau seorang wanita bisa punya anak dengan cara di pancing, maksud mamah begini kau punya anak dari wanita lain dan nanti anak nya itu akan di kasih ke Rahma supaya Rahma bisa hamil dan kamu punya keturunan" ucap Mira.
"Aku gak mau jangan sama kan aku dengan papah, kami sangat berbeda mah" ucap Elpan marah.
"Apa salahnya El kau harus tau kalau buah tak akan jatuh ke atas" ucap Mira.
"Tapi aku gak mau" ucap Elpan.
"Mamah akan pasti kan kau pasti mau" geram Mira yang langsung pergi dari sana.
"Terserah" ucap Elpan.
Elpan berjalan menuju ke arah kamarnya yang berada di lantai atas.
Rahma hanya menatap suaminya yang pergi dari sana.
"Keluarga aneh kan" tanya Zahra.
"Ya" ucap Rahma.
"Sebenarnya Rahma kau salah kalau harus memiliki keluarga aneh ini, mamah begitu dia terobsesi dengan harta dan kau harus tau kalau dia itu iri pada orang lain jadi apa pun dia akan lakukan asal kan dia senang" ucap Zahra adik Elpan.
"Tapi bagaimana aku sekarang" tanya Rahma.
"Tak ada yang bisa melawan mamah Mira, kalau saja aku punya orang tua sendiri mungkin aku tak akan tinggal di sini" ucap Zahra.
"Ya" ucap Rahma.
"Aku tak bisa membantu banyak karena aku malas menentang nenek tua itu" ucap Zahra.
"Tak masalah, aku akan ke kamar" ucap Rahma.
"Ya" ucap Zahra.
Rahma pergi dari sana meninggal kan Zahra yang masih mengutak atik layar ponsel nya.
"Rahma Rahma aku menyayangkan nasib mu" ucap Zahra yang acuh pada nasib Rahma.
Rahma masuk ke dalam kamar nya, dia melihat kalau sekarang Elpan tengah duduk di pinggir ranjang.
"Apa kau mau makan" tanya Rahma yang berusaha baik baik saja.
"Aku tak paham pada jalan pikiran mamah, bisa bisa nya dia begitu dia tak menghargai kamu Rah" ucap Elpan.
"Kak mau bagaimana pun juga dia mamah kamu" ucap Rahma.
"Tapi Rah aku sangat kesal pada jalan pikiran nya" ucap Elpan.
"Sabar kak" ucap Rahma.
Elpan adalah tipikal anak yang penurut pada orang tua nya jadi bisa saja besok atau kapan kapan Elpan akan menyetujui nya.
Rahma hanya takut kalau Elpan akan menyetujui ucapan mamahnya itu, karena Rahma sangat tau Elpan seperti apa walau pun mereka baru mengenal beberapa bulan ini.
Pagi harinya Mira sudah membawa selimut dari kamarnya dia akan berpura pura sakit sakitan agar Elpan mau menikah lagi.
Obsesi Mira sangat besar untuk punya cucu, hanya karena Mira iri melihat sahabat arisan nya yang datang sambil membawa Cucu saat mereka kumpul.
Dia sampai rela melakukan apa saja hanya untuk kepentingan diri pribadi.
Bahkan untuk menyakiti hati Rahma juga.
Mira rebahan di sofa yang empuk itu sambil menyelimuti tubuh nya supaya terlihat seperti orang sakit.
Tak lupa Mira juga memakai baju tebal hanya untuk membuat tubuh nya berkeringat dan panas, bahkan tak lupa dia rubah suhu AC agar menjadi panas.
Zahra datang ke sana dia melihat mamah tirinya itu yang tengah rebahan di sofa.
"Mamah sedang apa" tanya Zahra.
"Diam dan pura pura lah kalau mamah sedang sakit, dan kau bantu mamah melancarkan aksi ini" ucap Mira.
"CK aku gak mau, aku bukan orang yang suka drama mah" ucap Zahra.
"Ayo lah demi mamah" ucap Mira.
"Gak ah aku gak mau, ihh drama rumah tangga" ucap Zahra bergidik ngeri.
"Awas ya" ucap Mira.
"Mah aku akan beli makanan karena aku mau makan nasi Padang, jadi terserah mamah mau apa saja jangan libatkan aku" ucap Zahra.
Dia langsung pergi dari sana meninggal kan mamah nya yang tukang Drama itu.
"Dasar anak lucnut gak tau di Untung, apa dia lupa kalau dari Kecil aku yang asuh dia" geram Mira.
Mira melancarkan aksinya karena dia melihat ada Rahma yang datang ke sana dengan masih memakai piyama.
Rahma menuruni anak tangga dia melihat mamahnya yang sekarang ada di sofa.
"Mah ada apa" tanya Rahma.
"Rah" ucap Mira yang membuat suara nya seolah olah di lemas lemas kan.
"Mamah kenapa" tanya Rahma mendekat pada mamah mertuanya itu.
"Mamah sakit" ucap Mira.
"Sakit? Apa perlu aku bawa ke dokter" tanya Rahma.
"Tidak usah Rahma, mamah hanya mau bicara penting pada Elpan" ucap Mira.
"Baik lah akan aku panggil kan Kak Elpan" ucap Rahma.
Rahma berjalan ke arah kamarnya karena akan memanggil kan Elpan karena mamahnya ingin bicara.
"kak" sahut Rahma dari ambang pintu kamarnya.
"ya ada apa" tanya Elpan.
"mamah sakit dia ingin bicara dengan mu" ucap Rahma.
"sakit" tanya Elpan.
"ya kak dia rebahan di sofa" ucap Rahma.
"ya aku akan turun sekarang" ucap Elpan.
"ya ayo" ucap Rahma.
elpan berjalan keluar dia tau apa yang sedang di lakukan mamahnya itu karena dahulu juga pernah kalau mamahnya itu bersandiwara supaya Elpan cepat menikah.
"ada apa Mah" tanya Elpan.
"El" sahut Mira.
"mamah kenapa lagi, semalam kan mamah baik baik saja tapi kenapa sekarang bisa sakit" ucap Elpan.
"El mamah kepikiran mamah hanya mau punya cucu" ucap Mira.
"tapi Mah apa tak bisa kita sewa bayi tabung saja" ucap Elpan.
"El mamah sudah tua mamah ingin punya keturunan" ucap Mira.
"tapi aku tak bisa mah" ucap Elpan.
"ayo lah El mamah yakin Rahma juga tak akan keberatan" ucap Mira.
"hah aku" gumam Rahma pada diri nya sendiri.
"ayo lah El" ucap Mira memohon.
bersambung
**ibu Mira sadar sudah tua jangan banyak iri pada orang lain..
terimakasih yang sudah mampir, jangan lupa tinggalkan jejak**..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!