Sore harinya Rahma pulang bersama dengan supir karena Elpan sekarang ada lembur, jadi terpaksa Rahma harus naik mobil yang di bawa Supir pribadi keluarga Elpan.
Rahma berjalan masuk ke dalam rumah di sana ada mamah mertua nya yang sedang nonton TV bersama dengan Zahra.
"Rahma" sahut Mira mamahnya Elpan.
"Ya mah" tanya Rahma.
"Pakai ini" tanya Mira menyodorkan benda pipih ke arah Rahma.
"Tespeck" gumam Rahma.
"Ya pakai itu sekarang" ucap mamah mertua nya itu.
"Tapi mah" ucap Rahma.
"Ayo lah pakai saja" ucap Mira kesal karena Rahma seolah menolak nya.
Rahma hanya patuh saja dia pergi ke kamar nya dan mencoba benda pipih yang di berikan mamah mertua nya itu.
"Mah apa mamah tak salah, Rahma masih kecil" ucap Zahra.
"Ck Zahra, mamah itu mau cucu dan mamah mau penerus Elpan bukan yang lain" ucap Mira.
"Tapi mah percuma mau mamah maksa maksain juga kalau emang Rahma yang bermasalah mamah bisa apa" ucap Zahra.
"Apa Rahma tak bisa punya anak" tanya Mira.
"Bukan gak bisa mah ya siapa tau saja kan Rahma mandul gitu" ucap Zahra.
"Masa sih" tanya Mira yang langsung bangkit dari sana menuju ke kamar Rahma.
Dan sekarang Rahma tengah melihat hasil respect itu, tapi tetap saja hasil nya negatif dan garis satu.
"Bagai mana" tanya Mira.
"Negatif mah" ucap Rahma menyerah kan respect itu.
"CK sudah aku duga" ucap Mira.
Mira keluar dari kamar Rahma dengan perasaan kesal karena sampai saat ini dia masih belum mendapatkan cucu.
"Sekarang Elpan sudah berusia 26 tahun, tapi masih saja dia belum punya anak, baru saja dia mau menikah tapi sayang istri nya tak bisa memberikan nya anak, apa mungkin si Rahma itu mandul" ucap Mira menggerutu sendirian.
Rahma mendengar hal itu, karena saat ini Rahma tengah mengikuti mamah mertuanya itu.
Rasa nya sakit sekali hati Rahma saat mendengar hal itu, tapi sekuat tenaga Rahma mencoba tak memasukkan perkataan itu ke hatinya.
"Huhh" Rahma menarik nafas nya mencoba melupakan perkataan itu.
Elpan pulang setelah Maghrib karena tadinya dia akan lembur tapi tak jadi karena pekerjaan nya selesai sebelum Maghrib.
"Aku pulang mah" ucap Elpan sambil menenteng tas kerjanya.
Rahma mendekat dan mencium tangan Elpan dengan takzim.
"Biar aku buatkan minuman" ucap Rahma.
"Aku mau kopi" ucap Elpan.
"Aku akan buatkan" ucap Rahma.
Rahma membuat kan kopi dan Elpan duduk di sana bersamaan dengan Adik dan mamahnya.
"Oh ya kak aku akan kerja di perusahaan mu apa boleh" tanya Zahra.
"Oh tentu saja boleh" ucap Elpan.
"Baik lah besok aku akan ke perusahaan mu" ucap Zahra.
"Ya" ucap Elpan.
Rahma datang ke sana dengan membawa satu gelas kopi hitam untuk Elpan.
"Ini kak" ucap Rahma.
"Terima kasih" ucap Elpan meminum kopi itu.
Baru saja Elpan menikmati kopi itu dia sekarang sangat lelah jadi dia ingin Istirahat.
"Elpan apa sebaiknya kau menikah lagi" tanya Mira.
"Apa" tanya Elpan terkejut.
Rahma lebih terkejut mendengar hal itu, karena mamah mertua nya itu sangat tak menghargai keberadaan Rahma di sana.
"Mah bicara apa" tanya Elpan marah pada mamahnya itu.
"El kau lihat Rahma dia belum juga hamil" ucap Mira.
"Mah kami baru saja dua hari menikah apa harus Langsung punya anak" tanya Elpan.
"Ya banyak di luaran sana yang baru menikah langsung punya anak" ucap Mira.
"Tapi mah kami tak seperti mereka bukannya bagus kalau kita tak langsung punya anak berarti kita tak melakukan apa apa sebelum menikah" ucap Rahma.
"Diam lah aku hanya akan bicara pada anak ku saja" ucap Mira membentak Rahma.
Rahma yang merasa tak di hargai pun hanya diam saja dan duduk di kursi sambil menahan air matanya yang sekarang akan menetes.
"Mah Rahma benar" ucap Elpan.
"Diam lah aku tak mau kau membantah, aku akan cari wanitanya yang bisa memberikan aku cucu" ucap Mira.
"Gak mungkin aku gak akan terima itu" ucap Elpan.
"Kau mau membantah ku" tanya Mira.
"Mah apa tak bisa kah kita adopsi saja seorang anak" tanya Elpan.
"Tak mungkin kalau kau masih bisa memberikan seorang cucu kenapa harus mengambil anak orang lain" ucap Mira.
"Mah kau tak memikirkan perasaan Rahma" ucap Elpan.
"Ini juga untuk Rahma, El kau tau seorang wanita bisa punya anak dengan cara di pancing, maksud mamah begini kau punya anak dari wanita lain dan nanti anak nya itu akan di kasih ke Rahma supaya Rahma bisa hamil dan kamu punya keturunan" ucap Mira.
"Aku gak mau jangan sama kan aku dengan papah, kami sangat berbeda mah" ucap Elpan marah.
"Apa salahnya El kau harus tau kalau buah tak akan jatuh ke atas" ucap Mira.
"Tapi aku gak mau" ucap Elpan.
"Mamah akan pasti kan kau pasti mau" geram Mira yang langsung pergi dari sana.
"Terserah" ucap Elpan.
Elpan berjalan menuju ke arah kamarnya yang berada di lantai atas.
Rahma hanya menatap suaminya yang pergi dari sana.
"Keluarga aneh kan" tanya Zahra.
"Ya" ucap Rahma.
"Sebenarnya Rahma kau salah kalau harus memiliki keluarga aneh ini, mamah begitu dia terobsesi dengan harta dan kau harus tau kalau dia itu iri pada orang lain jadi apa pun dia akan lakukan asal kan dia senang" ucap Zahra adik Elpan.
"Tapi bagaimana aku sekarang" tanya Rahma.
"Tak ada yang bisa melawan mamah Mira, kalau saja aku punya orang tua sendiri mungkin aku tak akan tinggal di sini" ucap Zahra.
"Ya" ucap Rahma.
"Aku tak bisa membantu banyak karena aku malas menentang nenek tua itu" ucap Zahra.
"Tak masalah, aku akan ke kamar" ucap Rahma.
"Ya" ucap Zahra.
Rahma pergi dari sana meninggal kan Zahra yang masih mengutak atik layar ponsel nya.
"Rahma Rahma aku menyayangkan nasib mu" ucap Zahra yang acuh pada nasib Rahma.
Rahma masuk ke dalam kamar nya, dia melihat kalau sekarang Elpan tengah duduk di pinggir ranjang.
"Apa kau mau makan" tanya Rahma yang berusaha baik baik saja.
"Aku tak paham pada jalan pikiran mamah, bisa bisa nya dia begitu dia tak menghargai kamu Rah" ucap Elpan.
"Kak mau bagaimana pun juga dia mamah kamu" ucap Rahma.
"Tapi Rah aku sangat kesal pada jalan pikiran nya" ucap Elpan.
"Sabar kak" ucap Rahma.
Elpan adalah tipikal anak yang penurut pada orang tua nya jadi bisa saja besok atau kapan kapan Elpan akan menyetujui nya.
Rahma hanya takut kalau Elpan akan menyetujui ucapan mamahnya itu, karena Rahma sangat tau Elpan seperti apa walau pun mereka baru mengenal beberapa bulan ini.
Pagi harinya Mira sudah membawa selimut dari kamarnya dia akan berpura pura sakit sakitan agar Elpan mau menikah lagi.
Obsesi Mira sangat besar untuk punya cucu, hanya karena Mira iri melihat sahabat arisan nya yang datang sambil membawa Cucu saat mereka kumpul.
Dia sampai rela melakukan apa saja hanya untuk kepentingan diri pribadi.
Bahkan untuk menyakiti hati Rahma juga.
Mira rebahan di sofa yang empuk itu sambil menyelimuti tubuh nya supaya terlihat seperti orang sakit.
Tak lupa Mira juga memakai baju tebal hanya untuk membuat tubuh nya berkeringat dan panas, bahkan tak lupa dia rubah suhu AC agar menjadi panas.
Zahra datang ke sana dia melihat mamah tirinya itu yang tengah rebahan di sofa.
"Mamah sedang apa" tanya Zahra.
"Diam dan pura pura lah kalau mamah sedang sakit, dan kau bantu mamah melancarkan aksi ini" ucap Mira.
"CK aku gak mau, aku bukan orang yang suka drama mah" ucap Zahra.
"Ayo lah demi mamah" ucap Mira.
"Gak ah aku gak mau, ihh drama rumah tangga" ucap Zahra bergidik ngeri.
"Awas ya" ucap Mira.
"Mah aku akan beli makanan karena aku mau makan nasi Padang, jadi terserah mamah mau apa saja jangan libatkan aku" ucap Zahra.
Dia langsung pergi dari sana meninggal kan mamah nya yang tukang Drama itu.
"Dasar anak lucnut gak tau di Untung, apa dia lupa kalau dari Kecil aku yang asuh dia" geram Mira.
Mira melancarkan aksinya karena dia melihat ada Rahma yang datang ke sana dengan masih memakai piyama.
Rahma menuruni anak tangga dia melihat mamahnya yang sekarang ada di sofa.
"Mah ada apa" tanya Rahma.
"Rah" ucap Mira yang membuat suara nya seolah olah di lemas lemas kan.
"Mamah kenapa" tanya Rahma mendekat pada mamah mertuanya itu.
"Mamah sakit" ucap Mira.
"Sakit? Apa perlu aku bawa ke dokter" tanya Rahma.
"Tidak usah Rahma, mamah hanya mau bicara penting pada Elpan" ucap Mira.
"Baik lah akan aku panggil kan Kak Elpan" ucap Rahma.
Rahma berjalan ke arah kamarnya karena akan memanggil kan Elpan karena mamahnya ingin bicara.
"kak" sahut Rahma dari ambang pintu kamarnya.
"ya ada apa" tanya Elpan.
"mamah sakit dia ingin bicara dengan mu" ucap Rahma.
"sakit" tanya Elpan.
"ya kak dia rebahan di sofa" ucap Rahma.
"ya aku akan turun sekarang" ucap Elpan.
"ya ayo" ucap Rahma.
elpan berjalan keluar dia tau apa yang sedang di lakukan mamahnya itu karena dahulu juga pernah kalau mamahnya itu bersandiwara supaya Elpan cepat menikah.
"ada apa Mah" tanya Elpan.
"El" sahut Mira.
"mamah kenapa lagi, semalam kan mamah baik baik saja tapi kenapa sekarang bisa sakit" ucap Elpan.
"El mamah kepikiran mamah hanya mau punya cucu" ucap Mira.
"tapi Mah apa tak bisa kita sewa bayi tabung saja" ucap Elpan.
"El mamah sudah tua mamah ingin punya keturunan" ucap Mira.
"tapi aku tak bisa mah" ucap Elpan.
"ayo lah El mamah yakin Rahma juga tak akan keberatan" ucap Mira.
"hah aku" gumam Rahma pada diri nya sendiri.
"ayo lah El" ucap Mira memohon.
bersambung
**ibu Mira sadar sudah tua jangan banyak iri pada orang lain..
terimakasih yang sudah mampir, jangan lupa tinggalkan jejak**..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Siti Julaeha
kasihan Rahma baru menikah mertua nya minta cucu ,dibilang nya mandul
2023-09-22
0