"mah jangan terlalu berharap aku percaya kalau Rahma bisa memberikan aku anak" ucap Elpan.
"CK kau selalu saja membela Rahma, El Kau harus tau kalau Rahma itu gak bisa memberikan mamah anak dan Rahma juga tak bisa memberikan mamah cucu" ucap Mira ketus.
"Mah selagi Rahma punya rahim tak ada yang mustahil mah" ucap Elpan.
"Kau terlalu Naif El, banyak wanita di luaran sana yang bisa memberikan anak pada suami nya hanya dengan beberapa hari saja" ucap Mira.
"Mah jangan sepelekan masalah itu, ini pemberian Alloh mah kita sebagai manusia hanya bisa menerima saja" ucap Elpan.
"Terserah kau tak akan paham" ucap Mira.
Mira saat ini Langsung pergi dari sana menuju ke arah kamarnya.
Sedangkan Rahma hanya bisa menghela nafas saja melihat tingkah mertua nya itu.
Tak akan ada wanita yang akan diam saja saat melihat suaminya di suruh menikah lagi, padahal bagi Rahma banyak anak tabung yang bisa di adopsi di luaran sana.
Elpan menatap pada Rahma karena takut nya Rahma akan sakit hati karena ucapan mamahnya itu.
"Rahma" ucap Elpan.
"Ya kak" tanya Rahma.
"Jangan masukan ke dalam hati ya" ucap Elpan.
"Tak masalah kak" ucap Rahma.
"Baik lah aku akan segera bersiap karena sekarang aku akan kerja" ucap Elpan.
"Ya kak" ucap Rahma yang masih bisa tersenyum padahal hati nya sangat hancur.
Elpan mendekat pada Rahma dan mengecup kening Rahma singkat.
Semenjak menikah Rahma merasa kalau Elpan tak benar benar sayang padanya apa lagi dari sikap Elpan yang sedikit cuek pada Rahma membuat Rahma sedikit curiga pada Elpan.
Rahma berjalan ke arah dapur karena akan masak.
"Biar aku yang masak" ucap Rahma.
"Tapi Nona Biar aku saja takutnya anda akan terlambat" ucap pelayan.
"Tak masalah" ucap Rahma.
Rahma langsung mulai memasak, walau bagai mana pun selama memasak Rahma hampir saja mengeluarkan air matanya.
Mira yang melihat Elpan naik ke kamarnya pun dia langsung berjalan ke arah dapur untuk menemui Rahma dan memaksa dia membolehkan Elpan menikah lagi.
"Hemm" ucap Mira mengkode pada pelayan yang ada di dapur untuk segera pergi dari sana.
"Rahma" ucap Mira.
"Ya mah" tanya Rahma.
"Ayo lah Rahma kau ijin kan saja Elpan menikah lagi, lagi pula rasa sayang Elpan tak akan berubah pada mu, masih sama seperti dahulu dan mamah akan pasti kan kalau anak itu akan menjadi anak mu juga" ucap Mira berkata manis pada Rahma.
"Tapi Mah aku tak mungkin menyuruh kak El menikah lagi" ucap Rahma.
"Rahma kau tau imbalan untuk seorang istri yang menyuruh suami nya menikah lagi" ucap Mira.
"Memangnya ada" tanya Rahma.
"Tentu saja ada dan itu bagus untuk mu Rahma, bahkan mamah juga dahulu begitu" ucap Mira.
"Tapi mah" ucap Rahma seolah menolak pada apa yang di mintai mamahnya itu.
"Ayo lah Rahma kau ini tak tau di Untung ya, padahal aku sangat berharap kalau dengan aku punya menantu dari keluarga terpandang seperti keluarga Mahoji aku bisa punya cucu dengan cepat tapi sayang harapan aku gagal, menyesal aku karena sudah tak merestui hubungan Elpan dan Wanda mungkin saja kalau mereka menikah aku sudah pasti punya cucu dengan cepat" ucap Mira blak blakan pada Rahma.
"Elpan dan Wanda" ucap Rahma.
"Ya sebelum dengan mu Elpan pernah pacaran dengan Wanda dan dia juga dari keluarga terpandang hanya saja aku tak suka pada sikap nya yang royal tapi aku yakin dia bisa punya anak cepat karena dia pandai merawat diri" ucap Mira.
"Mah" ucap Rahma tak terima kalau dia di banding banding kan dengan orang lain.
"Terserah aku tak perduli lagi pada mu, aku akan pasti kan kalau Elpan akan menikah lagi" ucap Mira.
Rahma hanya bisa menghela nafas lagi karena dia sangat bingung dengan sikap mertua nya itu.
"Aku harus apa" gumam Rahma sambil menatap pada kepergian mamah mertuanya itu.
Hari ini Rahma meyakin kan diri nya untuk ikut promil, karena Rahma tak mau kalau suaminya itu menikah lagi.
"Aku harus bisa" gumam Rahma.
Drtt drtt
Rahma melihat ponsel nya karena ada yang menelpon.
"Papah ada apa dia menelpon sepagi ini" gumam Rahma.
📞📞
"Ya pah" ucap Rahma.
"Nona saya Arman, saya mau memberikan kabar kalau Tuan Argam masuk rumah sakit" ucap Arman kaki tangan yang paling Argam percaya.
"Apa? kenapa papah" tanya Rahma sangat terkejut.
"Serangan jantung Nona" ucap Arman.
"Aku akan datang ke sana" ucap Rahma.
📞📞
Rahma menyimpan ponsel nya pada saku celana nya, kaki nya lemas mendengar hal itu air matanya tak bisa di bendungan lagi karena jika menyangkut papahnya Rahma tak bisa menahan diri nya untuk tak sedih.
"Aku Harus ke rumah sakit" gumam Rahma.
Elpan datang ke sana karena akan langsung berangkat baru saja Elpan dapat kabar kalau dia harus segera masuk kerja karena ada meeting mendadak.
"Rahma aku harus berangkat sekarang, karena ada meeting mendadak" ucap Elpan sambil memakai jam tangan nya.
Rahma hanya berdiri mematung mendengar hal itu karena dia tak percaya kalau suaminya tak bisa menemani nya di saat seperti ini.
"Oh" hanya itu yang keluar dari mulut Rahma.
"Kau kenapa" tanya Elpan.
"Papah masuk rumah sakit" ucap Rahma.
"Apa" tanya Elpan.
"Ya kak aku baru dapat kabar dari Arman barusan" ucap Rahma.
"Baik lah ayo kita berangkat" ucap Elpan.
Namun ada saja masalah di antara Rahma dan Elpan, Zahra datang ke sana karena akan meminta Elpan untuk berangkat bersama ke kantor.
"Kak aku mau berangkat bareng" ucap Zahra.
"Kakak akan ke rumah sakit" ucap Elpan.
"Loh kok gitu" tanya Zahra.
Mira keluar dari sana karena mendengar ada suara ribut anak anak nya itu.
"Ada apa" tanya Mira.
"Mah aku kan mau bareng berang tapi kata kak El dia akan ke rumah sakit" ucap Zahra.
"Siapa yang sakit" tanya Mira.
"Papah dia kena serangan jantung" ucap Rahma.
"CK Rahma seharusnya kau mandiri Elpan itu tulang punggung keluarga jadi dia harus tetap kerja kalau dia tak kerja bagai mana kebutuhan Rumah akan terpenuhi" ucap Mira.
"Tapi mah apa tak bisa kah aku pinjam kak El satu hari saja" ucap Rahma.
"Tak bisa" ucap Mira.
"Sudah mah sekarang aku akan temani dulu Rahma" ucap Elpan.
"El kalau kau ke rumah sakit bagai mana kau kerja" ucap Mira.
"Aku bisa suruh anak buah ku untuk menghandle semua" ucap Elpan.
"Tetap tak bisa" ucap Mira.
Drrt drtt
Ponsel Rahma berdering lagi.
"Sudah, sudah, kak sebaik nya kau pergi saja bekerja dan aku akan berangkat sekarang sendirian" ucap Rahma yang sudah pusing mendengar perdebatan keluarga suaminya itu.
"Tapi Rahma" ucap Elpan.
"Tak apa tak masalah" ucap Rahma yang langsung pergi dari sana meninggal kan Elpan dan keluarga nya.
Rahma pergi dari sana dengan naik taksi yang lewat ke sana.
Rahma hanya bisa mengusap air mata nya saja karena sangat tak beruntung Rahma mendapatkan keluarga seperti itu.
"Nona mau ke mana" tanya Supir taksi.
"Ke rumah sakit pak" ucap Rahma.
Sedangkan di kediaman Elpan, saat ini Elpan tak mengejar Rahma dia hanya diam saja menatap ceramahan mamahnya yang bawel itu.
"Ayo kalian berangkat" ucap Mira pada kedua anak nya itu.
"Sudah" tanya Elpan.
"Ayo berangkat" ucap Mira.
Elpan hanya menggeleng geleng kan kepala nya dia tak percaya kalau mamahnya itu akan melakukan hal itu.
Sesampainya di rumah sakit Rahma langsung berlari menuju ke arah ruangan yang tadi Arman kirim kan lokasinya.
"Di mana papah" tanya Rahma pada Arman yang ada di sana.
"Nona tuan Argam masih di dalam dia masih pingsan" ucap Arman.
"Karena apa papah Serangan jantung" tanya Rahma.
"Nona aku sudah berusaha untuk tak memberi tau pada Tuan tapi tuan kekeuh mau tau, aku beri tau dia kalau perusahaan rugi besar dan dia langsung memegang dadanya dan Langsung pingsan" ucap Arman.
"Astagfirullah" ucap Rahma terduduk di kursi itu.
"Sabar nona aku tau kalau Tuan kuat" ucap Arman.
"Ya" ucap Rahma.
"Nona kata Dokter dia menyarankan untuk tidak memberikan informasi yang bisa membuat syok atau membuat nya kepikiran karena takut nya dia akan mengalami hal yang parah dari ini" ucap Arman.
Rahma menatap pada Arman padahal saat ini dia ingin sekali bicara masalah rumah tangga nya itu pada Papah tapi sayang Rahma tak bisa melakukan hal itu.
"Aku akan ke toilet" ucap Rahma yang langsung pergi dari sana menuju ke kamar mandi.
Rahma berjalan ke arah kamar mandi dia sudah tak bisa menahan rasa sakitnya itu.
Saat ini ingin sekali Rahma mengeluarkan keluh kesah nya pada seseorang tapi kalau papah nya begini pada Siapa Rahma akan mengadu.
Rahma masuk ke dalam toilet namun sayang sekali toilet sangat penuh, Rahma tak jadi datang ke sana dia berjalan ke arah halaman belakang rumah sakit itu.
Di sana hanya ada beberapa orang yang tengah membawa main orang orang yang sakit.
Rahma datang ke sana dan duduk di bangku yang tersedia di sana.
Tanpa menunggu lama air mata Rahma tertumpah ruah, dengan tangan yang memegang erat pada bangku di sana.
Rahma mengeluarkan kesedihan nya di sana, namun Rahma sangat pandai menyembunyikan kesedihannya dia menangis tapi hanya bersuara pelan saja.
Seseorang datang ke sana karena sedang membawa main pasien yang ada di sana.
Siapa lagi kalau bukan Kevin sahabat Rahma bahkan mereka juga satu kelas.
"Apa itu Rahma" gumam Kevin.
Kevin mendekati Rahma yang ada di sana, Kevin melihat kalau Rahma tengah menangis terlihat dari punggung nya yang bergetar hebat.
"Rahma" ucap Kevin.
Rahma Langsung menghapus air matanya dia menatap pada orang yang baru saja menyapa nya itu.
"Kevin" ucap Rahma tersenyum.
"Rahma kau menangis? Mata mu sembab" tanya Kevin yang langsung duduk di bangku sebelah Rahma.
"Tak aku tak nangis, oh ya Vin kau sedang apa di sini" tanya Rahma.
"Jangan mengubah topik pembicaraan Rahma" ucap Kevin.
"Vin tak ada aku hanya kelilipan saja" ucap Rahma.
"Jangan berbohong, aku siap jadi pendengar kalau kau butuh" ucap Kevin.
"Tak ada lah" ucap Rahma.
"Baik lah kalau kau tak mau cerita, sedang apa kau di sini" tanya Kevin.
"Papah kena serangan jantung jadi aku datang ke mari" ucap Rahma.
"Oh" ucap Kevin.
"Lalu kau sedang apa di sini" tanya Rahma.
"Papah ku penyumbang terbesar di rumah sakit ini, jadi aku sering datang kemari hanya untuk mengajak main pasien yang tak punya keluarga" ucap Kevin.
"Oh, papah mu sangat baik" ucap Rahma.
"Tak juga, Baik lah Rahma semoga papah mu segera sembuh" ucap Kevin.
"Terima kasih" ucap Rahma.
"Aku harus pergi sekarang" ucap Kevin.
"Ya" ucap Rahma.
Kevin pergi dari sana karena Kevin tak mau berlama lama dengan Rahma karena dia sangat sakit hati kalau mengingat waktu di mana Rahma menikah sedang kan hati Kevin sudah mantap akan menjadikan Rahma pacar nya.
Rahma mengusap matanya supaya tak ada orang yang tau kalau Rahma sudah menangis.
Rahma berjalan kembali ke arah ruangan papahnya karena akan melihat papahnya yang sekarang masih pingsan.
"Nona akhirnya kau datang juga" ucap Arman.
"Ya ada apa? Apa papah sudah siuman" tanya Rahma.
"Bukan Nona, tapi begini sekarang perusahaan Sedang tak baik baik saja jadi aku harus datang ke sana dan menghandle semuanya supaya tak merambat pada yang lain" ucap Arman.
"Oh baik lah" ucap Rahma.
Rahma duduk di sana menunggu papahnya sadar.
Dia bersandar pada kursi yang ada di sana.
Kevin datang kesana dia melihat dari ke jauhan kalau Rahma sedang banyak pikiran.
Kevin membawa kan kopi untuk Rahma supaya dia bisa berpikir jernih saja.
"Rahma" ucap Kevin.
"Hay Kev" tanya Rahma menatap pada teman nya itu.
"Ada kopi kau suka kopi kan" tanya Kevin.
"Suka" ucap Rahma.
Kevin menyodorkan kopi pada Rahma.
"Minum lah" ucap Kevin.
"Terima kasih kau sangat baik" ucap Rahma.
Kevin duduk di sana.
Mereka duduk cukup dekat, namun mereka tak sadar kalau sebenarnya ada seseorang yang memata matai mereka dan memotret mereka dari kejauhan.
"Maaf aku menganggu mu" ucap Kevin.
"Tak menganggu justru aku sangat senang karena punya teman" ucap Rahma.
"Syukur lah kalau kau berpikir begitu" ucap Kevin.
"Ya" ucap Rahma.
"Oh ya di mana suami mu" tanya Kevin.
"Suami ku kerja" ucap Rahma.
"Oh aku tau orang kaya memang sibuk" ucap Kevin.
"Kau juga orang kaya tapi kau tak sibuk" tanya Rahma.
"Rahma aku itu masih kuliah itu semua punya orang tua ku, aku hanya mengelola saja, lagi pula ada banyak orang di dunia ini jadi apa salah nya kalau kita mempekerjakan mereka" ucap Kevin.
"Terserah" ucap Rahma tertawa mendengar ucapan Kevin.
"Begitu dong tertawa" ucap Kevin.
"Ya deh ya" ucap Rahma.
Mereka tak sadar kalau mereka Sedang di potret oleh orang yang tak suka pada mereka.
Dokter keluar dari ruangan Argam.
"Dok bagai mana kondisi papah" tanya Rahma.
"Alhamdulillah tuan Argam sudah membaik sekarang dia sudah siuman" ucap Dokter.
"Alhamdulillah, apa boleh aku melihat" tanya Rahma.
"Tentu saja" ucap Dokter.
"Ayo Kevin" ucap Rahma sangat senang.
"Ya" ucap Kevin yang ikut masuk ke dalam.
"Pah, Alhamdulillah papah baik baik saja pah aku sangat cemas karena papah masuk sini, tapi syukurlah papah sudah baik baik saja, mana yang sakit pah apa ada yang sakit" tanya Rahma panjang lebar.
"Kau bawel sekali Rahma, papah tak sakit hanya saja papah cepat terkejut sekarang" ucap Argam.
"Ya pah itu tak boleh" ucap Rahma.
"Dimana Elpan dan siapa dia" tanya Argam karena melihat Kevin di sana.
Sejak tadi Kevin hanya menatap pada Rahma membuat Argam curiga pada Kevin.
"Pah dia Kevin teman kelas nya Rahma, dia baik pah" ucap Rahma.
"Kevin" ucap Argam.
"Salam kenal Om" ucap Kevin.
"Ya" ucap Argam.
"Dia baik kan pah" tanya Rahma.
"Ya dia sangat baik, lalu di mana Elpan" tanya Argam.
"Oh tadi kak El datang kemari tapi dia pulang lagi karena harus kerja, karena katanya di perusahaan sedang sibuk" ucap Rahma berbohong.
"Oh baik lah" ucap Argam.
"Oh ya pah apa papah lapar biar aku belikan bubur untuk papah" ucap Rahma.
"Ya" ucap Argam.
"Kevin bisa kan kau jaga papah" ucap Rahma.
"Ya tak masalah" ucap Kevin.
Rahma pergi dari sana karena akan membelikan Bubur untuk papahnya.
"Rahma kau sangat polos" gumam Argam yang masih bisa di dengar oleh Kevin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments