Cinta Untuk Cinta

Cinta Untuk Cinta

Mimpi Buruk

"Tidak, ayah. Jangan tinggalkan aku di sini, aku mohon," Cinta memohon penuh harap. Dirinya bahkan berlutut di hadapan ayahnya memohon penuh harap tidak ingin di tinggalkan di tempat asing.

"Sayang, Cintanya ayah. Ayah janji akan menjemput kamu lagi ke sini. Kamu baik-baik di sini ya sayang. Tunggu ayah, besok ayah pasti kembali lagi ke sini," jawab sang ayah, dia pun berbalik dan benar-benar meninggalkan gadis kecil bernama Cinta Aurora yang masih berusia 7 tahun.

Sontak saja, Cinta menangis histeris. Dia berteriak kencang memanggil ayahnya yang saat ini berjalan ke arah pintu dan hendak mengejar. Namun, ibu panti memeluknya erat bahkan mencoba untuk menenangkan dirinya, tapi gadis kecil itu tetap saja berontak dan berusaha untuk mengejar ayahnya tersebut.

"Ayaaaaah! Aku mohon, jangan tinggalkan aku, aku mau ikut kemanapun pun ayah pergi. Tak masalah kita tidur di jalan atau makan seadanya, asalkan aku bisa selalu dekat ayah, hiks hiks hiks!" tangis Cinta benar-benar terdengar pilu dan menggelegar.

Tentu saja, usahanya meminta ayahnya untuk tidak pergi hanya sebuah usaha yang sia-sia. Ayahnya hanya menoleh ke arahnya saja, tapi laki-laki itu benar-benar keluar dari dalam ruangan dimana dia di titipkan di sebuah panti asuhan.

"Ayaaaaah! Hiks hiks hiks!"

* * *

''Ayaaaaah ...'' Cinta sontak terbangun dari tidur lelapnya.

Selalu seperti ini setiap kali dia sedang merindukan sosok ayah yang telah meninggalkan dirinya di panti asuhan 11 tahun yang lalu. Kejadian itu selalu saja mengusik tidur lelapnya. Air matanya bahkan membasahi wajah cantiknya kini. Rasa sakitnya ditinggalkan oleh sosok yang sangat dia cintai itu benar-benar menjadi luka yang sangat membekas di relung hatinya.

Akan tetapi, dia sama sekali tidak membenci ayahnya itu, karena dia yakin bahwa laki-laki itu memiliki alasan tersendiri kenapa dia di tinggalkan di panti asuhan. Cinta bahkan bertekad akan mencari keberadaan sang ayah sendiri.

"Ya Tuhan, kenapa aku terus-menerus memimpikan ayah? Apa dia baik-baik saja? Apa ayah masih hidup? Apa ayah tahu betapa aku selalu menunggu ayah datang kemari dan menjemput aku?" gumam Cinta mengusap wajahnya kasar.

* * *

Keesokan harinya.

"Kamu yakin mau mencari keberadaan ayah kamu, Cinta?" tanya Ibu panti, wanita paruh baya yang sudah dia anggap seperti ibu kandungannya sendiri.

"Iya, Bu. 11 tahun telah berlalu, ayah bahkan tidak pernah berkunjung kemari untuk melihat keadaan aku," jawab Cinta menunduk sedih.

"Kamu sudah besar, Nak. Ibu tidak bisa lagi menahan kamu untuk tetap berada di sini. Kamu berhak mencari kebahagiaan kamu sendiri mulai sekarang. Jika kamu memang ingin mencari ayahmu, maka carilah dia dan pastikan dia baik-baik saja. Namun, ibu berpesan satu hal sama kamu, jaga diri kamu baik-baik," jawab Ibu Fatimah lembut dan penuh kasih sayang.

"Terima kasih Bu. Setelah beres-beres, aku akan segera pergi. Doakan aku semoga aku bisa menemukan ayah. Aku hanya ingin tahu kenapa aku di titipkan di sini, dan kenapa ayah sama sekali tidak pernah menjemput aku lagi ke sini."

"Baiklah, ibu akan membantu kamu merapikan pakaian kamu. Ingat, sayang. Jangan mudah percaya dengan orang asing. Di luaran sana banyak orang jahat yang berkeliaran, dan kamu juga harus tetap waspada ketika bertemu dengan orang yang tidak kamu kenal.''

"Pasti, bu. Aku pasti akan mengingat setiap pesan yang ibu katakan. Aku janji," lirih Cinta menatap ibu Fatimah dengan tatapan sayu penuh dengan kesedihan.

* * *

Cinta menatap rumah yang sudah dia huni selama lebih dari 11 tahun lamanya. Rumah dimana didalamnya terdapat lebih dari 50 anak-anak yatim piatu, atau anak-anak yang dengan sengaja di tinggalkan oleh orang tua mereka seperti dirinya.

"Kak Cinta, jangan lupa mampir ke sini kapan-kapan ya. Aku pasti akan merindukan Kaka," ucap salah satu anak yang mengantar kepergian dirinya.

"Sayang, Kaka pasti akan sering-sering datang kemari. Kaka bakalan bawakan kalian mainan yang banyak nanti. Doakan Kaka semoga Kaka bisa cepat ketemu dengan ayah kaka ya," jawab Cinta mengusap lembut rambut panjang anak tersebut, kedua matanya nampak berkaca-kaca, berat rasanya harus meninggalkan mereka semua.

"Ini sedikit dari ibu, semoga bisa membantu kamu sebelum kamu benar-benar mendapatkan pekerjaan di kota," ibu Fatimah tiba-tiba saja memberinya amplop berisi sejumlah uang.

"Ibu? Aku ada uang ko, bu. Lebih baik ibu gunakan uang ini untuk kebutuhan mereka semua.''

"Tidak, sayang. Saat ini kamu lebih membutuhkan uang ini. Ibu ikhlas, anak-anak masih ada persediaan uang dari donatur. Ingat pesan ibu, jaga diri kamu baik-baik. Ibu doakan semoga ayah kamu cepat di ketemukan," pesan ibu Fatimah.

Cinta memeluk ibu Fatimah penuh rasa haru. Betapa dia sudah menyayangi wanita ini melebihi cintanya kepada ibu kandungnya sendiri. Baginya, ibu Fatimah adalah wanita yang paling berjasa di dalam hidupnya setelah ayahnya sendiri.

"Aku berangkat dulu, bu.'' Cinta mulai mengurai pelukan.

"Hati-hati di jalan, Nak."

Cinta menganggukkan kepalanya. Buliran air mata pun mulai mengalir membasahi wajahnya mengiringi perpisahan yang begitu menyakitkan. Gadis itu pun perlahan mulai berjalan meninggalkan panti asuhan, tempat dimana dia telah menghabiskan waktu selama ini. Tempatnya bernaung dan berlindung dari derasnya air hujan dan dari panasnya sinar matahari.

* * *

Sesampainya di kota. Cinta sama sekali tidak tahu harus pergi kemana. Dia sama sekali tidak kenal dengan siapapun di kota asing tersebut. Ingatannya tentang kota kelahirannya itu pun benar-benar telah memudar dari otaknya.

"Kemana aku harus pergi sekarang. Dasar Cinta, seharusnya kamu pikirkan dulu mau kemana sebelum kamu datang kemari," gumamnya menatap gedung tinggi menjulang serta jalanan raya yang panjang membentang lengkap dengan mobil-mobil yang berlalu-lalang.

Cinta bahkan merasa bingung hanya untuk sekedar menyebrangi jalan, padatnya kendaraan membuat kakinya tertahan berkali-kali saat hendak melangkah ke depan. Bingung, Cinta benar-benar merasa bingung harus bagaimana.

Ckiiit!

Satu buah mobil tiba-tiba saja berhenti tepat di depannya kini. Sontak, dia pun merasa terkejut juga sontak kembali menghentikan langkah kakinya kini. Cinta bahkan berteriak merasa terkejut tentu saja.

''Haaaa!'' teriak Cinta memekikkan telinga.

''Astaga, ini cewek apaan sih? Nyebrang ko sembarangan? Untung gak ketabrak 'kan?'' ucap sang pengendara mobil terlihat kesal. Dia pun keluar dari dalam mobil hendak menegur wanita yang sama sekali tidak dia kenal tersebut.

Ceklek!

Blug!

Pintu mobil pun di buka dan kembali di tutup rapat setelah sang pemilik mobil keluar dari dalam mobil mewah berwarna hitam tersebut.

BERSAMBUNG

...****************...

Terpopuler

Comments

Ddek Aish

Ddek Aish

mampir jg

2023-03-11

1

Aurizra Rabani

Aurizra Rabani

mampir thor, sudah kuu like dan pav 😊

2023-03-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!