Jerat Karma 2 (Najwa Humaira)

Jerat Karma 2 (Najwa Humaira)

Bab 1: Najwa Anak Iblis

Assalamu'alaikum reader's, semoga sehat semua ya. Karya ini merupakan kelanjutan dari Jerat Karma Suami GoibKu. Edisi Maret dengan do'a penyemangat. 🤲 Happy Reading 🧩

.

.

.

Manusia hanyalah makhluk ciptaan Tuhan yang akan berpulang pada-Nya ketika janji batas waktu kehidupan telah berakhir. Sayangnya, meski paham akan kenyataan di dunia yang fana ini, mereka lupa untuk menghargai sesama manusia tanpa membedakan.

Bagaimana rasanya ketika seumur hidup selalu mendapatkan tatapan benci dengan julukan yang menyayat hati? Seperti yang dialami seorang gadis belia berusia tujuh belas tahun dengan penampilannya yang bercadar. Ia hanya ingin memiliki dunia yang normal, tetapi orang-orang mengasingkan tanpa alasan.

"Najwa anak iblis."

Panggilan itu seringkali menyapa gendang telinganya. Seperti saat ini, semua orang menatapnya penuh keanehan. Ada benci, jijik, meremehkan, bahkan marah. Setiap kali mencoba berpijak menapaki dunia normal, justru yang ia dapat hanyalah penolakan. Alasannya karena sejarah keluarga yang memang sudah menjadi konsumsi publik.

"Ka, istighfar. Ayo ikut aku," Diraihnya tangan sang kakak yang terasa begitu dingin menusuk, ia tahu perasaan Najwa pasti terluka. "Ka Wawa seharusnya tutup telinga, sudah ku peringatkan menjauh dari mereka. Apa kakak tahu, semua ini semakin berlebihan dan mereka semakin semena-mena ...,"

Pemuda berwajah tampan yang menuruni garis wajah sang ayah selalu bersikap dewasa. Meski usianya terpaut hanya setahun dari sang kakak, tetap saja memiliki cara pandang dan tiang agama yang bagus. Semua karena ajaran kedua orang tua yang memperketat pengawasan. Namanya Aryan Daza Emir.

Kakak beradik itu terus melangkahkan kaki menuju taman sekolah yang ada di area belakang. Tidak seorangpun akan mempertanyakan karena mereka lebih suka menjauhkan diri dari Najwa. Padahal ruang lingkup pertemanan Emir cukup luas di sekolah tersebut.

Namun dengan satu pengecualian yaitu tidak ada Najwa bersama si pemuda. Mereka kakak beradik yang bisa dipastikan akan selalu saling mendukung, apalagi kondisi dunia tidaklah sama. Satu sisi kehidupan seorang adik yang normal dan sisi lain kehidupan seorang kakak yang penuh tekanan.

"Duduk, Ka!" Emir membimbing Najwa untuk duduk dibangku yang biasa menjadi tempat keduanya berteduh, lalu mengeluarkan sebotol air putih dari dalam tasnya, kemudian diberikan pada sang kakak. "Buat kakak, sekarang apa keputusan masih tetap sama?"

"De, Aku ...,"

Emir menggelengkan kepala tidak lagi bisa mengerti hati kakaknya terbuat dari apa. Setelah dihina dan direndahkan, justru tetap kekeh sekolah ditempat yang semua siswanya tidak punya akhlak untuk menyekolahkan mulut mereka. Jika hati terus terluka, bukankah rasa sakit yang tertumpuk bisa meledak kapanpun.

"Abi dan Bunda udah nyerah nasehatin Ka Wawa yang selalu memberikan alibi. Aku sanggup melewati semua cobaan yang Allah berikan padaku, tapi tanpa kakak sadari bahwa kami ikut terluka atas semua duka yang terpendam di hatimu. Mau sampai kapan semua ini berlangsung?

"Kita ini manusia biasa, Ka. Emir tahu niat kakak sangat mulia," Emir buru-buru meredam emosinya yang kian memeluk rasa. Istighfar yang dilantunkan di dalam hati menyejukkan dada seraya mengembuskan napas perlahan. "Maaf, Ka. Aku tidak bermaksud memaksakan kehendak. Cobalah untuk mencintai diri sendiri sebelum melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim." sambung Emir tak ingin panjang kali lebar melebihi batas.

Sadar bahwa ia tengah berhadapan dengan seorang kakak yang selama ini memberi perlindungan hingga detik ini. Meski Najwa tidak pernah mengatakan kisah hidupnya yang masih terpendam, alhamdulillah ia memiliki indra keenam yang selama ini disembunyikan. Semua itu agar kedua orang tua mereka tidak bertambah khawatir.

Kehidupan keluarga dilingkungan pesantren memang selalu baik, bahkan di penuhi kasih sayang semua orang. Akan tetapi begitu langkah kaki keluar dari area pesantren, maka hanya ada cibiran dan ketidaksukaan banyak orang terhadap Najwa. Kenapa bisa seperti itu? Semua itu karena masa lalu Bella.

Orang-orang beranggapan bahwa Najwa bukan putri dari pemimpin pondok pesantren, melainkan dari iblis yang pernah menjadi suami Bella. Miris akan pemikiran yang begitu picik, tetapi semua hanyalah manusia bukannya Tuhan. Bagaimana mengharapkan pengertian? Kenyataan akan selalu mengikuti arah sudut pandang masing-masing.

Najwa mencoba untuk bertahan di tempat duduknya. Semilir angin menelusup, membuat bulu kuduk meremang. Tanpa permisi, ia menarik tangan Emir hingga pemuda itu terjatuh duduk di sebelahnya. Mata yang terpejam merasakan aura dingin semakin menyebar bersama datangnya suara panggilan untuk datang.

"De, bantu Kakak baca sholawat tapi di dalam hati saja!" titah Najwa tanpa membuang waktu, Emir melakukan tanpa menunggu perintah dua kali darinya. "Bismillah ...,"

Dedaunan yang bergoyang, asap putih dengan debu beterbangan menghapus jarak pandang Emir. Sontak saja ia ikut memejamkan mata hingga tanpa sadar mata batinnya langsung terbuka, "Ka, siapa mereka?"

.

.

Terpopuler

Comments

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Sefati Winari

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Sefati Winari

Hmm... Jika publik sudah tau tentunya harus siap menerima setiap kritikan yang mereka berikan, bagi yang mau mengerti tentu tidak akan mengatakan hal yang tidak baik.

2023-04-20

1

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Asrita Sirnia

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Asrita Sirnia

Meskipun Najwa memang terlahir dari sosok Iblis tapi setiap orang tidak boleh main menghakimi Najwa seperti itu, mau bagaimana pun juga Najwa berhak atas kebahagiaannya sendiri.

2023-04-20

1

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Acrika Gifasya

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Acrika Gifasya

Benar sekali, kita tau bahwa dunia hanyalah tempat yang fana. Cepat atau lambat akan kembali kepada-Nya. Meski mengetahui terkadang godaan mengalahkan semuanya.

2023-04-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Najwa Anak Iblis
2 Bab 2: Wawa yang Kekeh, Lelembut
3 Bab 3: Makan Siang
4 Bab 4: Dua Bersaudara
5 Bab 5: Ruang Kehampaan
6 Bab 6: Bertindak sebagai Ayah
7 Bab 7: Ternyata Dia..
8 Bab 8: Kembali Pulang
9 Bab 9: OBROLAN
10 Bab 10: Pengakuan Najwa
11 Bab 11: Danyang? Makhluk Neraka
12 Bab 12: Abil Vs Azzam
13 Bab 13: IZIN DARI AZZAM
14 Bab 14: PENYAMBUTAN UNTUK ABIL
15 Bab 15: KESURUPAN
16 Bab 16: Antara Abil dan Najwa
17 Bab 17: Antara Rindu, Cinta dan Kewajiban
18 Bab 18: Lucifer Albiana Gael
19 Bab 19: Makam, Cafe
20 Bab 20: Di Ruangan Owner
21 Bab 21: Keraguan?
22 Bab 22: Di Tepi Sawah
23 Bab 23: Tak Terima
24 Bab 24: Gagal Marah
25 Bab 25: Bukan Kerasukan
26 Bab 26 : TERROR SHOLAT ISYA
27 Bab 27: Kitab? Rumah Sakit
28 Bab 28: Dua tempat Berbeda
29 Bab 29: Kosong?
30 Bab 30: Ela Cucu Simbah
31 Bab 31: Pembelaan berujung Hukuman
32 Bab 32: Masih Berusaha
33 Bab 33: Ternyataa...
34 Emergency Time
35 Bab 34: Gala adalah?
36 Bab 35: Kosong? Menolong
37 Bab 36: Lukisan Perjanjian
38 Bab 37: Cerita Singkat
39 Bab 38: Kepergian Abi
40 Bab 39: Kehilangan Orang Terkasih
41 Bab 40: Penantian Acara
42 Bab 41: Si Bapak
43 Bab 42: Siapa?
44 Bab 43: Sosok...
45 Bab 44: Makhluk Cakil
46 Bab 45: Penjelasan Lucifer
47 Bab 46: Kembali?
48 Bab 47: Tak Bisa Kembali
49 Bab 48: Abraham Lincoln? Nasehat Ayah
50 Bab 49: Lukisan Keramat
51 Bab 50: Satu Tindakan untuk Kebenaran
52 Bab 51: Kebenaran untuk Emir
53 Bab 52: Daun Bidara
54 Bab 53: Cinta Arunika
55 Bab 54: Mushola
56 Bab 55: End_Terjebak
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1: Najwa Anak Iblis
2
Bab 2: Wawa yang Kekeh, Lelembut
3
Bab 3: Makan Siang
4
Bab 4: Dua Bersaudara
5
Bab 5: Ruang Kehampaan
6
Bab 6: Bertindak sebagai Ayah
7
Bab 7: Ternyata Dia..
8
Bab 8: Kembali Pulang
9
Bab 9: OBROLAN
10
Bab 10: Pengakuan Najwa
11
Bab 11: Danyang? Makhluk Neraka
12
Bab 12: Abil Vs Azzam
13
Bab 13: IZIN DARI AZZAM
14
Bab 14: PENYAMBUTAN UNTUK ABIL
15
Bab 15: KESURUPAN
16
Bab 16: Antara Abil dan Najwa
17
Bab 17: Antara Rindu, Cinta dan Kewajiban
18
Bab 18: Lucifer Albiana Gael
19
Bab 19: Makam, Cafe
20
Bab 20: Di Ruangan Owner
21
Bab 21: Keraguan?
22
Bab 22: Di Tepi Sawah
23
Bab 23: Tak Terima
24
Bab 24: Gagal Marah
25
Bab 25: Bukan Kerasukan
26
Bab 26 : TERROR SHOLAT ISYA
27
Bab 27: Kitab? Rumah Sakit
28
Bab 28: Dua tempat Berbeda
29
Bab 29: Kosong?
30
Bab 30: Ela Cucu Simbah
31
Bab 31: Pembelaan berujung Hukuman
32
Bab 32: Masih Berusaha
33
Bab 33: Ternyataa...
34
Emergency Time
35
Bab 34: Gala adalah?
36
Bab 35: Kosong? Menolong
37
Bab 36: Lukisan Perjanjian
38
Bab 37: Cerita Singkat
39
Bab 38: Kepergian Abi
40
Bab 39: Kehilangan Orang Terkasih
41
Bab 40: Penantian Acara
42
Bab 41: Si Bapak
43
Bab 42: Siapa?
44
Bab 43: Sosok...
45
Bab 44: Makhluk Cakil
46
Bab 45: Penjelasan Lucifer
47
Bab 46: Kembali?
48
Bab 47: Tak Bisa Kembali
49
Bab 48: Abraham Lincoln? Nasehat Ayah
50
Bab 49: Lukisan Keramat
51
Bab 50: Satu Tindakan untuk Kebenaran
52
Bab 51: Kebenaran untuk Emir
53
Bab 52: Daun Bidara
54
Bab 53: Cinta Arunika
55
Bab 54: Mushola
56
Bab 55: End_Terjebak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!