Gadis Pejuang Bisnis Kecantikan MLM
Emir terbangun dengan adzan subuh, lalu menguap dan melihat jam di ponselnya.
"Sudah pagi nih, saatnya aku membangunkan Chika dan Pinkan" ujar Emir sembari ia beranjak pergi dari kasurnya.
Setelah itu Emir bergegas menuju ke kamar adik-adiknya, dan mengetuk pintu kamar mereka.
Mereka biasa dipanggil dengan sebutan Chika dan Pinkan.
"Chikaaa, Pinkaaannn, ayo bangun, waktunya shalat subuh!" ujar Emir sambil mengetuk pintu kamar adiknya.
"Iya, Kak" jawab Chika kepada Emir.
Chika kemudian membangunkan Pinkan
"Dek, ayo bangun, waktunya salat subuh."
"Ahhhh, Kakak aku masih ngantuk nih" jawab Pinkan sambil membelakangi Chika,
lalu Pinkan menarik selimutnya ke atas.
Tiba-tiba Chika menarik selimut Pinkan, sambil menyuruh,
"Ayo bangun, Dek, ambil wudhu dulu, kita salat subuh bareng-bareng!"
"Chika, Pinkan, ayo buruan, kita salat subuh berjamaah!"
"Yah malah tidur lagi, Pinkan ayo bangun, waktunya shalat subuh, Dek" ujar Chika dengan lembut menyapa adiknya.
"Iya, Kak" jawab Pinkan sambil menguap.
"Chika, Pinkan, ayo buruan!" ujar Emir sambil mengajak adik-adiknya.
"Ayo, Pinkan, Kak Emir udah nungguin kita di luar" ujar Chika sambil mendesak adiknya.
Setelah selesai mengambil wudhu, shalat subuh dimulai, lalu beberapa menit kemudian berdoa...
"Ya Allah, Engkaulah yang maha pengasih dan lagi maha penyayang, ampunilah dosa-dosa kedua orang tua kami yang telah mendahului kami, lapangkanlah kubur kedua orang tua kami, terimalah amal ibadah kedua orang tua kami selama di dunia, jauhkanlah kedua orang tua kami dari azab kubur, dan tempatkanlah mereka di syurgamu ya Allah" ujar Emir sambil meneteskan air mata, lalu menadahkan kedua tangannya serta menundukkan kepala kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
"Ya Allah, lindungilah di setiap langkah kami dunia dan akhirat di jalanmu ya Allah" sambung Chika di dalam berdoa.
"Tuntunlah kami di jalanmu dan menuju ke Syurgamu ya Allah" sambung Pinkan di dalam berdoa.
"Amin ya robbal alamin." Emir dan adik-adik serentak mengaminkan doa.
Setelah selesai menunaikan shalat subuh, Emir dan adik-adiknya bersih-bersih diri, lalu setelah itu mereka menyiapkan nasi goreng dan teh hangat untuk sarapan pagi.
"Adik-adik, apa kalian sudah siap?" tanya Emir kepada Chika dan Pinkan.
"Sudah, Kak" jawab Chika dan Pinkan serentak.
"Nah, sekarang kan awal kalian masuk sekolah ya, setelah libur 2 minggu terima rapor kemarin, tetap semangat ya, ingat jangan bolos dan jangan malas dalam belajar, tetap semangat ya adik-adik"
ujar Emir dengan penuh kasih sayang kepada adik-adiknya.
"Siap, Kakak" jawab Chika,
Pinkan juga mengangguk dan tersenyum.
"Jangan lupa makan siang ya, aku sudah masukkan uang jajan kalian" tambah Emir.
"Baik, Kakak, kita berangkat dulu ya!"
Chika dan Pinkan sambil mencium tangan Emir.
"Oke, adik-adik hati-hati di jalan ya" ujar Emir sambil tersenyum kepada adik-adiknya.
Sambil menunggu angkot, Emir merenung dan berdoa.
"Ya Allah, berikanlah hamba petunjukmu untuk bisa mengais rezeki darimu, engkaulah maha kaya, setelah ayah dan ibu tiada, sekarang hamba lah yang akan menjadi tulang punggung keluarga, hamba mohon kepadamu ya Allah, berikanlah petunjuk darimu supaya hamba bisa menafkahi adik-adik hamba, tolong ya Allah, Engkaulah yang maha besar, engkaulah pemilik langit dan bumi, serta seluruh jagat raya ini ya Allah, kabulkanlah ya Allah, amin" kata Emir sambil berdoa di dalam hati sambil berdiri menunggu angkot.
Setelah beberapa menit kemudian, angkot datang, lalu Emir menaiki angkot tersebut.
Sembari angkot itu berjalan, Emir membuka ponsel dan mencari lowongan pekerjaan, atau ide usaha kecil-kecilan.
Tak lama, beberapa menit kemudian, Emir menandai peluang bisnis baru di ponselnya yang diiklankan oleh Upline Kecantikan MLM yang bernama Rina.
15 menit kemudian, Emir telah sampai di kampus, sembari menuju ke dalam ruang kuliah, Emir bertemu dengan Fani, Siska, Qhira, dan Eli, mereka berempat ini selalu bertindak usil dan jahat kepada Emir.
"Hai Emir" kata Siska sambil memplototi Emir.
"Hai juga" jawab Emir dengan santai.
"Masih punya nyali juga, Lo kuliah di sini!!!" ujar Fani dengan kasar kepada Emir.
"Terus kenapa, masalah buat Lo!!!" jawab Emir dengan tegas dan nada tinggi.
"Pake nanya lagi, Lo!!! Seharusnya Lo ngaca dong, kuliah di sini kan mahal,
emang Lo punya duit, nggak kan, dasar miskin aja sombong Lo!!!" ujar Qhira dengan kasar.
"Eh, tutup mulut Lo, gue punya uang atau enggak itu bukan urusan Lo!!! Gue miskin atau kaya itu juga bukan urusan Lo!!! Yang jelas gue nggak minta sama Lo!!!" jawab Emir dengan tegas, dan sambil menantang Qhira.
"Wuissshhh, jangan marah gitu donk"
sambung Eli menjawab perkataan Emir.
"Gue kasihan aja sama Lo, mir, nyokap bokap Lo udah gak ada, trus Lo sama adik-adik Lo... Siapa yang kasih makan ya, atau jangan-jangan Lo jual diri!!" ujar Eli dengan kasar lalu memfitnah Emir.
"Hahaha, gue bukan seburuk yang Lo pikir, Li, justru yang Lo omongin itu diri Lo sendiri, Lo ngaca dong, Li, kemarin aja dua hari yang lalu gue ngeliat Lo sama om-om bermesraan di depan bioskop, Nah itu baru namanya jual diri, Li!!!" jawab Emir dengan tegas dan secara tersenyum sambil menjawab perkataan Eli.
"Dan satu hal lagi yang harus Lo ingat, tidak semua orang susah itu jual diri kayak Lo!!! Paham!!!" jawab Emir dengan tegas sambil memplototi Eli.
Tiba-tiba Eli mengayunkan tangan dan akan menampar Emir.
"Kurang ajar, Lo, Mir!" bentak Eli sambil mengayunkan tangan.
Tiba-tiba Emir menangkis tangan Eli, lalu berbicara dengan tegas kepada Eli.
"Gue nggak akan biarin Lo nyakitin gue, Li!!!" jawab Emir dengan tegas sambil menangkis tangan Eli.
"Gue ingetin sama kalian berempat, jangan ganggu gue, dan gue nggak ada urusan sama kalian berempat, minggir!!! Gue siap-siap mau kuliah!!" jawab Emir dengan tegas,
lalu Emir sambil menunjuk Eli dengan teman-temannya.
Setelah beberapa menit Emir usai bertengkar dengan Fani dan teman-temannya, Emir menuju masuk ke ruang kuliah dan duduk di atas kursi yang sudah disediakan. Sembari duduk menunggu dosen, Emir membuka kembali ponsel dan mengklik bisnis yang sudah ia tandai di atas angkot tadi pagi.
Setelah membaca tentang peluang bisnis online dengan sistem Multi Level Marketing (MLM), Emir merasa tertarik dengan penjelasan tentang cara kerja dan potensi pendapatan yang besar. Dia membaca testimoni dari orang-orang yang sudah sukses dengan bisnis ini, dan Emir mulai berpikir bahwa ini bisa menjadi solusi untuk masalah keuangannya. Tiba-tiba, dosen Emir masuk ke ruang kuliah dan memulai perkuliahan. Emir terpaksa menutup ponselnya dan memperhatikan perkuliahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Tiwi
ok
2024-06-21
1
✎§𝆺𝅥⃝©ᴏᴛᴛᴀɴ🦉✍
Ngena banget di hati. Aku masih ada ayah, tapi aku tetap jadi tulang punggung.
miris, anak brokenhome.
2023-09-11
1
sweet❤️
Aku mampir
Semangat
2023-09-05
1