"Kira-kira menurut lo gimana ya, Naj, kalau gue jalanin bisnis kecantikan MLM yang udah gue ceritain tadi?" tanya Emir kepada Najwa.
"Emir, coba saja dulu... siapa tahu ini adalah jalan rezeki lo yang sudah lama ditunggu," jawab Najwa dengan senyum penuh harapan.
"Emir, jangan pernah lupa! Bu Lia sudah mengingatkan kita... konsistensi dan doa adalah kunci sukses! Minta izin pada Allah, dan kerja keras akan membuahkan hasil!"
ucap Najwa meyakinkan Emir
"Lo bener banget, Naj!" ucap Emir kepada Najwa dengan senyum lega.
"Jujur Naj, gue lagi pusing sekarang, bingung banget" ujar Emir kepada Najwa secara mengeluh
"Bingung kenapa, lo?" tanya Najwa kepada Emir dengan serius.
"Ayah dan ibu gue pergi begitu saja... sebulan yang lalu. Gue masih belum percaya. Sekarang, beban keluarga ada di bahu gue, Naj... gue harus kuat untuk adik-adik gue."
ucap Emir dengan sedih kepada Najwa
"Gue tidak bisa menunggu lagi, Naj... gue harus cari jalan lain untuk menghidupi adik-adik gue. Bisnis ini mungkin bisa jadi solusi jangka panjang, tapi gue butuh solusi jangka pendek juga..." ucap Emir dengan suara yang bergetar dan penuh haru kepada Najwa
Najwa membalas tatapannya dengan penuh empati dan berkata "Gue ngerti apa yang lo rasain, Mir... gue bisa bayangin betapa beratnya beban yang lo pikul sekarang,"
jawab Najwa kepada Emir dengan suara lembut dan penuh haru.
"Kira-kira, gue bisa bantu apa buat lo, Mir?!" tanya Najwa kepada Emir dengan serius
"Terima kasih, Naj... gue merasa lega banget sudah bisa curhat sama lo. Lo nggak usah khawatir tentang gue, cukup lo mendengarkan gue aja sudah membuat gue bahagia." Najwa tersenyum dan memeluk Emir
"Ya wajarlah, Mir... lo kan sahabat gue!
Pokoknya selagi gue bisa bantuin lo, gue pasti bantuin lo, dan insya Allah, gue akan selalu ada buat lo, di masa suka dan masa susah,"
jawab Najwa kepada Emir dengan suara bergetar dan penuh haru, sambil memeluk Emir erat.
"Makasih ya, Naj... atas perhatian lo sama gue. Lo adalah sahabat terbaik yang gue kenal, sahabat sejati yang selalu ada untuk gue," ucap Emir kepada Najwa dengan suara penuh emosi dan mata yang berkilauan air mata.
"Sama-sama, bestie..." jawab Najwa kepada Emir dengan senyum lembut. Dan mereka berdua saling memeluk, persahabatan mereka semakin kuat.
"Sudah waktunya gue pulang, Naj...
Adik-adik gue butuh gue sekarang, dan gue harus menjadi ayah dan ibu bagi mereka," ucap Emir kepada Najwa sembari iya sambil mengingat adik-adiknya yang berada di rumah
Najwa memeluk Emir pelan dan berkata "Semoga Tuhan selalu melindungi kalian semua, Mir..."
"Sampai jumpa lagi, Mir... Hati-hati di jalan, dan jaga diri serta adik-adik ya, gue akan selalu mendoakan kalian." Mereka berpelukan sekali lagi, lalu berpisah "ucap Najwa kepada Emir
Setelah beberapa menit kemudian, Emir tiba di rumah, ia melihat adik-adiknya dengan wajah yang murung.
"Assalamualaikum..." ujar Emir memberikan salam sebelum memasuki rumahnya.
Adik-adiknya menjawab dengan suara lembut dan serempak "Waalaikumsalam..."
Emir kemudian melihat wajah adik-adiknya yang murung dan bertanya dengan khawatir.
"Loh, kenapa nih? Kok wajah adik-adik Kakak yang cantik ini pada murung? Nanti cantiknya hilang loh, Dek!" ucap Emir sambil merayu adik-adiknya.
"Kak, bulan depan aku harus bayar SPP..." jawab Chika kepada Emir dengan wajah khawatir.
Emir merasa sedih dan teringat pada tanggung jawabnya sebagai kakak.
"Dan stok uang untuk beli token sampai bulan depan juga hampir habis, Kak..." ujar Pinkan kepada Emir dengan wajah yang memelas.
Emir merasa seperti tertimpa beban yang sangat berat, Dia memandang Chika dan Pinkan dengan penuh kasih sayang.
"Iya dek, kakak ngerti tenang aja, nanti Kakak coba cari kerja, doakan kakak ya dek" jawab Emir kepada adik-adiknya
"Kalian nggak boleh murung, ya...
Kalian harus tersenyum karena kalian berdua adalah penyemangat hidup Kakak,"
ucap Emir kepada adik-adiknya dengan menyemangati dan memeluk kedua adiknya.
Chika dan Pinkan saling memandang dan kemudian tersenyum lebar, membuat wajah mereka kembali cerah.
"Kakak akan kuat karena ada kalian berdua," tambah Emir dengan suara penuh emosi.
Chika dan Pinkan kemudian memeluk Emir erat dan berkata serempak "Kakak juga penyemangat hidup kami, Kak..."
Senja pun mulai datang dan adzan maghrib pun berkumandang seperti biasanya.
Emir dan adik-adiknya bersiap untuk salat berjamaah di rumah mereka.
Setelah beberapa menit selesai salat maghrib, mereka lanjut dengan berdoa
"Ya Allah, ya Tuhanku, engkaulah sang maha mendengar doa, ya Allah izinkanlah hamba mendapatkan pekerjaan supaya hamba bisa menafkahi adik-adik hamba ya Allah, pertemukanlah hamba dengan pekerjaan yang halal dan yang engkau ridhoi ya Allah, ya Allah yang maha pengasih dan lagi maha penyayang, jagalah kedua orang tua hamba di alam sana ya Allah, jadikanlah mereka penghuni surga mu ya Allah" ucap Emir sambil berdoa kepada Allah subhanahu wa ta'ala
"Ya Allah, lindungilah kami dari musibah dan marabahaya , serta lindungilah kami dari penyakit yang berbahaya. Ya Allah, Engkaulah yang Maha Pelindung dan tidak ada yang bisa menandingi-Mu," sambung doa Chika kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan suara yang lembut.
"Ya Allah, tuntunlah kami selalu ke jalan yang lurus ke jalan kebaikan yang Engkau ridhai.
Ya Allah, dan jangan Engkau biarkan kami tersesat," sambung doa Pinkan kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan suara yang penuh harapan.
Emir kemudian memeluk kedua adiknya dan berkata, "Amin... Semoga doa kita semua dikabulkan oleh Allah." Mereka bertiga kemudian saling memeluk
Setelah selesai melaksanakan salat magrib waktu makan malam pun tiba tiba-tiba Emir mendapat telepon dari Najwa.
"Assalamualaikum, Besti!" jawab Emir kepada Najwa dengan memberikan salam.
Najwa menjawab dengan salam yang sama dan suara yang gembira,
"Waalaikumsalam, Mir!
"Gue ada berita baik nih buat lo, Bestie!" ucap Najwa kepada Emir dengan nada gembira.
"Apaan tuh, Besti?" tanya Emir kepada Najwa dengan serius.
"Kamu nanya-nanya aku, tapi aku yang harus menjawab semua pertanyaanmu!"
tanya Najwa kepada Emir sambil bercanda.
"Hahaha ada-ada aja lo, Najwa! Serius, gue penasaran nih..." kata Emir kepada Najwa dengan penasaran.
"Oke baiklah, tadi gue lihat-lihat di internet, nah gue nemuin, ada lowongan pekerjaan di pabrik gula, lo minat nggak, Mir?"
Emir terkejut dan kemudian berpikir sejenak,
"Pabrik gula? Hmm, aku rasa itu pekerjaan yang stabil dan bagus
"Gue minat, Naj! Kira-kira lokasinya di mana ya?" tanya Emir kepada Najwa dengan penuh semangat.
"Oke, kalau lo minat, besok pas pulang kuliah gue temenin lo deh masukin lamaran kerja di sana!" jawab Najwa kepada Emir dengan penuh semangat.
"Alhamdulillah... Makasih banyak ya, Besti!"
ucap Emir kepada Najwa dengan penuh haru.
"Eeeettt... jangan senang dulu nih! Ada info terbaik lagi nih buat lo!" ujar Najwa kepada Emir dengan semangat.
"Serius loh?" tanya Emir kepada Najwa dengan mata yang lebar penuh keheranan.
"Dua rius malahan, Bestie!" jawab Najwa dengan bercanda kepada Emir.
"Gue barusan ngomong sama bude gue yang punya laundry di samping rumah gue, beliau lagi cari karyawan, ya secara nggak langsung gue ngomong sama bude, kalau lo lagi butuh pekerjaan dan bude gue setuju, kalau lo kerja sama dia, trus lo bisa bawa cuciannya pulang, yang penting enggak hilang aja, kata bude gue, gimana menurut lo Mir?!" tanya Najwa kepada Emir
"Gue mau banget, Naj! Pokoknya apapun akan gue lakuin deh, asalkan gue bisa bekerja secara halal dan berkah buat nafkahin adik gue, serta kebutuhan gue dan untuk kuliah."
"Oke, sekarang gue mau nanya nih, ntar kalau lo diterima kerja di pabrik gula, lo terima juga? apa gimana Mir?!" tanya Najwa kepada Emir dengan serius
"Kalau soal diterima atau enggak di pabrik gula, nanti gue pikir dulu ya, Besti...gue mau kasih tahu adik-adik dulu, biar mereka juga tahu." Emir menjelaskan dengan jelas dan Najwa mendengarkan dengan sabar dan penuh perhatian.
"Yang penting sekarang gue udah punya opsi pekerjaan yang pasti, Naj! Jadi gue bisa bernapas lega dan fokus untuk membantu adik-adik." Najwa tersenyum bahagia melihat Emir yang lega dan bahagia.
"Nah, gimana dengan bisnis kecantikan MLM loh?" tanya Najwa kepada Emir dengan serius.
"Apa lo nggak kecapean, Mir? tanya Najwa kepada Emir dengan rasa khawatir
"Tenang aja, Besti... Insya Allah gue akan selalu baik-baik saja, Allah selalu melindungi gue." ucap Emir dengan meyakinkan Najwa
"Gue salut dengan lo, Mir...Semoga Allah selalu melindungi lo dan memberikan keberkahan dalam hidup lo. Gue sangat bahagia bisa menjadi bagian dari perjalanan hidup lo, Mir..." Emir terharu dan merasa sangat terkesan dengan kata-kata Najwa,
dia memeluk Najwa dengan erat dan berkata,
"Makasih ya, Besti... Atas doanya, gue merasa sangat lega dan bahagia," ucap Emir kepada Najwa dengan senyum hangat.
"Tapi lo harus ingat, Mir... Jangan lupa jaga kesehatan, pola makan lo juga harus teratur,
dan jangan sampai lo sakit, ya..." ucap Najwa tersenyum kepada Emir
"Siap, Besti!" jawab Emir dengan semangat kepada Najwa.
"Oke ya, udah lanjutin makan lo ya, sama adik-adik lo...Sampai jumpa besok!
Assalamualaikum..." Emir tersenyum dan menjawab sebelum Najwa menutup telepon,
"Waalaikumsalam, Besti...
Kemudian setelah 5 menit Waktu makan telah berlalu, Emir pun mulai menceritakan tentang pekerjaannya yang akan dia tempuh kepada adik-adiknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
ANBU
mampir lagi kak, silakan mampir di ceritaku makasih
2023-08-20
0
Chacha
nyesek rasanya nyampe disini
2023-07-27
0
neng ade
karena masih kuliah carilah pekerjaan yg tak menyita waktu agar kuliah mu juga lancar .. jangan semua kerjaan di lakonin pasti lah kerepotan pilih yg benar2 sesuai sikon mu ..
2023-07-22
2