Imperfect Relationship

Imperfect Relationship

Gara-Gara Terlambat

Sebuah rutukan kekesalan edari tadi tak ada hentinya keluar dari seorang gadis cantik yang kini melajukan motor sport nya dengan kecepatan tinggi menuju sekolah nya. Kini jam sudah menunjukkan pukul 6.55 namun gadis tersebut kini malah masih bertarung dengan jalanan di sekolah nya. Padahal ini adalah hari senin dan ia harus melakukan upacara bendera.

“Sial, segala macet lagi. Pengen pindah planet aja gue rasanya ngeliat manusia bumi makin padet gini,” gerutu gadis tersebut yang kini terus menyalip kendaraan di depannya. Membawa laju motornya dengan kecepatan tinggi. Tidak mempedulikan suara klakson dari pengendara lain yang kini tengah memakinya.

Gerbang sekolah nya kini sudah terlihat di depannya. Namun saat ia akan mencapai gerbang, gerbang tersebut malah sudah tertutup.

“Terlambat lagi Lavanya?” tanya seorang guru laki-laki yang merupakan waka kesiswaan yang kini menatap gadis yang berada di balik pagar tersebut sambil berkacak pinggang. Gadis yang tak lain adalah Lavanya Isvara Kaneishia, atau yang akrab di sama Vanya itu kini menyengir mendengar pertanyaan guru laki-laki tersebut.

“Terlambat beberapa deting doang pak, bukain dong pak,” mohon Vanya pada guru laki-laki tersebut sambil menatapnya dengan wajah yang dibuat seimut mungkin. Bukannya luluh guru tersebut kini malah bergidik ngeri.

“Gak usah sok imut gitu kamu, ngeri saya liat nya,” hardik guru laki-laki bernama Pak Hendra itu pada Vanya yang kini menatapnya dengan tatapan datar sambil berdecih.

“Cantik gini juga,” sungut Vanya tak terima karena ia hina oleh guru laki-laki yang memang suka sekali menghukum nya itu, mengingat Vanya memang begitu langganan terlambat.

“Masuk ya pak,” mohon Vanya lagi dengan menaut kan tangannya didepan dada, berharap Pak Hendra akan luluh oleh nya.

“Berdiri di barisan murid terlambat,” tegas Pak Hendra sambil membukakan pintu gerbang untuk Vanya yang kini hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar menerima hukumannya, daripada ia harus pulang dan terkena marah dari kekasih nya.

Ya, kekasih nya. Gadis tersebut memang sudah memiliki kekasih. Kekasih nya begitu tampan, itu yang Vanya pikirkan. Namun mereka memiliki sikap yang berbanding terbalik. Ibarat nya Vanya itu kerak bumi, dan kekasih nya adalah langit ke tujuh.

Banyak yang mengatakan mereka tak pantas namun Vanya lebih memilih untuk menutup telinga dengan ucapan tersebut. Yang terpenting ia bahagia dengan kekasih nya, Vanya tak akan memikirkan tentang ucapan orang lain.

Vanya kini segera menuju ke parkiran untuk memarkirkan motornya. Setelah nya ia langsung berbaris di barisan murid terlambat juga memakai atribut tidak lengkap. Jelas saja tempat nya begitu panas.

Dari sana, Vanya bisa melihat kekasih nya yang kini menjadi pemimpin Upacara. Kekasih nya itu tampak begitu tampan dengan baju putih-putih nya. Melihat itu senyuman mengembang dengan begitu jelas di wajah Vanya.

“Panas gila,” sungut Vanya sambil menutupi matahari yang menyinari wajahnya dengan tangannya. Matahari pagi ini memang bersinar dengan begitu terik nya.

Selama upacara Vanya tampak hanya diam saja sambil menikmati matahari yang kini terus menyorotnya. Hingga tak lama upacara akhirnya selesai, Vanya menghembuskan nafasnya lega. Namun sepertinya guru laki-laki yang sedari tadi mengawasi nya tak ingin membuat Vanya bernafas terlalu lama karena kini guru tersebut langsung menghampiri barisan murid yang dianggap nakal itu.

“Saya liat yang terlambat tuh muka nya ini-ini aja. Gak ada bosen nya ya kalian kena hukum?” tanya Pak Hendra sambil menggelengkan kepalanya melihat murid-murid nya itu.

“Besok saya ganti muka kak, biar ada perubahan,” ucap Vanya dengan cengirannya yang membuat Pak Hendra kini menatap tajam pada murid nya yang satu itu.

“Lari keliling lapangan lima kali, khusus Vanya tujuh kali,” perintah Pak Hendra menatap murid nya itu satu persatu. Baru saja Vanya akan membuka mulut nya untuk menyuarakan protesnya. Pak Hendra sudah lebih dulu menyela ucapannya.

“Lari sekarang atau saya tambah hukumannya,” ucapan Pak Hendra yang begitu tegas dan penuh ancaman membuat tak ada yang berani untuk menentang nya.

Pada akhirnya Vanya kini hanya bisa untuk tetap berlari seusai hukumannya.

“Awas aja besok gue jadi guru, gue hukum mulu anak dia,” kesal Vanya dengan gerutunya yang membuat laki-laki di samping nya kini ikut tertawa mendengar nya.

“Lo mah bego Van jadi gak usah begaya punya cita-cita jadi guru segala,” ucap laki-laki tersebut yang tak lain adalah teman satu perkumpulannya.

“Berisik lo nyet, penuh telinga gue dengar omongan lo,” ucap Vanya pada temannya itu lalu berlari lebih cepat lagi agar ia bisa menyelesaikan hukumannya bersama dengan temannya yang lain.

Selama Vanya menjalani hukumannya, di pinggir lapangan kini begitu banyak yang membicarakannya. Meskipun sudah terbiasa dengan ucapan penuh hinaan itu namun tetap saja, jika ucapannya sudah keterlaluan Vanya akan kesal mendengar nya.

“Masih gak nyangka cewek modelan Vanya dapet nya yang spek Dipta”

“Gue rasa cewek spesies good looking, good attitude belum punah deh, ngapain juga Dipta mau sama Vanya”

“Minus kasih sayang kali ya, sampek tingkah nya udah kek cewek malem gitu”

“Apa bagus nya dari Vanya? Cantik doang, tapi tingkah udah kek mantan napi”

Masih banyak lagi ucapan yang terdengar di telinga Vanya namun gadis tersebut tetap melanjutkan hukumannya. Hingga ia selesai dengan hukumannya. Vanya berjalan dengan begitu santai menuju ke arah empat gadis yang tengah membicarakannya itu.

“Gue ada pernah buat salah ya sama kalian?” tanya Vanya tanpa mau berbasa-basi pada keempat gadis tersebut yang kini langsung menoleh ke arah Vanya dengan tatapan tak suka nya, tanpa bisa menjawab pertanyaan Vanya karena memang Vanya tak pernah membuat salah pada mereka.

“Gak ada kan? Jadi mending gak usah sewot deh. Kalian juga gak berperan dalam menghidupi gue. Jadi gak perlu capek-capek tuh mulut buat ngomongin gue, apapun yang gue lakuin juga gak merugikan elo,” sarkas Vanya dengan tatapan sinisnya pada keempat perempuan yang kini menatapnya dengan tatapan tak suka.

Setelah nya Vanya memilih untuk pergi dari sana dengan wajah kesal nya. Saat membalikkan tubuhnya. Kini ia dapat melihat kekasihnya yang kini berdiri tak jauh dari nya. Menatap Vanya dengan tatapan lembut nya sambil menggelengkan kepalanya. Vanya dengan segera menghampiri kekasih nya itu.

“Kenapa lagi?” tanya laki-laki tampan yang kini menatap Vanya dengan tatapan penuh tanya. Laki-laki itu adalah Dipta, kekasih nya yang selama ini selalu sabar menghadapi tingkah Vanya.

“Mereka aja yang cari masalah duluan, aku juga gak pernah ngerepotin mereka. Tapi mereka menuhin telinga aku sama omongan gak bermutu mereka,” sungut Vanya mengadukan apa yang baru saja terjadi pada kekasihnya itu yang kini menatap Vanya dengan begitu lembut nya.

“Udah tau gak bermutu kenapa di dengerin? Harusnya diabaikan aja. Kalau kamu ngelabrak satu persatu orang yang ngomongin kamu, itu ga bakalan selesai. Pembenci akan tetep jadi pembenci apapun yang kamu lakukan akan tetep salah dimata mereka, jadi lebih baik kamu menggunakan kedua tangan kamu ini untuk menutup telinga mereka,” saran Dipta menasihati kekasih nya itu sambil menggenggam tangan Vanya dengan begitu lembut nya.

Ini lah yang Vanya sukai dari Dipta. Ia tak pernah melihat apapun dari satu sisi. Ia akan menanyakan terlebih dulu kebenarannya baru ia akan membuat keputusannya. Vanya yang kesabarannya memang setipis tisu di bagi dua di pertemukan dengan Dipta yang kesabarannya seluas lapangan golf memang sebuah keberuntungan untuknya.

“Udah ya, jangan di ladenin lagi. Sekarang mending kamu masuk ke kelas kamu dan belajar yang bener, jangan bolos lagi,” pesan Dipta yang sudah terbiasa mendapati laporan jika kekasih nya itu sering membolos. Vanya yang mendengar ucapan Dipta kini hanya tersenyum memamerkan deretan gigi putih nya sambil menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Dipta.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!