Vanya masih kepikiran ucapan Eva sewaktu di warmindo soal anak baru yang bergabung di Ardefia. Yang menarik perhatiannya bukan sekedar anggota baru, tetapi fakta bahwa anak baru itu berada di sekolah yang sama dengannya dan yang lain. Soalnya, tidak banyak anak sekolahnya yang tertarik dengan hal seperti itu.
Sayangnya, penjelasan Eva tidak dilanjutkan karena Dipta yang tiba-tiba datang di antara mereka. Mereka langsung mengubah topik begitu ada Dipta karena tau cowok itu tidak suka dengan hal seperti itu. Teman-teman Vanya pun tau Dipta tidak mengizinkan Vanya untuk ikut balapan lagi ataupun terlibat dengan hal semacam itu. Meskipun begitu, Vanya tidak juga keluar dari grup itu. Ia hanya jarang menimpali percakapan di sana.
Malam ini, grup yang sudah Vanya arsipkan itu kembali ia buka. Matanya membulat begitu melihat notif yang belum ia baca bahkan tembus 500 pesan. Tidak mau scroll satu-satu, Vanya langsung membaca bagian akhir-akhiran saja. Dan benar, grup itu antusias membicarakan anak baru yang bergabung di sana.
'Yok yang belum kesini, bisa merapat. Udah ada Ethan nih.'
Dahi Vanya mengerut membaca pesan itu. Ethan? Sepertinya itu nama anak barunya.
Kemudian ada yang mengirim foto suasana markas, arena balapan, dan foto bersama. Mendadak, Vanya jadi rindu nuansa seperti itu. Ia ingin ikut untuk menonton. Tapi, apakah pacarnya akan memberi izin, ya?
"Coba tanya Dipta ah," monolog Vanya.
Jarinya beralih membuka roomchat Dipta.
Vanya : dipta, aku mau keluar dulu yaa
Tidak butuh waktu lama, Dipta sudah membalas pesan itu.
Dipta (pacar) : Mau kemana? Aku anter, udah malem.
Vanya : nonton doangg
Dipta : Mau nonton apa kamu jam segini? Bioskop udah mulai nayangin film sesi terakhir itu.
Vanya : bukan bioskop kokk
Dipta : Terus apa?
Dipta : Jangan bilang balapan?
Vanya : hehehehe boleh yaaaaa?
Dipta : Enggak, udah malem.
Vanya : ya mana ada orang balapan siang-siang sih?????
Dipta : Pokoknya enggak ya Vanya. Nanti kalau ada apa-apa sama kamu gimana?
Vanya : ada apa-apa apa sih? aku cuma nontonn, engga ikut balapan. lagian ada eva, ino, sama david juga kokk
Dipta : Udahlah di rumah aja.
Vanya : ga asik lu
Setelahnya Vanya keluar dari roomchat pacarnya. Kesal karena Dipta masih saja tidak mengizinkannya padahal Vanya sudah bilang bahwa dirinya hanya menonton.
"Gue pergi diem-diem aja kali ya. Nggak usah aktifin HP, biar Dipta nggak nelpon-nelpon," pikir Vanya.
Kemudian Vanya menggeleng. "Itu cowok tapi kadang bisa nekat. Nggak seru kalau tiba-tiba disamperin, mana dia udah tau tempatnya lagi." Ia menyangkal pemikiran pertamanya.
Vanya yang tidak sengaja melihat notifikasi pesan dari Eva segera membuka roomchat dengan sahabatnya itu.
Eva : ikut kaga lo?
Vanya : biasa
Eva : yaelahh. ga mau kenalan sama ethan lo?
Vanya : kan kata lo anak sekolah kita juga. gampang lah itu
Vanya : TAPII GUE KANGEN PENGEN KESANAAAAA
Eva : wkwkwkwk makanya sinii, udah rame nii
Vanya : paduka dipta tidak memberi izin🙏🏻
Eva : sulit jika paduka sudah berbicara. gue ngeri aja itu orang tiba-tiba nyamperin kayak dulu🙏🏻
Vanya : emang rese itu cowo
Eva : yeuu gitu-gitu juga lo demen
Vanya : hehehe ya gimana yaaaaa
Eva : gue live streaming aja dahh. ke akun ig gue yang isinya cuma lo, david, sama ino aja. mau gaa?
Vanya : MAUUUUU
Eva : okkk, move ig
Dengan perasaan antusias yang membuncah, Vanya segera beralih ke second account instagramnya dan menonton live streaming yang sudah dimulai oleh Eva. Rasanya sudah lama tidak melihat hal semacam ini secara real time, walaupun dirinya tidak berada di sana.
Suasana arena malam itu cukup ramai. Rata-rata memakai baju berwarna hitam atau abu-abu. Riuh sahut-sahutannya terdengar seru di telinganya.
"Van, itu Ethan yang lagi sama Ino tuh ngobrol-ngobrol." Suara Eva sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi Vanya masih bisa memahaminya.
Oke, Vanya sudah melihat Ethan walaupun tidak jelas karena sinyal yang membuat layar jadi agak blur ditambah suasana malam.
Dapat Vanya lihat Ino menepuk bahu Ethan lalu keduanya terlibat obrolan singkat. Setelahnya, Ethan cukup dikerubungi oleh anak-anak Aderfia. Di sela-sela kegiatan menontonnya, notif dari Dipta muncul cukup banyak membuat hpnya berbunyi terus. Dan itu cukup mengganggu kegiatannya. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mengaktifkan mode silent.
Kembali ke live streaming, kerumunan itu sudah mulai memencar. Ethan dan satu anak Aderfia yang bernama Bima mulai beranjak ke motor masing-masing. Kebetulan, Bima adalah lawan balap Ethan hari ini. Ethan dengan motor hitamnya, dan Bima dengan motor merahnya.
Vanya yang semula rebahan, beralih menjadi posisi duduk. Ia begitu antusias ingin melihat.
"VAN NANTI KALO UDAH SAMPE UJUNG LO TUNGGU AJA YA, GUE GAK MUNGKIN LARI BUAT NGEREKAM!" teriak Eva dari sana.
Vanya tertawa lalu mengangguk dan mengetikkan balasan di komentar.
"OKE."
Suasana semakin ramai. Sungguh, Vanya berdebar seolah ikut merasakan euforianya secara langsung.
Begitu Ethan dan Bima menarik gas, Vanya ikutan bersorak dari kamar bersama dengan anak-anak Aderfia yang menonton secara langsung di sana.
Dipta (pacar) is calling ....
"ADUH DIPTA APA SIHHH INIII." Vanya kesal karena pacarnya ini mengganggu aktivitas menonton live streamingnya. Telepon pertama ia tolak. Baru beberapa saat ingin kembali menonton, Dipta menelepon lagi. Kali ini, justru panggilan video.
"DIPTA KENAPA SIH."
Dengan kesal, Vanya akhirnya mengangkat video call itu.
"Kenapa, sih, Dip?!" Vanya tidak bisa menyembunyikan raut kesalnya.
"Kamu yang kenapa. Aku chat gak dibales. Ditelepon malah direject. Kamu marah sama aku gara-gara nggak aku bolehin ke tempat itu?" semprot Dipta.
Vanya berdecak. "Marah juga gak ada gunanya. Marahku nggak bisa bikin kamu izinin aku pergi kan. Jadi ya udah, nggak usah ganggu bisa nggak, sih? Aku mau nonton!"
"Kamu tetep mau berangkat ke sana?" tanya Dipta sedikit emosi.
"Kan elo gak ngizinin. Gimana dah," kesal Vanya.
"Ya terus itu lo mau nonton apa? Lagi ngapain, sih?" Dipta ikutan emosi dan mulai menggunakan 'lo' daripada 'kamu'. Begitulah kebiasaan mereka jika sebal satu sama lain.
"Ini gue nonton live streaming Eva yang lagi di sana. Nggak boleh juga gue nontonin dari rumah?" ucap Vanya.
Dipta terlihat mengusap wajahnya. Perlahan raut wajahnya melunak. "Sorry ya. Aku takut kamu nekat ke sana. Soalnya kamu kamu gak bales chatku setelah aku gak bolehin kamu. Aku telpon malah gak dibales juga. Ya udah, nonton dulu aja. Maaf tadi ganggu." Setelah itu, Dipta memutuskan sambungannya.
Vanya mengembuskan napas kasar.
"Ribut lagi, ribut lagi."
Sebelum beralih ke instagram, Vanya membuka WhatsApp terlebih dahulu. Ada satu pesan dari Dipta menarik perhatiannya.
Dipta (pacar) : Aku mau cerita
Vanya memutuskan untuk membalas pesan itu.
Vanya : ini kamu mau cerita apaaa?
Tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan balasan Dipta.
Dipta (pacar) : Nggak jadi, kapan-kapan aja.
Vanya : gapapaa sekarang aja, aku baca kok
Centang satu. Dipta tidak online.
Vanya memutuskan melanjutkan nonton live streaming Eva lagi. Meskipun tidak bisa fokus sepenuhnya karena pikirannya juga melayang pada Dipta dan apa yang ingin diceritakan pacarnya itu.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments