Penjara Cinta Psikopat Kejam
Tampak sepasang kekasih yang tengah bermain di taman bunga, raut wajah senang terpancar dari keduanya. sang pria langsung memegang salah satu tangan dari sang gadis tersebut, sehingga membuat sang gadis langsung memandang ke arahnya. Pria itu tersenyum dan langsung memutar-mutar tubuh gadis itu secara perlahan.
Gadis itu tampak tertawa bahagia, sedangkan sang pria dia tampak tersenyum karena melihat gadisnya tersenyum.
Suasana yang mesra yang dihasilkan oleh mereka nampaknya telah didukung oleh suasana yang terlihat sangatlah cerah tanpa adanya awan mendung yang tak terlihat menyinari Langitan.
"Sayang hari ini memasuki ke hari kita menjalankan hubungan ini secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang terdekat kita jadi apa selama ini kamu tidak ada niatan untuk melamar-ku?"
"Sebenarnya aku ingin sekali melamar kamu tapi sayangnya aku tidak punya cukup dana apa kamu sungguh-sungguh bersedia ingin menunggu lebih lama lagi?"
"Yah ... Menunggu dan terus menunggu kalau tetap menunggumu kapan hubungan kita ini akan berstatus resmi kamu selalu saja beralasan jika aku selalu meminta kamu untuk melamar-ku dan ini juga bukan pertama kalinya tapi baiklah aku bersedia menunggu mu lagi kapan pun kamu bersedia dan siap meminang ku aku sudah siap!"
"Tapi apa kamu sungguh-sungguh tidak akan ingkar janji dengan perkataan yang barusan kamu ucapkan tadi? Aku melihat dari ekpresi kamu, kamu terlihat tidak betah untuk menunggu ku lagi?"
"Bukan seperti itu. Aku bersedia menunggu mu kapan pun hanya saja entah kenapa sekarang ini aku sedikit punya rasa ketakutan. Entah kenapa aku memiliki firasat kita kali ini kita tidak akan bersama seperti janji yang kita ucapkan ini. Aku merasa a...
Belum selesai Stella berhenti dalam ucapan yang barusan ia katakan . Alex Terlebih dulu menyentuh bibir kekasihnya dengan satu telunjuk jarinya. Stella yang melihat apa yang barusan dilakukan Alex dia nampak tersenyum malu, belum lagi satu kecupan ia dapat pada bibir manisnya tambah membuat Stella yang merasakannya pun ikut terjatuh dalam godaan sang kekasih pujaan hatinya.
"Kamu tau apa arti dari kecupan ini? Ini kecupan kasih sayang yang akhirnya berhasil aku layangkan untukmu, yang artinya dalam keadaan suka atau pun duka yang menghadang. Aku akan selalu ada untukmu, percayalah aku tidak akan mungkin mengingkari janji yang pernah aku katakan sebelumnya. Apapun yang sudah aku katakan akan benar-benar aku lakukan hingga impian itu menjadi kenyataan jadi paham kan!"
"Kamu sungguh-sungguh mengucapkan kata-kata itu untukku? Maksudnya kamu sungguh-sungguh tidak akan meninggalkan aku?"
"Apa perlu aku memberikan satu kecupan lagi untukmu?"timpalnya.
"Tidak perlu itu sudah lebih dari cukup. Aku percaya jika cinta kita akan selamanya bersemi, berlabuh pada hati kita masing-masing. Aku tau kamu akan tetap mencintai ku. Aku hanya akan tau cinta kita pudar tidak akan bisa bersatu jika salah satu dari kita ada yang ma*i. Entah itu kamu atau pun diriku sendiri?"
"Kenapa kamu tidak juga percaya kalau aku sungguh-sungguh tulus cinta sama kamu. Kamu adalah segalanya untuk-ku jadi selain takdir yang memisahkan kita aku pastikan cinta kita tidak akan goyah kamu mengerti kan? Tapi kayaknya sangatlah sulit untuk meyakinkan kamu dan membuatmu percaya jika aku sungguh-sungguh tidaklah bohong. Jadi ... Jadi gimana kalau kamu ikut aku karena ada sesuatu yang ingin aku katakan dan ingin aku tunjukkan ke kamu apa kamu bersedia?"
"Baiklah aku bersedia,"balasnya yang hanya mampu menunjukkan senyumannya.
Malam yang sunyi dengan adanya angin sepoi-sepoi yang berhasil menusuk kulitnya yang membuatnya terasa sangatlah dingin.
Langkahnya yang tadinya berjalan tanpa arah dan tujuan yang pasti, kini langkah itu pun terhenti sembari menyaksikan pemandangan yang sangat indah.
Dengan berdiri disalah satu taman yang terlihat sangatlah gelap tanpa ada sinaran cahaya, tak lama sinar cahaya pun seketika bermunculan setelah seseorang yang tiba-tiba menyalakannya secara bersamaan.
Lampu yang menghiasi pepohonan dan terdapat beberapa bunga mawar merah mau pun putih yang juga menghiasi taman ini pun seketika membuka mata seorang Wanita yang tak lain Stella sendiri terbuka sangatlah lebar bahkan ia seperti tidak mempercayai dengan apa yang barusan ia lihat saat ini.
"Sayang!"Satu kata terucap dari mulut seseorang, berpaling pada seseorang itu, pandangannya seketika terukir senyum dengan sangat jelas.
Melihat langsung dengan kedua matanya sendiri ia pun tidak bisa mempercayai siapa seseorang yang berada dihadapannya saat ini. Menggenggam erat tangannya, memberikan satu kecupan pada keningnya mampu membaut Wanita dihadapannya itu serasa ingin jingkrak-jingkrak merasakan bahagia yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
Dada terasa berdebar, lebih tepatnya jantung yang berdebar ketika kedua tangan tepat di genggam olehnya. Matanya yang menatap mata Wanita itu dan sebaliknya tatapan itu membuatnya susah untuk percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.
"Aku mencintaimu Stella ... Aku sangat mencintaimu
Tangan mau pun tubuh yang serasa kaku bahkan seperti tidak ada tenaga yang membopong. Kini tubuhnya seketika bertenaga setelah seseorang yang berada dihadapannya memberikan pelukan hangat untuknya.
Dekapan yang Alex lakukan mempererat pelukan pada lekuk tubuh Stella membuat Stella berbalik dan membalas pelukan hangat tersebut.
"Apa semua ini kejutan yang kamu rencanakan untukku?"tanyanya dengan keadaan keduanya yang masih berpelukan dengan mesra.
"Iya aku memang sangat ingin memberikan kamu kejutan. Aku akui kamu salah satu Wanita yang paling spesial, bahkan saking spesialnya aku sampai-sampai tidak percaya dengan siapa aku sedang berhadapan sekarang. Apa kamu menyukai semua kejutan yang sudah aku berikan saat ini?"ucap Alex, sembari kedua tangannya yang membelai lembut wajah kekasihnya.
"Aku sengaja membawamu kesini karena ada satu hal yang ingin aku bicarakan sama kamu. Dihadapan banyaknya orang ini, aku tidak perduli jika apa yang akan kamu katakan akan membuatku kecewa lantaran malu. Tapi aku tak perduli dengan semua itu, yang terpenting aku sudah melakukannya bagiku itu sudah lebih dari cukup dan mampu membuat perasaan-ku lega.
Kemudian Alex yang tadinya berdiri dihadapannya, Stella terlihat sedang menekuk kedua kakinya, berlutut pada pandangan Stella sembari tangan Kanannya yang memegang tangan Stella dengan eratnya.
"Aku mencintaimu Stella? Aku tau mungkin bagimu aku tidaklah pantas untuk mengatakan ini, sekarang aku ingin membuktikannya jika aku sungguh-sungguh tulus mencintai kamu. Dan hari ini aku berharap kamu mengijinkan ku untuk meminang mu dan menjadikan kamu istri terakhir yang akan selalu mendampingi ku dalam suka mau pun duka apa kamu bersedia?"
"Kenapa kamu bela-belain berlutut seperti ini dihadapan banyak orang? Apa kamu tidak akan malu jika aku menolak-mu dihadapan mereka dan berganti mereka akan menertawakan kamu? Apa kamu tidak akan malu jika semua ini akan terjadi?"
"Bagiku menahan malu sudah jadi makan keseharian semua orang termasuk diriku, tapi jika harus menunggu dan terus menunggu sampai bertahun-tahun lamanya, itulah yang membuat kesengsaraan sekaligus rasa sakit yang tiada habisnya jika harus terjadi berulang-ulang lagi.
Jadi jika aku disuruh memilih aku lebih memilih menahan malu ketimbang harus menahan rasa rindu yang rasa tidak sabar jika harus tetap menunggumu.
Aku sengaja berlutut seperti ini aku hanya ingin tau apa jawaban yang akan kamu ucapkan dan sepenuh hati aku akan menerima dengan lapang dada akan perasaan yang akan kamu berikan nanti. Jika kamu menolak-ku aku tidak akan pernah membenci mau pun dendam padamu.
Tapi jika aku sampai mendapatkan hati kamu akan aku tunjukkan pada semua orang segitu spesialnya kamu. Dan segitu beruntungnya aku karena berhasil mendapatkan permata yang sangat indah ini jadi gimana? Apa tanggapan kamu, apa kamu akan menolak-ku ataukah kamu bersedia untuk menerimaku?"
"Jujur aku sendiri tidak tau harus mengatakan apa padamu saat ini? Ini yang aku tunggu sejak lama, iya aku bersedia menjadi istri dan menjadikan kamu sebagai suami terakhir yang akan mendampingi kamu aku bersedia?"
Berbarengan dengan tangan Alex yang mengeluarkan sepasang cincin yang dia keluarkan dari dalam sakunya, menunjukkan langsung dihadapannya sekaligus banyaknya orang yang sedari tadi menunjukkan rasa bahagianya.
Senyumannya yang terukir secara tulus, menjulurkan tangannya pada hadapan Stella membuat raut wajah Alex yang melihatnya hanya bisa membalas senyuman tulusnya.
Kedua pandangan yang sama-sama teralihkan pada keduanya, senyuman manis yang sama-sama terukir dari keduanya telah membuktikan jika cinta diantara mereka memang benarlah ada.
" Aku benar-benar tidak menyangka kamu sungguh-sungguh benar-benar akan melamar-ku? Aku sama sekali tidak percaya aku harap apa yang aku rasakan ini sungguh-sungguh nyata, aku tidaklah bermimpi kan?"
"Apa yang kamu rasakan dan kamu alami sungguh-sungguh nyata sayang apa kamu ingin aku membuktikannya secara lebih?" Mendengar balasan yang diucapkannya, Stella yang nampak malu dirinya hanya mampu menggelengkan kepalanya.
Memberikan pelukan erat pada sang gadis cantik yang sudah ada depannya, keduanya nampak berselimut kebahagiaan tak lama dering ponsel tiba-tiba berbunyi dan sesaat itu juga pandangan Alex fokus pada bunyi tersebut, segera dirinya langsung mengangkatnya.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments