Tampak sepasang kekasih yang tengah bermain di taman bunga, raut wajah senang terpancar dari keduanya. sang pria langsung memegang salah satu tangan dari sang gadis tersebut, sehingga membuat sang gadis langsung memandang ke arahnya. Pria itu tersenyum dan langsung memutar-mutar tubuh gadis itu secara perlahan.
Gadis itu tampak tertawa bahagia, sedangkan sang pria dia tampak tersenyum karena melihat gadisnya tersenyum.
Suasana yang mesra yang dihasilkan oleh mereka nampaknya telah didukung oleh suasana yang terlihat sangatlah cerah tanpa adanya awan mendung yang tak terlihat menyinari Langitan.
"Sayang hari ini memasuki ke hari kita menjalankan hubungan ini secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang terdekat kita jadi apa selama ini kamu tidak ada niatan untuk melamar-ku?"
"Sebenarnya aku ingin sekali melamar kamu tapi sayangnya aku tidak punya cukup dana apa kamu sungguh-sungguh bersedia ingin menunggu lebih lama lagi?"
"Yah ... Menunggu dan terus menunggu kalau tetap menunggumu kapan hubungan kita ini akan berstatus resmi kamu selalu saja beralasan jika aku selalu meminta kamu untuk melamar-ku dan ini juga bukan pertama kalinya tapi baiklah aku bersedia menunggu mu lagi kapan pun kamu bersedia dan siap meminang ku aku sudah siap!"
"Tapi apa kamu sungguh-sungguh tidak akan ingkar janji dengan perkataan yang barusan kamu ucapkan tadi? Aku melihat dari ekpresi kamu, kamu terlihat tidak betah untuk menunggu ku lagi?"
"Bukan seperti itu. Aku bersedia menunggu mu kapan pun hanya saja entah kenapa sekarang ini aku sedikit punya rasa ketakutan. Entah kenapa aku memiliki firasat kita kali ini kita tidak akan bersama seperti janji yang kita ucapkan ini. Aku merasa a...
Belum selesai Stella berhenti dalam ucapan yang barusan ia katakan . Alex Terlebih dulu menyentuh bibir kekasihnya dengan satu telunjuk jarinya. Stella yang melihat apa yang barusan dilakukan Alex dia nampak tersenyum malu, belum lagi satu kecupan ia dapat pada bibir manisnya tambah membuat Stella yang merasakannya pun ikut terjatuh dalam godaan sang kekasih pujaan hatinya.
"Kamu tau apa arti dari kecupan ini? Ini kecupan kasih sayang yang akhirnya berhasil aku layangkan untukmu, yang artinya dalam keadaan suka atau pun duka yang menghadang. Aku akan selalu ada untukmu, percayalah aku tidak akan mungkin mengingkari janji yang pernah aku katakan sebelumnya. Apapun yang sudah aku katakan akan benar-benar aku lakukan hingga impian itu menjadi kenyataan jadi paham kan!"
"Kamu sungguh-sungguh mengucapkan kata-kata itu untukku? Maksudnya kamu sungguh-sungguh tidak akan meninggalkan aku?"
"Apa perlu aku memberikan satu kecupan lagi untukmu?"timpalnya.
"Tidak perlu itu sudah lebih dari cukup. Aku percaya jika cinta kita akan selamanya bersemi, berlabuh pada hati kita masing-masing. Aku tau kamu akan tetap mencintai ku. Aku hanya akan tau cinta kita pudar tidak akan bisa bersatu jika salah satu dari kita ada yang ma*i. Entah itu kamu atau pun diriku sendiri?"
"Kenapa kamu tidak juga percaya kalau aku sungguh-sungguh tulus cinta sama kamu. Kamu adalah segalanya untuk-ku jadi selain takdir yang memisahkan kita aku pastikan cinta kita tidak akan goyah kamu mengerti kan? Tapi kayaknya sangatlah sulit untuk meyakinkan kamu dan membuatmu percaya jika aku sungguh-sungguh tidaklah bohong. Jadi ... Jadi gimana kalau kamu ikut aku karena ada sesuatu yang ingin aku katakan dan ingin aku tunjukkan ke kamu apa kamu bersedia?"
"Baiklah aku bersedia,"balasnya yang hanya mampu menunjukkan senyumannya.
Malam yang sunyi dengan adanya angin sepoi-sepoi yang berhasil menusuk kulitnya yang membuatnya terasa sangatlah dingin.
Langkahnya yang tadinya berjalan tanpa arah dan tujuan yang pasti, kini langkah itu pun terhenti sembari menyaksikan pemandangan yang sangat indah.
Dengan berdiri disalah satu taman yang terlihat sangatlah gelap tanpa ada sinaran cahaya, tak lama sinar cahaya pun seketika bermunculan setelah seseorang yang tiba-tiba menyalakannya secara bersamaan.
Lampu yang menghiasi pepohonan dan terdapat beberapa bunga mawar merah mau pun putih yang juga menghiasi taman ini pun seketika membuka mata seorang Wanita yang tak lain Stella sendiri terbuka sangatlah lebar bahkan ia seperti tidak mempercayai dengan apa yang barusan ia lihat saat ini.
"Sayang!"Satu kata terucap dari mulut seseorang, berpaling pada seseorang itu, pandangannya seketika terukir senyum dengan sangat jelas.
Melihat langsung dengan kedua matanya sendiri ia pun tidak bisa mempercayai siapa seseorang yang berada dihadapannya saat ini. Menggenggam erat tangannya, memberikan satu kecupan pada keningnya mampu membaut Wanita dihadapannya itu serasa ingin jingkrak-jingkrak merasakan bahagia yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
Dada terasa berdebar, lebih tepatnya jantung yang berdebar ketika kedua tangan tepat di genggam olehnya. Matanya yang menatap mata Wanita itu dan sebaliknya tatapan itu membuatnya susah untuk percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.
"Aku mencintaimu Stella ... Aku sangat mencintaimu
Tangan mau pun tubuh yang serasa kaku bahkan seperti tidak ada tenaga yang membopong. Kini tubuhnya seketika bertenaga setelah seseorang yang berada dihadapannya memberikan pelukan hangat untuknya.
Dekapan yang Alex lakukan mempererat pelukan pada lekuk tubuh Stella membuat Stella berbalik dan membalas pelukan hangat tersebut.
"Apa semua ini kejutan yang kamu rencanakan untukku?"tanyanya dengan keadaan keduanya yang masih berpelukan dengan mesra.
"Iya aku memang sangat ingin memberikan kamu kejutan. Aku akui kamu salah satu Wanita yang paling spesial, bahkan saking spesialnya aku sampai-sampai tidak percaya dengan siapa aku sedang berhadapan sekarang. Apa kamu menyukai semua kejutan yang sudah aku berikan saat ini?"ucap Alex, sembari kedua tangannya yang membelai lembut wajah kekasihnya.
"Aku sengaja membawamu kesini karena ada satu hal yang ingin aku bicarakan sama kamu. Dihadapan banyaknya orang ini, aku tidak perduli jika apa yang akan kamu katakan akan membuatku kecewa lantaran malu. Tapi aku tak perduli dengan semua itu, yang terpenting aku sudah melakukannya bagiku itu sudah lebih dari cukup dan mampu membuat perasaan-ku lega.
Kemudian Alex yang tadinya berdiri dihadapannya, Stella terlihat sedang menekuk kedua kakinya, berlutut pada pandangan Stella sembari tangan Kanannya yang memegang tangan Stella dengan eratnya.
"Aku mencintaimu Stella? Aku tau mungkin bagimu aku tidaklah pantas untuk mengatakan ini, sekarang aku ingin membuktikannya jika aku sungguh-sungguh tulus mencintai kamu. Dan hari ini aku berharap kamu mengijinkan ku untuk meminang mu dan menjadikan kamu istri terakhir yang akan selalu mendampingi ku dalam suka mau pun duka apa kamu bersedia?"
"Kenapa kamu bela-belain berlutut seperti ini dihadapan banyak orang? Apa kamu tidak akan malu jika aku menolak-mu dihadapan mereka dan berganti mereka akan menertawakan kamu? Apa kamu tidak akan malu jika semua ini akan terjadi?"
"Bagiku menahan malu sudah jadi makan keseharian semua orang termasuk diriku, tapi jika harus menunggu dan terus menunggu sampai bertahun-tahun lamanya, itulah yang membuat kesengsaraan sekaligus rasa sakit yang tiada habisnya jika harus terjadi berulang-ulang lagi.
Jadi jika aku disuruh memilih aku lebih memilih menahan malu ketimbang harus menahan rasa rindu yang rasa tidak sabar jika harus tetap menunggumu.
Aku sengaja berlutut seperti ini aku hanya ingin tau apa jawaban yang akan kamu ucapkan dan sepenuh hati aku akan menerima dengan lapang dada akan perasaan yang akan kamu berikan nanti. Jika kamu menolak-ku aku tidak akan pernah membenci mau pun dendam padamu.
Tapi jika aku sampai mendapatkan hati kamu akan aku tunjukkan pada semua orang segitu spesialnya kamu. Dan segitu beruntungnya aku karena berhasil mendapatkan permata yang sangat indah ini jadi gimana? Apa tanggapan kamu, apa kamu akan menolak-ku ataukah kamu bersedia untuk menerimaku?"
"Jujur aku sendiri tidak tau harus mengatakan apa padamu saat ini? Ini yang aku tunggu sejak lama, iya aku bersedia menjadi istri dan menjadikan kamu sebagai suami terakhir yang akan mendampingi kamu aku bersedia?"
Berbarengan dengan tangan Alex yang mengeluarkan sepasang cincin yang dia keluarkan dari dalam sakunya, menunjukkan langsung dihadapannya sekaligus banyaknya orang yang sedari tadi menunjukkan rasa bahagianya.
Senyumannya yang terukir secara tulus, menjulurkan tangannya pada hadapan Stella membuat raut wajah Alex yang melihatnya hanya bisa membalas senyuman tulusnya.
Kedua pandangan yang sama-sama teralihkan pada keduanya, senyuman manis yang sama-sama terukir dari keduanya telah membuktikan jika cinta diantara mereka memang benarlah ada.
" Aku benar-benar tidak menyangka kamu sungguh-sungguh benar-benar akan melamar-ku? Aku sama sekali tidak percaya aku harap apa yang aku rasakan ini sungguh-sungguh nyata, aku tidaklah bermimpi kan?"
"Apa yang kamu rasakan dan kamu alami sungguh-sungguh nyata sayang apa kamu ingin aku membuktikannya secara lebih?" Mendengar balasan yang diucapkannya, Stella yang nampak malu dirinya hanya mampu menggelengkan kepalanya.
Memberikan pelukan erat pada sang gadis cantik yang sudah ada depannya, keduanya nampak berselimut kebahagiaan tak lama dering ponsel tiba-tiba berbunyi dan sesaat itu juga pandangan Alex fokus pada bunyi tersebut, segera dirinya langsung mengangkatnya.
BERSAMBUNG.
Memberikan pelukan erat pada sang gadis cantik yang sudah ada depannya, keduanya nampak berselimut kebahagiaan tak lama dering ponsel tiba-tiba berbunyi dan sesaat itu juga pandangan Alex fokus pada bunyi tersebut, segera dirinya langsung mengangkatnya.
"Aku mengangkat telefon dari Rico dulu?"
"Baiklah sayang angkatlah!"pinta Stella
"Iya Rico ada apa?"
"Tuan ada hal penting yang tidak bisa saya ucapan lewat telfon, bisakah tuan segera datang ke Markas, kita sudah mendapatkan anak buah Baron!"
"Baiklah aku akan segera terjun ke markas tunggulah!"
"Baiklah Tuan!"
"Sayang ada apa? Apa Rico memberikan kabar buruk?"
"Iya sayang, Rico sudah berhasil menangkap anak buah utusan Baron, aku harus segera pergi menyelesaikan masalah ini jadi kamu apa tidak keberatan jika pulang sendiri? Orang yang ingin aku temui sudah menunggu sejak sedari tadi jadi gimana kamu keberatan atau tidak?"
"Aku tidak apa-apa, kamu juga ada masalah lain lagi yang harus kamu selesaikan jadi pergilah aku juga akan pulang! Tapi soal tawanan kalian apa kalian akan membunuhnya dengan keji seperti sebelumnya? Sudah berapa tahun lamanya kamu menekuni profesi ini apa kamu sungguh-sungguh tidak ada niatan untuk mengakhiri semuanya termasuk keluar dari dunia psikopat kamu?"
"Selama aku belum menemukan siapa saja orang-orang yang bersangkutan dalam kematian orang tuaku. Aku tidak akan pernah keluar dari dunia ku ini, tapi demi kamu Dan jika kita sudah menikah aku janji aku bakal keluar dari dunia yang kejam ini aku janji!"
"Kamu serius sungguh akan melakukannya?"
"Iya aku sungguh-sungguh akan melakukannya aku janji. Kamu sungguh-sungguh tidak masalah jika pulang sendirian takutnya orang yang membuntuti kamu akan terus mengejar mu?"
"Kamu tenang saja aku baik-baik saja kok. Aku juga bisa jaga diriku sendiri, belum lagi melakukan penyamaran dan menganti mobil aku aku gunakan aku pastikan mereka akan kesusahan untuk melacak ku!"
"Baiklah aku jika kamu sudah merasa yakin. Aku akan mengantarkan kamu ke mobil berhati-hatilah kabari aku kalau ada sesuatu yang merasa jangan?"
"Iya nanti aku akan kabarin kamu!"
Berjalan dengan langkah bahagia yang terpancar dari raut wajahnya. Stella Yang kemudian memasuki mobilnya, dirinya mulai menjalankan laju kendaraannya tapi belum juga ia merasakan kebahagiaan sepenuhnya.
Pandangannya melirik kearah spion mobil depan, melihat ada mobil hitam yang sedari tadi telah membuntutinya, sadar dirinya dalam bahaya lantas ia mulai menjalankan misi selanjutnya.
"Orang itu? Sampai kapan dia ingin menganggu hidupku seperti ini? Apa dia pikir dengan mengancam dan terus meneror PT. ANTARIKSA GRUP akan jatuh ketangan lampir itu? Tidak! Aku tidak akan pernah membiarkannya jadi lihat siapa yang akan menang!"
Menjalankan laju kendaraannya dengan kecepatan cukup tinggi. Berusaha ia menghindari setiap kejaran dan taktik dari pria bertopi hitam itu, mobil itu terus saja mengejarnya hingga tidak dapat cela baginya untuk menantang gerak-gerik dari setiap pelaku.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Pria itu sangatlah lihat dalam mengendara. Apa mungkin hari ini aku akan mati ditangannya?"
Ucapnya yang merasa cemas. Laju kendaraan yang tidak fokus ia lakukan bersamaan dengan mobil penjahat itu yang mulai mempersempit posisi mobil Stella
Adanya tembok penghalang yang mempersulit Stella untuk menghindar dari penjahat tersebut. Ia terus berusaha keras menghindar dari kejaran mobil hitam yang terus saja mengejarnya Stella yang hampir berhasil menyelip terlepas dari kejaran penjahat tersebut.
Siapa sangka hantaman keras ia dapatkan setelah adanya truk yang seketika datang dari arah berlawanan, menghantam mobil Stella hingga kehilangan keseimbangan saling adu banteng terhadap tiga mobil dihadapannya, terpojok lantaran pinggiran pembatasan sudahlah laut yang luas.
"Apa yang harus aku lakukan aku tidak mau mati sekarang aku tidak mau!"
Satu ucapan yang barusan Stella ucapkan, belum selesai ia mengatakan kata-kata barusan hantaman keras ia dapatkan setelah adanya mobil hitam tadi yang menghantam mobilnya dari arah kanan yang mengakibatkan mobil yang ditumpangi mengalami guncangan hebat, Stella yang lupa memakai sabuk pengaman tubuhnya seketika terpental keluar, berhasil berpegangan pada sesuatu yang mengakibatkan dirinya pun bergelantungan dan hanya mengandalkan kekuatan akan tangan mungilnya sebagai kekuatan akan tubuhnya.
Tolong ....
Suara rintihan sakit yang Stella rasakan bersama dengan tangan mungilnya yang serasa tak tahan lagi untuk mempertahankan pegangan yang amat menyakitkan pada tangannya.
Dar ...
Dar ...
Suara tembakan terdengar sangat menggelegar, Stella yang terkejut akan suara tembakan itu, dirinya yang ikut reflek seketika melepaskan genggaman erat tangannya. Tubuhnya yang tidak ada menyangga seketika mulai terjun dari atas laut sekejab seseorang datang dan langsung meraih tangan Stella yang mulai tidak ada keseimbangan.
Seseorang dengan sigap dan spontan dirinya membantu wanita itu untuk naik keatas dibantu dengan dua rekannya. Sadar siapa yang barusan menolongnya, Stella langsung memeluknya dengan erat.
"Kamu jangan takut ada aku disini! Ada aku!"ucapnya sembari mencoba menenangkannya.
"Apa kamu baik-baik saja? Kamu tidak terluka kan?"ucapnya dengan memegang pipi mungilnya.
"Syukurlah kamu datang tepat waktu terima kasih! Terima kasih!"
Satu ucapan yang berhasil Stella ucapkan. Kedua matanya yang tiba-tiba terpejam membuat Alex yang melihat terbelalak kaget, cemas setengah mati seketika menyerangnya. Menepuk kedua pipi manisnya tak mampu menyadarkan akan kekasih hati jatuh pingsan dalam pelukannya.
"Sayang bangun! Bangun! Kamu jangan bikin aku cemas sayang bangun!"
"Tuan harus segera membawanya kerumah sakit, biar kita berdua yang urus laki-laki ini pergilah!"
Pergi dari pandangan kedua rekannya, Alex sigap langsung membopong tubuh Stella dan langsung memasukannya kedalam mobil. Tidak membutuhkan waktu lama, mereka akhirnya sampai di-rumah sakit.
"Gimana Dok apa dia baik-baik saja? Tidak ada luka yang serius yang dialami kekasih saya ini kan?"
"Anda tenang saja dia baik-baik saja, tidak ada luka yang serius yang dialami olehnya, dia hanya syok nanti juga akan siuman jadi mari saya tingal dulu!"
"Baik Dok sekali lagi terima kasih! Terima kasih.
"Iya sama-sama mari saya tinggal dulu!"
"Baik Dok.
Memandang wanita cantik yang masih terbaring lemas, pria itu membelai wajah kekasihnya berharap seseorang yang sangat ia cintai sadar dari kondisinya ini. Dan baru juga ia mengatakan sesuatu, jari tengah sang kekasih terlihat bergerak tak lama kedua matanya mulai terbuka, melihat sang kekasih siaga menemaninya tangannya mulai menggenggam tangan pria tamban tersebut.
"Sayang kamu sudah sadar mana yang sakit?"tanya si pria yang terlihat cemas, sembari tangan si pria yang membelai wajah cantiknya.
"Kadang aku berfikir jika kamu tadi tidak segera datang menyelamatkan aku, aku tidak tau apa yang akan terjadi. Aku mungkin saat ini sudah tidak akan ada dihadapan kamu. Aku mungkin sudah akan mati ditengah dinginnya lautan itu, aku takut! Aku takut jika suatu saat nanti aku akan mati ditangan mereka aku takut!"
"Kamu janganlah cemas ada aku disini. Selama ada aku, aku pastikan tidak akan ada seseorang yang akan berhasil menyakiti kamu aku janji! Maafkan aku jika kali ini aku hampir gagal menyelematkan kamu maafkan aku!
"Kamu tidak perlu menyesal, ini semua bukanlah salah kamu, kamu jangan seperti ini usap air mata kamu!''
BERSAMBUNG.
Seseorang sedang bercanda ria bersama sahabat karib. Menikmati suasana sembari meneguk minuman membuat suasana ini nampak sangatlah mendukung.
Amanda Arabella Putri, Gadis berusia 22 tahun, berparas cantik berambut panjang kulit putih yang berpenampilan sederhana namun kecantikan yang dimilikinya tidak bisa diragukan lagi. Mampu mendapat gelar sempurna lantaran semua yang dimiliknya sama sekali tidak ada kelebihannya.
"Aku rasa aku tidak akan mungkin percaya dengan cerita khayalan kamu, aku tahu kamu terlalu terobsesi membawa banyak cerita novel mau pun komik makanya otak kamu ikut tercemar seperti ini?"
" Arabella sayang aku sungguh-sungguh tidaklah bohong. Apa yang aku ceritakan dan jelaskan sama kamu sungguh-sungguh nyata biar pun ini hanya ada disebuah cerita hanyalan, tapi mitos ini sudah banyak yang bicarakan dari mulut ke mulut jadi itulah yang membuatku percaya kalau cerita ini sungguhlah ada. Bayangkan jika suatu saat nanti kamu ditakdirkan untuk bertemu dengan seseorang yang sangat mirip dengan wajah cantik kamu ini apa yang akan kamu lakukan dan kamu rasakan apa kamu akan bahagia? Ataukah malah sebaliknya kamu akan menderita?"tanya Serra yang tak lain ialah teman Arabella.
"Sama yang aku katakan tadi aku sama sekali tidak percaya dengan cerita yang barusan kamu jelaskan tadi. Dan satu lagi pertemuan identik dengan seseorang yang sangat mirip dengan kita tidak akan pernah merubah takdir apalagi jika takdir sial salah satu dari kita akan tejadi jadi semua itu omong kosong! Iya hanyalah omong kosong! Sudahlah jangan bahas soal itu lagi kesel tau!"
"Baiklah kamu memang sulit bagimu untuk percayai padaku, habis ini kamu apa ada urusan lain, kamu ingin pulang bersamaku?"
"Aku masih ada tugas lain yang harus aku kerjakan, jadi jika kamu ingin pulang pulanglah lebih dulu aku akan pulang nanti jadi tenanglah!"
"Kamu serius tidak ingin pulang bareng aku, jika nanti pria bertopi hitam akan membuntuti kamu lagi gimana?"
"Pria bertopi itu mungkin hanya salah orang aku baik-baik saja, aku juga bisa kok jaga diriku sendiri jadi tenang-lah jangan khawatir!"
"Baiklah kalau kamu tidak ingin pulang bareng aku, tapi ingat jaga kondisi dan waspada cepat minta bantuan padaku jika kamu ada apa-apa oke!"
"Iya ... Iya aku akan meminta bantuan pada kamu nanti sudah pulanglah!"
"Baiklah berhati-hatilah!"
"Baiklah.
"Black flower two twins apa mungkin aku harus percaya dengan cerita karangan itu? Tidak lagi!"
"Aku harus mencari pekerjaan baru setelah mendapatkan pecatan dari sana. Tidak seharusnya aku mengharapkannya kembali!"
Berjalan menelusuri anak jalan. Panas yang terik membuatnya lelah, kehausan yang amat ia tahan lantaran sedari tadi ia menelusuri jalan ini tak ada satupun dari tempat yang ia datangi tak menunjukkan sedang membutuhkannya. Langkahnya semakin susah, tapi dengan berusaha keras ia mencoba bertahan melihat sekelilingnya ia mendapati satu pria yang sedang memperhatikannya.
"Pria bertopi hitam itu terus saja memperhatikanku? Tapi aku perhatikan dia tidak seperti pria yang kemaren siapkah dia?"
Pria bertopi hitam itu terus saja sedang memperhatikannya. Dari tatapan yang ditunjukkan tatapan tajam yang henti-hentinya ia tunjukkan, Arabella yang melihatnya ia nampak tak tenang dan terus saja diselimuti rasa takutnya.
"Siapa pria itu sebenarnya kenapa dia terus saja memberikan tatapan tajam seperti itu? Apa semua ini ada kaitannya dengan pria bertopi hitam yang sama seperti kemaren?"
Tak ingin celaka lantaran hanya berdiam diri dipandang sinis oleh seseorang itu. Arabella dengan lari langkah seribu ia mencoba menghindar dari pria bertopi itu yang terus saja mengejarnya. Bagaikan kesetanan dirinya tidak tau arah yang terus saja berlari hingga pada batas pembelokan.
Larinya yang sangat kencang hingga membuat dirinya tak sengaja membuat seseorang jatuh akibat tabrakan tadi terduga tadi. kedua pandangannya yang saling bersahutan satu sama lain, menatap satu arah yang sama Arabella mau pun Stella Ananta gadis berumur 22 tahun berwajah cantik lan manis itu sama sekali tidak pernah mempercayai jika Pertemuan dengan seseorang kali ini akan mampu membuat pandangan keduanya nampak terkejut tidak percaya satu sama lain.
Bagaimana tidak terkejut bertatapan dengan seseorang yang jelas memiliki wajah yang sangat sama percis tapi Keduanya tidak pernah bertemu mau pun memiliki hubungan darah layaknya saudara kandung pada umumnya.
"Tidak! Aku rasa apa yang aku lihat sungguh-sungguh tidaklah benar kamu ... kamu bagaimana bisa wajah kita bisa kembar seperti ini?"tanya Arabella nampak Stella yang diselimuti rasa takutnya ia terlebih dulu pergi menghindarinya.
"Aku harus pergi!"ucapnya yang merasa gugup sama seperti Arabella dirinya dibuntuti oleh seseorang yang membuat keduanya sama-sama dalam bahaya Arabella yang belum sempat pergi menghindari Stella yang sama sama bingung dengan apa yang barusan ia lihat
Setelah perginya Stella, Arabella yang belum sempat pergi, selangkah Arabella melangkahkan kakinya untuk melanjutkan niatnya . Akan tetapi belum juga ia sampai ditempat yang ingin ia tuju, ia sudah dibuat terkejut dengan hadirnya mobil hitam yang tiba-tiba menghadang dihadapannya.
Beberapa orang mengenakan topeng wajah itu pun seketika keluar dari dalam mobil itu. Dengan rasa kepanikan yang seketika menyerangnya, ia berusaha akan berteriak.
Akan tetapi belum juga ia mampu berteriak sekeras mungkin, salah seorang dari mereka menyemprotkan cairan bius tepat diwajahnya yang seketika membuatnya jatuh pingsan tak sadarkan diri.
Berhasil menjalankan misi yang diinginkan, seseorang itu membopong tubuh Arabella, memasukannya kedalam mobil hitam yang telah mereka kendarai.
Sedangkan Stella sendiri yang sudah berada dalam mobil yang lain, dirinya terlihat terkejut mengingat akan pertemuan pada wanita yang sangat mirip dengannya nyatanya tidak semudah itu untuk membuatnya percaya.
"Aku harap apa yang aku lihat hanyalah sebuah halusinasi-ku saja? Apa yang aku lihat tidaklah mungkin jika aku memiliki kembar identik? Iya pasti tadi hanyalah halusinasi-ku iya hanya halusinasi-ku!"
Menyalakan mesin pada mobilnya, Stella yang mulai menjalankan kendaraannya pandangannya dikejutkan dengan pandangannya akan wanita tadi yang terlihat tidak sadarkan diri didalam mobil hitam tersebut, dengan didampingi pria bertopi yang juga membuntutinya sekejap ia sadar akan bahaya apa yang akan terjadi pada wanita yang sangat mirip dengannya.
"Tidak! Wanita itu dalam bahaya?"batinnya yang merasa kacau.
"Ada dimana aku ini?" Dirinya yang sadar, ia dikejutkan dengan kedua tangan dan kakinya yang terikat dengan erat, dengan mulutku yang terikat lakban membuatnya susah untuk melakukan pemberontakan atau pun melarikan diri dari seseorang itu.
"Siapa seseorang yang sebenarnya ingin berbuat jahat padaku siapa?"
"Melihat supir nampak fokus pada laju kendaraannya dering ponsel tiba tiba berbunyi yang akhirnya supir itu pun langsung mengangkatnya
"Gimana apa kamu sudah berhasil menculiknya?"
"Tenang bos, bos tingal menunggu langkah selanjutnya maka seseorang ini akan lenyap! Bos hanya butuh menunggu waktu!"
"Baguslah lakukan dengan sempurna dan ingat jangan sampai kamu meninggalkan jejak setelah melenyapkannya. Sebisa mungkin bersihkan barang bukti dan segera pergi dari negara ini paham!"
"Paham bos, setelah kita melenyapkannya aku akan pergi jauh!"
"Baguslah!"
BERSAMBUNG.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!