Memberikan pelukan erat pada sang gadis cantik yang sudah ada depannya, keduanya nampak berselimut kebahagiaan tak lama dering ponsel tiba-tiba berbunyi dan sesaat itu juga pandangan Alex fokus pada bunyi tersebut, segera dirinya langsung mengangkatnya.
"Aku mengangkat telefon dari Rico dulu?"
"Baiklah sayang angkatlah!"pinta Stella
"Iya Rico ada apa?"
"Tuan ada hal penting yang tidak bisa saya ucapan lewat telfon, bisakah tuan segera datang ke Markas, kita sudah mendapatkan anak buah Baron!"
"Baiklah aku akan segera terjun ke markas tunggulah!"
"Baiklah Tuan!"
"Sayang ada apa? Apa Rico memberikan kabar buruk?"
"Iya sayang, Rico sudah berhasil menangkap anak buah utusan Baron, aku harus segera pergi menyelesaikan masalah ini jadi kamu apa tidak keberatan jika pulang sendiri? Orang yang ingin aku temui sudah menunggu sejak sedari tadi jadi gimana kamu keberatan atau tidak?"
"Aku tidak apa-apa, kamu juga ada masalah lain lagi yang harus kamu selesaikan jadi pergilah aku juga akan pulang! Tapi soal tawanan kalian apa kalian akan membunuhnya dengan keji seperti sebelumnya? Sudah berapa tahun lamanya kamu menekuni profesi ini apa kamu sungguh-sungguh tidak ada niatan untuk mengakhiri semuanya termasuk keluar dari dunia psikopat kamu?"
"Selama aku belum menemukan siapa saja orang-orang yang bersangkutan dalam kematian orang tuaku. Aku tidak akan pernah keluar dari dunia ku ini, tapi demi kamu Dan jika kita sudah menikah aku janji aku bakal keluar dari dunia yang kejam ini aku janji!"
"Kamu serius sungguh akan melakukannya?"
"Iya aku sungguh-sungguh akan melakukannya aku janji. Kamu sungguh-sungguh tidak masalah jika pulang sendirian takutnya orang yang membuntuti kamu akan terus mengejar mu?"
"Kamu tenang saja aku baik-baik saja kok. Aku juga bisa jaga diriku sendiri, belum lagi melakukan penyamaran dan menganti mobil aku aku gunakan aku pastikan mereka akan kesusahan untuk melacak ku!"
"Baiklah aku jika kamu sudah merasa yakin. Aku akan mengantarkan kamu ke mobil berhati-hatilah kabari aku kalau ada sesuatu yang merasa jangan?"
"Iya nanti aku akan kabarin kamu!"
Berjalan dengan langkah bahagia yang terpancar dari raut wajahnya. Stella Yang kemudian memasuki mobilnya, dirinya mulai menjalankan laju kendaraannya tapi belum juga ia merasakan kebahagiaan sepenuhnya.
Pandangannya melirik kearah spion mobil depan, melihat ada mobil hitam yang sedari tadi telah membuntutinya, sadar dirinya dalam bahaya lantas ia mulai menjalankan misi selanjutnya.
"Orang itu? Sampai kapan dia ingin menganggu hidupku seperti ini? Apa dia pikir dengan mengancam dan terus meneror PT. ANTARIKSA GRUP akan jatuh ketangan lampir itu? Tidak! Aku tidak akan pernah membiarkannya jadi lihat siapa yang akan menang!"
Menjalankan laju kendaraannya dengan kecepatan cukup tinggi. Berusaha ia menghindari setiap kejaran dan taktik dari pria bertopi hitam itu, mobil itu terus saja mengejarnya hingga tidak dapat cela baginya untuk menantang gerak-gerik dari setiap pelaku.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Pria itu sangatlah lihat dalam mengendara. Apa mungkin hari ini aku akan mati ditangannya?"
Ucapnya yang merasa cemas. Laju kendaraan yang tidak fokus ia lakukan bersamaan dengan mobil penjahat itu yang mulai mempersempit posisi mobil Stella
Adanya tembok penghalang yang mempersulit Stella untuk menghindar dari penjahat tersebut. Ia terus berusaha keras menghindar dari kejaran mobil hitam yang terus saja mengejarnya Stella yang hampir berhasil menyelip terlepas dari kejaran penjahat tersebut.
Siapa sangka hantaman keras ia dapatkan setelah adanya truk yang seketika datang dari arah berlawanan, menghantam mobil Stella hingga kehilangan keseimbangan saling adu banteng terhadap tiga mobil dihadapannya, terpojok lantaran pinggiran pembatasan sudahlah laut yang luas.
"Apa yang harus aku lakukan aku tidak mau mati sekarang aku tidak mau!"
Satu ucapan yang barusan Stella ucapkan, belum selesai ia mengatakan kata-kata barusan hantaman keras ia dapatkan setelah adanya mobil hitam tadi yang menghantam mobilnya dari arah kanan yang mengakibatkan mobil yang ditumpangi mengalami guncangan hebat, Stella yang lupa memakai sabuk pengaman tubuhnya seketika terpental keluar, berhasil berpegangan pada sesuatu yang mengakibatkan dirinya pun bergelantungan dan hanya mengandalkan kekuatan akan tangan mungilnya sebagai kekuatan akan tubuhnya.
Tolong ....
Suara rintihan sakit yang Stella rasakan bersama dengan tangan mungilnya yang serasa tak tahan lagi untuk mempertahankan pegangan yang amat menyakitkan pada tangannya.
Dar ...
Dar ...
Suara tembakan terdengar sangat menggelegar, Stella yang terkejut akan suara tembakan itu, dirinya yang ikut reflek seketika melepaskan genggaman erat tangannya. Tubuhnya yang tidak ada menyangga seketika mulai terjun dari atas laut sekejab seseorang datang dan langsung meraih tangan Stella yang mulai tidak ada keseimbangan.
Seseorang dengan sigap dan spontan dirinya membantu wanita itu untuk naik keatas dibantu dengan dua rekannya. Sadar siapa yang barusan menolongnya, Stella langsung memeluknya dengan erat.
"Kamu jangan takut ada aku disini! Ada aku!"ucapnya sembari mencoba menenangkannya.
"Apa kamu baik-baik saja? Kamu tidak terluka kan?"ucapnya dengan memegang pipi mungilnya.
"Syukurlah kamu datang tepat waktu terima kasih! Terima kasih!"
Satu ucapan yang berhasil Stella ucapkan. Kedua matanya yang tiba-tiba terpejam membuat Alex yang melihat terbelalak kaget, cemas setengah mati seketika menyerangnya. Menepuk kedua pipi manisnya tak mampu menyadarkan akan kekasih hati jatuh pingsan dalam pelukannya.
"Sayang bangun! Bangun! Kamu jangan bikin aku cemas sayang bangun!"
"Tuan harus segera membawanya kerumah sakit, biar kita berdua yang urus laki-laki ini pergilah!"
Pergi dari pandangan kedua rekannya, Alex sigap langsung membopong tubuh Stella dan langsung memasukannya kedalam mobil. Tidak membutuhkan waktu lama, mereka akhirnya sampai di-rumah sakit.
"Gimana Dok apa dia baik-baik saja? Tidak ada luka yang serius yang dialami kekasih saya ini kan?"
"Anda tenang saja dia baik-baik saja, tidak ada luka yang serius yang dialami olehnya, dia hanya syok nanti juga akan siuman jadi mari saya tingal dulu!"
"Baik Dok sekali lagi terima kasih! Terima kasih.
"Iya sama-sama mari saya tinggal dulu!"
"Baik Dok.
Memandang wanita cantik yang masih terbaring lemas, pria itu membelai wajah kekasihnya berharap seseorang yang sangat ia cintai sadar dari kondisinya ini. Dan baru juga ia mengatakan sesuatu, jari tengah sang kekasih terlihat bergerak tak lama kedua matanya mulai terbuka, melihat sang kekasih siaga menemaninya tangannya mulai menggenggam tangan pria tamban tersebut.
"Sayang kamu sudah sadar mana yang sakit?"tanya si pria yang terlihat cemas, sembari tangan si pria yang membelai wajah cantiknya.
"Kadang aku berfikir jika kamu tadi tidak segera datang menyelamatkan aku, aku tidak tau apa yang akan terjadi. Aku mungkin saat ini sudah tidak akan ada dihadapan kamu. Aku mungkin sudah akan mati ditengah dinginnya lautan itu, aku takut! Aku takut jika suatu saat nanti aku akan mati ditangan mereka aku takut!"
"Kamu janganlah cemas ada aku disini. Selama ada aku, aku pastikan tidak akan ada seseorang yang akan berhasil menyakiti kamu aku janji! Maafkan aku jika kali ini aku hampir gagal menyelematkan kamu maafkan aku!
"Kamu tidak perlu menyesal, ini semua bukanlah salah kamu, kamu jangan seperti ini usap air mata kamu!''
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments