Terbangun diatas brangkar rumah sakit, sesosok pria terlihat terduduk diatas kursi sofa dengan dengan pandangannya yang tertuju pada buku majalah yang dibacanya. Beralih seorang pria itu mendekatimu setelah tau seseorang yang sedang ditunggunya sejak sedari tadi telah terbangun tersadar dari kondisinya.
"Siapa anda?"ucapan wanita itu ketika pria tampan disampingnya mulai mendekatinya.
"Kamu tunanganku apa kamu lupa!"tegas si pria dengan tatapan tajamnya.
"Bagaimana mungkin aku pernah bertunangan atau pun memiliki seorang kekasih, bahkan mengenal anda saya sangat yakin kita tidak pernah bertemu, ini pertama kalinya kita berjumpa jadi kenapa dengan mudahnya anda bilang tunanganku?"
"Apa aku harus menjelaskan secara detail siapa anda? Apa mungkin setelah kejadian kecelakaan yang kamu alami, kamu jadi semudah ini melupakan aku? Ataukah kamu mengalami amnesia yang akhirnya ingatan kamu jadi seperti ini?"tegasnya secara mengancam.
"Aku sudah bilang aku tidak mengenal anda kenapa anda terus memojokkan!"
"Terus kalau anda bukan tunanganku anda siapa? Anda Stella kan?
"Anda salah aku itu Arabella bukan Stella jadi yang anda maksud tunangan anda itu Stella bukan aku kenapa anda terus saja memojokkan ku?"
"Anda salah! Anda itu Stella bukan Arabella, Arabella sudah m*ti anda paham!"
"Gila! Anda salah! Aku ini jelas-jelas Arabella aku ini sungguh-sungguh Arabella kenapa anda susah sekali percaya padaku dan terus saja menggertak ku?"
Saling adu mulut antar keduanya. Arabella yang tak sengaja melirik kearah kirinya, ia tak sengaja melihat gelang bertuliskan nama yang jelas-jelas nama itu bukan nama aslinya akan tetapi nama Stella Ananta lah yang terpampang jelas disana. Wajah terkejut tidak bisa ia hindari lagi, linglung dan lamunannya sekejap menyertai dirinya.
"Anda lihat! Anda adalah Stella jadi sekarang apa anda masih ingin menyengkal-nya lagi?"
"Anda salah aku bukanlah Stella kenapa anda terus memojokkan ku anda salah!"
"Diam! Apa setelah kematian tunanganku yang mengorbankan dirinya hanya untuk wanita seperti mu! Apa kamu tidak ingin balas budi padanya? Jika dalam kecelakaan itu kamu dengan nama asli Arabella masih hidup terus siapa seseorang yang meninggal dalam kejadian itu? Dan mungkin sekarang kamu tau kan arti dalam pertanyaan ku ini? Kamu masih hidup sedangkan tunanganku meningal secara mengerikan, impiannya selama ini hancur dan itu semua karena kamu! Bahkan kalau bukan karena kornea mata ini kamu mungkin tidak akan bisa melihat lagi jadi apa kamu masih ingin membangkang ! Ataukah anda ingin m*ti ditangan-ku setelah tanpa sengaja kamu telah membunuhnya! Jaga dia dan ingat jangan sampai lolos paham!"
"Paham tuan!"balas Rico segera Alex pun meninggalkan ruangan ini.
"Tidak! Ini semua bukan salahku, ini tidak mungkin kenapa semuanya jadi hancur seperti ini kenapa?'
"Apa yang sudah terjadi tidak seharusnya anda sekali, apa yang terjadi inilah yang terjadi saat ini jadi aku pertegaskan ke anda jangan pernah membangkang atau pun berani bertindak ceroboh pada seseorang yang anda hadapi sekarang, karena pastinya anda ayang sangat menyesal seumur hidup paham!"
"Kenapa harus aku yang menyesal, semua ini bukan salahku! Kecelakaan itu terjadi akan kehendak Tuhan Bahkan pertemuan ku dengan Stella juga baru pertama kalian apa pantaskah aku yang disalahkan dalam masalah ini!"gumamnya yang hanya bisa meratapi nasibnya.
"Rupanya anda cukup membangkang dan tidak mau mendengarkan siapa kita! Tuan Alex sangat kejam jika anda tau seperti apa sifat aslinya ini, anda akan sangat menyesal, jadi jika anda sungguh-sungguh tidak mau menyesal turuti semua kemauannya paham!"
"Tidak! Semua ini bukan salahku! Bukan aku orang yang telah membunuhnya bukan aku! Kornea mata ini? Kenapa kita harus mengalami kecelakaan tragis seperti ini, kenapa aku harus menerima kornea mata darimu jika kehidupan kita akan tertukar seperti ini kenapa?"
Mengingat akan bayang-bayang ucapan terakhir yang dilontarkan Stella pada pertemuan waktu itu, Setipa detik pikirannya selalu berjalan akan apa yang akan terjadi pada dirinya selanjutnya.
"Semua ini tidak akan mungkin terjadi kalau bukan karena orang jahat itu! Dia berniat ingin membunuhnya dan sekarang impiannya telah berhasil Perusahaan yang dimaksudkan Stella pasti akan jatuh ketangan wanita licik itu sedangkan Stella dia pasti tidak akan bisa tenang jika kekacauan ini tidak terbongkar siapa dalang utamanya.
Jika aku mengalah pergi tanpa mencari tau siapa pembunuhnya kasihan Stella. apalagi dengan adanya kornea mata ini dia sudah sepenuhnya memberikan segalanya untukku aku harus membalas kebaikan untuknya iya aku harus membantunya tapi apa mungkin aku bisa menangung semuanya nanti? Tidak Arabella kamu tidak boleh menyerah sebelum terlambat kamu tidak boleh!"
Seorang pria duduk meratapi nasibnya bersanding dengan batu nisan bertuliskan Stella Ananta sekejab hatinya serasa hancur tidak tersisa. Janji yang dulunya pernah dia ucapkan, kini janji itu hanya bersifat angin datang dan pergi dengan mudah tanpa tersisa.
Menggenggam dengan erat gundukan tanah merah yang masih baru, bersamaan banyaknya bunga yang menyelimuti pemakaman itu, ingin sekali air mata itu jatuh tapi entah kenapa tidak semudah itu air mata itu menjatuhi kedua sudut matanya.
"Kenapa Tuhan? Kenapa satu persatu orang yang aku sayangi kau ambil dengan mudahnya? Dulu Mama dan Papa orang yang sangat aku sayangi tapi kenapa kau mengambilnya dengan mudahnya. Dan sekarang Wanita yang sangat aku cintai bahkan hanya dia keluarga yang aku miliki tapi kenapa? Kenapa lagi-lagi kamu merebutnya dariku kenapa?"
Mengingat bayang-bayang tragedi belasan tahun yang lalu, tangannya seketika mengepal erat.
FLASHBACK
Malam yang sunyi tak terdengar akan suara berisik yang akan menganggu tidur dari pemilik kediaman rumah yang terbilang sangat besar yaitu kediaman keluarga Alex.
Awalnya suasana terlihat biasanya saja akan tetapi tak lama kemudian datanglah langkah kaki seseorang yang perlahan-lahan mulai mendekati Rumah besar ini.
Terlihat dari wajah senyumannya seseorang itu terlihat sedang merencanakan sesuatu. Dengan membawa pisau tajam dan sebuah batang linggis untuk mencongkel pintu yang berada tak jauh dari langkahnya yang tambah semakin mendekati tempat akan tuan dari pemilik rumah besar ini.
Berlalu seseorang itu pelan-pelan ia mulai menghampiri dan Istrinya yang telah terbaring diatas ranjang bermotif biru muda tersebut. Pisau yang berada digenggaman nya ia layangkan keatas dan tinggal selangkah lagi pisau itu akan tertancap pada perut Andreas yang dirinya tak lain adalah Papanya Alex , yang masih dalam keadaan tertidur pulas.
Akan tetapi dengan tepat waktu Andreas yang terbangun dari tidurnya ia langsung mendorong laki-laki itu hinga membuat dirinya jatuh tersungkur.
"Kamu? Apa yang ingin kamu lakukan apa kamu udah gila. Apa kamu sudah gila karena berniat ingin membunuhku dan siapa yang menyuruhmu?"
"Siapa anda? Siapa yang sudah berani menyuruh anda siapa?"
"Jangan mendekat! Jika selangkah aja kamu berani mendekatiku maka pisau tajam inilah yang akan melukai leher Wanita yang kamu cintai ini. Apa kamu mau melihatnya terluka? Tidak kan?"
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments