Jarak Antara Dua Hati
BRAK!
BRAK!
"Hei! Hentikan! Apa yang kamu lakukan?" pekik pria itu memelotot kaget.
Sedangkan seorang perempuan yang kini tengah meluapkan emosinya terus saja memukuli kaca mobil depan pria itu menggunakan tongkat bisbol.
Ia terus berteriak. Sama sekali tak memperdulikan kekasihnya yang beberapa waktu lalu ia pergoki sedang bercumbu di dalam mobil bersama wanita lain.
"Aarghh!!!"
BRAK!!!
"Kalian brengsek!" tongkat bisbol tersebut terus diayunkan, tak peduli pada jeritan ketakutan seorang perempuan yang masih berada di dalam mobil si pria.
"Aaarghhh!"
Wanita itu terus-menerus berteriak, seakan ingin mengungkapkan rasa sakit dan sesaknya melalui tindakannya sekarang.
Matanya sudah basah, menangis tanpa raungan. Tapi air mata itu terus mengalir deras, tak mampu ia sembunyikan.
"Shena! Sudah hentikan!"
"Tidak akan! Sebelum aku menghancurkan kendaraanmu, Sialan!" sambarnya menatap tajam.
Klang!!
Shena menarik tongkat bisbol tersebut, kemudian menghampiri pria yang kini perlahan mundur melindungi dirinya dengan kedua tangan. Takut jika wanita yang sudah ia khianati itu menghantamnya dengan tongkat berbahan besi hingga memecahkan kepalanya.
"Dengar ini baik-baik!" ucap wanita berwajah dingin itu dengan khidmat. "Kamu yang khianatin aku, kamu juga yang udah ninggalin aku. Dan aku benci kamu!"
Setelah berkata demikian, Shena mengayunkan tongkat bisbolnya terakhir kali ke depan body mobil pria itu hingga tak berbentuk.
KLANG!!
BRAK!!
"Oh. Shittt!" Shena mendesaah berat, ia menyesap kopinya yang sudah ia habiskan 2 gelas di sebuah kafe tak jauh dari kantor sahabatnya.
Meski kejadian itu sudah 2 tahun berlalu. Tapi tetap saja Shena kadang teringat kembali ke masa di mana dirinya dikhianati.
Entah apa yang terjadi pada kedua orang itu. Shena tidak tahu. Lantaran setelah kejadian itu, Shena tak lagi bertemu dengan keduanya. Shena juga meninggalkan tempat tinggalnya yang berada di kota B tak lama setelah ibunya meninggal karena bunuh diri.
Shena Morghia, ia lahir dari keluarga yang sangat sederhana. Ayah Shena seorang penjudi juga pecandu minuman keras. Hampir setiap hari Shena harus menyaksikan sehancur apa keluarganya.
Mendiang ibunya Shena sering kali mendapat kekerasan fisik maupun non fisik selama hidupnya. Bahkan setelah sang ayah tiada karena overdosis, masih saja meninggalkan masalah untuk keluarga yang ditinggalkan. Yakni berupa hutang-piutang sang ayah yang sebelumnya sering meminjam untuk kebutuhan berjudinya.
Akibat tekanan yang terus diterimanya, sang ibu akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Shena tak sendiri, ia masih memiliki 2 kakak yang sudah berkeluarga. Mereka masih berada satu rumah dengan Shena dan juga kedua orang tuanya. Entah apa alasannya, padahal harusnya mereka sudah pindah dan memiliki tempat tinggal sendiri.
Shena pikir, kedua saudaranya akan membantu kesulitan sang ibu membayar beban hutang yang ditinggalkan mendiang sang ayah. Namun, berbagai alasan mereka utarakan seperti biaya rumah tangga, kebutuhan sekolah anak dan lain sebagainya.
Mau tak mau akhirnya Shena menghabiskan semua tabungannya yang sudah bertahun-tahun ia kumpulkan. Meski rasanya itu tiada guna sebab sang ibu sudah pergi akibat tak tahan dengan keadaan.
Shena buntu, ia hancur dan frustasi. Beruntung ia mempunyai seorang teman yang membawanya ke luar kota dan menawarkan pekerjaan.
Maka, di sinilah Shena berada. Sejak tadi mendesaah berat, mengetuk-ngetuk meja kafe karena rasanya sudah jenuh menunggu terlalu lama.
"Ishh! Kalau dia datang, kusunnat lagi anunya!" dumel Shena kesal.
"Ughh! Abis dong punyaku."
Pucuk dicinta si badjingan pun tiba. Pria dengan tubuh tinggi serta rambut yang dipotong pendek rapi itu melempar senyum tanpa dosa ke arah Shena.
Ia segera duduk berseberangan dengan wanita yang menatap sinis padanya lantaran menyeruput kopi sang gadis tanpa permisi.
"Zoe Mafarulls!" panggil Shena dengan penuh penekanan. "Dengar! Aku ini bukan pacar kamu, bukan asisten kamu. Lain kali tolong datang tepat waktu dan jangan buang-buang waktu aku," dengus Shena.
"Laura hamil," celetuk Zoe tanpa beban.
"Oh God!" pekik Shena tertahan. Dengan segera ia menutup mulutnya menggunakan kedua tangan.
"Jangan keras-keras! Kamu tuh!" panik Zoe mengingatkan Shena.
Come on, ini tempat umum. Siapa suruh Zoe memberikan kabar tak terduga pada Shena yang bawel. Itu murni kesalahan Zoe.
"Bantu carikan dokter kandungan dong! Laura mau gugurin bayinya. Katanya sih untuk menjaga bentuk tubuhnya, dia 'kan model."
"Mending kamu ngilang aja deh selamanya dari bumi, Zoe! Brengsek banget tahu nggak."
Ayolah, hampir 2 jam Shena menunggu. Jadi pria itu membuat janji temu hanya karena ingin mengumbar dosa yang diperbuatnya? Shena benar-benar tidak habis pikir.
"Jahat banget. Kalau aku ngilang, nanti kamu juga yang sedih. Di mana lagi kamu bisa menemukan sahabat yang tampan, mapan dan pewaris tunggal? Ya nggak?" ujar Zoe menaik turunkan alisnya.
Ah. Itu sangat menyebalkan.
"Terserah kamu deh. Urusin tuh si Laura. Jangan bawa-bawa aku dan aku gak mau ikut campur!" tegas Shena melipat tangannya di dada.
Zoe menurunkan bahunya lemas, seraya mendengus.
"Huh! Sudah kuduga," gumamnya.
"Pusing banget ya jadi playboy badjingan dengan sejuta pesona," katanya lagi menyombongkan kelakuan buruknya.
"Lagipula gak ada ya yang nyuruh kamu jadi badjingan," sahut Shena jengkel.
Entahlah, ada rasa sesak dan nyeri yang merayap ke relung hati Shena. Ia sendiri tidak paham apa yang sebenarnya Zoe cari dalam hidupnya. Sampai kapan pria itu akan hidup tanpa arah seperti ini.
Zoe tidak pernah serius dalam hal apa pun, tidak ingin berkomitmen dan sering bergonta-ganti pacar. Semua karena masa lalu pria itu yang Shena tahu pernah merasakan kesakitan yang teramat dalam. Tapi, mau sampai kapan hidup berantakan tanpa tujuan?
Tiba-tiba ponsel di saku celana Zoe berbunyi. Dengan segera Zoe mengangkatnya. Tertera nama 'Shafira' di sana.
Dan perasaan Shena mulai tidak enak.
"Halo, Fira sayang," kata Zoe seraya mengedipkan sebelah matanya pada sang sahabat. Bermaksud meminta pengertian pada Shena yang sudah menatap tajam padanya.
"Ke apartemen kamu? Oke, aku ke sana sekarang. Tunggu ya, Honey."
Shena terperangah menatap Zoe tak percaya. Ia menggebrak meja kafe meminta perhatian Zoe, tapi pria itu malah menempelkan jari telunjuknya ke bibir.
Kalau sudah seperti ini, Shena pasrah. Ia merapatkan punggungnya ke sandaran kursi. Kalau ada penghargaan pria paling brengsek dan badjingan di dunia ini maka Zoe Mafarulls-lah orangnya.
Zoe melempar senyum terbaiknya pada Shena yang selama ini ia gunakan untuk memikat para perempuan di luaran sana, hingga dengan mudahnya masuk ke perangkap playboy cap kadal itu.
"So sorry, Shena sayang. Aku janji lain kali kita jalan bareng. Tapi, biarkan kali ini sahabatmu yang rupawan ini bersenang-senang dulu, oke?"
Zoe beranjak dari duduknya, menghampiri Shena dan mengecup sayang kepala wanita bermuka masam itu seperti biasa. Kemudian pergi meninggalkan kafe.
Mata Shena mendadak perih, dadanya terasa sesak dan penuh. Dulu, Zoe selalu mengutamakan dirinya dari semua perempuan-perempuan itu. Tapi semenjak Shena mengungkapkan isi hatinya beberapa bulan lalu, sikap Zoe berubah.
Shena sadar betul, ini adalah konsekuensinya karena sudah jatuh cinta pada badjingan itu. Zoe seolah tahu bagaimana cara terbaik menghancurkan Shena pada tempatnya.
Shena pikir ia akan baik-baik saja, namun nyatanya kata-kata tak sejalan dengan luka gores di hatinya yang kian hari kian mendalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
ㅤㅤ💖D͜͡ ๓✰͜͡v᭄ㅤ
belum bisa move on ya shena😳
saking dalamnya dia menoreh kan luka di hatimu /Grievance/
2024-03-13
1
ㅤㅤ💖D͜͡ ๓✰͜͡v᭄ㅤ
cari cowok yg lebih keren dan ter ter sagalanya /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-03-13
0
ㅤㅤ💖D͜͡ ๓✰͜͡v᭄ㅤ
mainstream ini/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
makanya jangan nyepelein wanita klo lagi cemburu 🤣🤣🤣🤣
2024-03-13
1