Bab 02 - Alasan!

Sudah sejak lama Shena menempati apartemennya yang masih ia cicil. Shena mencoba mandiri berpisah dari keluarganya, sebab rumah yang dulu ia tinggali sedari kecil itu sudah semakin banyak penghuninya. Dan Shena tidak suka kebisingan.

Shena yang bekerja sebagai penerjemah novel Korea-Indonesia itu memerlukan ketenangan dan kedamaian setiap waktunya.

Sedangkan di rumah orang tuanya, semakin ramai dengan adanya 2 keluarga. Davina, kakak pertamanya tinggal di sana berikut suami, dan juga kedua anaknya yang masih kecil-kecil. Ditambah lagi Natteo, kakak laki-lakinya yang juga sudah berumah tangga, dan sekarang istrinya tengah hamil anak ketiga.

Memang Shena rasa ini adalah keputusan yang tepat, hidup sendiri menikmati detik demi detik keheningan setiap waktunya.

"Hem, iyaaa. Aku baik-baik aja. Udah makan juga, kakak jangan khawatir," ucap Shena pada seseorang melalui panggilan telepon.

Shena terus mengangguk-anggukkan kepalanya, menjawab setengah bergumam. Ia memegang ponselnya dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya menuangkan gula pasir ke gelas yang sudah mengepulkan asap. Ia tengah membuat teh manis hangat untuk dirinya sendiri.

"Kulkasku penuh, uang bulananku masih cukup. Jadi, kakak gak perlu takut aku akan terkapar tak berdaya, miris sendirian tinggal tulang-belulang," ceplos Shena asal.

Ya, begitulah Shena si mulut bocor. Sesekali ia akan menjauhkan ponselnya, menghindari dengungan di telinganya mendengar ocehan panjang kali lebar kali tinggi dari kakak perempuannya.

"Iyaaa, aku paham, Kak," kata Shena bermaksud menghindar dari obrolan yang berlanjut tanpa henti.

Shena segera mematikan sambungan telepon, bahkan sebelum kakaknya selesai berbicara. Lalu ia mengatur ponselnya ke mode pesawat, guna mengembalikan kesenyapan yang selalu ia gemari.

Berjalan perlahan menuju kamar tidurnya, Shena berhenti sejenak menyeruput tehnya yang masih panas. Namun sejurus kemudian ia begitu terkejut melihat sepatu dan kaus kaki yang berceceran di lantai ruang tamu apartemennya, juga seorang pria paling menyebalkan yang kini duduk di sofa menjulurkan kakinya ke atas meja.

"Yak! Ige mwoya? Neo michyosseo? Jinjja!!!" pekik Shena dengan accent koreanya yang khas. Gadis itu memejamkan matanya menahan kekesalan akibat ulah sang sahabat. Ya, lagi-lagi Zoe. Pria itu seolah tak ada bosannya menguji kesabaran sahabat karibnya.

Zoe segera memperbaiki duduknya, dengan wajah sok polos dan kebingungan mendengar ocehan sambutan dari Shena.

"Apa sih? Ninja, ninja, aku masih manusia biasa, Shena sayang. Belum jadi ninja tuh," ucap Zoe yang terdengar semakin menyebalkan di telinga Shena.

Shena mendengus, ia meletakkan teh manis hangatnya ke atas meja dengan kasar.

Takkk!

"Maksudkuuu ini apa, ha?? Apa kamu udah gila? Kamu mengacaukan apartemenku, Zoe!" omel Shena sembari mengangkat salah satu sepatu milik Zoe, kemudian melemparnya dengan kasar ke arah pintu di ujung sana.

"Ih! Mahal itu, Na. Main lempar-lempar aja," balas Zoe tak mau kalah.

"Kamu!"

Shena sudah mengambil bantal sofa miliknya bermaksud memukul Zoe dengan benda tersebut, namun terhenti lantaran Zoe seketika mengangkat kantung plastik yang ia bawa sejak tadi.

"Aku bawa martabak telur spesial kesukaan kamu, dari langganan kita yang biasa lho." Terang Zoe seraya menampilkan senyum paling menawannya.

Namun nyatanya Shena tak terpengaruh, ia tetap menghajar sahabatnya itu tanpa ampun.

"Dasar cowok kardus! Menyebalkan!"

"Aakk! Ampun, Na. kasar banget sih. Ini tuh termasuk kekerasan dalam persahabatan tahu enggak." Keluh Zoe pada Shena, namun pada akhirnya ia pasrah menerima amukan dari sahabatnya itu.

...*...

...*...

Kebersamaan, kesetiaan, dan persahabatan. Tiga kata itu terus-menerus memenuhi isi pikiran Shena. Seolah ia sedang berusaha memikirkan bagaimana caranya menyelipkan kata 'cinta' di antara ketiganya. Atau kata mana yang bisa ia hilangkan.

Sedari tadi Shena mencuri pandang pada Zoe yang kini tengah sibuk berkaca di ponselnya seraya bergumam.

"Untung cuma bantal sofa, coba kalau kamu mukulnya pake balok kayu, bisa gawat 'kan wajah tampanku, Na," keluh Zoe yang masih terus memperhatikan wajahnya, memastikan agar salah satu aset kebanggaannya itu aman, tak tergores sedikit pun.

Shena cuek saja, ia tak menanggapi ucapan narsis Zoe di atas meja makan apartemennya. Shena tetap fokus memakan martabak telor spesial kesukaannya sembari menatap ponsel memeriksa jurnal mengenai hal yang berkaitan dengan linguistik bahasa korea.

"Na, kok kamu diem aja sih, masih marah kah sama aku?" tanya Zoe dengan tampang menyebalkannya. "Maaf deh, aku kan gak sengaja," katanya lagi berpura-pura menyesali perbuatannya.

"Menurutmu???" tanya Shena menatap dingin pada sahabatnya. "Kamu udah buat aku nunggu lama di kafe, terus ninggalin aku gitu aja tanpa rasa bersalah sedikitpun. Kamu pikir aku apa? Brengsek tahu enggak."

"Ya elah, Na. Aku pikir kamu udah lupain kejadian tadi. Iya oke aku minta maaf. Kamu marah-marah terus aku takut tau, Na. Sensi terus sama aku," sahut Zoe merasa heran pada tingkah Shena.

"Gak cukup sampai di situ. Kamu juga tiba-tiba datang ke sini dan ngeberantakin ruang tamuku. Kamu juga ngeledekin bahasa koreaku. Kamu ngeremehin kerjaan aku, Zoe?" balas Shena mengeluarkan emosinya.

"Aku bercanda, Shena sayaaang. Ngomel terus ih. Lagian ya, kayaknya dari dulu selera humor kita juga selalu sama ah, sekarang kenapa jadi begini. Kamu kasar terus sama aku."

"Karena dulu aku blo'on," cetus Shena blak-blakan.

"Ih. Jadi sekarang kamu ngatain aku blo'on nih. Ya Tuhan, Na. Tega banget."

Shena mengedikkan bahunya acuh. Rasanya ia tak perlu lagi menjawab sesuatu yang sudah jelas.

"Tapi gini-gini kamu juga suka kan," kata Zoe dengan enteng.

Sontak saja Shena menghentikan kunyahannya. Ia menarik napas dalam-dalam dan menatap ke arah Zoe dengan pandangan yang tidak bersahabat.

Shena benar-benar tak suka dengan perkataan Zoe barusan. Pria itu selalu saja membahas kata 'suka' seakan dijadikan bahan candaan. Apa perasaan Shena dianggap sereceh itu?

Huhh! Dasar badjigan!

Ponsel milik Zoe bergetar, menandakan adanya pesan masuk melalui aplikasi si hijau. Dan pria itu ... tersenyum lebar.

"Oh. Ini Nessa," ucapnya dengan sumringah.

Shena mengerutkan dahinya. Merasa familliar dengan nama wanita yang keluar dari mulut Zoe.

"Nessa? Nessa editor penerbit di tempat kerjaku?" tanya Shena memastikan.

Zoe menganggukkan kepalanya dengan santai. "Iya, minggu lalu pas aku jemput kamu di depan lobi kantor, dia sok kenal gitu sama aku. Terus minta nomor teleponku. Ya udah aku kasih aja," terang Zoe seraya tetap fokus pada layar ponselnya.

Shena menggeleng tak percaya. Zoe tetaplah Zoe. Sepertinya kambing di bedakin pun Zoe akan suka.

Memang benar, beberapa kali Nessa sering kali mendekati meja kerjanya. Wanita itu menanyakan siapa pria yang hampir tiap hari menjemput Shena. Pikir Shena, Nessa tak segencar itu mendekati pria incarannya. Padahal berulang kali Shena mengatakan bahwa Zoe adalah pria playboy yang selalu bergonti-ganti perempuan.

Namun ya, begitulah wanita. Semakin brengsek pria, maka semakin tertantang untuk mendapatkannya. Entah itu sudah menjadi hukum alam, atau memang sudah buta karena paras Zoe yang rupawan.

"Aku rasa nomor teleponmu lebih murah dari pada harga bawang di pasar, Zoe," cetus Shena asal.

"Apa salahnya sih ramah sama cewek. Mulutmu ya, Na. Minta kukaretin," balas Zoe sebal.

Shena meletakkan ponselnya, menatap serius pada sang sahabat.

"Sekarang aku tanya, mau sampai kapan kamu kayak gini? Seminggu ini aja kamu udah sama Utari, Laura, Shafira, Salsa, Riri, Dini, lalu barusan ... Nessa? Besok siapa lagi korbanmu, ha?"

"Ih! Kok gitu sih mgomongnya."

"Apa?" tantang Shena emosi. "Kamu gak bisa begini terus, Zoe. Perempuan bukan objek yang bisa kamu mainkan sesuka kamu," kata Shena dengan wajah dinginnya.

Shena paham, hati kecil Zoe tidak ingin seperti ini. Bahkan di balik keburukan tingkah laku pria itu, terselip luka yang tak mudah terobati. Zoe seolah tak lagi percaya pada yang namanya ketulusan cinta dari seseorang.

"Aku belum bisa berhenti, Shena. Aku belum bisa mencintai satu perempuan dengan segenap perasaanku. Kamu tahu aku masih trauma," ucap Zoe dengan serius.

Shena menarik sudut bibirnya, seraya mendengus pelan. "Huhh, pecundang! Sudah aku bilang, jangan jadikan traumamu sebagai alasan untuk menyakiti hati wanita mana pun. Itu enggak adil."

"Dan itu ... menyakitiku."

Terpopuler

Comments

𓆩𓆪🏠⃟ ᴘᷳᴙᷫᴉᷫᴎᴄᴇ𝐀⃝🥀

𓆩𓆪🏠⃟ ᴘᷳᴙᷫᴉᷫᴎᴄᴇ𝐀⃝🥀

kdps ya Zoe 🤣
kekerasan dalam persahabatan

2023-08-31

0

𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆🏘⃝AⁿᵘBoy🔰🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅

𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆🏘⃝AⁿᵘBoy🔰🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅

sepertinya Zoe pernah dihianati 👀
atau ditinggal? pasti temen nya na

2023-08-30

0

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

enak lah masih ada apartemen lha aku ngontrak 😅😅

2023-08-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 - Trauma
2 Bab 02 - Alasan!
3 Bab 03 - Memaafkan Tanpa Syarat
4 Bab 04 - Aku Tidak Sanggup!
5 Bab 05 - Pengakuan
6 Bab 06 - Ini Tidak Adil
7 Bab 07 - Pertemuan Yang Tidak Diinginkan
8 Bab 08 - Shena Is Shena
9 Bab 09 - Direktur Utama MK Company
10 Bab 10 - Pesona Franda Zylgwen
11 Bab 11 - Ketulusan Hati
12 Bab 12 - Ketertarikan Elios
13 Bab 13 - Kekecewaan
14 Bab 14 - Betu-Betul Jatuh Hati
15 Bab 15 - Semua Akan Baik-Baik Saja
16 Bab 16 - Perbedaan Dua Hati
17 Bab 17 - Di Mana Gadis Itu?
18 Bab 18 - Isi Hati Shena
19 Bab 19 - Pelarian
20 Bab 20 - Saling Menikmati Jarak
21 Bab 21 - Mereka Orang Yang Sama, Atau ...
22 Bab 22 - Dukungan Amelia
23 Bab 23 - Acara Pelelangan
24 Bab 24 - Haruskah?
25 Bab 25 - Friendzone
26 Bab 26 - Berhenti Berharap
27 Bab 27 - Pengaruh Shena
28 Bab 28 - Mulai Berbaikan
29 Bab 29 - Impian
30 Bab 30 - Bukan Waktu Yang Tepat
31 Bab 31 - Sikap Aneh Zoe
32 Bab 32 - Sibuk, atau Tak Berarti
33 Bab 33 - Prasangka
34 Bab 34 - Di batas kesabaran
35 Bab 35 - Cinta Buta
36 Bab 36 - Sepulang Dari Bali
37 Bab 37 - Kesalahan Yang Sama
38 Bab 38 - Ulang Tahun Terburuk
39 Bab 39 - Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga
40 Bab 40 - Pengelakan Zoe
41 Bab 41 - Lepas!!!
42 PENGUMUMAN!
43 Bab 42 - Ada Sesuatu Di Antara Mereka
44 Bab 43 - Khawatir
45 Bab 44 - Aku Kehilangan Kamu
46 Bab 45 - Segala Tentang Kita
47 Bab 46 - Hiburan Di Tengah Kebimbangan
48 Bab 47 - Jangan Sampai Bertemu
49 Bab 48 - Canggung
50 Bab 49 - Tidak Sesuai Harapan
51 Bab 50 - Luruh
52 Bab 51 - Syarat, Atau Siasat
53 Bab 52 - Ragu
54 Bab 53 - Biarkan Aku Mengenangmu
55 Bab 54 - Kehilangan Kendali
56 Bab 55 - Berantakan
57 Bab 56 - Keputusan Shena
58 Bab 57 - Pesta Lajang
59 Bab 58 - Dia Tidak Ada
60 Bab 59 - Melepasmu Pergi
61 Bab 60 - Rumor Yang Semakin Liar
62 Bab 61 - Menjadi Orang Yang Berbeda
63 Bab 62 - Kenangan Bersamamu
64 Bab 63 - Hampir Pindah Alam
65 Bab 64 - Kabar Mengejutkan
66 Bab 65 - Mencari Solusi
67 Bab 66 - Drama Zoe
68 Bab 67 - Nyaris Saja
69 Bab 68 - Kembali Beraktivitas
70 Bab 69 - Sebelum Semuanya Terlambat
71 Bab 70 - Akhirnya, Kamu Pulang Juga
72 Bab 71 - Terasa Asing
73 Bab 72 - Keresahan Hati Zoe
74 Bab 73 - Hari Yang Menyebalkan
75 Bab 74 - Ungkapan Harry
76 Bab 75 - Kesempatan
77 Bab 76 - Terjebak Dalam Situasi Aneh
78 Bab 77 - Franda Yang Malang
79 Bab 78 - Jalan Pintas
80 Bab 79 - Kekacauan
81 Bab 80 - Biar Aku Saja
82 Bab 81 - Zoe dan Harry
83 Bab 82 - Liburan
84 Bab 83 - Liburan 2
85 Bab 84 - I Kiss You
86 Bab 85 - Mirip Siwon Super Junior
87 Bab 86 - Perdebatan Sengit
88 Bab 87 - Luapan Emosi
89 Bab 88 - Seperti Kesurupan Genderuwo
90 Bab 89 - Perkelahian
91 Bab 90 - Kebahagiaan Di Tengah Malam
92 Bab 91 - Kencan Siang Hari
93 Bab 92 - Penyelesaian (END)
94 PROMO NOVEL BARU: Anin's Recurring Dream
95 PROMO NOVEL BARU: Anantara (Tanpa Jarak) Lanjutan JADH
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab 01 - Trauma
2
Bab 02 - Alasan!
3
Bab 03 - Memaafkan Tanpa Syarat
4
Bab 04 - Aku Tidak Sanggup!
5
Bab 05 - Pengakuan
6
Bab 06 - Ini Tidak Adil
7
Bab 07 - Pertemuan Yang Tidak Diinginkan
8
Bab 08 - Shena Is Shena
9
Bab 09 - Direktur Utama MK Company
10
Bab 10 - Pesona Franda Zylgwen
11
Bab 11 - Ketulusan Hati
12
Bab 12 - Ketertarikan Elios
13
Bab 13 - Kekecewaan
14
Bab 14 - Betu-Betul Jatuh Hati
15
Bab 15 - Semua Akan Baik-Baik Saja
16
Bab 16 - Perbedaan Dua Hati
17
Bab 17 - Di Mana Gadis Itu?
18
Bab 18 - Isi Hati Shena
19
Bab 19 - Pelarian
20
Bab 20 - Saling Menikmati Jarak
21
Bab 21 - Mereka Orang Yang Sama, Atau ...
22
Bab 22 - Dukungan Amelia
23
Bab 23 - Acara Pelelangan
24
Bab 24 - Haruskah?
25
Bab 25 - Friendzone
26
Bab 26 - Berhenti Berharap
27
Bab 27 - Pengaruh Shena
28
Bab 28 - Mulai Berbaikan
29
Bab 29 - Impian
30
Bab 30 - Bukan Waktu Yang Tepat
31
Bab 31 - Sikap Aneh Zoe
32
Bab 32 - Sibuk, atau Tak Berarti
33
Bab 33 - Prasangka
34
Bab 34 - Di batas kesabaran
35
Bab 35 - Cinta Buta
36
Bab 36 - Sepulang Dari Bali
37
Bab 37 - Kesalahan Yang Sama
38
Bab 38 - Ulang Tahun Terburuk
39
Bab 39 - Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga
40
Bab 40 - Pengelakan Zoe
41
Bab 41 - Lepas!!!
42
PENGUMUMAN!
43
Bab 42 - Ada Sesuatu Di Antara Mereka
44
Bab 43 - Khawatir
45
Bab 44 - Aku Kehilangan Kamu
46
Bab 45 - Segala Tentang Kita
47
Bab 46 - Hiburan Di Tengah Kebimbangan
48
Bab 47 - Jangan Sampai Bertemu
49
Bab 48 - Canggung
50
Bab 49 - Tidak Sesuai Harapan
51
Bab 50 - Luruh
52
Bab 51 - Syarat, Atau Siasat
53
Bab 52 - Ragu
54
Bab 53 - Biarkan Aku Mengenangmu
55
Bab 54 - Kehilangan Kendali
56
Bab 55 - Berantakan
57
Bab 56 - Keputusan Shena
58
Bab 57 - Pesta Lajang
59
Bab 58 - Dia Tidak Ada
60
Bab 59 - Melepasmu Pergi
61
Bab 60 - Rumor Yang Semakin Liar
62
Bab 61 - Menjadi Orang Yang Berbeda
63
Bab 62 - Kenangan Bersamamu
64
Bab 63 - Hampir Pindah Alam
65
Bab 64 - Kabar Mengejutkan
66
Bab 65 - Mencari Solusi
67
Bab 66 - Drama Zoe
68
Bab 67 - Nyaris Saja
69
Bab 68 - Kembali Beraktivitas
70
Bab 69 - Sebelum Semuanya Terlambat
71
Bab 70 - Akhirnya, Kamu Pulang Juga
72
Bab 71 - Terasa Asing
73
Bab 72 - Keresahan Hati Zoe
74
Bab 73 - Hari Yang Menyebalkan
75
Bab 74 - Ungkapan Harry
76
Bab 75 - Kesempatan
77
Bab 76 - Terjebak Dalam Situasi Aneh
78
Bab 77 - Franda Yang Malang
79
Bab 78 - Jalan Pintas
80
Bab 79 - Kekacauan
81
Bab 80 - Biar Aku Saja
82
Bab 81 - Zoe dan Harry
83
Bab 82 - Liburan
84
Bab 83 - Liburan 2
85
Bab 84 - I Kiss You
86
Bab 85 - Mirip Siwon Super Junior
87
Bab 86 - Perdebatan Sengit
88
Bab 87 - Luapan Emosi
89
Bab 88 - Seperti Kesurupan Genderuwo
90
Bab 89 - Perkelahian
91
Bab 90 - Kebahagiaan Di Tengah Malam
92
Bab 91 - Kencan Siang Hari
93
Bab 92 - Penyelesaian (END)
94
PROMO NOVEL BARU: Anin's Recurring Dream
95
PROMO NOVEL BARU: Anantara (Tanpa Jarak) Lanjutan JADH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!