LOVE FOR AMOR
Alhamdulillah ketemu dengan cerita baru yanktie.
Dari SEDAYU ~ JOGJAKARTA, YANKTIE mengucapkan selamat membaca cerita sederhana ini.
JANGAN LUPA SUBSCRIBE YAAA
Rahdini Mustika Wonoyudo atau yang biasa dipanggil Dini tak menyangka, gadis manisnya hari ini berusia sweet seven teen atau tujuh belas tahun. Amora yang nama lengkapnya AMORA BERNADHETA PELLETIMU dan biasa dipanggil Moya adalah satu-satunya anak perempuan yang dia miliki.
Karena ketiga adiknya semua laki-laki. Arya yang saat ini berusia hampir 12 tahun. Abbhie yang berusia 10 tahun dan si bungsu Aqiel yang berusia hampir 6 tahun.
Di usia 17 tahun Amora sudah kuliah di fakultas kedokteran hewan di UGM.
Diulang tahun gadis kecilnya Prasetyanto Soekarso sang daddy tak bisa memberi kecup hangat seperti biasa, karena sejak kemarin pagi dia harus menghadiri seminar di Singapore.
Hadiah tak terduga datang dari ayah biologis atau ayah kandung Amora, yang mengharap Amora bisa datang ke Jakarta karena sang opa sedang kritis di rumah sakit.
“Mom, tadi ayah bilang opa sakit, apa aku boleh ke Jakarta sendirian bila Mommy atau daddy tak bisa menemaniku pergi?” tanya Moya ragu. Dia tak enak merengek saat mommynya tak bisa mengantarnya.
“Mommy dan daddy juga bingung saat pagi tadi ayahmu telepon Mommy. Daddy baru kemarin berangkat ke Singapore dan jadwal seminarnya lima hari, sedang Mommy tak mungkin pergi mengantarmu karena adik-adikmu sedang ulangan akhir semester.”
“Papa Steve tak bisa mengantarmu karena Dwipa lusa akan di khitan.”
Yang belum kenal dengan papa Steve dan mama Sari baca tulisan Yanktie yang berjudul KESANDUNG CINTA ANAK BAU KENCUR. Dan cerita cinta tentang mommy Dini, Daddy Anto dan ayah Harry ada di novell berjudul CINTA KECILNYA MAZ ya.
Dini bingung. Dia dan Anto belum pernah melepas Amora pergi sendirian. Andai Harry mengabari kemarin, Amora bisa berangkat bareng Anto sampai bandara Jakarta, nanti di Jakarta dia akan minta anak-anak kak Kiran menjemput adiknya.
Atau kalau Harry mengabari saat awal opa sakit, tentu Moya bisa berangkat bareng Leo -adik Harry- dan Risye serta kedua jagoannya. Buat Risye, Amora juga anak perempuannya, karena dia tak punya anak perempuan.
“Tunggu Daddy sempat telepon Mommy ya, jam istirahat Daddy pasti akan mencuri waktu telepon ke kita.” Dini tahu, Anto akan memberi solusi yang baik.
Dini menunggu apa keputusan imamnya. Karena untuk hal seperti ini dia tak berani memutuskan sendiri.
\*\*\*
“Bismillah aja Mom. Gadis kita cukup dewasa. Dia bukan balita yang selalu harus kita dampingi. Daddy yakin ini cara Allah untuk membuat kita mulai belajar melepas dia ke tingkat kedewasaan.”
“Daddy tahu rasa was-was Mommy. Tapi semua orang tua pasti pernah merasakan mengalami tahap ini. Tahap awal melepas langkah kaki anak-anak kita. Bahkan banyak anak lain yang sebelum seusia Moya biasa pergi sendirian kemana pun.”
“Pastikan saja ada yang mengantar ke bandara saat dia berangkat. Dan di bandara Jakarta ada yang menjemputnya. Hanya selama diatas pesawat dia sendirian ‘kan?”
“Daddy akan pantau perkembangan kesehatan opa tiap hari. Nanti Daddy akan jemput Moya pulang ke Jogja bila kondisi opa membaik,” Anto memutuskan melepas anak gadisnya pergi ke Jakarta sendirian untuk pertama kalinya.
“Mbak, kata Daddy kamu boleh pergi sendiri, nanti dari sini akan Mommy antar ke bandara, dan Mommy akan meminta kakak-kakakmu menjemput di bandara Jakarta lalu mengantarmu ke rumah opa ya,” dengan berat hati Dini menyampaikan keputusan suaminya pada Moya.
Dini langsung menghubungi Aldo, anak mbak Kirana -kakak nomor dua Dini- untuk menjemput Amora di bandara, tapi sayang Aldo tidak bisa karena sedang diluar kota.
“Coba minta Farid saja Bund, sepertinya dia bisa,” Aldo memberi saran pada Dini yang dia panggil dengan sebutan bunda untuk menghubungi Farid adiknya.
“Ok, Bund, aku bisa. Suruh Moya telepon aku sebelum berangkat dan juga dia kirim nomor penerbangaan ke aku ya,” dengan senang hati Farid menyanggupi permintaan adik mommynya itu.
Plong sudah. Dini berkeyakinan semua akan berjalan dengan baik tanpa hambatan. Ini adalah pelajaran pertama baginya melepas Dini melakukan perjalanan jauh sendirian.
Kebetulan Amora tak punya alergi atau sakit apa pun yang mengharuskannya membawa obat pribadi, sehingga Dini tak perlu mengingatkan anak gadisnya tentang bekal obat. Kalau baju dan perlengkapan lainnya anaknya biasa mempersiapkan sendiri. Tak perlu dia membantu packing.
“Bisa Steve?” tanya Dini. Walau sudah tidak kerja di kantor bu Gita, Steve masih berhubungan dengan agen perjalanan yang biasa dia gunakan saat masih berkantor di sana. Jadi kalau masalah tiket, Steve biasa pesan di agen perjalanan itu.
“Bisa, nanti sore petugasnya antar tiket ke rumahmu. Sudah aku bayar juga,” jawab Steve.
Penerbangan besok hari Sabtu pagi, sebenarnya awalnya Dini akan nekat mengantar Amora dulu lalu hari Minggu pagi dia kembali ke Jogja. Tapi hari Senin Arya dan Abbhie akan ulangan. Arya bisa dia lepas belajar sendiri, tapi Abbhie tak akan belajar bila tak ada Mommy atau Daddy disebelahnya.
Abbhie memang sejak sekolah seperti itu. Bukan tak pintar, hanya dia terlalu menggampangkan. Memang tanpa belajar nilai Abbhie cukup untuk kenaikan kelas. Tapi bila belajar dengan hanya ditemaninya saja, tanpa perlu dipacu , nilai Abhhie akan meningkat jauh.
“Kamu serius enggak apa-apa? Atau Mommy antar kamu lalu langsung balik lagi dari bandara tanpa perlu ke rumah opa ya? Kalau harus nginap semalam, Abbhie bisa enggak belajar,” masih galau Dini kembali bertanya pada Moya.
“Take it easy Mom. Aku bukan anak kecil. Aku mahasiswi dan diantara teman-temanku, aku adalah segelintir mahasiswi yang belum pernah pergi sendirian tanpa pengawalan. Please izinkan aku belajar. Izinkan aku hidup normal seperti teman-temanku,” pinta Amora.
“Apa selama ini kamu tersiksa dikekang oleh Mommy?” Dini malah merasa bersalah terhadap putrinya.
“No … big No Mom, aku bahagia menjadi anak Mommy dan Daddy. Tak pernah merasa terkekang. Tapi aku harus mulai belajar saja. Bukan ingin memberontak. Kalau Mommy masih merasa harus mengantarku. Fine, aku terima, sekarang kita pesan lagi tiket atas nama Mommy ya,” Amora meredam emosi Dini dengan lembut.
Amora sangat tahu perjuangan Dini mempertahankan dirinya sejak di kandungan. Sedikit demi sedikit memang Dini sering menceritakan latar belakang hidup Amora terkait pertanyaan sang putri tentang sosok Harry. Dan mengapa dia memiliki ayah tapi juga memiliki daddy.
\*\*\*
Dini menguatkan hati, dia dan Arya mengantar Amora ke bandara. Abbhie dan Aqiel tak dia ajak. Kedua jagoan kecil itu dia minta belajar sendiri dan pulang dari bandara Dini akan bertanya tentang apa yang telah mereka pelajari selama Dini tinggal. Sebenarnya hal itu dilakukan agar kedua jagoannya tidak terlalu lelah berlarian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Ai Hodijah
yanktie saya mampir
2023-04-03
1