Dari SEDAYU ~ JOGJAKARTA, YANKTIE mengucapkan selamat membaca cerita sederhana ini.
JANGAN LUPA SUBSCRIBE YAAA
“Gimana kondisi opa sekarang Har?” mbak Kiran menanyakan kondisi pak Peter yang sedang di HCU.
“Yah seperti itu Mbak, sehabis kemarin sempat di operasi, kondisinya sampai saat ini semakin mengkhawatirkan."
"Tadi Leo konsul ke dokternya, mempertimbangkan segala konsekuensi terburuk sampai terbaik,” jelas Harry.
“Eh, mana Leo?” bang Amir menanyakan adik Harry yang sekarang juga tinggal di Jogja.
“Baru aja pulang, karena si bungsu rewel di rumah *enin*nya. Rupanya enggak biasa dengan kakek dan neneknya di sini, jadi si bungsu Peter ( anak Leo yang bungsu memang menggunakan nama Peter seperti nama opanya ), rewel. Risye segera pulang mendengar si kecil rewel.
\*\*\*
Olivia keqi saat mendengar Dava membalas teleponnya dengan datar. Pria yang dulu selalu lembut dan sangat mencintainya. Sekarang menjadi sangat membencinya.
Olivia sangat kesal karena pertunangannya resmi diputus oleh Dava. Dia sedang di Tokyo mengikuti pentas seni antar negara ketika Dava dan kedua orang tuanya datang ke rumahnya untuk membatalkan hubungan pertunangan mereka.
Kedua orang tua Olivia tak bisa mempertahankan hubungan kedua belah pihak karena bukti yang diberikan Dava teramat akurat.
“Siaaaal, akan aku usut siapa yang telah memberikan bukti-bukti itu pada bunda, sehingga Dava tak bisa berkutik!” Olivia merutuk kesal.
Ada yang mengirim foto-foto bukti perjuangan Olivia untuk selalu terpilih menjadi team di pentas seni ke luar negeri kepada bundanya Dava.
Kalau foto itu jatuh hanya ke Dava, mungkin nasib pertunangannya masih bisa dia perjuangkan. Dia tinggal menjebak Dava untuk making love, lalu memberi hasil test positif. Sehingga mau tidak mau Dava menikahinya.
Tapi karena yang menerima langsung sang bunda, maka Dava tak bisa dia gapai kembali.
Dari foto yang Dava kirim padanya, jelas amplop itu ditujukan untuk bundanya Dava. Karena di amplop tertera nama Hermiena, nama asli dari nyonya Rustamadjie Prabandaru.
Tak butuh waktu lama, tiga hari sejak amplop itu diterima, keluarga Rustamadjie Prabandaru langsung mendatangi rumah keluarga Davis, orang tua Olivia. Dan nyonya Prabandaru langsung mengambil komando. Dia yang sejak awal menjadi juru bicara. Dia berikan repro foto-foto yang dia terima. Foto aslinya dia simpan.
‘*Tanyakan apa isi amplop ini pada kedua orang tuamu. Barusan aku keluar dari rumahmu untuk memutuskan pertunangan kita*!’ hanya itu berita yang Olivia terima dari Dava malam saat pria itu memutuskan pertunangan mereka.
Tentu saja Olivia tidak berani menghubungi kedua orang tuanya. Olivia menunggu bom waktu meledak. Dia menunggu reaksi mami dan papinya setelah mereka menerima Dava dan kedua orang tuanya yang datang untuk membatalkan pertunangan mereka.
Tapi sampai hari kepulangannya ke Indonesia, kedua orang tuanya tak ada yang menghubunginya. Biasanya sang mami akan bertanya setiap hari, bagaimana suasana pagelaran yang dia ikuti. Mami akan bertanya sudah makan belum, mami akan menasehati agar selalu minum vitamin agar dia tidak drop sehingga bisa mengikuti acara hingga akhir.
Olivia bisa menduga, mami dan papinya akan langsung menyidangnya di rumah, tak mau via telepon. Hal itu membuat Olivia ragu langsung menuju ke rumahnya setibanya di bandara.
\*\*\*
Amora memberikan oleh-oleh dari Dini untuk Vionne, tantenya. Vionne tak mau adopsi anak walau suaminya memang tak bisa memberi dia bibit. Dia hanya mengasuh anak adik Ferry saja.
“Terima kasih ya sayangnya Mami,” Vionne menecup pipi Amora, gadis manis yang saat bayi dulu sering dia gendong ketika Dini pergi kuliah.
“Iya Mi. Mommy bilang mommy nunggu kedatangan Mami dan papi ke Jogja,” Amora menyampaikan pesan yang Dini katakan.
“Kamu tahu sejak opa sakit Mami enggak bisa kemana-kemana. Kalau Ayahmu enggak datang, maka Mami dan papi pergi ke gereja gantian,” jawab Vionne sedih. Dia sangat rela merawat papanya di usia senja.
Papanya lah yang merawat saat dia depresi dan Ferry sedang dipenjara akibat membunuh orang yang memperkosa dirinya.
Peter sang papa sangat tegar merawat dirinya dan juga mamanya yang sama-sama depresi. Sama-sama pasien dokter jiwa.
“YA, kamu mau nginep di rumah Ayah atau tetap di rumah mommy Kiran aja?” tanya Harry.
Sekarang Harry memang telah memiliki sebuah rumah kecil walau hanya rumah BTN dengan angsuran. Setidaknya dia tidak kost. Harry memang tak ingin tinggal di rumah Peter, karena kurang sreg saja.
Biar bagaimana pun dia sudah beda agama. Di rumah Peter tetap memelihara Anjing.
Harry tahu selama tidak kena air liurnya itu tak masalah. Tapi dia saja yang kurang sreg. Mungkin karena dulu dia biasa bergulat dan bercanda dengan anjing peliharaannya. Jadi tentu dia ingin tetap seperti itu tapi malas kalau harus selalu membersihkan najis begitu habis bermain dengan anjing.
Jadi sejak Harry keluar dari penjara dulu, Harry lebih suka kost terpisah dengan kedua orang tuanya -dulu Sandra sang mama masih hidup-
“Di rumah Ayah aku sendirian kan selama Ayah ngantor? Lagi pula jauh ke rumah sakit. Aku di rumah mommy Kiran aja ya Yah. Kalau pun enggak ada yang antar kesini, lebih muda naik taksi online nya,” jawab Amora.
“Ayah juga pikir begitu. Tapi kalau Ayah enggak tawarin, nanti dikira Ayah enggak peduli ama kamu."
"Eh kado ulang tahunmu Ayah kirim ke Jogja dua hari sebelum kamu ulang tahun. Apa sudah kamu terima?” tanya Harry.
“Tadi sampai Yah. Jadi yang terima Aqiel,” sahut Amora.
Sampai malam Amora di rumah sakit. Tadi dia sempat masuk dan berbisik pada sang opa. Dia katakan mengharap opanya cepat sembuh.
“Kita makan dulu yok,” ajak Harry pada Vionne, Ferry dan Amora. Sejak tadi mbak Kiran dan Bang Amir sudah pulang.
Nanti malam yang akan berjaga Leo sendiri. Dia akan kembali ke rumah sakit jam sepuluh malam saat ketiga putranya sudah tidur. Ferry, Vionne dan Harry akan pulang bila Leo sudah datang.
Mereka makan di depan rumah sakit. Ada tukang sate dorong yang mangkal. Amora makan dengan tenang. Sesekali menjawab Ferry dan Vionne.
“Kamu enggak pengen tidur di rumah Mami?” tanya Vionne.
“Cape Mam kalau kejauhan. Biar di rumah mommy Kiran aja,” jawab Amora sambil mengambil sate kambing. Sejak tadi dia makan sate ayam. Dia tak makan nasi, pakai lontong. Tapi mencicip sop kambing yang ayahnya pesan.
Amora sadar cinta ayahnye teramat besar pada mommynya. Pernah ketika Amora kelas tiga SMP dia bertanya mengapa ayahnya tak menikah lagi.
Sang ayah ketika itu menjawab dengan tercekat, mengatakan hanya satu perempuan yang dia cinta yaitu mommynya. Mereka bercerai karena ayahnya terlalu ditekan sang oma sehingga mommynya merasa terluka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Ai Hodijah
penuh perjungan cerita orang tua amora
2023-04-03
1