My Fierce Sugar Baby
BAB 1
“Apa-apaan ini? Asisten Han.” Teriak seorang pria yang terkejut melihat apa isi pada goodie bag. Bukankah ia memerintahkan asisten pribadinya untuk membeli pakaian satu lengkap dengan dalaman tapi lihat apa yang terjadi?.
Gaun wanita berwarna maroon, berikut satu set pakaian dalam berenda yang menggoda dirinya. Tapi lupakan semua karena ia bukan lagi pria yang gemar berpindah dari satu wanita ke wanita lain, cukup sudah itu hanya masa lalu. Sekarang dan mungkin selamanya, hanya ingin hidup bersama satu wanita, yaitu istrinya seorang.
Dirinya ini pria normal, sekalipun telah lama tidak merasakan bagaimana indahnya jatuh cinta. Hatinya membeku beberapa tahun, ya dingin sedingin es di kutub. Baginya jatuh cinta hanya menyakiti diri sendiri.
“Asisten Han di mana dia?” keluar kamar menggunakan jubah mandinya tanpa sehelai benang di bagian dalam. Sembari terus menghubungi Asisten Han, bibirnya tidak berhenti memberi sumpah serapah.
Beruntung bagi Dylan di lantai ini hanya dikhususkan tamu VVIP, tidak sembarang orang bisa keluar masuk area yang selalu diperuntukan bagi para pimpinan perusahaan atau pewaris bisnis besar. Ya, tidak ada yang memperhatikannya, karena sangat sepi.
Dylan Gervaso Manassero seorang pewaris tunggal Manassero Corp, perusahaan terbesar ke tiga di Spanyol. Pria tampan ini datang ke New York, dalam satu bulan Dylan bisa menjelajahi berbagai negara hanya untuk bertemu dengan relasi bisnis.
Di sinilah Dylan menginap, di salah satu hotel terbesar Kota New York. Untuk menghadiri perjamuan makan malam bersama para eksekutif muda berbakat. Dylan harus bersiap, tetapi gagal sudah karena jas yang akan ia gunakan berganti menjadi gaun malam seorang wanita.
“Dimana Asisten Han? Kenapa tidak juga menjawab teleponku, ku potong gajinya juga.” Kesal Dylan, ingin sekali memberikan hadiah bogem kepada Han.
“Huh huh huh .. Tuan Maaf, maaf, saya kehilangan jejak gadis itu.” Asisten Han nyaris kehabisan napas mengejar seorang wanita yang pakaiannya tertukar dengan Dylan.
“Apa maksudmu? Bicara yang jelas?” perintah Dylan, bersedekap tangan, sembari menyandar pada dinding.
Asisten Han mulai menceritakan bahwa siang ini ia memasuki rumah mode, ketika berada di kasir dan selesai membayar tiba-tiba seorang gadis berlari.
Semula Han hanya acuh, tidak menanggapi, namun setelah diperhatikan, perempuan itu salah membawa goodie bag, sial sekali nasib Han jas yeng telah dipesan dua minggu yang lalu untuk Dylan menghilang dalam sekejap.
Perempuan itu melesat sangat cepat bahkan beberapa orang yang Han perintahkan tidak bisa menyusulnya, entah terbuat dari apa kakinya.
Han memutuskan untuk mencari gadis bermata biru laut itu dengan kaki dan tangannya, ia menyerahkan kantung pada salah satu rekannya. Tapi terjadi salah paham, akibat tidak mendengar instruksi yang diberikan, temannya menyimpan goodie bag di dalam kamar hotel milik Dylan.
“Jadi jas yang aku pesan dan telah dibayar mahal itu dibawa oleh seorang gadis? Han apa kau bosan hidup? Kau tahu betapa pentingnya itu? Acara akan dimulai satu jam lagi, carikan aku setelan jas yang lain, dapatkan dalam tiga puluh menit.”
Dylan menggerutu memasuki lift, hingga sedikit lagi pintu tertutup satu tangan putih mulus dengan jemari lentik dan kuku indah yang dihiasi nail art menahannya.
“Maaf Tuan, aku mengganggu anda.” Napas yang terengah dan keringat mengucur melewati leher jenjang putih mulusnya, membuat Dylan terpaksa menelan saliva.
Wanita yang selama ini ia tunggu dan rindukan, sekarang ada di hadapannya.
“God, bukankah dia gadis itu? Kenapa baru muncul sekarang? aku selalu kesulitan mencarinya.” Batin Dylan menjerit, kenapa disaat dirinya tengah berdua, gadis yang pernah mencuri hatinya tiba-tiba muncul.
Wanita ini bahkan berani merapatkan diri pada Dylan, hingga tubuh mereka menempel satu sama lain. Seketika keduanya mematung, larut dalam pikiran masing-masing.
“STOP, tunggu. Hei, kalian.” Panggil seorang pria yang berlari mengejar wanita ini.
Tahukah jantung Dylan bertalu-talu cukup kuat? Jangan sampai suaranya bisa terdengar keluar. Tidak dipungkiri sebagai pria normal, membuat sesuatu yang telah lama tertidur langsung terbangun.
“Ah s***.” Pekik Dylan.
Sontak gadis berambut panjang yang memeluknya, menjauh dan membungkuk tanda meminta maaf. Lalu keduanya keluar di lantai yang sama, mata Dylan menyipit memperhatikan wajah cantiknya. Tiba-tiba suara seornag wanita terdengar nyaring.
“Stevi, hey Stephanie aku di sini, kamu lama sekali.” Panggil seorang gadis cantik di depan kamar.
“Hi, oke aku ke sana. Sebentar.” Balasnya sama-sama berteriak.
“Maafkan atas sikapku tadi ya om, terima kasih jasanya.” Mengkerlingkan sebelah mata.
Dylan semakin tidak bisa mengendalikan diri, tubuhnya mematung dan kedua mata tidak berkedip menatap gadis yang beberapa menit lalu menggodanya.
“Apa-apaan itu? Siapa dia? Berani sekali gadis itu meracuniku.” Dylan bergeming di depan pintu lift. Pandangannya tertuju pada pintu kamar yang telah tertutup rapat.
Kedatangan Asisten Han membuyarkan lamunan Dylan.
“Tuan, ini jas yang anda pesan, petugas menemukannya di sofa lobi. “ Akhirnya Han tidak perlu repot mencari jas pengganti.
“Tuan? Apa ada yang salah? Apa anda memerlukan sesuatu Tuan Dylan?” tanya Han, mengikuti arah pandangan Tuannya.
Dylan enggan mengalihkan perhatian pada tempat lain, pintu itu masih sangat menarik dibanding pemandangan lain. Namun tidak mampu bertahan lama karena Han kembali mengusiknya, “Tuan, Nona Martinez menghubungi, apa Tuan tidak menerima panggilan teleponnya?.” Tanya Han
“Lagi-lagi dia.” Kesal Dylan, berjalan menuju kamar dan menatap cukup lama pintu di seberangnya, berharap terbuka, menampakkan bidadari cantik yang ditemuinya beberapa menit lalu.
“Tuan Nona ....”
“Kau kembalilah dan selidiki siapa pemilik kamar di depanku ! sebelum gelap, dapatkan informasinya.”
“Siap Tuan.”
Han segera meluncur mencari informasi sesuai perintah Dylan. Ia tidak mau kembali melakukan kesalahan, yang berujung pada pemotongan gaji.
Dylan menerima telepon, langsung mendengar suara tangis Chloe yang meraung-raung.
“Chloe, tenanglah. Minggu depan aku pulang, masih ada beberapa pekerjaan di New York, kamu jangan lupa minum obat.”
Tanpa basa basi, Chloe menutup sambungan telepon, kesal karena Dylan tidak langsung pulang.
Dylan Gervaso Manassero lelah menjalani hubungan dengan tunangannya, hubungan yang hampa bersama Chloe Martinez. Berulang kali ingin membatalkan pertunangan dan putus darinya, tapi sangat sulit sebab kekasihnya itu selalu histeris dan berani melukai diri sendiri.
Tuan Martinez berjanji bahwa Chloe akan sembuh dari skizofrenia yang diidapnya itu, namun lebih dari dua tahun belum juga menunjukkan perubahan positif.
Menghadapi Chloe membuat Dylan pusing dan sakit kepala, pria ini ingin memiliki istri seperti seseorang yang pernah berhasil mencuri hatinya tapi sayang dia kembali memilih hidup bersama suaminya dan Dylan harus merelakan itu semua.
Tragis sekali kisah percintaannya selalu berujung pada kegagalan, akankah bersama Chloe juga mengalami hal yang sama?
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Kikan dwi
ini cerita kedua mu yg aku baca kak , jatuh cinta bgt sama ceritanya Leon Pamela Dann berlanjut ke Dylan...
2023-10-15
1
Defi
Dylan dapat pasangan yg setengah sakit
2023-04-29
3
Embun Kesiangan
semangat Thor 💪💪🥰
2023-03-01
1