BAB 5
Dylan masih bertukar kabar dengan Chloe, mengeluarkan kata-kata sayang begitu mudah, padahal di dalam kamar ini ada wanita lain. Ah ya lupa, Stephanie tidaklah lebih dari sekedar penghibur. Jadi tidak sepatutnya Dylan menyembunyikan hubungannya bersama Chloe.
“Apa semua mulut pria seperti itu? Aku harap mendapat suami setia dan tidak mempermainkan wanita.” Gumamnya sembari menyesap wine.
Stephanie sendiri memilih menatap pemandangan kota, enggan masuk ke dalam. Rasanya menjijikan harus terjebak dalam keadaan seperti ini. Harga dirinya hancur sudah, mengemis uang pada pria, sama sekali bukan gayanya.
“Semua karena Kaylin, br3n9s3k. Lihat saja kau dan Tuan Graham itu, ku balas dendam pada kalian setelah semua hukuman ini berakhir. Sekarang cukup bertahan Stephanie, kontrak ini hanya satu bulan, kau harus sabar.” Hatinya menggebu ingin membalas semua perbuatan Kaylin.
Tanpa kekuasaan dan uang, apalah arti seorang Stephanie? Ketika keadaan telah kembali , ia pastikan Kaylin menderita.
Stephanie terlahir sebagai gadis berambisi dan pendendam, ia juga tidak mudah menurut pada peraturan. Semua dilakukan sesuai keinginan, beradu argumen bukan hal baru baginya. Tapi mungkin sementara meredam ego demi menjalani peran sebagai sugar baby baik hati.
Selesai mengucapkan kata-kata manis pada tunangannya, Dylan mencari keberadaan Stephanie. Malam ini tidak akan melepaskan wanitanya keluar kamar.
“Baby, where are you? Baby, kenapa kamu di luar? Ayo masuk, aku tidak mau kamu sakit.” Ajak Dylan menghampiri gadisnya, menggenggam tangan dan membawa masuk ke dalam, mengunci pintu kaca tidak mengizinkan sedikitpun angin melewatinya.
Sungguh manis sikap Dylan, dia terlihat sekali penyayang wanita. Ingat wanita, artinya bukan hanya Stephanie tetapi banyak wanita di luar sana mungkin menjadi teman pria ini.
“Ck bermuka dua.” Umpat wanita bermanik biru ini.
Dylan duduk menyandar di atas sofa, merentangkan satu tangan, sementara satunya lagi menepuk kedua paha, memerintahkan gadisnya duduk di pangkuan.
Tidak dipungkiri jiwa casanova masih melekat pada diri, menginginkan sentuhan dan belaian kasih sayang wanita, tidak mudah menghilangkan candu dari semua itu.
“Kemari Baby, berikan aku sentuhan tanganmu.” Perintah Dylan tersenyum menggoda.
“WHAT?” pekik Stephanie, seumur hidup ia tidak pernah duduk di atas pangkuan pria.
“Kenapa? Kamu lupa apa yang tercatat dalam kontrak? Ingat Baby, kamu setuju menjadi gadisku, artinya menuruti semua keinginan Daddy-mu ini. Mendekatlah.” Dylan menunggu, jantungnya bertalu-talu, telah lama ia tidak merasakan getaran ini.
“Aku tidak mau.” Tolak Stephanie membuang wajah, bisa-bisanya pria itu ingin mendapat sentuhan.
“Apa dia tidak berpikir bagaimana perasaan kekasihnya, benar-benar tidak tahu diri. Tunggu apa dia sama sepertiku? Aku menerima uangnya tapi tidak melakukan apapun, sama-sama tidak tahu diri. Kapan aku terbebas dari semua ini. Menyebalkan.” Gerutu Stephanie dalam hati, riak pada wajahnya sangat ketara bahwa wanita ini sedang mengumpat di pikirannya.
“Baby ... dilarang menatap seperti itu, berikan aku tatapan dan senyuman manismu. Apa yang kamu inginkan? Katakan.” Dylan merubah posisi duduknya, ia berdiri, mendekat dan diam tepat di belakang gadisnya, membisikan sesuatu.
“Apapun keinginanmu katakan padaku, jangan sungkan, Baby.”
Dylan meraih pinggul gadisnya dan memeluk dari belakang, membenamkan wajah pada rambut panjang indah dan wangi. Menurut Dylan benar-benar menenangkan jiwa.
Tapi Stephanie hanya diam tidak menjawab apapun, bahkan lidahnya terasa berat, bibir terkunci rapat. Keinginannya hanya bisa diungkapkan dalam hati.
Memanfaatkan kesempatan, Dylan menggiring gadisnya untuk duduk bersama di atas sofa, membelai surai panjang dark chocolate, meraih beberapa helai, menggulung dan menariknya lalu dihirup dalam-dalam.
“A-apa yang kamu lakukan?”
“Aku menyukai rambutmu, jangan merubah penampilan mu, Baby. Aku menyukainya.” Bisik Dylan.
Pria ini benar-benar berbahaya, terus menggoda dan membuat Stephanie merinding setengah mati.
Sentuhan Dylan seolah menginginkan lebih dan haus akan wanita. Namun Stephanie tetap teguh pada pendiriannya tidak akan tergoda, apalagi imbalan uang, hey dia bukan kekurangan uang hanya keadaan yang memaksanya.
“Malam ini temani aku tidur, besok sopir mengantarmu pulang.” Tutur Dylan, sukses memancing amarah Stephanie.
“Hey Daddy, tidak ada kesepakatan itu dalam kontrak. Aku tidak mau. Bukankah hanya mengobrol saja, ya kan?” tegasnya menolak permintaan Dylan.
"Lagi pula kita kan sudah sepakat tadi." Telak Stephanie.
Sementara Dylan mendapat penolakan tertawa, suaranya menggema dalam kamar hotel. Benar sesuai dugaannya, wanita ini sangat menantang untuk ditaklukan, tidak seperti mantan kekasihnya, mereka bersedia naik ke atas ranjang bahkan ketika Dylan tidak menginginkannya.
“Kamu sugar baby atau bukan?”
“Tentu saja bu ... ya aku sugar baby.” Jawab Stephanie melemah ingat posisinya tidak menguntungkan saat ini.
“Lalu kenapa menolak semua perintahku? Dalam kontrak tertulis, tugasmu menemani dan berada di sampingku kapanpun aku membutuhkannya. Jangan lupa itu.”
“Oh God, pria ini menyebalkan sekali. Dosa apa yang aku perbuat di masa lalu sampai bertemu dengannya. Ish, kalian semua sama saja.” Teriak putri sulung Adam Bradley dalam dada, kedua tangan terkepal, setiap kuku menancap pada telapak tangan.
Stephanie berdiri, sedikit menurunkan pandangan. Sadar akan kelemahannya, ia mendekat pada Dylan dan memohon agar tidak melakukan hal intim padahal ia telah mengatakan tidak pernah melakukan hal itu.
“Daddy, please ... aku tidak mahir dalam melakukan itu, aku bukan sugar baby yang baik.” Wajah memelas teramat manis dan menggoda di mata seorang Dylan, kerlingan mata Stephanie menyihir sungguh memikat hati.
“Jadilah sugar baby yang baik, patuhi semua perintahku. Mendekatlah Baby. Jangan takut.” Dylan menarik dan menghentak gadisnya, dalam satu detik memeluk erat, saling menatap satu sama lain.
Mendekatkan bibir pada telinga, lagi-lagi hal ini dilakukan, darah Stephanie berdesir hebat dan sebagai pria berpengalaman, Dylan tahu apa yang tengah dirasakan pujaan hatinya.
“Dengarkan aku baik-baik baby. Kita tidak akan bercinta malam ini, sampai waktunya tiba aku akan memilikimu seutuhnya. Sekarang, gantilah pakaianmu.” Suara Dylan lemah lembut, mengandung makna tersirat di dalamnya. Sebelum melepaskan pelukan, mengecup bahu gadisnya yang begitu mulus dan harum.
“Tapi pakaianku tidak ada ...”
“Masuklah ke ruang ganti, Asisten ku sudah membelinya untukmu. Setelah itu kita tidur bersama.” Dylan lebih dulu masuk kamar mandi. Meninggalkan Stephanie dalam kebingungan.
Stephanie menuruti perintah sugar daddy-nya, ia membuka perlahan ruang ganti dan melihat goodie bag berwarna merah muda. Mengintip isinya, memang benar pakaian tidur dan lebih mengejutkan lagi, ini adalah piyama, bukan seperti dalam bayangannya.
Piyama ini tertutup bahkan tidak menerawang sama sekali. “Sebenarnya dia itu siapa? Aku pikir seperti pria pada umumnya.” Menoleh ke arah pintu, mungkin jika Dylan menginginkan tubuhnya pasti pakaian tipis yang harus dikenakan Stephanie.
Bergegas mengganti pakaiannya, bahkan Dylan mempersiapkan semua kebutuhan wanita. Stephanie menghapus make up sampai wajah polos tanpa riasan, kemudian menunggu tepat di depan pintu kamar mandi.
Ketika pintu itu terbuka, Stephanie terkejut melihat sesuatu yang sangat menggoda keteguhan hatinya. Berbeda dengan Dylan tersenyum manis mendapat tatapan puja dari gadisnya.
“Kamu menginginkannya, Baby?”
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Defi
benar2 casanova Dylan
2023-08-03
1
Lienda nasution
menjijikkan kamu Dylan😡
2023-07-14
1