BAB 3
Han terperanjat mendengar suara wanita melengking kuat, menusuk gendang telinga. Diliriknya perempuan yang kini tersenyum tanpa dosa padanya.
“Berapa tadi $500 ribu kan? Aku ... aku bisa menemani Tuan Muda bicara apapun, wawasanku luas. Pasti Tuan Muda tidak menyesal.” Paksa Stephanie yan terjepit keadaan.
Kalau saja tidak dalam masa hukuman, uang sebanyak itu mudah ia dapatkan, menjentikkan jari semua selesai. Oh tapi tunggu tidak semudah itu, dia tetap harus menabung dari uang saku yang diberikan kedua orang tuanya, kecuali ketika ia benar-benar memegang kendali atas bisnis keluarga.
“Nona?” Han menyadari bahwa Stephanie adalah gadis yang berlari membawa kabur jas milik Dylan.
Sontak Han menggelengkan kepala, enggan berurusan dengan mahkluk mengerikan seperti ini. Ia takut akan kembali bermasalah atau bernasib sial. Sekalipun cantik dan terlihat terpelajar, bisa saja hanya topeng belaka.
“Tidak, lebih baik saya mencari gadis dalam bar.” Tolak Han berusaha mengeluarkan Stephanie dari dalam mobil.
“Tidak bisa, aku itu handal. Pertemukan aku dengan Tuanmu. Malam ini juga!”
“Eh ... apa yang kau lakukan? Jangan, aku tidak mau keluar. Hey, atau aku berteriak dan menghubungi polisi.” Gertak Stephanie yang tidak mau tertangkap oleh anak buah Jacob Graham.
“Aku ikut menumpang, janji tidak akan berbuat macam-macam. Cepat jalankan mobilnya.” Anehnya lagi perintah Stephanie ini dituruti oleh Han, dan entah kenapa tujuannya hanya hotel. Membawa gadis arogan ini pada sang Bos.
Gadis aneh, menurut Han. Dia bersedia menjadi sugar baby, tapi sikapnya tidak seperti sugar baby. Sangat galak dan sombong, tidak mungkin juga berasal dari keluarga kaya raya karena terlihat memang memerlukan uang.
Han semula menolak tapi tidak ada salahnya mencoba mempertemukan gadis ini pada Tuannya. Mereka berdua pun masuk kamar hotel.
“Ah kenapa harus di hotel ini, bisa mati aku kalau ketahuan oleh Uncle Ray. Ish lupakan, masalah itu belakangan yang penting bagaimana mendapatkan uang lebih dulu lalu balas dendam pada Kaylin, awas kalian.” Geram Stephanie dalam hati.
Stephanie pun tersadar bahwa kamar hotel ini tepat berada di depan kamar Kaylin dan sugar daddy-nya. Stephanie menunduk malu, ia juga tidak mau nama baiknya rusak, dan berharap pria di dalam ruangan ini tidak meminta lebih selain hanya bertukar kata.
“Tuan, saya mendapatkan gadis yang sesuai keinginan anda.”
“Berikan padanya surat perjanjian dan katakan, uang akan dikirim malam ini juga selama dia memenuhi apa yang menjadi kewajibannya aku akan menambah uangnya menjadi $1 juta dolar.” Ucapan Dylan tidak main-main.
“T-tuan yang benar saja.” Han tidak percaya Tuannya akan menghamburkan uang sebanyak itu hanya untuk seorang gadis.
“Cepat berikan kontraknya dan suruh dia tandatangan.”
Stephanie yang terjepit keadaan menandatangi surat itu tanpa membacanya lebih dulu, dalam hati menggerutu, sedangkan wajahnya berusaha tersenyum pada Asisten Han.
Seketika dia melihat beberapa kalimat dalam kontrak, dimana harus bersedia menemani Dylan kapanpun, dan bersedia disentuh .
“Hey apa-apaan ini? Kau bilang hanya menemani Bos Tua mu itu mengobrol, kenapa jadi bersedia disentuh? Hah aku tidak mau.”
“Tapi anda sudah menandatanganinya, Nona.” Han merebut surat kontrak dan video yang sengaja direkam sebagai tanda bukti lain.
Sontak Dylan memutar kursinya, ia sangat mengenali suara wanita yang telah mencuri hatinya sejak beberapa tahun lalu.
Kedua mata bahkan tidak berkedip beberapa detik, menatap sosok cantik yang selalu membuat hati berdebar itu.
“Dia?” Dylan menunjuk pada Stephanie.
“Benar Tuan, mulai malam ini Nona ... Nona Stephanie akan menjadi teman anda selama satu bulan ke depan.” Han membaca surat kontrak untuk mengetahui nama Stephanie.
“Eh Om, sepertinya kita pernah bertemu ... tapi dimana ya?” gadis ini seolah melupakan apa yang terjadi sore tadi.
Dylan sangat ingin memeluk tubuh yang berdiri dalam kamarnya ini tapi ia tidak mau terbuai begitu saja oleh perasaan, terlebih lagi harus menjaga harga diri di hadapan wanita yang dia sukai, lagipula ini hanya terikat kontrak. Dirinya telah bertekad menjalani hubungan serius bersama Chloe.
“Han, tinggalkan kami berdua, kirim juga bonus untukmu $100 ribu, karena telah membawa gadis yang tepat.” Tatapan Dylan terkunci pada Stephanie.
Perlahan mantan casanova yang pernah sakit hati ini mendekat, memperhatikan penampilan gadisnya, menghidu harum aroma parfum. Tepat sekali wanginya sama seperti pertama kali mereka bertemu, sikapnya masih saja angkuh tapi Dylan beruntung karena Stephanie terikat kontrak dengannya.
“Ok baik, kau duduklah di sana.” Dylan menunjuk sofa dan mengambil wine yang telah dipesannya beberapa menit lalu.
“Apa motivasimu ingin menjadi gadisku? Aku merasa kita selalu ditakdirkan untuk terus bertemu.” Datarnya suara Dylan sembari membuka penutup botol dan menuangkan dalam gelas.
Diliriknya Stephanie, memang berbeda tidak seperti kebanyakan wanita pada umumnya
“Ok. Jadi aku sangat membutuhkan uang anda untuk sesuatu yang yah masalah kecil bagiku tapi berat ku rasakan sekarang –“ Stephanie jujur pada Dylan bahwa ia di jebak oleh temannya dan harus membayar hutang pada Jacob Graham.
“Lalu apa tugasku, Om? Apa sudah mengirim uangnya? Aku harus membayar pada lelaki itu dua hari lagi.” Mengepalkan kedua tangan, duduk gelisah dan sorot kedua matanya tajam menusuk.
“Take it slow, baby ... dan kau jangan panggil aku om, call me daddy.” Dylan menjepit dagu lancip gadisnya. “Malam ini temani aku minum, itu tugasmu yang pertama.”
Dylan membawa gadisnya duduk di sisi kaca, menikmati pemandangan Kota New York di malam hari. Terus menatap pada Stephanie, menikmati setiap lekuk keindahan di depannya. Dylan menyesal kenapa ia tidak menunggu sampai hari ini tiba dan malah bertunangan dengan Chloe, jelas-jelas tidak mencintai atau tertarik pada kekasihnya itu.
Sekarang dirinya dipertemukan kembali dengan Stephanie, ingin rasanya bukan hanya memiliki sekadar di atas kontrak tetapi bagaimana Chloe? Dylan mulai terbelenggu dalam perasaannya sendiri, di satu sisi sangat ingin menjalin hubungan serius bersama Stephanie, karena setelah kontrak habis dirinya harus melepaskan gadis ini.
Tapi di sisi lain, tidak bisa terlepas dari Chloe karena wanita itu selalu mengancam bunuh diri ketika tahu Dylan menginginkan perpisahan.
Selain itu desakan dari keluarga Martinez dan Manassero, Tuan Manassero memiliki hutang budi pada Tuan Martinez di masa lalu.
Tentu menjadikan beban Dylan sangat besar, tidak mudah menghadapi Chloe dan penyakit yang dideritanya.
Harapan Dylan pupus sudah untuk memiliki Stephanie seutuhnya, padahal gadisnya ini telah ia tunggu selama lebih dari tiga tahun. Seandainya dulu Dylan lebih berani dan gencar memikat wanita ini, mungkin sekarang telah hidup bahagia dan Tuan Manassero tidak menjodohkannya dengan Chloe Martinez
“Akh Stephanie aku harus apa?” teriak Dylan dalam hati.
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Defi
Dylan kenapa kamu jadi lemah, dulu kamu begitu gencar berusaha mendapatkan Pamela
2023-08-03
0
Lienda nasution
katanya Casanova kenapa tidak berani mengejar wanita yang disuka pada hal duitmu buanyak.....x....
2023-07-13
1
Muhammad Alwi
harussssd lari 🏃🏃🏃🏃🏃seajauuuuuh nya...dylan
2023-03-01
1