NovelToon NovelToon

My Fierce Sugar Baby

Bab 1 - Kembali Bertemu (revisi)

BAB 1

 

“Apa-apaan ini? Asisten Han.” Teriak seorang pria yang terkejut melihat apa isi pada goodie bag. Bukankah ia memerintahkan asisten pribadinya untuk membeli pakaian satu lengkap dengan dalaman tapi lihat apa yang terjadi?.

Gaun wanita berwarna maroon, berikut satu set pakaian dalam berenda yang menggoda dirinya. Tapi lupakan semua karena ia bukan lagi pria yang gemar berpindah dari satu wanita ke wanita lain, cukup sudah itu hanya masa lalu. Sekarang dan mungkin selamanya, hanya ingin hidup bersama satu wanita, yaitu istrinya seorang.

Dirinya ini pria normal, sekalipun telah lama tidak merasakan bagaimana indahnya jatuh cinta. Hatinya membeku beberapa tahun, ya dingin sedingin es di kutub. Baginya jatuh cinta hanya menyakiti diri sendiri.

“Asisten Han di mana dia?” keluar kamar menggunakan  jubah mandinya tanpa sehelai benang di bagian dalam. Sembari terus menghubungi Asisten Han, bibirnya tidak berhenti memberi sumpah serapah.

Beruntung bagi Dylan di lantai ini hanya dikhususkan tamu VVIP, tidak sembarang orang bisa keluar masuk area yang selalu diperuntukan bagi para pimpinan perusahaan atau pewaris bisnis besar. Ya, tidak ada yang memperhatikannya, karena sangat sepi.

Dylan Gervaso Manassero seorang pewaris tunggal Manassero Corp, perusahaan terbesar ke tiga di Spanyol. Pria tampan ini datang ke New York, dalam satu bulan Dylan bisa menjelajahi berbagai negara hanya untuk bertemu dengan relasi bisnis.

Di sinilah Dylan menginap, di salah satu hotel terbesar Kota New York. Untuk menghadiri perjamuan makan malam bersama para eksekutif muda berbakat. Dylan harus bersiap, tetapi gagal sudah karena jas yang akan ia gunakan berganti menjadi gaun malam seorang wanita.

“Dimana Asisten Han? Kenapa tidak juga menjawab teleponku, ku potong gajinya juga.” Kesal Dylan, ingin sekali memberikan hadiah bogem kepada Han.

“Huh huh huh .. Tuan Maaf, maaf, saya kehilangan jejak gadis itu.” Asisten Han nyaris kehabisan napas mengejar seorang wanita yang pakaiannya tertukar dengan Dylan.

“Apa maksudmu? Bicara yang jelas?” perintah Dylan, bersedekap tangan, sembari menyandar pada dinding.

Asisten Han mulai menceritakan bahwa siang ini ia memasuki rumah mode, ketika berada di kasir dan selesai membayar  tiba-tiba seorang gadis berlari.

Semula Han hanya acuh, tidak menanggapi, namun setelah diperhatikan, perempuan itu salah membawa goodie bag, sial sekali nasib Han  jas yeng telah dipesan dua minggu yang lalu untuk Dylan menghilang dalam sekejap.

Perempuan itu melesat sangat cepat bahkan beberapa orang yang Han perintahkan tidak bisa menyusulnya, entah terbuat dari apa kakinya.

Han memutuskan untuk mencari gadis bermata biru laut itu dengan kaki dan tangannya, ia menyerahkan kantung pada salah satu rekannya. Tapi terjadi salah paham, akibat tidak mendengar instruksi yang diberikan, temannya menyimpan goodie bag di dalam kamar hotel milik Dylan.

“Jadi jas yang aku pesan dan telah dibayar mahal itu dibawa oleh seorang gadis? Han apa kau bosan hidup? Kau tahu betapa pentingnya itu? Acara akan dimulai satu jam lagi, carikan aku setelan jas yang lain, dapatkan dalam tiga puluh menit.”

Dylan menggerutu memasuki lift, hingga sedikit lagi pintu tertutup satu tangan putih mulus dengan jemari lentik dan kuku indah yang dihiasi nail art menahannya.

“Maaf Tuan, aku mengganggu anda.” Napas yang terengah dan keringat mengucur melewati leher jenjang putih mulusnya, membuat Dylan terpaksa menelan saliva.

Wanita yang selama ini ia tunggu dan rindukan, sekarang ada di hadapannya.

“God, bukankah dia gadis itu? Kenapa baru muncul sekarang? aku selalu kesulitan mencarinya.” Batin Dylan menjerit, kenapa disaat dirinya tengah berdua, gadis yang pernah mencuri hatinya tiba-tiba muncul.

Wanita ini bahkan berani merapatkan diri pada Dylan, hingga tubuh mereka menempel satu sama lain. Seketika keduanya mematung, larut dalam pikiran masing-masing.

“STOP, tunggu. Hei, kalian.” Panggil seorang pria yang berlari mengejar wanita ini.

Tahukah jantung Dylan bertalu-talu cukup kuat? Jangan sampai suaranya bisa terdengar keluar. Tidak dipungkiri sebagai pria normal, membuat sesuatu yang telah lama tertidur langsung terbangun.

“Ah s***.” Pekik Dylan.

Sontak gadis berambut panjang yang memeluknya, menjauh dan membungkuk tanda meminta maaf. Lalu keduanya keluar di lantai yang sama, mata Dylan menyipit memperhatikan wajah cantiknya. Tiba-tiba suara seornag wanita terdengar nyaring.

“Stevi, hey Stephanie aku di sini, kamu lama sekali.” Panggil seorang gadis cantik di depan kamar.

“Hi, oke aku ke sana. Sebentar.” Balasnya sama-sama berteriak.

“Maafkan atas sikapku tadi ya om, terima kasih jasanya.” Mengkerlingkan sebelah mata.

Dylan semakin tidak bisa mengendalikan diri, tubuhnya mematung dan kedua mata tidak berkedip menatap gadis yang beberapa menit lalu menggodanya.

“Apa-apaan itu? Siapa dia? Berani sekali  gadis itu meracuniku.” Dylan bergeming di depan pintu lift. Pandangannya tertuju pada pintu kamar yang telah tertutup rapat.

Kedatangan Asisten Han membuyarkan lamunan Dylan.

“Tuan, ini jas yang anda pesan, petugas menemukannya di sofa lobi. “ Akhirnya Han tidak perlu repot mencari jas pengganti.

“Tuan? Apa ada yang salah? Apa anda memerlukan sesuatu Tuan Dylan?” tanya Han, mengikuti arah pandangan Tuannya.

Dylan enggan mengalihkan perhatian pada tempat lain, pintu itu masih sangat menarik dibanding pemandangan lain. Namun tidak mampu bertahan lama karena Han kembali mengusiknya, “Tuan, Nona Martinez menghubungi, apa Tuan tidak menerima panggilan teleponnya?.” Tanya Han

“Lagi-lagi dia.” Kesal Dylan, berjalan menuju kamar dan menatap cukup lama pintu di seberangnya, berharap terbuka, menampakkan bidadari cantik yang ditemuinya beberapa menit lalu.

“Tuan Nona ....”

“Kau kembalilah dan selidiki siapa pemilik kamar di depanku ! sebelum gelap, dapatkan informasinya.”

“Siap Tuan.”

Han segera meluncur mencari informasi sesuai perintah Dylan. Ia tidak mau kembali melakukan kesalahan, yang berujung pada pemotongan gaji.

Dylan menerima telepon, langsung mendengar suara tangis Chloe yang meraung-raung.

“Chloe, tenanglah. Minggu depan aku pulang, masih ada beberapa pekerjaan di New York, kamu jangan lupa minum obat.”

Tanpa basa basi, Chloe menutup sambungan telepon, kesal karena Dylan tidak langsung pulang.

Dylan Gervaso Manassero lelah menjalani hubungan dengan tunangannya, hubungan yang hampa bersama Chloe Martinez. Berulang kali ingin membatalkan pertunangan dan putus darinya, tapi sangat sulit sebab kekasihnya itu selalu histeris dan berani melukai diri sendiri.

Tuan Martinez  berjanji bahwa Chloe akan sembuh dari skizofrenia yang diidapnya itu, namun lebih dari dua tahun belum juga menunjukkan perubahan positif.

Menghadapi Chloe membuat Dylan pusing dan sakit kepala, pria ini ingin memiliki istri seperti seseorang yang pernah berhasil mencuri hatinya tapi sayang dia kembali memilih hidup bersama suaminya dan Dylan harus merelakan itu semua.

Tragis sekali kisah percintaannya selalu berujung pada kegagalan, akankah bersama Chloe juga mengalami hal yang sama?

TBC

Bab 2 - Terjebak (revisi)

BAB 2

Acara makan malam mewah diselenggarakan oleh Wills Group, semua yang hadir pimpinan perusahaan besar dari mancanegara.

Sebelum turun ke lobby, Dylan sempat mengulur waktu demi bertemu kembali dengan wanita pujaan hatinya tapi lama menunggu pintu kamar hotel itu tidak terbuka. Hatinya kembali tersayat. Ketika Han memberi tahu bahwa kamar di sewa atas nama seorang pria yang tak lain adalah salah satu rekan bisnisnya.

“Tuan, sepertinya anda kurang fit.” Han sigap berada di belakang Dylan, khawatir bosnya ini pingsan.

“Kau itu berlebihan, aku sehat. Hanya memikirkan ... wanita itu”

“Pasti Nona Chloe, apa penyakitnya kambuh lagi, Tuan?.” Potong Han, jujur saja ia kasihan pada bosnya, harus menjalani kisah cinta yang menyedihkan. Bertunangan dengan Chloe Martinez beberapa tahun ini tidak membuat hidup Dylan bahagia.

“Carikan aku wanita, aku ingin dia menemaniku malam ini, dan ingat bukan yang kau dapatkan dari bar. Jangan sampai kejadian lalu terulang, aku hanya memerlukan teman.” Perintah Dylan yang berani membayar mahal seorang wanita hanya untuk menghilangkan kejenuhan.

Aneh tapi nyata, itulah Dylan Manassero, rela membuang uang untuk hal yang menurut sebagian orang tidak penting.

“Siap Tuan.” Han keluar hotel, mulai menjalankan tugas yang Tuan Mudanya perintahkan. Ia juga kebingungan kemana mencari wanita baik-baik yang bisa menemani Tuannya tanpa menggoda. Terakhir kali Han salah membawa wanita, berujung pada kemarahan Dylan dan pengurangan gajinya.

**

Dalam kamar

“Kau ini berani sekali menghilangkan gaunku? Tahu kan harganya berapa?.” Hardik perempuan yang selalu menyusahkan Stephanie.

“Aku ganti, hanya gaun seperti itu jadi masalah.” Balasnya malas, bukan tanpa alasan, Stephanie melakukan pekerjaan ini karena memerlukan uang jajan. Pasalnya ia dijatuhi hukuman yang berat oleh kedua orangtuanya.

Adam Bradley dan Samantha Nooren memberi pelajaran keras pada putri sulung mereka. Stephanie kerap kali membuat onar di Universitas, sikapnya sangat arogan dan menggunakan kekuasaan  serta uang keluarga untuk menjatuhkan teman-temannya.

Hal itu tidak disukai kedua orangtua bahkan teman satu Universitas, hingga Papa Adam berhenti memberikan Stephanie uang jajan, catat hanya uang jajan. Sedangkan Stephanie masih bisa menikmati pendidikan dan tempat tinggal mewah. Namun hanya untuk membeli minuman saja ia harus bekerja keras.

Stephanie bekerja di salah satu rumah mode terkenal, sebagai junior designer dan bertugas melayani pelanggan VVIP termasuk salah satu rekannya yang bernama Kaylin.

“Hah, banyak omong kamu Stevi. Aku tidak mau tahu ganti gaunku malam ini juga. Seenaknya saja menghilangkan gaun mahalku.”

Stephanie menyesal, kalau saja tadi dirinya tidak dikejar oleh Calvin pasti tidak melakukan kesalahan fatal seperti ini.

“Hem, aku minta waktu pasti ku ganti.” Memutar tubuhnya tapi tangannya di tahan oleh Kaylin.

“Tunggu ... kau mau melunasinya dengan cepat kan? Sekarang ... tolong aku, hantarkan surat ke alamat ini.” Kaylin tersenyum licik dan tertawa puas dalam hati.

“Apa benar hanya mengantarkan ini kesalahanku bisa dimaafkan? Gadis yang aneh, ah tapi sudahlah hari ini aku lelah, mau cepat pulang ke rumah.” Curiga Stephanie dalam hati, tapi menuruti permintaan Kaylin, menuju lokasi tercatat pada sebuah kartu.

**

Stephanie tiba di salah satu gedung dengan tempat hiburan di dalamnya, perlahan ia masuk dan mencari seorang pria pemilik bar untuk menyerahkan surat.

Perasaanya sebagai wanita mengatakan bahwa malam ini tidak baik-baik saja, seolah ada sesuatu yang akan datang padanya, tidak tahu apa itu.

“Stephanie?.”

“Ya benar itu saya. Ada surat untuk Tuan Graham dari Kaylin, ini.” Stephanie menyerahkan surat tetapi mendapat penolakan dari pria bertubuh besar yang memintanya langsung masuk menemui Tuan Jacob Graham.

“Masuk Nona, Tuan Besar menunggu anda.”

“Oke.” Jawab Stephanie yang waspada, dia takut mendapat perlakuan tidak menyenangkan.

Stephanie melirik ruangan gelap, minim cahaya dan dominasi warna merah pada furniturnya.

“Wow, cantik juga. Rupanya ini hadiah yang dikirim oleh Kaylin, mana suratnya?.” Suara seorang pria dewasa yang wajahnya saja tidak bisa dilihat dengan jelas.

Pria bertubuh besar merebut paksa surat dari tangan Stephanie dan menyerahkannya pada Jacob Graham.

“Ini Tuan.”

“Kau, cepat mendekat. Baca surat perjanjian ini baik-baik dengan suara yang keras.” Perintah Jacob, tatapannya begitu tajam pada Stephanie.

“Anda punya mata, kenapa tidak membacanya sendiri?.” Tolak Stephanie, berjalan mendekati pintu. Tapi baru saja meraih handle, suara lantang Jacob membaca surat membuatnya terhenti, seketika tangan Stephanie terkepal ingin melayangkan tinju pada Jacob.

“Kau mendengarnya Nona Stephanie? Bahwa di suratnya ini, Kaylin menyatakan bahwa dirimu yang menjamin hutangnya padaku, lunasi itu dalam waktu satu bulan. Aku tidak mau tahu, teman mu itu sangat merugikan.”

BRAK

Jacob menggebrak meja sangat keras karena Stephanie bergeming, tidak memberi tanggapan apapun.

“Hey, kau harus mendengarnya gadis kecil! Aku mau uangnya dalam waktu dua hari.” Teriak Jacob menggelegar dalam ruangan luas.

“Gila, ini gila, kenapa aku yang harus membayar hutang Kaylin? Aku tidak tahu apapun tentang ini semua.” Pikir Stephanie, jiwa dan raganya ingin membalas semua perlakuan Kaylin.

“Hey, gadis b0d0h, ku tunggu 300 ribu dolar dua hari lagi.” Jacob meninggalkan ruangan tanpa mau mendengar pembelaan Stephanie.

“Apa? Hey Tuan Graham kenapa aku yang harus membayarnya? Tidak mau. Kau tagih saja pada Kaylin.” Tegas Stephanie sangat di rugikan dari semua ini.

Jacob memutar tubuh dan kembali masuk ke ruangan, Stephanie dapat mendengar suara langkah sepatu Jacob yang menyeramkan dan seakan membunuh.

“Kau lihat ini, bukankah ini tandatangan mu? Aku bisa pastikan jika menolak membayarnya, kau masuk penjara karena penipuan.”

BUGH

Stephanie merasa dipermainkan, ia tak segan  menendang perut Jacob sampai tersungkur ke lantai. Bisa-bisa Kaylin menjebak, menyeretnya dalam masalah hutang dalam jumlah besar, dari mana dia mendapatkan uang sebesar itu? Sedangkan masa hukumannya saja enam bulan lagi.

“KALIAN TUNGGU APA LAGI KURUNG DIA.” Seru Jacob pada beberapa anak buahnya.

“S14l4n kamu Kay.” Stephanie berlari sangat cepat, menghindari anak buah Jacob, ia tidak mau mati konyol dan tertangkap begitu saja.

Stephanie tidak tahu lagi harus melarikan diri kemana, akhirnya dia memilih masuk ke dalam salah satu mobil yang tengah terparkir di sana. Membuka perlahan, dan meringkuk di kursi belakang berharap para pria berbadan besar itu tidak menemukannya.

Orang-orang itu sempat berada di sisi badan mobil, hanya perlu waktu dua detik untuk menangkapnya ketika pintu mobil terbuka dan nasib baik masih menanungi Stephanie. Para pria itu menjauh entah kemana.

Diam-diam, wanita ini mencuri dengar apa yang dibicarakan seorang pria di telepon.

“Ya ini aku, apa kau sudah mendapatkan wanita yang diinginkan Tuan Muda? Ingat bukan penggoda, jangan sampai gaji kita di pangkas oleh Tuan karena salah memilih gadisnya. Bagaimana kalau cari sugar baby ? tawarkan imbalan $500 ribu.” Ucap Han.

Stephanie yang mendengarnya langsung berteriak dan mendadak kepalanya berada di sisi Han, yang terkejut setengah mati.

“AKU MAU, AKU SAJA TUAN.”

TBC

Bab 3 - Haruskah Mengubur Harapan

BAB 3

Han terperanjat mendengar suara wanita melengking kuat, menusuk gendang telinga. Diliriknya perempuan yang kini tersenyum tanpa dosa padanya.

“Berapa tadi $500 ribu kan? Aku ... aku bisa menemani Tuan Muda bicara apapun, wawasanku luas. Pasti Tuan Muda tidak menyesal.” Paksa Stephanie yan terjepit keadaan.

Kalau saja tidak dalam masa hukuman, uang sebanyak itu mudah ia dapatkan, menjentikkan jari semua selesai. Oh tapi tunggu tidak semudah itu, dia tetap harus menabung dari uang saku yang diberikan kedua orang tuanya, kecuali ketika ia benar-benar memegang kendali atas bisnis keluarga.

“Nona?” Han menyadari bahwa Stephanie adalah gadis yang berlari membawa kabur jas milik Dylan.

Sontak Han menggelengkan kepala, enggan berurusan dengan mahkluk mengerikan seperti ini. Ia takut akan kembali bermasalah atau bernasib sial. Sekalipun cantik dan terlihat terpelajar, bisa saja hanya topeng belaka.

“Tidak, lebih baik saya mencari gadis dalam bar.” Tolak Han berusaha mengeluarkan Stephanie dari dalam mobil.

“Tidak bisa, aku itu handal. Pertemukan aku dengan Tuanmu. Malam ini juga!”

“Eh ... apa yang kau lakukan? Jangan, aku tidak mau keluar. Hey, atau aku berteriak dan menghubungi polisi.” Gertak Stephanie yang tidak mau tertangkap oleh anak buah Jacob Graham.

“Aku ikut menumpang, janji tidak akan berbuat macam-macam. Cepat jalankan mobilnya.” Anehnya lagi perintah Stephanie ini dituruti oleh Han, dan entah kenapa tujuannya hanya hotel. Membawa gadis arogan ini pada sang Bos.

Gadis aneh, menurut Han. Dia bersedia menjadi sugar baby, tapi sikapnya tidak seperti sugar baby. Sangat galak dan sombong, tidak mungkin juga berasal dari keluarga kaya raya karena terlihat memang memerlukan uang.

Han semula menolak tapi tidak ada salahnya mencoba mempertemukan gadis ini pada Tuannya. Mereka berdua pun masuk kamar hotel.

“Ah kenapa harus di hotel ini, bisa mati aku kalau ketahuan oleh Uncle Ray. Ish lupakan, masalah itu belakangan yang penting bagaimana mendapatkan uang lebih dulu lalu balas dendam pada Kaylin, awas kalian.” Geram Stephanie dalam hati.

Stephanie pun tersadar bahwa kamar hotel ini tepat berada di depan kamar Kaylin dan sugar daddy-nya. Stephanie menunduk malu, ia juga tidak mau nama baiknya rusak, dan berharap pria di dalam ruangan ini tidak meminta lebih selain hanya bertukar kata.

“Tuan, saya mendapatkan gadis yang sesuai keinginan anda.”

“Berikan padanya surat perjanjian dan katakan, uang akan dikirim malam ini juga selama dia memenuhi apa yang menjadi kewajibannya aku akan menambah uangnya menjadi $1 juta dolar.” Ucapan Dylan tidak main-main.

“T-tuan yang benar saja.” Han tidak percaya Tuannya akan menghamburkan uang sebanyak itu hanya untuk seorang gadis.

“Cepat berikan kontraknya dan suruh dia tandatangan.”

Stephanie yang terjepit keadaan menandatangi surat itu tanpa membacanya lebih dulu, dalam hati menggerutu, sedangkan wajahnya berusaha tersenyum pada Asisten Han.

Seketika dia melihat beberapa kalimat dalam kontrak, dimana harus bersedia menemani Dylan kapanpun, dan bersedia disentuh .

“Hey apa-apaan ini? Kau bilang hanya menemani Bos Tua mu itu mengobrol, kenapa jadi bersedia disentuh? Hah aku tidak mau.”

“Tapi anda sudah menandatanganinya, Nona.” Han merebut surat kontrak dan video yang sengaja direkam sebagai tanda bukti lain.

Sontak Dylan memutar kursinya, ia sangat mengenali suara wanita yang telah mencuri hatinya sejak beberapa tahun lalu.

Kedua mata bahkan tidak berkedip beberapa detik, menatap sosok cantik yang selalu membuat hati berdebar itu.

“Dia?” Dylan menunjuk pada Stephanie.

“Benar Tuan, mulai malam ini Nona ... Nona Stephanie akan menjadi teman anda selama satu bulan ke depan.” Han membaca surat kontrak untuk mengetahui nama Stephanie.

“Eh Om, sepertinya kita pernah bertemu ... tapi dimana ya?” gadis ini seolah melupakan apa yang terjadi sore tadi.

Dylan sangat ingin memeluk tubuh yang berdiri dalam kamarnya ini tapi ia tidak mau terbuai begitu saja oleh perasaan, terlebih lagi harus menjaga harga diri di hadapan wanita yang dia sukai, lagipula ini hanya terikat kontrak. Dirinya telah bertekad menjalani hubungan serius bersama Chloe.

“Han, tinggalkan kami berdua, kirim juga bonus untukmu $100 ribu, karena telah membawa gadis yang tepat.” Tatapan Dylan terkunci pada Stephanie.

Perlahan mantan casanova yang pernah sakit hati ini mendekat, memperhatikan penampilan gadisnya, menghidu harum aroma parfum. Tepat sekali wanginya sama seperti pertama kali mereka bertemu, sikapnya masih saja angkuh tapi Dylan beruntung karena Stephanie terikat kontrak dengannya.

“Ok baik, kau duduklah di sana.” Dylan menunjuk sofa dan mengambil wine yang telah dipesannya beberapa menit lalu.

“Apa motivasimu ingin menjadi gadisku? Aku merasa kita selalu ditakdirkan untuk terus bertemu.” Datarnya suara Dylan sembari membuka penutup botol dan menuangkan dalam gelas.

Diliriknya Stephanie, memang berbeda tidak seperti kebanyakan wanita pada umumnya

“Ok. Jadi aku sangat membutuhkan uang anda untuk sesuatu yang yah masalah kecil bagiku tapi berat ku rasakan sekarang –“ Stephanie jujur pada Dylan bahwa ia di jebak oleh temannya dan harus membayar hutang pada Jacob Graham.

“Lalu apa tugasku, Om? Apa sudah mengirim uangnya? Aku harus membayar pada lelaki itu dua hari lagi.” Mengepalkan kedua tangan, duduk gelisah dan sorot kedua matanya tajam menusuk.

“Take it slow, baby ... dan kau jangan panggil aku om, call me daddy.” Dylan menjepit dagu lancip gadisnya.  “Malam ini temani aku minum, itu tugasmu yang pertama.”

Dylan membawa gadisnya duduk di sisi kaca, menikmati pemandangan Kota New York di malam hari.  Terus menatap pada Stephanie, menikmati setiap lekuk keindahan di depannya. Dylan menyesal kenapa ia tidak menunggu sampai hari ini tiba dan malah bertunangan dengan Chloe, jelas-jelas tidak mencintai atau tertarik pada kekasihnya itu.

Sekarang dirinya dipertemukan kembali dengan Stephanie, ingin rasanya bukan hanya memiliki sekadar di atas kontrak tetapi bagaimana Chloe? Dylan mulai terbelenggu dalam perasaannya sendiri, di satu sisi sangat ingin menjalin hubungan serius bersama Stephanie, karena setelah kontrak habis dirinya harus melepaskan gadis ini.

Tapi di sisi lain, tidak bisa terlepas dari Chloe karena wanita itu selalu mengancam bunuh diri ketika tahu Dylan menginginkan perpisahan.

Selain itu desakan dari keluarga Martinez dan Manassero, Tuan Manassero memiliki hutang budi pada Tuan Martinez di masa lalu.

Tentu menjadikan beban Dylan sangat besar, tidak mudah menghadapi Chloe dan penyakit yang dideritanya.

Harapan Dylan pupus sudah untuk memiliki Stephanie seutuhnya, padahal gadisnya ini telah ia tunggu selama lebih dari tiga tahun. Seandainya dulu Dylan lebih berani dan gencar memikat wanita ini, mungkin sekarang telah hidup bahagia dan Tuan Manassero tidak menjodohkannya dengan Chloe Martinez

“Akh Stephanie aku harus apa?” teriak Dylan dalam hati.

...TBC...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!