Me And Yu : Maevino
...[ CERITA INI AKAN SEGERA DIREVISI SETELAH TAMAT ]...
Singapore, 2020.
Semakin hari keadaannya semakin memprihatinkan, terbaring dengan alat bantu medis, tak berdaya di tempat tidur, tak sadarkan diri. Hampir tiga setengah tahun dia seperti ini sejak kajadian itu.
Senantiasa aku jalani menunggu dia terbangun dari komanya. Hidupku seakan ikut terbaring di dalamnya. Dalam tidurku, aku ketakutan sewaktu-waktu dia meninggalkanku selamanya.
Bukan seorang optimis mengharapkan hal yang membuat kekecewaan di masa depan. Bukan pesimis kembali melihat kehidupan di masa lalu. Namun, aku sebagai manusia yang ingin membawa harapan padanya.
Cermin yang ku lihat adanya pantulan diriku yang persis sama denganmu. Aku akan membawa muka mu dalam kehidupanku.
Dan memperbaiki semua apa yang terjadi yang telah kamu lalui dan yang telah kau perjuangkan selama ini untuk kehidupan orang lain.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...3, 5 Years Later...
...•...
...•...
Netherlands, November 2022. 10:21 AM
Seseorang tengah berjalan keluar dari gedung kampus Wageningen University. Sudah dua tahun dirinya bersekolah disini. Setelah lulus SMA nyatanya dia tidak bisa langsung untuk memasuki perkuliahan. Karena terjadi sesuatu yang membuat dirinya menunda untuk melanjutkan sekolah. Dan dimana akhirnya dia sudah berada disini untuk tujuan tertentu.
Orang-orang yang ia kenal menyapaya dan ia membalas sapaan tersebut. Namun dimana ada seseorang yang ia kenali, mereka yang sangat-sangat ia kenal. Teman satu negara, tanah air. Teman saat masih dibangku SMA. Salah satu darinya tidak pernah menyapanya sama sekali. Karena kejadian masa lalu.
"Heii, Zan," sapa dari salah satunya.
Dia adalah Tyo.
Kalian pasti ingat.
Kecuali tidak dengan orang yang tengah membenci ku ini. Karena dia menganggap bahwa aku telah menyakiti sahabatnya, Hanna.
Seperti halnya diriku yang sekarang menyesuaikan dengan sikap kembaranku.
Mereka tidak mengetahuinya.
"Ji mau kemana?" panggil Tyo kepada Aji yang terus berjalan. "Zan, gue duluan. See you."
Meski di antara kami ada jurusan yang berbeda. Kami selalu bertemu seperti ini. Aji pertama kali masuk kampus ini, disusul Tyo dan aku yang sama-sama menundanya karena suatu alasan. Dan aku, Tyo, dalam satu departemen yang sama Business and Management. Satu angkatan.
......................
Aji dan Tyo sudah berada di dalam gedung kampus.
"I didn't expect that Fauzan went to college here too. Bro..."
Tyo terkekeh sendirian. Dia tidak menyangka bahwa mereka akan bertemu lagi dengan Fauzan. Apalagi di tempat yang jauh seperti ini, di Belanda, dan kuliah di universitas yang sama.
Perkataan tersebut membuat Aji sedikit kesal. "Lo udah bilang itu berkali-kali! Kalau lo ngomong lagi, gue--" Dengan mengepalkan tinjuan yang mengarah pada Tyo.
Tyo pun menahannya dengan tangan. "Wait! Wait! Wait!" Tyo menurunkan tangan Aji tersebut. "Calm down, Ji. Tapi, sebagai best friend, gue pengen memberikan perdamaian for you and Fauzan. Why don't you talk about this carefully? Baik-baik lebih enak, kelar dah urusan."
Mulut Tyo terus saja cerocos sembari berjalan ke depan, tanpa merasa menyinggung. "Jangan terus-terusan kayak bocah. Kita ini udah dewasa, udah mahasiswa, bukan anak SMA la.... gi."
Perkataan terkahir sejenak sedikit ragu-ragu saat melihat ternyata orang yang sedang dinasehatinya hilang. "Gini nih, ginih. Kalau orang masih aja larut dalam masa lalu."
...****************...
Orang yang memiliki kembaran ini berada di tengah-tengah kota, berdiam menunggu seseorang yang akan datang padanya.
"Zi, maaf aku telat. Kamu udah lama nunggu?" Seorang gadis lebih muda satu tahun darinya telah tiba menghampirinya.
"Nggak, kok."
Apa kalian kebingungan?
Inilah kehidupan ku sekarang. Aku berpura-pura sebagai adik kembarku, Fauzan. Ketika pertama kalinya aku tiba di sini lalu bertemu dengan Tyo dan Aji. Mereka menganggapku sebagai Fauzan. Meski itu di luar rencanaku. Karena sudah terlanjur seperti itu, aku memutuskan untuk tidak memberitahu identitas ku yang sebenarnya. Aku lah Fauzi yang sesungguhnya.
"Tujuan kita kemana sekarang?" tanyanya.
Dia adalah Ketlyn, anak dari adiknya ibu Si Kembar.
Yang sama-sama sebagai mahasiswa di kampus ini.
Fauzi memberikan kertas berisikan alamat sembari menyebrangi jalan bersamaan. Berjalan menyelusuri rumah ke rumah. Mencari alamat. Alamat yang sama telah kami temukan. Fauzi menekan tombol bel.
Ding Dong
Dan kedua kalinya Fauzi menekan tombol bel, pemilik rumah keluar.
"Hallo."
"Yah hallo."
"I'm sorry to trouble you. May I ask you for awhile please?"
(Maaf telah mengganggu. Bolehkan saya bertanya sebentar?)
"Ja, maar wie ben jij?"
(Yah, tapi siapa kamu?)
Dia bertanya dengan bahasa Belanda. Namun, Fauzi masih bisa mengerti.
"Ah sorry. I'm Fauzi..." Mereka segera berjabat tangan. "Saya di sini sedang mencari alamat seseorang. Dan alamat ini tertuju pada rumah ini. Je kan zien."
Fauzi memperlihatkan kertas yang tertulis alamat rumah.
"Yeah. Right. Dit adres, hier."
(Yah. Benar. Alamat ini, disini)
Fauzi dan Ketlyn tampak senang setelah mendengarnya.
"Can I meet with Miss Diana?"
"Sorry? Diana?"
"Yeah."
"Er is hier geen Diana."
(Tidak ada Diana disini)
"Is het waar? But, alamat ini benar disini."
Harapan memudar mereka memudar kembali.
"Ja, maar er bestaat niet zoiets als Diana in dit huis."
(Ya, tapi tidak ada yang namanya Diana di rumah ini)
"No no no..."
Namun, Fauzi tetap menunjukkan kertas alamat yang menurutnya benar. Fauzi sepertinya memaksakan diri. Katlyn mencoba membawanya pergi.
"Dank u voor de tijd meneer, vergeef mijn vriend."
(Terima kasih atas waktunya Pak, maafkan teman saya)
Untung saja pria itu tidak marah karena sikap Fauzi barusan.
Jarak mereka sudah cukup jauh dari rumah tadi.
"Katlyn...!" Fauzi mencoba melepaskan diri.
Katlyn sudah tidak mampu menahannya.
"Kat, kamu denger sendiri tadi! Dia bilang alamat ini bener," desaknya. Fauzi memaksakan untuk membanarkan pikirkannya tersebut.
"Tapi orang yang kita cari nggak ada disini, Zi. Kamu juga denger, kan?" Katlyn berusaha untuk menyadarkan Fauzi.
Fauzi pun akhirnya cukup tenang. Dia terlihat sedikit putus asa. Sampai saat ini ia belum menemukan keberadaan Diana, ibu dari Hanna.
Gue harus bisa nemuin ibu Hanna. Gue nggak boleh nyerah! Gue harus bisa wujudin impian Fauzan yang belum lengkap sepenuhnya.
...****************...
Universitas Indonesia, Indonesia 03:21 PM
"Hanna."
Panggilnya seseorang.
Hanna memberikan senyuman. Dirinya menghampiri orang yang memanggilnya. Dia membukakan pintu mobil pada Hanna. Membuat Hanna sendiri malu apa yang dilakukannya. Tersenyum kekeh saat diperlakukan seperti halnya tadi.
Mereka sudah berada di dalam mobil. Mobil antik kesayangan Afra.
"Pulang kemana nih?"
"Hei kayaknya lo cocok jadi supir pribadi gue."
"Hahaha... bisah tuh. Gue bakalan digaji nggak nih?"
Kami pun tertawa bersama.
Ternyata kami berdua berada di universitas yang sama. Meskipun jurusan kami berbeda, kami selalu bertemu untuk bermain bersama seperti dulu. Afra berhasil mewujudkan impiannya menjadi Arsitektur. Ralat mengambil jurusan Arsitektur. Dan Hanna sendiri telah menemukan apa yang dia cari sesuai dengan harapannya. Hal yang dia suka tanpa paksaan. Dia adalah seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi.
Dari semua itu. Hanna benar-benar sudah menjadi dirinya sendiri. Dia sudah tidak memerlukan obat dari dokter, psikiater, dan terapi. Dia berjuang melawan semua masalah yang menyangkut dirinya, berjuang keluar dari lubang hitam. Meski begitu dirinya masih mengenang kejadian dimana saat prom night di masa lalu.
Berhentinya di sebuah rumah yang begitu besar dan luas.
"Makasih, Fra. Udah mau nganterin."
Bergegas keluar dari mobil.
Afra tersenyum lalu menyembunyikan klaksonnya. Bim.
"Hati-hati Fra."
Hanna pun langsung memasuki rumah tersebut. Hanna kembali tinggal bersama keluarganya. Sesekali dirinya juga pulang ke rumah yang berada di Bogor. Dan sekarang Hanna dapat hidup dengan harmonis bersama mereka. Ibu tiri yang sudah menerimanya. Ayahnya yang telah mengakui kesalahannya. Dan kakak tiri yang bernama Bella, telah mendapatkan kehidupan baru bersama orang yang dicintai. Mendatangkan anak kecil diantara kami. Hanna telah mendapatkan keponakan darinya.
...🐨🌹🐻...
...Info~...
...Hallo cerita ini merupakan SEASON 2 lanjutan dari cerita "Diary Of A School : Me and Yu" Maka dari itu yang belum membaca SEASON 1 ayoo buruan baca. Sweet 20 ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
HIATUS
Mampir bawa like thor ❤
2021-02-20
1
ajengmustikaaa_
semangat terus thor dalam berkarya 💪
salam dari "sungguh aku mencintainya ! "
mari kita saling mendukung ya 😇🤗
2021-01-28
1
Hastin Faradilla Hlf
aq hadir membawa boomlike dan vote kakak
2020-12-13
1