Berlanjut...
Hanna masih berada di kampus sedang mengerjakan tugasnya bersama dengan Mia.
"Na. Otak gue lagi nggak konek nih. Gue istirahat dulu ya," lontar Mia langsung memainkan handphonenya.
Hanna melepaskan satu earphone nya dan menyindirnya sambil mengetik menatap laptop. "Bilang aja lo mau chatan sama pacar lo itu."
Mia berseri. "Tahu aja sih."
Hanna tidak teralihkan dengan apapun masih terfokus pada tugasnya, membuka lembaran kertas buku kemudian mengetik kembali dan terus diulang. Sampai dimana dia sedikit jenuh. Hanna beristirahat dulu meminum minuman yang ada di meja sini.
"Capek yah? Istirahat dulu aja."
Hanna meletakkan minuman tersebut. "LDR gitu emang enak yah?"
"Hmm .. enggak sih. Tapi yah karena masih mau lanjut pacaran yaudah deh lanjut terus. Sama-sama nggak mau putus."
Hanna mendengarkan namun tidak merespon.
"Lo nanya gitu karena temen lo itu yah? Siapa namanya? Hm Aji kan?" tanya Mia meletakkan handphonenya.
"Udah gue bilang itu temen gue Mia.. temen kecil gue dan itu kakak gue juga."
"Iyahyah deh... Soalnya, anak-anak kan suka nanyain ke gue. Hanna punya cowok nggak? Hanna lagi deket sama cowok nggak? Siapa sih cowok yang ada di Instragram nya? Kenalin gue dong. Dan masih banyak lagi sampai gue pusing," sindir Mia.
Mia sedikit kesal karena selalu di ganggu oleh mereka yang menanyakan Hanna padanya.
Hanna tersenyum mendengarnya. "Yaudah bilang aja Aji itu pacar gue. Selesai."
"Serius yah? Kalau ada yang nanyain lagi gue bakalan bilang kaya gitu."
"Iyah..."
Tak lama ada suara seseorang yang memanggil kami. "Hanna, Mia."
Hanna dan Mia langsung melirik pada sumber suara tersebut. Dan ternyata.
"Ha-llo kak," putus Mia sedikit gugup.
Seseorang yang datang adalah Zeki bersama senior kami yaitu Arnold. Sedangkan Hanna berpura-pura tersenyum padanya karena terpaksa. Dan belum pernah tersenyum dengan ikhlas pada senior tersebut.
Tak ada balasan darinya. Zeki dan Arnold beranjak duduk bersama kami.
"Gue langsung bawa orangnya nih, bang gimana nih?" kata Zeki.
"Sebelum gue mutusin gabung. Gue mau denger dulu rancangan kalian," terang Arnold dengan datarnya.
Baru dateng udah nyebelin banget. Batin Hanna.
"Gue belum nyusun secara detail nya sih tapi...." balas Hanna.
Hanna menjelaskan rancangannya dalam pembuatan film pendek tersebut walaupun rancangan itu belum sepenuhnya tuntas.
...****************...
Di sebuah tempat bernama Aroma cafe. Tempat Afra bekerja. Afra tengah bersiap-siap untuk pergi. Waktu part time nya sudah selesai, dirinya pun harus langsung bergegas ke kampus untuk mengikuti mata kuliah.
"Lang, Gue duluan," pamit Afra sembari melangkah menuju pintu.
Gilang yang tadi masih duduk langsung beranjak dan menyusuli Afra. Afra sudah berada di luar kafe.
"Afra... bareng." Gilang sedikit berteriak untuk memanggilnya.
Mereka pun sudah berjalan bersampingan. Afra tidak menaiki mobil karena mobilnya terparkir di kampus. Kafe dan kampus jaraknya tidak jauh.
"Tabung lo dimana?" tanya Gilang yang menyadari Afra tidak membawa tabung gambar.
"Oh tabung gambar gue ada di mobil," jawab Afra.
"Kirain gue, lo lupa bawa."
...****************...
Kembali dalam perbincangan Hanna dengan senior Arnold tentang perlombaan.
"Oke itu cukup bagus," puji Arnold.
Hanna terkekeh dengan ucapan Arnold itu. Terlihat sok banget.
"Tapi gue saranin anak jalanan di luaran sana lebih baik dan terlihat real daripada kita minta orang yang buat meranin," ujar Arnold. "Sayang duit juga."
"Berarti itu kayak dekomentor?" tanya Hanna.
"Bisa iya bisa juga enggak. Dan juga sekalian kita bantu mereka," sambung Arnold.
Koala ini peduli juga. Dalam hati Hanna.
"Gini...." lanjutnya kembali memperjelaskan apa yang dimaksud dari pemikirannya.
Arnold menjelaskan idenya yang sudah tersampaikan dengan baik pada adik tingkat nya ini sampai 10 menit-nya.
"Ohhhh .." Semua serentak dan mengerti setelah dijelaskan.
"Itu bagus tuh," ucap Zeki.
"Iyah aku juga setuju," sambung Mia.
"Kalau semua setuju gue akan gabung."
"Oke. Aku juga setuju dengan gagasan kakak tadi," sambut Hanna tidak bisa membatah karena gagasan dan idenya dapat diterima dan itu jauh lebih baik.
Hanna mengakuinya. Dirinya langsung menjulurkan tangannya. Arnold yang melihatnya terheran. "Untuk kali ini kita baikkan dulu, Kak."
Arnold tersenyum walaupun tidak selebar senyuman Hanna. Dia pun menerima jabatan tangannya tersebut. "Damai."
"Sementara," gumam Hanna.
Pernah dikatakan sebelumnya bahwa Arnold tersebut adalah senior yang pernah menghukum Hanna saat OSPEK. Dimana itu sangat memalukan bagi Hanna.
Mari kita memundurkan waktu. Flashback On.
Saat pertama ospek Hanna sudah melakukan kesalahan karena keterlambatannya. Hal keterlambatannya saat SMA masih saja ada dalam dirinya sampai sekarang.
Hanna diberikan hukuman untuk memakai alat-alat yang memalukkan di hari pertamanya ospek. Dari kejadian tersebut membuat senior Arnold selalu mengerjai Hanna. Membuat semua mahasiswa Fakultas Komunikasi ini mengenali Hanna dengan julukan Boneka Tuan Arnold. Karena Arnold selalu memanggilnya dengan boneka. Disitulah Hanna menjadi sangat kesal karena julukan yang disebutkan mereka. Kata boneka yang mengartikan orang yang selalu disuruh, diatur dan dipermainkan. Itu adalah kata-kata yang dibencinya. Tidak mau mengingatnya kembali dan mengenang masa-masa sulit dahulu kala.
Setelah selesainya dari ospek. Jika mereka berpapasan maupun bertemu di ruang dosen karena Hanna adalah ketua kelas dan Arnold adalah mahasiswa yang sangat dikagumi oleh para dosen juga bisa dikatakan dia juga asisten dosen. Hanna tidak pernah menyapa, berbicara sedikit pun maupun tersenyum seperti halnya orang lain. Dia pun sama wajah dan sifatnya itu seperti koala tak berekspresi.
Flashback selesai.
Seseorang yang Hanna kenal terlihat berjalan di sana. "Afra .." teriak Hanna selagi masih berjabat tangan dengan Arnold.
Afra mendengarnya dan tersenyum langsung melirik pada tangan Hanna. Hanna yang menyadarinya Afra melihat tangannya pun langsung melepaskan jabatan tersebut dengan kencang.
Arnold sedikit mengerang karena tangannya mengenai meja. "Ah!"
"Gue ngampus dulu," ucap Afra melakukan gerakan mengisyaratkan.
Hanna mengangguk senyum.
Dasar boneka. Dalam hati Arnold melihat Hanna yang acuh tak peduli.
...🐨🌹🐻...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Little Peony
Like like 💕
2020-11-20
1
Aisyah
aku nitip like sampai sisi dulu ya ka, ,🤗❤️ Semangat terus berkarya
2020-11-06
1
Ahmad
ok, siip
2020-08-23
1