Jerat Sang Dosen
Di bus pariwisata yang membawa rombongan mahasiswa pencinta alam itu, terdapat seorang gadis yang sangat riang, bahkan gadis itu yang paling aktif memandu semua mahasiwa untuk bernyanyi sampai bermain tebak gaya. Yoona Navia, 22 tahun. Gadis periang dan sangat disukai semua mahasiswa kampus karena sifatnya yang humble gampang berbaur dan juga ramah.
Yoona mahasiswa yang sudah menjalani 6 semester dan satu tahun lagi ia akan lulus dan mendapatkan gelar sarjananya. Sebenarnya kegiatan tadabur alam ini tidak ada hubunganya dengan kejuruannya, tapi ia ditunjuk langsung oleh rektor untuk memimpin rombongan yang sebenarnya sudah ada seorang Dosen disana.
Tapi entah kenapa dia yang ditunjuk untuk menemani Dosen memandu perjalanan, yang menurut Yoona sangatlah menyebalkan karena Dosen itu sangat tekenal kilernya.
Arthan Mileer, ya itu nama sang Dosen, pria 33 tahun yang sudah menjadi Dosen selama tiga tahun lamanya. Ia tekenal sangat dingin dan bahkan sudah ada beberapa mahasiswa menerima skorsing bahkan harus di drop out karenanya.
Dan itu yang membuat Yoona tidak suka dengan Dosennya. Bahkan crush nya pun ikut menjadi korban Arthan, yang dia sendiri bingung sebabnya apa.
"Haaahh! capek juga," keluh Yoona yang sudah duduk dikursinya dan sialnya malah sebelah tempat duduknya adalah tempat duduk Arthan, Dosen kilernya.
Yoona melirik kesamping dan betapa kesalnya dia karena saat dia duduk, Dosen itu malah menutup hidungnya yang pasti membuat Yoona tesinggung.
Tapi bukanlah Yoona kalau merasa malu, dia malah sengaja mengipas tubuh dengan lembaran kertas yang pastinya membuat aroma tubuh Yoona akan semakin tercium.
"Astaga, saya bisa mati," decih Arthan yang langsung membuka jendela mobil dan mengeluarkan sebagian wajah keluar lalu menghirup udara banyak-banyak.
"Iya Pak, itu lebih baik," cetus Yoona yang mendapatkan pelototan dari Arthan.
"Apa maksud kamu? kamu mendoakan saya mati?!"
"Enggak Pak, enggak sama sekali, Anda terlalu berperasaan," kilah Yoona yang nyatanya memang iya. Yoona tertawa dalam hatinya karena berhasil membuat Dosennya itu mendengus kesal.
Tiga puluh menit berlalu, akhirnya Bus yang mereka tumpangi telah sampai disebuah Vila, Vila yang sangat besar yang sepetinya memang sengaja disewa pengurus untuk menampung para mahasiswa yang ikut berpartisipasi di acara ini.
Yoona turun dari Bus, meregangkan otot-ototnya yang sedikit pegal karena lamanya perjalanan, terlebih lagi dia yang paling aktif selama diperjalanan.
Semua mahasiswa berbaris dengan tertib didepan Vila, satu persatu diminta untuk mengambil satu bola yang ada di akuarium yang saat ini Yoona pegang. Di bola tesebut sudah dituliskan angka, angka yang tertera nomor pintu kamar untuk menghindari rebutan kamar.
Setelah semua masuk ke villa dengan grupnya masing-masing. Para dosen dan asdos juga ikut masuk kekamar yang sudah disediakan dan berbeda dari mahasiswa lain.
Yoona membanting tubuhnya sendiri dikasur dipan yang sangat nyaman itu, walaupun ia mulanya tidak setuju ikut tapi sekarang ia menyesali penolakannya itu, karena memang seseru itu.
Malam pun tiba, para pembina menunda acara daki gunung karena tenyata cuaca hari itu sangat buruk, angin yang disusul hujan besar. Semua peserta bersorak kecewa, mereka sangat tidak sabar ingin lebih mengenal alam secara langsung, menikmati keindahan yang diciptakan oleh sang maha kuasa.
Trap!
Aakkkhhh!
Tiba-tiba lampu padam, para mahasiswa wanita yang memang sedang berkumpul dititik kumpul diruang tengah Vila sontak berteriak. Bimo, Dosen pembimbing meminta semua untuk tenang. Karena memang seharusnya tidak perlu ada yang ditakuti, itu hanya mati lampu yang mungkin saja sebab dari angin yang kencang.
Braakk!
Semua berteriak lagi, dan kali ini karena dahan pohon menimpa atap, yang mungkin saja atap itu akan bocor.
Tiba-tiba seorang pria paru baya datang dengan senter besar ditangannya. berdiri diantara para Dosen seraya berkata, "Maaf Pak Bimo, ada pemadaman listrik karena pohon besar menimpa gardu akibat angin. Kami akan menggunakan genset untuk sementara, uhuk uhuk!"
Arthan yang juga sedang berada di antara para Dosen seketika menjauh karena pengurus Villa itu terbatuk saat bicara. "Maaf Pak, saya sedang tidak sehat, uhuk uhuk!"
Arthan memberikan tanda yang berarti 'Tidak apa'. "Tapi maaf Pak Dosen, kita membutuhkan Solar."
Ucapan pria itu membuat Arthan mendelik kearah Bimo, dan membuat Bimo langsung mengalihkan pandangan kearah lain. Melihat tidak ada tanggapan dari semua Dosen. Pak Ujang, nama pengurus Vila, iapun menghela nafasnya.
"Baik Pak Dosen. Saya yang akan pergi untuk membeli solar," ucap pak Ujang yang sudah berlalu akan pergi.
Namun tiba-tiba Yoona menyela karena memang ia juga sedang berada diantara Dosen. "Kasian pak Ujang, dia sedang sakit, diluar 'kan sedang hujan," celetuk Yoona.
"Kalau begitu kamu saja yang pergi untuk membeli bahan bakarnya!" sambar Athan.
"Kok saya, Pak! yang lain kan ada." Yoona menatap para Dosen dan asdos lainnya.
"Maaf Yoona, kami juga memiliki kerjaan lain, dan sepertinya atap butuh perbaikan."
"Iya benar, dan kami juga harus menjaga mereka."
Semua Dosen menolak kecuali Arthan yang hanya diam dengan memainkan ponselnya, Yoona juga melihat keteman-teman lainnya yang ternyata ada yang sibuk merapikan perabotan karena benar ternyata atap bocor dan membuat banjir diseluruh bagian vila.
Yoona menghela napasnya sebentar lalu berteriak memanggil pak Ujang yang sudah hampir keluar vila. "Pak Ujang! biar saya yang beli!" teriak Yoona memanggil pak Ujang yang tersenyum lega.
Dengan berbekal payung yang diberikan pak Ujang dan arah jalan yang sudah dijelaskan, Yoona memberanikan diri untuk membeli bahan bakar diesel. Ia berjalan membelah lebatnya hujan, tangan kirinya memeluk tubuhnya sendiri karena angin yang kencang serasa menusuk tulang-tulangnya padahal dia sudah memakai jaket juga hoodie yang dia dobel.
Yoona merasa sudah berjalan lumayan jauh, tapi dia tidak sama sekali melihat ada pom bensin yang pak Ujang katakan. Lalu tiba-tiba...
Wuusshhh!
Sebuah mobil bok melintas kencang dan membuat payung yang Yoona pegang terbang, dan dikarenakan angin yang menghembus terlalu kencang, payungnya terbang ketengah jalan raya. Yoona melihat kesisi kiri kanannya, setelah memastikan tidak akan ada kendaraan yang akan melintas, Yoona pun berniat ingin mengambil payung itu.
Tapi sesaat kemudian, Wuuushh! Aaakkhhh!!
Yoona terpental disemak-semak, tapi tubuhnya tidak tersentuh mobil tadi, lantas siapa yang menyelamatkan dia. Saat dia masih syok, suara bariton menyeruak masuk ke cuping telinganya. "Kau bodoh atau apa hah! kenapa malah berlari kejalan raya, kau mau mati!"
Dengan pandangan yang kabur karena tetesan a ir hujan yang membasahi bulu mata, Yoona mengusap matanya dan ternyata orang yang menyelamatkannya adalah Arthan, Dosen kilernya yang juga saat ini tengah mengomelinya.
Merekapun berdiri dan Athar langsung menarik Yoona kesebuah gubuk reot. Meneduh sampai hujan mereda. Dan mereka tidak tahu sudah ada beberapa orang yang tengah mengintai mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Imay Murtita
bus y kk
2023-04-24
0
douglas
toh nanti jdi jodoh
2023-03-13
0
Aditya HP/bunda lia
aku baru mampir ini Thor 🙏 harus berhenti lagi ini bacanya ada kerjaan dulu 😁
2023-03-11
1