Abangku Ayah Anakku
Hujan turun dengan lebatnya, petir menyambar,angin bertiup dengan kencan. Hingga beberapa pepohonan ikut tumbang gara-gara badai malam itu. Alina Ariesta Wirawan berjalan mondar mandir di depan pintu masuk rumahnya, seraya terus memandangi pintu itu.
"Ya Allah… kenapa Mama dan Papa belum pulang juga yah, Abang Fadlan, Fatur sama Adinda juga belum pulang, katanya mereka pergi hanya sebentar saja, tapi sudah jam sebelas malam belum balik-balik, padahal katanya mereka hanya sebentar saja,kan aku takut sendirian di rumah," ketusnya Alina yang ke sana kemari menunggu ketiga saudaranya itu.
Berselang beberapa menit kemudian, Alina memutuskan untuk duduk di salah satu sofa tapi, baru saja hendak duduk pintu rumah itu terbuka lebar. Terlihat tubuh seorang pria yang lumayan tinggi tegap dan jangkung dia adalah Fadlan.
Fadlan Ibrahmi Nabhan Wirawan, pria yang tahun ini berusia 25 tahun yang sudah dijodohkan dengan salah satu rekan sahabat dari kedua orang tuanya yaitu Pak Arsyad Hakim Wirawan dengan Istrinya Bu Atikah Aminah Wirawan.
Alina Ariesta yang melihat kedatangan kakak sulungnya segera berdiri dari duduknya dengan penuh kebahagiaan. Kakak yang selalu melindunginya jika, ada orang yang menggangu atau pun usil padanya.
"Abang Fadlan, untungnya Abang sudah pulang aku takut sendirian," keluhnya Alina Ariesta yang sudah berdiri di depannya Fadlan.
Fadlan yang melihat adiknya itu segera menyunggingkan senyumnya penuh artinya itu.
"Maaf sudah membuat kamu sendirian, Abang kena macet soalnya," ujarnya Fadlan.
Alina Ariesta melihat hampir keseluruhan pakaiannya Fadlan basah kuyup," Abang ganti pakaian sana gih, entar masuk angin lagi jika memakai pakaian yang basah," usulnya Alina.
"Kamu temani Abang yah di dalam kamar, enggak apa-apa kan?" Tanyanya Fadlan yang berharap pada Alina agar permintaannya dipenuhi oleh adiknya itu.
Alina tanpa banyak pikir ia langsung mengiyakan permintaan dari Fadlan kakak sulungnya itu. Mereka kemudian berjalan ke arah dalam kamar tersebut. Kamar tidur yang bernuansa biru itu mendominasi dengan aksen pria yang jelas terlihat dari beberapa dekorasi dan ornament yang menghiasi kamar itu.
Fadlan mengunci rapat pintu kamarnya tanpa sepengetahuan dari adiknya," maaf malam ini adalah waktu yang paling tepat,mumpung mama,papa, Fatur dan Adinda baliknya besok," batinnya Fadlan lalu segera masuk ke dalam kamar mandi.
Alina duduk di atas ranjang kakaknya yang sering ia lakukan jika,dia masuk ke kamar itu.
"Abang akan menikah beberapa bulan lagi, kalau Abang sudah menikah pasti Abang akan pergi dari sini, terus siapa lagi yang akan antar jemput aku kuliah,Abang Fatur sudah mulai sibuk bekerja sedangkan Adinda kami beda kampus tidak mungkin bisa aku andalkan," keluhnya Alina.
Alina sama sekali tidak menyadari kedatangan Fadlan yang sudah selesai mandi. Air di sekujur tubuhnya Fadlan masih ada sebagian yang menetes membasahi wajahnya hingga ke tubuh sispacknya itu.
Hingga Alina yang dipeluk dari belakang oleh kakaknya itu tersentak kaget dengan perlakuan yang dilakukan oleh Fadlan.
"Aahhh!" Teriaknya Alina.
"Maaf Abang sudah buat kamu terkejut, Abang mohon jangan lepaskan tanganku dari tubuhmu, anggap saja ini pelukan terakhir kalinya Abang lakukan," ucapnya Fadlan sendu.
Alina langsung saja menurut dengan apa yang dilakukan oleh abangnya itu," kenapa tiba-tiba ada perasaan aneh yang datang menyentuh relung hatiku, aku sedih mendengar perkataan dari Abang," batinnya Alina Ariesta.
Fadlan masih memeluk tubuh adiknya itu dengan erat, hingga tanpa ragu sedikitpun langsung membaringkan tubuhnya Alina. Apa yang dilakukan oleh Fadlan awalnya ditentang oleh Alina.
"Abang apa yang kamu lakukan!?" Teriaknya Alina yang terkejut dengan sikapnya Fadlan itu.
Fadlan segera memegangi kedua tangannya Alina agar tidak berontak dan melakukan perlawanan apapun.
"Diamlah, Abang harap kamu bisa bekerjasama denganku malam ini, Abang dari sejak kamu SMP Abang sudah menyukaimu, hingga detik ini hanya namamu yang mampu mengisi hatiku bukan perempuan lain," ucapnya Fadlan dengan tatapan mata membunuhnya itu.
Alina yang melihat langsung ke dalam bola matanya Fadlan langsung bergidik ngeri, karena untuk pertama kalinya ia melihat kakaknya seperti itu dan Alina pun sangat terkejut mendengar perkataan dari Fadlan tentang perasaannya padanya.
Alina semakin berusaha untuk meloloskan diri tapie, itu sia-sia saja," Abang kamu adalah kakakku dan aku adikmu ini tidak boleh terjadi Abang, ingat Abang kita ini saudara jadi aku mohon sadarlah dan hentikan semua apa yang Abang ingin lakukan, semua ini sangat salah besar!" Tegasnya Alina Ariesta yang berusaha untuk menyadarkan kakaknya itu.
Fadlan tersenyum smirk mendengar ocehannya Alina hingga ia tertawa terbahak-bahak mendengar perkataannya Alina.
"Hahaha, saudara adik kakak, kalau kamu adik kandungku aku tidak mungkin melakukan hal ini padamu haaa!! Aku sangat mencintaimu Alina Ariesta, aku tidak akan sudi menikah dengan Aprilia Yuswandari, karena hanya kamu yang aku cintai,"
Alina mulai ketakutan, air matanya menetes membasahi pipinya itu, tubuhnya gemetaran ketakutan. Ia pun terkejut mendengar penuturan dari Fadlan yang mengatakan dia bukanlah adik kandungnya.
"Ma… mak-sud-nya Abang a-pa? Aku adikmu Abang ke-na-pa ngomongnya kalau aku ini bukan adik kandungnya Abang?" Tanyanya Alina Ariesta yang shock mendengar kenyataan itu.
"Baiklah, Abang akan menjelaskan padamu rahasia besar yang selama ini Papa dan Mama tutupi dari kalian semua,"
Fadlan pun menjelaskan dengan detail apa yang terjadi sebenarnya di dalam keluarganya. Demi obsesi dari kedua orang tuanya yang menginginkan seorang anak perempuan. Sehingga kedua orang tuanya yaitu, Bu Atikah dan suaminya memutuskan untuk mengadopsi Alina dari panti asuhan ketika baru berusia dua bulan. Sedang Fadlan ketika itu sudah berumur lima tahun, adiknya Fatur baru berusia satu tahun.
Ibu Fatimah sejak melahirkan Fatur tak kunjung hamil lagi. Alina Ariesta Amar Alvin adalah dua bersaudara hanya kakaknya yang berusia dua tahun belum ada yang mengadopsi saudarinya. Alina adalah anak yatim-piatu yang sejak lahir kedua orang tuanya sudah meninggal dunia. Mamanya Alina Ariesta meninggal dunia sehari sesudah melahirkan dengan selamat Alina Ariesta kedunia ini,hal itu sesuai dengan informasi dari pemilik dan pengurus panti asuhan.
Setelah mengangkat Alina jadi putri mereka, kurang lebih tiga tahun kemudian ketika Alina berusia sekitar tiga tahun, ibu Atikah akhirnya hamil dan betapa bahagianya, keluarga kecil itu ketika mengetahui jika, calon anak keempatnya adalah seorang perempuan.
Kehadiran Adinda sama sekali tidak mengurangi rasa kasih sayang kedua orang tuanya terhadap Alina Ariesta, walaupun jelas-jelas bukan anak kandung mereka. Alina sama sekali tidak mendapat kasih sayang yang berbeda dengan anak kandungnya Bu Atikah sehingga detik ini juga.
Air matanya luruh membasahi pipinya Alina, kenyataan yang baru saja ia dengar dari kakaknya itu sungguh membuatnya sedih. Ia tidak menduga jika, kedua orang tuanya yang selama ini begitu tulus menyayanginya dan memberikan kasih sayang yang begitu besar hanyalah orang tua angkat saja.
"Jadi Alina Ariesta apa Abang salah jika, Abang mencintaimu dan ingin memilikimu malam ini seutuhnya?"
Fadlan mulai melancarkan aksinya, sedangkan Alina terus berusaha memberontak sekuat tenaganya.
"A-bang sa-ya mo-hon jangan lakukan ini padaku," rengeknya Alina Ariesta yang masih berusaha untuk menyadarkan Fadlan walaupun keadaannya tidak memakai selembar benang pun lagi yang menutupi tubuhnya itu.
Fadlan sama sekali tidak menggubris permohonan dan rengekan dari Alina. Ia hanya melanjutkan apa yang sudah setengah jalan ia lakukan. Hingga teriakan demi teriakan kesakitan dari Alina Ariesta memenuhi seluruh sudut penjuru kamar pribadinya Fadlan.
"Aahhhh sakit!!" Jeritnya Alina bersamaan dengan semakin mengalirlah air matanya itu.
Mampir baca novel baru aku judulnya "Terpaksa Menjadi Orang ketiga"
give away kecil-kecilan khusus pembaca yang rajin" Caranya hanya baca, Like dan komentar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Dian Kurniasih
seru sepertinya ikut gabung ya
2023-05-16
1
Ria dardiri
mampir juga
2023-04-02
3
Yunita aristya
mampir
2023-03-26
1