Bab. 4

"Kalau seperti itu, Alina Ariesta saja yang mengalah Mama, maafkan Alina Ariesta sudah membuat Mama sedih dan kecewa dengan sikap kami berdua, makasih banyak sudah berikan yang terbaik untuk Alina sehingga bisa berdiri dan berpijak di bumi ini," lirihnya Alina sambil memeluk tubuh ibu Atikah Aminah Wirawan.

Malam semakin larut, burung hantu yang bergelantungan di pepohonan menyemarakkan suasana malam itu yang begitu tenang tapi, seolah menyimpan rahasia misteri yang sungguh besar. Alina menitikberatkan air matanya sebelum menutup pintu kamarnya itu.

Alina berjalan mengendap-endap menuju pintu belakang rumahnya. Pintu belakang kadang kala tidak terkunci rapat karena, tempat keluar masuk security pihak keamanan rumahnya. Alina Ariesta bisa bernafas lega setelah sudah sampai di pagar rumahnya yang kebetulan terbuka sedikit karena baru saja Fatur pulang dari rumah temannya itu.

"Selamat tinggal Abang Fadlan, Mama dan papa, maafkan Alina Ariesta ini jalan yang paling terbaik untuk kita semua, semoga kepergian Alina buat kalian bahagia," gumamnya Alina Ariesta yang berjalan tergesa-gesa meninggalkan rumahnya yang telah membesarkannya selama ini dan penuh kenangan itu.

Air matanya semakin mengalir deras membasahi pipinya sambil berjalan ke arah berlawanan dengan rumahnya.

Alina kembali teringat dengan perkataan sekaligus permintaan dari mamanya itu sambil bersujud di kakinya Alina anak angkatnya.

"Alina Ariesta apa Mama boleh meminta padamu, tolong pergilah dari rumah untuk sementara waktu, setelah anakmu lahir ke dunia ini barulah kamu kembali ke rumah ini, Mama tidak ingin gara-gara kehamilanmu Fadlan membatalkan pernikahannya dengan Aprilia Sherlyana Yuswandari," mohonnya ibu Atikah di hadapan putri angkatnya itu.

Alina semakin mengeraskan suara tangisannya tetapi,ia berusaha meredam suaranya dengan menutup mulutnya itu, hingga hanya tersisa suara isakan saja yang mampu terdengar.

"Mama, please jangan seperti ini, Alina akan sangat berdosa dan bersalah jika Mama harus bersimpuh di depanku, insha Allah… saya akan pergi menjauh dari kehidupannya Abang Fadlan, saya janji tidak akan menjadi penghalang dan pengacau dari pernikahannya Abang,"

imbuhnya Alina Ariesta yang memeluk tubuh mamanya itu.

Alina terisak-isak dalam dekapan hangat pelukannya Bu Atikah. Mereka saling menguatkan satu dengan yang lainnya. Alina membantu Bu Atikah Aminah untuk menyeka air matanya itu.

"Sayang ini ada uang sedikit untuk biaya kamu hingga melahirkan, jika kelak engkau butuh sesuatu maka jangan segan-segan untuk menghubungi Mama, kamu hafal kan nomor hpnya Mama,tapi satu hal yang Mama minta jangan sekali-kali mengatakan kepada siapapun jika, mama yang menyuruhmu pergi dari sini," tuturnya Bu Atikah Aminah.

Alina meraih sebuah buku tabungan yang di dalamnya berisi sejumlah uang yang cukup banyak. Buku rekening itu atas namanya sendiri.

"Makasih banyak Ma, maafkan atas kesalahan besar Alina ini, Alina janji akan menepati janjiku jika,kelak bukan Mama yang datang menjemput Alina dengan anakku saya tidak akan pernah pulang ke rumah ini," ucapnya Alina dengan penuh keyakinan.

Nyonya Atikah memeluk tubuh anak angkatnya itu," maafkan Mama Nak, mungkin ini terdengar cukup egois dan mementingkan perusahaannya Papa, tapi apalah daya Mama tidak sanggup untuk menentang keputusan yang sudah kami sepakati," batinnya Bu Atikah malam itu sebelum meninggalkan kamarnya Alina Ariesta.

Alina segera mengemasi pakaiannya itu ke dalam kopernya, setelah mamanya pergi. Ia juga memasukkan beberapa berkas penting seperti ijazahnya sma nya dan juga buku rekening bank dari mamanya itu. Hanya sedikit pakaian yang ia bawa, karena tidak mungkin ransel bisa memuat banyak pakaian serta satu koper kecil saja.

"Abang maafkan Alina yang harus pergi jauh dari kehidupannya Abang dan mengingkari janji kita yang kita sudah ikrarkan selama ini, Alina hanya berharap semoga abang dengan Mbak Aprilia Sherlyana Yuswandari bahagia hingga jadi kakek nenek, saya tidak marah," gumamnya Alina

Alina sesekali menatap ke arah rumah kedua orang tua angkatnya itu, "Aku tidak mungkin membuat keluargaku harus menderita demi saya dan calon anakku, apa yang dikatakan mama memang benar adanya aku tidak boleh egois untuk menuntut menikah dengan Abang Fadlan sedangkan Abang sudah bertunangan dengan Aprilia Yuswandari," gumamnya Alina Ariesta Wirawan.

Alina Ariesta berjalan terus hingga tak sadar, jika langkahnya menuntunnya ke suatu tempat. Alina menatap sebuah rumah yang lumayan besar, megah dan tinggi berdiri kokoh di hadapannya itu. Alina Ariesta mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah itu. Untungnya jalan yang dipilihnya itu, adalah jalan yang cukup aman dari tindakan-tindakan kriminalitas sehingga ia cukup aman.

Alina tersenyum melihat sebuah kertas yang bertuliskan sedang mencari pelayan yang bisa bekerja di rumah tersebut.

"Syukur Alhamdulillah, semoga saja saya bisa diterima bekerja di rumah ini walaupun hanya ijazah sma saja," gumaman Alina Ariesta yang berjalan ke arah ujung pagar tinggi itu karena baru sekitar jam 6 pagi.

Alina duduk sambil bersandar di dinding tembok rumah tersebut untuk mengistirahatkan tubuhnya karena, kelelahan hingga kelopak matanya terpejam. Baru sekitar satu jam tubuhnya dan pikirannya Alina beristirahat,ia tersentak terkejut mendengar suara klakson mobil yang cukup besar itu.

Alina melindungi matanya dari cahaya lampu sorot mobil yang menyilaukan kornea matanya dengan menggunakan kedua tangannya itu. Pengemudi mobil itu segera keluar dari dalam mobilnya.

Pria itu berdiri di depannya Alina, "Maaf saya tidak ingin melihat ada seorang pengemis di sekitar rumahku," sarkasnya pria itu.

Alina segera berdiri dari posisi duduknya itu," maaf Pak saya bukan pengemis, saya kesini karena membaca kertas yang tertempel di sana," jawabnya Alina Ariesta sambil menunjuk ke arah kertas tersebut.

Mata pria itu terbelalak saking kagetnya melihat tulisan tersebut, ia marah dengan kesal dengan kertas tersebut karena, setahunya papi dan maminya akan mencari asisten rumah tangganya.

"Jadi gimana Pak,apa saya bisa mendaftarkan diri untuk jadi art?" Tanyanya Alina penuh harap.

Pria itu tanpa sepatah kata langsung menarik tangannya Alina Ariesta ke dalam mobilnya.

"Masuk! aku akan mengantar kamu bertemu dengan kepala pelayan di rumahku," perintahnya.

Alina segera masuk ke dalam mobil itu dan duduk dengan tenang di kursi belakang. Alina memperhatikan rumah itu yang cukup besar dengan dikelilingi beberapa taman kecil di sepanjang jalan yang dilaluinya dengan ditumbuhi beberapa bunga yang cantik dan indah.

Mereka turun setelah mesin mobil itu berhenti," ayo masuk ikut bersamaku,"

"Baik Tuan,"

"Rumahnya besar, tidak kalah dengan rumahnya Mama," cicitnya Alina.

"Pak Damian Marley!" Teriaknya pria yang bersama dengan Alina.

Pria paruh baya yang dipanggil dengan Pak Damian itu berjalan tergesa-gesa ke arah Alina.

"Berikan tugas yang cocok untuk perempuan ini, satu hal lagi Pak Damian, siapa yang menempel kertas di depan pagar rumah dengan tulisan kita sedang mencari asisten rumah tangga yang baru?" Tanyanya.

"Maaf Pak itu permintaan Nenek Sandra yang menginginkan pengasuh baru karena, tadi pengasuh lamanya Nyonya Tua minta berhenti bekerja karena, akan menikah dengan kekasihnya," jelas pak Damian.

"Kalau gitu,antar dia bertemu dengan Nenek semoga saja Nenek menyukainya jadi, kita tidak perlu repot-repot lagi mencari penggantinya, tapi kenapa meski memasang pengumuman segala, gimana kalau ada orang yang jahat yang memanfaatkan kesempatan tersebut, cepat panggil seseorang untuk segera mencabut kertas itu," pintanya pria tersebut.

"Siap Tuan Muda Farhan," ucapnya Pak Damian.

Alina Ariesta segera dibawah ke dalam kamar Bu Sandra neneknya Farhan. Alina Ariesta berjalan dengan perasaan yang was-was takut jika dia tidak diterima di tempat itu. Menurutnya rumah itu yang cukup aman untuk dirinya bersembunyi dari kejaran Fadlan.

Sedangkan di tempat lain, tepatnya di rumah kediaman Pak Arsyad Hakim Wirawan. Rumah itu heboh dengan teriakannya Fadlan Ibrahmi Nabhan.

"Alina Ariesta, kamu dimana?" Teriaknya Fadlan setelah mengetahui jika Alina kabur dari rumahnya itu.

Bu Atikah Aminah yang mendengar teriakannya Fadhlan anak sulungnya itu segera berjalan ke arahnya.

"Fadlan apa yang terjadi padamu Nak, kenapa meski harus berteriak-teriak segala?"

Adinda Agustin dengan Fatur Arfat kedua adiknya juga terkejut mendengar kehebohan yang diciptakan oleh kakaknya tersebut.

"Apa yang terjadi di sini, kenapa Abang harus teriak-teriak segala?" Tanyanya Fatur.

"Alina tidak ada di dalam kamarnya," jawab Fadlan dengan mulai tersulut emosinya itu.

"Mungkin Mbak Alina sudah berangkat ke kampusnya Abang," imbuhnya Adinda Agustin.

"Apa kamu bilang? Yang benar saja mana ada orang berangkat ke kampus padahal baru jam enam pagi, lagian beberapa pakaiannya Alina sudah tidak ada di dalam lemarinya,apa itu yang dinamakan pergi kuliah haa!!' bentaknya Fadlan dengan sanggahanya.

"Nak, tenangkan dirimu Ingat besok adalah hari pernikahanmu dengan Aprilia Sherlyana Yuswandari, jadi Mama mohon tenanglah, insya Allah… Alina Ariesta akan kembali kok," bujuknya Ibu Atikah sambil memegang lengannya Fadlan anak sulungnya itu.

Fadlan menatap tajam ke arah mamanya itu," saya yakin jika kepergian Alina pasti ada hubungannya dengan Mama,"

"Abang,apa maksud perkataan dari Abang mana mungkin Mama menyuruh pergi anaknya sendiri dari sini, jadi please jangan ngaco dengan menuduh Mama yang tidak-tidak," tukasnya Fatur.

"Cukup! Kamu diam saja kamu tidak tahu apa yang terjadi di dalam rumah kita ini, kalian semua harus tahu jika pria yang menghamili Alina adalah…,"

Terpopuler

Comments

Dian Kurniasih

Dian Kurniasih

kasihan Alana😭😭😭😭

2023-05-16

0

Nayla Ujji ...

Nayla Ujji ...

saya.. mampir Thor.
dah like & subscribe

2023-04-07

1

Tarisa Aufa

Tarisa Aufa

Thor jangan pakai nama panjang...terlalu bertele tele...mending Alina aja gitu

2023-04-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!