Bab. 5

"Stop! Fadlan Mama mohon jangan kau lanjutkan kata-katamu lagi, please!" Mohon Bu Atikah.

Beberapa asisten rumah tangganya segera berdatangan ke arah sumber suara tersebut. Pagi itu rumah mereka cukup heboh dengan pertengkaran dan perdebatan mengenai kepergian Alina Ariesta yang tiba-tiba itu mengingat besok adalah hari akad nikahnya anak sulung di dalam keluarga besar Wirawan.

"Kenapa Mama seakan-akan menghalangi Abang untuk melanjutkan perkataannya itu, apa yang kalian sembunyikan dari Papa?" Pak Arsyad tiba-tiba muncul di tempat itu.

"Saya adalah pria brengsek yang telah menghamili Alina Ariesta yang tidak berani bertanggung jawab atas perbuatanku itu," lirihnya Fadlan.

Penuturan dari Fadlan membuat semua orang sangat terkejut dan shock mendengar kenyataan itu.

"Abang! Apa kamu sadar dengan apa yang telah kamu lakukan, ingat bang Alina itu adik kandung kita, Abang kenapa tega sekali melakukan hal keji dan tidak bermoral seperti itu!" Geramnya Fatur.

Fadhlan tanpa aba-aba langsung tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan dari mulut adiknya itu," adik… Alina bukan lah darah dagingnya Tuan Besar Arsyad Hakim Wirawan dengan Nyonya besar Atikah Aminah," tegasnya Fadlan.

Fakta yang baru terungkap itu semakin memukul telat beberapa orang yang berada di dalam ruangan itu. Mereka saling berpandangan satu sama lainnya dengan raut wajahnya yang kebingungan dan shock.

Suasana dalam rumah keluarga besar Wirawan pagi itu dibuat geger dengan teriakan dari Fadlan yang mencari keberadaan dari adik angkat sekaligus kekasihnya yang tidak berada di dalam kamarnya. Kamar itu seolah sudah tidak berpenghuni, dengan kondisi kamar dan lemarinya banyak barang-barang penting yang sudah tidak berada d tempatnya semula.

"Semoga saja pernikahannya Abang dengan Aprilia Sherlyana Yuswandari gagal, saya yakin dengan kejadiannya ini pasti papa dan Mama mempertimbangkan kehamilannya Alina, ini kesempatan besar untukku bersama dengan Aprilia," batinnya Fatur Arfat.

Pak Arsyad Hakim Wirawan terkejutnya mendengar perkataan dari putra sulungnya itu," apa sebenarnya yang terjadi disini, kenapa kalian sama sekali tidak pernah berterus terang kepada Papa tentang hubungan kalian, kalau seperti ini tidak mungkin Papa batalkan pernikahanmu," tegasnya Pak Arsyad Hakim yang kebingungan dengan situasi yang terjadi di dalam keluarganya itu.

"Kalau seperti itu keputusan papa dan Mama, baiklah saya akan pergi dari sini dan tidak akan pernah pulang sebelum bertemu dan membawa pulang Alina Ariesta!" Ancamnya Fadlan Ibrahmi Nabhan yang sekedar berlari ke arah pintu keluar rumahnya.

"Fadlan tunggu, jangan pergi Nak! Ingat besok hari pernikahanmu Mama mohon kembalilah!" Teriaknya Bu Atikah Aminah yang berlari mengejar anak pertamanya itu.

Fatur Arfat, Adinda Agustin Wirawan ikut mengejar kakak sulungnya itu. Sedangkan pak Arsyad terduduk di atas sofa ruang tamu rumahnya. Ia meneteskan air matanya saking bingungnya dengan permasalahan dan kemelut yang menimpa ke-dua anaknya itu.

Alina Ariesta memang bukanlah anaknya darah dagingnya sendiri,tapi baru berusia dua bulan anak itu sudah berada di dalam genggaman tangannya dalam pangkuan dan gendongannya hingga anak itu tumbuh dewasa. Kasih sayang yang ia berikan begitu tulus menyayangi Alina Ariesta.

Sejak kehadiran Alina Ariesta di dalam keluarganya, seolah sebagai pelecut semangatnya untuk bekerja dan membangun bisnisnya hingga besar dan semakin maju hingga seperti sekarang ini sejak kehadiran baby Alina Ariesta.

"Maafkan papa Nak yang sama sekali tidak berdaya dengan pilihan yang sangat sulit ini," gumamnya Pak Arsyad Hakim.

Bibi Sumi dan Bi Siti saling bertatapan satu dengan lainnya mereka tidak menyangka jika, pernikahan yang digadang-gadang akan berakhir dengan mewah, meriah dan megahnya harus menghadapi cobaan yang begitu pelik.

Fadlan segera melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, karena ia tidak ingin ada orang yang mengejar dan menghentikan langkahnya itu.

"Saya tidak mungkin bisa hidup tanpa dirimu Alina Ariesta, Abang mohon kembalilah sayang, kamu itu sedang hamil calon anak kita," gumamnya Fadlan.

Fatur, security mang Dimang pun serta tukang kebunnya Pak Deni segera berlari mengikuti langkahnya Fatur. Hingga suara hantaman benda keras yang menimbulkan bunyi dentuman yang cukup bising membuat mereka berhenti seketika itu.

Bruk!!! Prang!!!

"Aaahhh!!" Jeritnya Fadlan yang sudah terlempar dari atas sepeda motornya itu.

"Tidak! Putraku!" Teriak Bu Atikah Aminah yang melihat langsung di depan mata kepalanya anaknya bertabrakan dengan truk dari arah lain.

Tubuhnya Fadhlan terpental beberapa meter dari motornya yang sudah terbalik itu dengan mesin motornya yang masih menyala.

"Abang Fadlan!" Pekiknya Adinda Agustin.

"Tuan Muda, ayo cepat tolong Den Fadlan," pintanya Mang Deni yang semakin menambah kecepatan laju larinya itu.

"Mang Siamang cepatlah ambil mobil bawa ke sini!" Perintahnya Fatur seraya memangku tubuhnya Fadlan.

Sedangkan pak Deni segera menangani supir truk tersebut agar tidak kabur dari tempat kejadian kecelakaan maut tersebut. Darah segar mengucur dari kaki dan kepalanya Fadlan.

"Abang sadarlah, kami akan segera membawamu ke rumah sakit," imbuhnya Fatur yang sangat terpukul melihat kondisi dari kakaknya itu.

Pak Arsyad yang mengetahui kabar itu segera melarikan mobil ke tempat kejadian. Ia awalnya berniat untuk menyetir tapi, segera dicegah oleh Pak Dimang.

"Tuan besar duduk tenang saja, biarkan saya yang menyetir mobilnya," imbuhnya Pak Dimang.

Pak Arsyad segera membuka pintu mobilnya lalu berlari ke arah Fadlan.

"Fadlan ini Papa sadarlah Nak,"

"Maafkanlah Mama Nak semua ini gara-gara Mama," ratapnya Bu Atikah Aminah yang sangat sedih melihat kondisi dari anaknya sendiri.

"Ali-na Aries-ta," lirihnya Fadhlan sebelum menutup kedua matanya itu.

"Tidak, cepat bawa ke rumah sakit sebelum terlambat," perintahnya Pak Arsyad.

Mereka segera membawa Fadlan ke rumah sakit, tangis sedih terdengar begitu memilukan dari mereka yang berada di dalam mobil. Perawat yang melihat kedatangan rombongan itu segera bersedia mendorong bangkar rumah sakit ke arahnya Pak Arsyad.

"Tolong selamatkan putraku," pinta Bu Atikah Aminah yang masih menangis tersedu-sedu melihat anak kebanggaannya itu harus terbaring lemah dengan bersimbah darah di hampir seluruh tubuhnya itu.

Seorang perawat segera menghalau dan menghalangi jalannya ni Atikah dengan lainnya yang berniat untuk ikut kedalam ruangan unit gawat darurat ugd, "Baik Bu kami akan berusaha memberikan yang terbaik untuk putra ibu, tapi kami harap Ibu tenang dan jangan ganggu aktifitasnya tim tenaga medis kami agar pekerjaan kami tidak terhambat dan terganggu," imbuhnya suster itu.

Fatur Arfat memeluk tubuh Mamanya itu," Mama serahkan semuanya pada dokter dan perawat, insya Allah… kakak akan baik-baik saja," ujarnya Fatur Arfat.

"Ini semua salahnya Mama Nak yang tidak merestui hubungan mereka, bukan salah abangmu dan juga Alina Ariesta puterinya Mama, semoga saja kau baik-baik saja di manapun kamu berada," lirihnya Nyonya Atikah Aminah.

Terpopuler

Comments

Ida

Ida

ternyata Fatur suka'Aprilia to🤔

2023-08-15

0

Dian Kurniasih

Dian Kurniasih

😭😭😭😭

2023-05-16

0

Nayla Ujji ...

Nayla Ujji ...

InshaAllah.. saya mpir.. Thor

ke cerita.. Suami ...

2023-04-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!